Kepala Duchess Claret yang sudah terpisah dari tubuhnya pun melayang ke udara sampai akhirnya kepala Duchess Claret pun jatuh ke tanah. Sementara tubuh Duchess Claret yang sudah tidak memiliki kepala terlihat mulai jatuh ke tanah. Namun karena tangan kanan Duchess Claret saat ini masih menusuk perut nona Karina meskipun tidak terlalu dalam, hal itu membuat tubuh Duchess Claret tidak terjatuh dan terbaring sepenuhnya di tanah. Nona Karina yang melihat hal itu langsung memegang tangan kanan Duchess Claret lalu mencabut tangan kanannya itu yang menusuk perutnya. Setelah tangan kanan Duchess Claret dicabut dari perut nona Karina, terlihat ada cukup banyak darah yang mengucur keluar dari luka tusukan itu. Setelah itu, nona Karina terus memegang tangan kanan Duchess Claret dan kemudian mulai memegang tubuhnya. Nona Karina lalu membaringkan tubuh Duchess Claret dengan sangat hati-hati. Setelah membaringkan tubuh Duchess Claret, nona Karina lalu melihat dan memperhatikan tubuh Duchess Claret. Bagian leher dari tubuh Duchess Claret yang telah terpotong terlihat sudah meleleh dan mulai menjalar ke badannya. Bagian leher itu bisa meleleh karena efek dari serangan yang dilancarkan nona Karina tadi. Setelah itu, nona Karina melihat ke arah kepala Duchess Claret yang tergeletak tidak jauh dari tubuhnya. Bagian bawah kepala Duchess Claret yang terpotong terlihat juga sudah meleleh.
"Aku minta maaf karena telah membuat tubuh anda menjadi seperti ini, nona Claret. Sekarang anda sudah tidak akan bisa diperintah lagi orang yang memerintah anda. Anda sudah bisa pergi dengan tenang, nona Claret," ucap nona Karina.
Setelah itu, nona Karina mulai berjalan sambil memegang perutnya yang terluka karena ditusuk oleh Duchess Claret. Nona Karina berjalan menuju salah satu sisi dinding pohon yang ada di tempatnya berada. Setelah sampai di dinding pohon yang dia tuju, nona Karina langsung bersandar di dinding pohon itu sambil memegangi perutnya yang terluka.
"Aku awalnya berniat untuk mencari Violetta dan juga Rid setelah mengalahkan nona Claret. Tetapi luka yang kudapat ini sedikit menghalangiku," ucap nona Karina.
Nona Karina lalu mengangkat tangannya yang sebelumnya memegang perutnya yang terluka. Nona Karina melihat tangannya itu kini sudah dipenuhi oleh banyak darah.
"Aku mengalami luka karena terkena serangan ~Dark Magic~, luka ini tidak bisa aku sembuhkan sendiri. Aku harus mencari Rid agar dia bisa menyembuhkan lukaku, tetapi sebelum itu, lebih baik aku beristirahat terlebih dahulu," ucap nona Karina.
Nona Karina lalu terus bersandar di dinding pohon itu sambil memegang perutnya kembali.
-
Sementara itu, di tempat Rid berada.
Sebuah lengan yang terlihat seperti lengan kiri terlihat sedang melayang di udara. Lengan itu melayang karena baru saja dipotong dari tubuh utamanya. Pada lengan yang terpotong itu terlihat ada tato berwarna hitam yang merupakan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh ras Iblis. Di antara 3 iblis yang saat ini sedang dilawan oleh Rid, hanya satu iblis saja yang terlihat sudah kehilangan lengan kirinya. Seorang iblis yang kehilangan lengan kirinya itu adalah senior Florian. Saat ini senior Florian hanya terdiam sambil melihat ke lengan kirinya yang sudah terpotong.
Sementara itu, aku yang baru saja berhasil memotong lengan kiri senior Florian, mulai melancarkan serangan lagi ke arah senior Florian yang sedang terdiam sambil melihat lengan kirinya yang sudah terpotong.
~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Dragon Slayer Thrust~
Aku melancarkan serangan tusukan ke arah senior Florian. Senior Florian yang sedang terdiam sambil melihat lengan kirinya pun tidak sempat bereaksi dengan seranganku dan membuat dia langsung terhempas ke belakang dengan luka tusukan yang cukup parah di bagian bawah dadanya. Senior Florian terhempas hingga menghantam dinding pohon yang ada di belakangnya. Meski dihantam oleh senior Florian, dinding pohon itu sama sekali tidak hancur, bahkan dinding itu tidak rusak sedikitpun. Setelah menghantam dinding pohon itu, senior Florian pun jatuh terduduk dengan bersandar di dinding pohon itu.
Setelah berhasil menyerang senior Florian, aku merasakan ada yang sedang berusaha menyerangku dari atas. Aku pun menoleh ke atas dan benar saja, di atasku saat ini ada komandan Marshall yang sedang memegang pedang besar miliknya yang sudah diselimuti oleh ~Dark Magic~. Komandan Marshall lalu melesat ke arahku yang ada di bawahnya dan langsung menyerangku dengan pedang besarnya itu. Tetapi aku dengan cepat langsung menghindar sehingga serangan komandan Marshall tidak mengenaiku dan hanya mengenai tanah tempatku berpijak sebelumnya. Serangan itu sangat kuat karena membuat tanah tempatku berpijak sebelumnya langsung hancur. Selain itu, tempat itu pun kini langsung dipenuhi oleh debu asap.
Setelah berhasil menghindari serangan komandan Marshall, aku bersiap untuk melancarkan serangan ke komandan Marshall yang ada di dalam debu asap itu.
"Aku tidak boleh terlalu banyak membuang waktu disini, aku harus segera mengalahkan mereka," pikirku.
~Great Burning Slash~
Aku melancarkan tebasan api dalam jarak yang cukup jauh ke arah komandan Marshall yang ada di dalam debu asap. Meski komandan Marshall berada di dalam debu asap yang seharusnya tidak dapat dilihat, aku masih dapat merasakan auranya jadi aku tahu dimana dia berada. Komandan Marshall tidak sempat bereaksi dengan serangan api yang aku lancarkan karena dia tidak mengetahui kalau ada serangan api yang mengarah kepadanya akibat debu asap yang menghalangi pandangannya. Komandan Marshall pun terkena serangan itu dengan telak dan membuat seluruh tubuhnya langsung terbakar karena terkena serangan itu. Selain itu, serangan itu juga membuatnya terhempas menghantam dinding pohon yang ada di belakangnya.
Setelah menghempaskan komandan Marshall, aku merasakan ada sebuah serangan yang datang dari belakangku. Aku pun langsung menoleh ke belakang dan benar saja, sebuah tebasan api berwarna hitam yang cukup besar sedang mengarah kepadaku. Tebasan api berwarna hitam itu dilancarkan oleh Raja Albert yang berada cukup jauh dariku. Melihat tebasan api itu sedang mengarah kepadaku, aku langsung bersiap untuk menahan serangan itu.
~Secret Sword Art : Flame Slayer Slash~
Aku pun langsung menebas tebasan api itu dengan cepat. Tebasan api itu pun langsung terbelah menjadi dua dan kemudian tebasan itu mulai menghilang secara perlahan. Tetapi tebasan yang dilancarkan oleh Raja Albert tidak berhenti sampai disitu saja. Raja Albert terus melancarkan tebasan api berwarna hitam ke arahku secara beruntun. Aku pun terus menebas tebasan api berwarna hitam yang mengarah kepadaku itu. Aku terus menebas sambil bergerak secara perlahan untuk mendekati Raja Albert.
Sekitar 3 menit kemudian, aku yang sebelumnya terus bergerak untuk mendekati Raja Albert kini sudah berada dalam jarak yang cukup ideal untuk menyerang Raja Albert. Aku kemudian bersiap untuk melancarkan sebuah serangan kepada Raja Albert sambil terus menebas tebasan api yang dilancarkan Raja Albert ke arahku. Lalu, aku memperhatikan ayunan pedang yang terus dilakukan oleh Raja Albert untuk menyerangku. Ketika Raja Albert sedang mengangkat tangan kanannya yang memegang pedang miliknya untuk bersiap mengayunkan pedangnya itu, aku dengan cepat langsung melesat ke arah Raja Albert. Di depanku saat ini masih ada beberapa tebasan api berwarna hitam yang mengarah kepadaku, tetapi aku tetap melesat dan bersiap untuk menyerang. Lalu aku melesat dengan cepat melewati tebasan api berwarna hitam itu dan langsung menyerang Raja Albert.
~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Fire Dragon Slayer Slash~
Raja Albert tidak sempat bereaksi dengan seranganku karena Raja Albert sedang bersiap untuk mengayunkan pedangnya itu ke arahku. Raja Albert pun terkena seranganku itu dengan telak. Lengan kanannya yang saat ini sedang memegang pedang miliknya terlihat sudah terpisah dari tubuhnya. Lengan kanan itu telah terpisah dari tubuh Raja Albert karena aku berhasil memotong lengan kanan itu. Tidak hanya itu, beberapa tebasan api berwarna hitam yang sebelumnya aku lewati pun saat ini juga sudah terbelah menjadi dua. Tebasan api itu terbelah bersamaan dengan terpisahnya lengan kanan Raja Albert dari tubuhnya.
-Bersambung