Lengan kanan Raja Albert pun melayang setelah terpisah dari tubuhnya. Raja Albert melihat ke lengan kanannya itu yang sedang melayang tanpa merespon apa-apa. Melihat Raja Albert yang sedang fokus melihat lengan kanannya itu, aku berniat untuk melancarkan serangan lagi ke arah Raja Albert. Serangan yang akan ku lancarkan ini merupakan serangan terakhir yang akan dapat langsung mengalahkan dan membunuh Raja Albert.
~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Dragon Beheading Slash~
Aku dengan cepat langsung mengayunkan pedangku ke leher Raja Albert. Tetapi sebelum pedangku mengenai leher Raja Albert, tiba-tiba ada sebuah angin tornado yang muncul di tengah-tengah antara aku dan Raja Albert. Aku yang melihat munculnya angin tornado itu langsung membatalkan seranganku dan melesat mundur untuk menghindari angin tornado itu. Setelah aku sudah mundur untuk menghindari angin tornado itu, angin tornado itu pun mulai membesar.
"Angin tornado itu, sepertinya senior Florian sudah bangkit kembali," pikirku.
Aku lalu menoleh ke arah dinding pohon tempat senior Florian bersandar. Benar saja, senior Florian terlihat sudah berdiri kembali dengan kondisi lengan kiri yang sudah terpotong dan terdapat luka tusukan di bawah dadanya itu. Darah terlihat masih mengucur deras dari lengan kiri yang telah terpotong itu dan juga dari luka ditusukan di bawah dadanya.
"Meski darah sudah mengucur deras dari kedua bagian tubuhnya itu, dia masih bisa bergerak. Yah itu wajar karena dia adalah iblis yang sedang dikendalikan oleh seseorang, dia pastinya tidak merasakan sakit sedikitpun dari kedua lukanya itu. Sepertinya aku harus memotong badannya atau kepalanya agar dia, tidak, maksudnya agar mereka tidak bergerak kembali," pikirku sambil melihat ke arah komandan Marshall yang juga sudah berdiri kembali.
Kondisi tubuh komandan Marshall saat ini sangat mengkhawatirkan karena sebagian besar tubuhnya sudah terbakar akibat serangan yang aku lancarkan kepadanya sebelumnya. Meski begitu, dia masih bisa berdiri dengan luka bakar parah pada tubuhnya itu.
Setelah itu, tiba-tiba angin tornado yang sudah membesar itu lalu mulai bergerak ke arahku. Melihat itu, aku langsung bersiap untuk menebas angin tornado itu. Namun, saat aku sedang bersiap untuk menebas angin tornado itu, muncul angin tornado lainnya di sekitarku. Terlihat ada 3 angin tornado yang baru muncul di sekitarku. Ketiga angin tornado itu pun secara perlahan mulai membesar hingga ukuran mereka sama dengan angin tornado yang sudah muncul terlebih dahulu. Setelah itu, ketiga angin tornado itu pun juga langsung bergerak ke arahku mengikuti angin tornado sebelumnya. Jadi kini ada empat angin tornado yang sedang bergerak ke arahku dari arah yang berbeda-beda seolah mereka sedang mengepungku. Tetapi aku tidak gelisah ketika melihat keempat angin tornado itu sedang mendekat ke arah ku dari arah yang berbeda. Aku bersiap untuk menebas keempat angin tornado itu sekaligus. Aku menunggu terlebih dahulu sampai keempat angin tornado itu berada dalam jarak yang dekat denganku. Lalu beberapa detik kemudian, disaat keempat angin tornado itu sudah berada dalam jarak yang dekat denganku, aku langsung melancarkan sebuah serangan.
~Secret Sword Art : Wind Slayer - Full Moon Slash~
Aku melakukan serangan dengan membentuk pola lingkaran penuh. Serangan yang aku lancarkan itu pun berhasil menebas keempat angin tornado itu sekaligus dan membuat angin tornado itu langsung menghilang secara perlahan setelah terkena tebasan itu.
Setelah menebas keempat angin tornado itu, aku melihat komandan Marshall sedang menancapkan pedang besarnya di tanah. Pedang besarnya itu terlihat sedang diselimuti oleh sihir listrik. Tetapi listrik yang menyelimuti pedangnya itu terlihat berbeda dengan sihir listrik biasanya karena listrik itu terlihat berwarna hitam.
"Perpaduan sihir listrik dan sihir kegelapan ya. Jika dia menancapkan pedangnya yang sudah diselimuti sihir listrik itu ke tanah, maka tujuannya sudah jelas," pikirku.
Setelah itu, sihir listrik yang menyelimuti pedang besar milik komandan Marshall mulai merambat di tanah. Sihir itu merambat dengan cepat di tanah dan sihir listrik itu pun sudah hampir merambat ke tanah tempatku berpijak. Tetapi aku sudah tahu tujuan komandan Marshall menancapkan pedang yang diselimuti listrik itu di tanah. Aku pun dengan cepat langsung melompat dan melayang di udara agar sihir listrik itu tidak mengenaiku. Ketika aku sedang melayang di udara, aku melihat sihir listrik yang berasal dari pedang yang ditancap oleh komandan Marshall sudah merambat ke seluruh tanah di tempat itu.
"Mendarat di tanah saat ini akan sangat berbahaya jika seluruh tanah masih dialiri oleh sihir listrik itu. Untuk sementara, lebih baik aku melayang di udara saja sampai sihir listrik itu hilang. Sihir listrik itu pastinya tidak akan hilang dengan sendirinya, aku harus mencabut pedang milik komandan Marshall yang sedang menancap di tanah atau aku harus membunuh komandan Marshall agar sihir listrik itu hilang meskipun pedang itu masih menancap di tanah. Tentu saja aku akan mengambil pilihan kedua karena aku memang harus membunuh dia. Tidak hanya dia, aku juga harus membunuh Raja Albert dan senior Florian agar mereka berhenti melakukan penyerangan ini. Aku tidak boleh membuang-buang waktu, aku harus segera akhiri ini," pikirku.
Setelah itu, aku langsung melesat ke arah komandan Marshall yang sedang fokus untuk terus mengalirkan sihir listriknya ke pedangnya yang sedang tertancap di tanah.
"Komandan Marshall saat ini sedang fokus mengalirkan sihirnya ke pedang miliknya yang tertancap di tanah. Itu membuat pertahanannya sangat lemah saat ini. Karena itu, aku akan membunuh dia terlebih dahulu," pikirku.
Aku melesat sambil bersiap untuk melancarkan serangan ke arah komandan Marshall. Namun ketika aku sedang melesat ke arah komandan Marshall, datang Raja Albert dan senior Florian ke arahku. Mereka melesat dengan cepat ke arahku sambil memegang pedang milik mereka. Raja Albert memegang pedang yang sudah diselimuti oleh api berwarna hitam dengan menggunakan tangan kirinya. Sementara senior Florian memegang pedang yang sudah diselimuti oleh sihir angin dengan menggunakan tangan kanannya. Mereka berdua kemudian mengayunkan pedang mereka ke arahku. Aku pun dengan cepat langsung menahan serangan pedang mereka dengan menggunakan pedang milikku. Pedang kami bertiga pun saling beradu. Kami bertiga lalu saling beradu kekuatan dengan pedang kami untuk saling menghempaskan. Saat ini, posisiku sedang terdesak karena aku harus menahan dan beradu kekuatan dengan Raja Albert dan senior Florian. Aku secara perlahan mulai terdorong dari adu kekuatan ini. Aku kemudian mencoba untuk meningkatkan kekuatanku agar bisa menang atau setidaknya imbang dalam adu kekuatan dengan mereka berdua. Agar aku bisa fokus meningkatkan kekuatanku, aku secara perlahan mulai memejamkan mataku. Saat aku memejamkan mataku, aku merasa kalau kekuatanku lebih kuat dari sebelumnya dan aku juga merasa kalau aku bisa menang dalam adu kekuatan ini. Dan benar saja, setelah itu aku mulai mendorong balik Raja Albert dan senior Florian dalam adu kekuatan ini. Saat ini, mereka berdua lah yang sedang dalam posisi terdesak dalam adu kekuatan ini. Setelah itu, aku yang merasa kalau kekuatanku sudah meningkat, langsung membuka kedua mataku. Aku kemudian langsung menghempaskan Raja Albert dan senior Florian dalam adu kekuatan itu.
"Kalian berdua menghalangi saja. Sekarang menyingkirlah," ucapku.
Raja Albert dan senior Florian pun langsung terhempas dan menghantam dinding pohon yang ada di belakang mereka. Setelah itu, aku kembali melesat ke arah komandan Marshall yang saat ini aku lihat sudah mencabut pedang besarnya dari tanah dan bersiap untuk menyerangku. Komandan Marshall kemudian melancarkan beberapa tebasan listrik ke arahku yang sedang melesat ke arahnya. Aku yang melihat hal itu pun juga bersiap untuk melancarkan serangan. Meski beberapa tebasan listrik itu sedang mengarah kepadaku, aku tidak memperdulikannya dan tetap melesat ke arah komandan Marshall. Aku kemudian melesat dan menembus beberapa tebasan listrik itu untuk mendekati komandan Marshall. Setelah berhasil menembus beberapa tebasan listrik itu dan mendekati komandan Marshall, aku pun langsung menyerangnya dengan ayunan pedang yang sangat cepat.
~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique - Electric Dragon Slayer Slash~
Aku kemudian menyerang komandan Marshall tepat di lehernya. Kepala dari komandan Marshall pun langsung terputus setelah aku menyerang lehernya itu. Bersamaan dengan terputusnya kepala komandan Marshall, beberapa tebasan listrik yang sebelumnya aku tembus pun juga ikut terbelah menjadi dua. Lalu, kepala komandan Marshall yang telah terputus pun melayang selama beberapa detik di udara sampai akhirnya kepala komandan Marshall pun jatuh ke tanah. Tubuh komandan Marshall yang sudah tidak memiliki kepala pun secara perlahan juga jatuh dan terbaring di tanah.
Setelah berhasil membunuh komandan Marshall, aku langsung melesat ke arah senior Florian yang mulai bangkit setelah terhempas menabrak dinding pohon. Senior Florian yang sudah bangkit itu langsung melancarkan beberapa tebasan yang terlihat seperti tebasan yang berasal dari sihir angin kepadaku. Meski tebasan angin itu sedang mengarah kepadaku, aku tetap melesat ke arah tebasan angin itu tanpa menghindarinya. Aku melesat dan menembus tebasan angin itu sama seperti yang kulakukan dengan tebasan listrik yang dilancarkan oleh komandan Marshall kepadaku sebelumnya. Setelah berhasil menembus tebasan angin yang dilancarkan oleh senior Florian, aku pun akhirnya berhasil mendekati senior Florian. Setelah itu, aku langsung menyerang senior Florian dengan cepat sehingga dia tidak dapat bereaksi dengan seranganku.
~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Wind Dragon Slayer Slash~
Aku menyerang senior Florian tepat di lehernya. Kepala senior Florian pun langsung terpisah dari tubuhnya dan melayang di udara. Bersamaan dengan itu, beberapa tebasan angin yang ku tembus sebelumnya pun juga ikut terbelah menjadi dua. Lalu, kepala senior Florian yang melayang di udara pun mulai jatuh ke tanah. Tubuh senior Florian pun juga secara perlahan mulai jatuh dan terbaring di tanah.
"Aku tidak menyangka kalau komandan Marshall dan senior Florian akan menggunakan pola serangan yang sama. Entah karena mereka tidak bisa menyerang sesuka hati mereka akibat mereka sedang dalam kendali seseorang atau bukan, tetapi karena hal itu, aku jadi bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Meskipun mereka telah menjadi iblis yang memiliki kulit yang lebih tebal dari ras-ras lainnya, tetapi kulit mereka tidaklah setebal atau sekeras dari ras Naga. Menggunakan ~Teknik Pembunuh Naga~ sudah cukup untuk membunuh mereka,"
"Sekarang hanya tersisa Raja Albert saja. Aku penasaran apakah dia akan menggunakan pola serangan yang sama dengan yang digunakan oleh komandan Marshall dan senior Florian atau tidak. Jika dia menggunakan pola serangan yang sama, itu akan memudahkanku," pikirku.
Setelah itu, aku melesat dengan cepat ke arah Raja Albert yang sudah bangkit kembali setelah sebelumnya terhempas menghantam dinding pohon. Raja Albert yang melihatku sedang melesat ke arahnya pun juga langsung melesat ke arahku. Aku pun sedikit terkejut melihat hal itu.
"Dia tidak menyerang dengan tebasan jarak jauh seperti komandan Marshall dan senior Florian. Dia lebih memilih untuk melesat ke arahku. Sepertinya Raja Albert akan menggunakan pola serangan yang berbeda," pikirku.
Raja Albert melesat sambil memegang pedang miliknya yang sudah diselimuti oleh api berwarna hitam. Setelah itu, Raja Albert langsung menyerangku dengan pedangnya itu. Aku pun dengan cepat langsung menahan serangan itu dengan pedangku. Tetapi Raja Albert terus menyerangku dari jarak dekat dengan menggunakan pedangnya itu. Meski Raja Albert terus menyerangku dari jarak dekat, aku berhasil menahan serangan-serangan itu dengan pedang milikku. Saat aku menahan serangan-serangan itu, aku merasakan ada yang aneh dengan kekuatan serangan Raja Albert. Aku merasa kekuatan serangan Raja Albert saat ini lebih lemah daripada sebelumnya.
"Serangan Raja Albert terasa lebih lemah daripada sebelumnya. Apa itu karena dia saat ini sedang menyerangku dengan tangan kirinya ? Raja Albert sebelumnya memegang pedang dengan tangan kanannya, tetapi lengan kanannya itu sebelumnya sudah berhasil aku potong dan karena itu dia terpaksa menggunakan lengan kirinya untuk memegang pedangnya. Sepertinya Raja Albert tidak terbiasa menggunakan tangan kirinya untuk memegang pedang karena itu serangannya saat ini sangat lemah,"
"Jadi karena itu juga Raja Albert tidak melancarkan serangan jarak jauh ke arahku. Raja Albert bukannya tidak mau melancarkan serangan jarak jauh, melainkan tidak bisa karena dia saat ini sedang menggunakan tangan kiri yang bukan tangan dominannya ketika menggunakan pedang," pikirku.
Aku memikirkan itu sambil terus menahan serangan pedang yang dilancarkan oleh Raja Albert dalam jarak dekat.
"Dengan serangan lemahnya itu, Raja Albert saat ini bukanlah ancaman. Aku akan segera mengakhiri ini," pikirku.
Raja Albert terus menyerangku dengan tebasan pedang dalam jarak dekat itu. Lalu beberapa saat kemudian, ketika Raja Albert sedang mengayunkan pedangnya ke arahku, aku dengan cepat langsung mengayunkan pedangku juga dan membenturkan pedangku dengan pedang milik Raja Albert. Pedang Raja Albert pun langsung terpental setelah aku membenturkan pedangku dengan pedang miliknya. Setelah pedang milik Raja Albert terpental, aku langsung bersiap untuk melancarkan serangan kepada Raja Albert.
"Selamat tinggal, Raja Albert. Sekarang anda sudah bisa pergi dengan tenang karena anda tidak akan dikendalikan lagi oleh orang yang mengendalikan anda," ucapku.
~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Dragon Beheading Slash~
Aku melancarkan sebuah tebasan dengan cepat ke arah leher Raja Albert. Tebasan itu pun langsung memotong lehernya dan membuat kepalanya terlempar dan melayang di udara. Kepala Raja Albert melayang beberapa detik di udara sampai akhirnya jatuh ke tanah. Tubuh Raja Albert pun juga secara perlahan mulai jatuh dan terbaring ke tanah. Setelah itu, aku melihat ke arah tubuh Raja Albert yang sedang terbaring di tanah dengan banyak darah yang mengucur deras dari lehernya yang sudah terpotong itu.
"Sepertinya aku harus meminta maaf kepada Yang Mulia Ratu karena sudah membunuh Raja Albert. Yang Mulia Ratu sebelumnya bilang kalau beliau sendiri yang akan menghukum Raja Albert, tetapi aku malah mengambil tanggung jawabnya,"
"Selain itu, kira-kira yang akan Charles dan Chloe rasakan kalau mereka mengetahui atau melihat aku yang telah membunuh ayah mereka ?," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku baru menyadari kalau ada 2 orang yang sedang memperhatikanku dari salah satu jalan penghubung yang ada di tempat aku berada saat ini. Karena sebelumnya aku sedang fokus melawan Raja Albert, komandan Marshall dan senior Florian, aku jadi tidak menyadari adanya keberadaan dua orang ini. Hawa keberadaan dua orang ini terasa sangat familiar. Aku pun langsung menoleh ke arah mereka berdua yang sedang memperhatikanku. Setelah aku menoleh, aku melihat Charles dan Chloe yang sudah mengalami beberapa luka di tubuh mereka. Charles dan Chloe saat ini sedang melihatku dengan ekspresi yang sangat terkejut.
"R-Rid, A-apa yang baru saja telah kamu lakukan ?!," tanya Chloe.
-Bersambung