Beberapa menit sebelumnya.
Charles dan Chloe terlihat sedang berlari menyusuri jalan yang sedang mereka lalui saat ini.
"Kira-kira jalan ini akan membawa kita kemana, kak ?," tanya Chloe.
"Entahlah, aku tidak tahu jalan ini akan membawa kita kemana. Karena saat ini wilayah akademi sudah berubah menjadi seperti sebuah labirin, sulit untuk mengetahui suatu jalan yang kita lalui akan membawa kita kemana. Alasannya karena bentuk jalan di labirin ini tidak menentu, kadang jalan yang kita lalui itu adalah jalan yang lurus, tetapi tiba-tiba jalan itu berubah menjadi berbelok-belok. Maka dari itu, sulit untuk mengetahui secara pasti jalan yang akan kita lalui ini akan membawa kemana. Untuk sekarang, lebih baik kita terus menyusuri jalan-jalan yang ada di labirin ini. Siapa tahu nanti kita akan menemukan orang yang kita kenal di jalan yang kita susuri," ucap Charles.
"Iya, kamu ada benarnya, kak," ucap Chloe.
Charles dan Chloe terus menyusuri jalan yang sedang mereka lalui saat ini. Beberapa saat kemudian, ketika mereka sedang menyusuri jalan itu, mereka mendengar ada suara seperti suara benturan dan suara senjata yang saling beradu.
"Apa kamu mendengar itu, Chloe ? Sepertinya ada yang sedang bertarung," ucap Charles.
"Iya, aku juga mendengarnya. Sepertinya itu berasal dari ujung jalan ini," ucap Chloe.
"Ayo kita percepat langkah kita, mungkin yang sedang bertarung itu adalah para murid atau prajurit lainnya yang sedang bertarung dengan para iblis yang menyerang akademi ini," ucap Charles.
"Baik," ucap Chloe.
Charles dan Chloe pun mulai mempercepat langkah mereka. Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di suatu tempat yang ada di ujung jalan yang mereka lalui. Setelah sampai di ruangan itu, mereka melihat Rid yang baru saja telah menghempaskan pedang yang dipegang oleh Raja Albert. Setelah menghempaskan pedang milik Raja Albert, Rid langsung menebas leher Raja Albert. Tebasan itu membuat kepala Raja Albert langsung terpisah dari tubuhnya. Charles dan Chloe yang melihat hal itu pun terlihat sangat terkejut. Mereka berdua bahkan tidak bisa berkata-kata.
Setelah itu, kepala Raja Albert yang melayang di udara dan tubuh Raja Albert yang sudah tidak memiliki kepala mulai jatuh dan terbaring di tanah. Kemudian, Rid terlihat sedang melihat ke arah tubuh Raja Albert yang sudah terbaring di tanah. Lalu setelah itu, Rid mulai menoleh ke arah Charles dan Chloe. Chloe yang awalnya terdiam, mulai menanyakan sesuatu kepada Rid dengan ekspresi wajah yang masih sangat terkejut.
"R-Rid, A-apa yang baru saja telah kamu lakukan ?!," tanya Chloe.
Sementara itu, aku saat ini sedikit terkejut melihat Charles dan Chloe yang ada di salah satu jalan penghubung di tempat ini. Aku memang sudah merasakan keberadaan mereka, tetapi aku masih sedikit terkejut ketika melihat mereka secara langsung.
"Charles....Chloe...," ucapku.
"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku, Rid ? Aku tanya apa yang baru saja telah kamu lakukan ?!" tanya Chloe dengan suara yang sedikit keras.
Aku pun terdiam setelah mendengar pertanyaan Chloe. Tidak lama kemudian, aku mulai menundukkan kepalaku dan langsung menjawab pertanyaan Chloe.
"Aku minta maaf, aku baru saja telah membunuh ayah kalian," ucapku.
*Hiks *Hiks *Hiks
Setelah itu, aku mendengar suara perempuan yang sedang menangis. Suara itu pastinya berasal dari Chloe karena hanya Chloe lah satu-satunya perempuan di tempat ini.
"Maaf, kamu bilang ?! Setelah membunuh ayah kami berdua, kamu dengan mudahnya langsung meminta maaf kepada kami ?! Apa menurutmu dengan kamu meminta maaf akan bisa menghidupkan ayah kami kembali ?! Jawab aku, Rid ?!," tanya Chloe.
Aku hanya terdiam sambil tetap menundukkan kepalaku.
"Sudah lebih dari 2 tahun keberadaan ayah kami berdua tidak diketahui setelah beliau menghilang dari istana. Kami terus menanti adanya kabar tentang ayah kami. Dan kini, kami telah menemukan ayah kami kembali setelah 2 tahun keberadaannya tidak diketahui. Tetapi, kenapa kamu langsung membunuh ayah kami tepat dihadapan kami disaat kami baru menemukan ayah kami, Rid ?! Kami berdua bahkan belum sempat untuk berbicara dengan beliau. Teganya kamu melakukan ini, Rid!. Sebelumnya aku sangat menghormati dan mengagumimu, tetapi sekarang aku sangat kecewa kepadamu. Kamu harus membayar perbuatanmu ini!," ucap Chloe.
Aku tetap terdiam setelah mendengar perkataan Chloe. Namun, kini aku tidak lagi menundukkan kepalaku dan memutuskan untuk menatap Chloe dan Charles. Saat menatap Charles dan Chloe, aku melihat Chloe sedang memegang busur panahnya dan sedang bersiap untuk menembakkan anak panah yang terbuat dari sihir api dari busur panahnya itu. Chloe berniat untuk menembakkan panah api itu ke arahku. Aku tidak terkejut saat melihat Chloe yang melakukan hal itu karena menurutku apa yang sedang Chloe lakukan itu wajar. Chloe ingin membunuhku karena telah membunuh ayahnya.
"Sekali lagi, aku minta maaf, Chloe. Sebagai permintaan maafku, jika kamu mau menembakku dengan panah apimu itu, tembak saja, Chloe. Aku tidak akan menghindari tembakan panahmu itu," ucapku.
"Baguslah kalau begitu. Sekarang kamu diamlah dan biarkan aku menembakmu, Rid!," ucap Chloe.
Air mata terlihat menetes deras dari kedua mata Chloe saat Chloe sedang bersiap untuk menembakkan panahnya itu.
"Selamat tinggal, Rid," ucap Chloe.
Setelah itu, Chloe langsung menembakkan anak panahnya itu ke arahku. Aku hanya diam saja melihat anak panah itu sedang mengarah kepadaku. Aku tidak berusaha untuk menghindari atau menahan tembakan anak panah itu. Aku benar-benar berniat untuk menerima tembakan anak panah itu. Namun, sebelum tembakan anak panah itu mengenaiku, sebuah tebasan air tiba-tiba melesat ke anak panah itu dan langsung menghancurkan anak panah itu. Aku sedikit terkejut melihat hal itu, begitupun juga dengan Chloe. Chloe kemudian langsung menoleh ke belakang, tepatnya ke orang yang melancarkan tebasan air itu. Orang yang melancarkan tebasan air itu adalah Charles. Setelah melancarkan tebasan air itu, Charles kembali menaruh pedangnya di pinggangnya.
"Apa yang kamu lakukan, kakak ? Kenapa kamu menghancurkan anak panah yang ku tembakkan ke arah, Rid ?," tanya Chloe.
"Jika aku tidak menghancurkan anak panah itu, anak panah itu akan mengenai Rid dan mungkin akan membunuhnya. Apa kamu benar-benar ingin membunuh Rid ?," tanya Charles.
Chloe pun terdiam setelah mendengar perkataan Charles. Dia terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan Charles. Lalu tidak lama kemudian, Chloe mulai menjawab pertanyaan Charles.
"Iya, itu benar. Lagipula Rid telah membunuh ayahanda kita, kakak. Kita berdua telah melihat dengan mata kepala kita sendiri kalau Rid lah yang telah membunuh ayahanda. Jika ibunda melihat hal ini, pastinya ibunda juga akan langsung membunuh Rid," ucap Charles.
"Tenangkan dirimu, Chloe. Ibunda tidak mungkin asal membunuh orang, apalagi orang yang tidak bersalah," ucap Charles.
"Iya, itu memang benar, tetapi untuk kasus ini, sudah jelas kalau Rid telah bersalah karena telah membunuh ayahanda kita!!," ucap Chloe.
"Memang kita berdua telah melihat Rid yang telah membunuh ayahanda, tetapi Rid pastinya punya alasan kenapa dia harus membunuh ayahanda. Kita berdua sudah kenal cukup lama dengan Rid karena kita sudah bersama dengan Rid saat ujian masuk untuk menjadi murid akademi. Seharusnya kamu tahu kalau Rid tidak mungkin membunuh seseorang tanpa suatu alasan. Jangankan membunuh, Rid juga tidak mungkin menyerang seseorang tanpa alasan tertentu," ucap Charles.
Chloe pun terdiam setelah mendengar perkataan Charles.
"Aku tahu kamu sangat terkejut ketika melihat Rid yang telah membunuh ayahanda. Kamu pun marah kepada Rid karena hal itu dan kamu langsung berniat untuk membunuh Rid tanpa pikir panjang. Untuk sekarang, kamu tenangkan diri kamu terlebih dahulu. Aku akan menanyakan Rid tentang alasan dia membunuh ayahanda," ucap Charles.
"....Baiklah," ucap Chloe.
Chloe lalu menaruh kembali busur panahnya di punggungnya. Sementara, Charles saat ini sedang berjalan untuk menghampiriku.
"Rid....," ucap Charles.
"Charles, aku tidak menyangka kalau kamu akan menghentikan Chloe yang sedang berusaha untuk membunuhku," ucapku.
"Ah itu, aku hanya berpikir kalau apa yang dilakukan Chloe sebelumnya adalah tindakan yang salah. Chloe melakukan tindakan itu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, karena itu aku memilih untuk menghentikannya. Lagipula, aku belum mendengar penjelasan darimu tentang kenapa kamu membunuh ayahanda kami. Sejak tadi aku hanya mendengar permintaan maaf saja darimu," ucap Charles.
"Begitu ya, kamu saat ini benar-benar sudah berubah ya, Charles. Kamu bisa memikirkan tentang tindakan apa yang harus kamu ambil setelah kamu melihat ayahmu telah dibunuh di hadapanmu. Menurutku, apa yang dilakukan Chloe saat itu tidak sepenuhnya salah. Jika aku berada di posisi yang sama dengan Chloe, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Chloe," ucapku.
"Kamu tidak perlu untuk memujiku, Rid. Jadi, apa alasan yang membuatmu memutuskan untuk membunuh ayahanda kami ?," tanya Charles.
"Jika aku mengatakan alasannya kepadamu, apakah kamu akan percaya dengan semua ucapanku ?," tanyaku.
"Aku akan mempercayai semua ucapanmu," ucap Charles.
"Baiklah, kalau begitu aku akan memberitahumu alasannya. Alasan kenapa aku memutuskan untuk membunuh ayahmu adalah karena ayahmu berusaha untuk menyerang dan membunuhku. Tidak hanya ayahmu saja, komandan Marshall dan senior Florian juga ikut untuk menyerang dan membunuhku," ucapku sambil menoleh ke arah komandan Marshall dan senior Florian yang tubuhnya sudah terbaring di tanah.
Charles pun juga menoleh ke arah yang sama denganku.
"Komandan Marshall dan senior Florian juga ikut menyerangmu ?! Mereka berdua sebelumnya adalah tahanan yang ditahan di penjara San Sabaneta. Lalu mereka berdua diculik ketika penjara San Sabaneta diserang oleh orang tidak dikenal. Setelah mereka diculik, kabar mereka tidak diketahui sampai sekarang. Namun sekarang mereka telah muncul kembali di akademi ini. Mereka berdua muncul di akademi ini untuk membunuhmu tetapi kelihatannya kamu sudah membunuh mereka berdua," ucap Charles.
"Iya, aku juga sudah membunuh mereka berdua. Sepertinya mereka berdua bersama dengan ayah kalian datang ke akademi ini bukan hanya untuk membunuhku. Mereka datang kesini untuk menyerang dan membunuh orang-orang di akademi ini, sama dengan yang dilakukan oleh para iblis lainnya di akademi ini. Kebetulan saja mereka bertemu denganku, makanya mereka memilih untuk menyerang dan membunuhku," ucapku.
"Sama dengan yang dilakukan oleh para iblis lainnya ? Maksudmu....," tanya Charles.
"Iya, itu karena mereka berdua dan juga ayahmu telah berubah menjadi iblis. Jadi alasan mereka datang ke akademi ini pastinya sama dengan para iblis lainnya," ucapku.
Charles yang mendengar itu pun terlihat sangat terkejut, begitupun dengan Chloe yang sejak tadi hanya diam saja.
"Ayahanda telah berubah menjadi iblis ?! Kamu tidak sedang bercanda kan, Rid ?!," tanya Charles yang terkejut.
"Aku sedang tidak bercanda, Charles. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa memeriksa tubuh beliau dengan lebih dekat," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, Charles dan juga Chloe langsung bergegas menghampiri tubuh Raja Albert yang telah tergeletak di tanah. Mereka awalnya terlihat tidak tega untuk melihat tubuh ayah mereka sendiri, apalagi tubuh itu sudah dalam kondisi tanpa kepala. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan untuk memeriksa tubuh ayah mereka. Mereka lalu memeriksa badan Raja Albert yang tertutupi oleh pakaian yang dikenakannya. Pada kulit badan Raja Albert, terlihat ada sebuah tato berwarna hitam pekat yang merupakan salah satu ciri fisik yang dimiliki oleh ras Iblis. Pada lengan kiri Raja Albert yang tertutupi oleh pakaiannya pun juga terdapat tato berwarna hitam pekat. Charles dan Chloe pun terkejut saat melihat itu.
"Ayahanda...," ucap Chloe sambil menangis.
"Ternyata beliau benar-benar telah diubah menjadi iblis. Siapa orang yang telah melakukan hal ini ? Siapa yang telah membuat ayahanda menjadi iblis ?!," tanya Charles yang terlihat marah.
"Aku belum mengetahui siapa yang telah membuat ayah kalian menjadi iblis. Tetapi, sebelumnya saat aku sedang bersama nona Karina, nona Karina berpikir kalau mungkin orang yang telah mengubah orang-orang termasuk ayah kalian menjadi iblis dan memerintahkan iblis-iblis itu untuk menyerang akademi adalah Duke San Quentine, tuan Duke Remy," ucapku.
"Tuan Duke Remy ?!," ucap Charles yang terkejut.
-
Di lantai 5 gedung tengah akademi.
Terlihat sebagian tempat di lantai 5 itu sudah membeku dan juga hancur. Dinding-dinding yang sudah dipenuhi oleh ranting dan dedaunan pun juga telah membeku.
Lalu, di bagian tengah dari lantai itu, terlihat Duke Remy yang sedang memegang pedang miliknya. Terlihat ada darah segar yang mengalir dan menetes dari pedang itu. Selain itu, ada banyak batang-batang pohon tajam yang sedang meliuk-meliuk di sekitar Duke Remy baik itu di lantai maupun di dinding yang ada di sekitar Duke Remy.
Sementara itu, tidak jauh di depan Duke Remy, terlihat Duke Louis dan Duchess Arlet yang sudah terbaring di lantai dengan beberapa luka yang ada di tubuh mereka.
"Apa cuma segini saja kemampuan kalian berdua ?," tanya Duke Remy.
"Ini masih belum selesai," ucap Duke Louis yang sedang terbaring.
"Ya, itu benar," ucap Duchess Arlet.
Kemudian, Duke Louis dan Duchess Arlet yang sudah terbaring terlihat sedang berusaha untuk bangkit kembali. Duke Remy yang melihat Duke Louis dan Duchess Arlet mulai bangkit kembali pun mulai tersenyum.
"Tidak peduli berapa kali kalian bangkit dan melawanku kembali, kalian tidak akan bisa mengalahkanku dan membunuhku. Sekarang, mari kita segera akhiri ini," ucap Duke Remy.
-Bersambung