Tanah yang bergetar dan mulai munculnya pohon-pohon dari dalam tanah membuat terkejut orang-orang yang melihat itu.
"Pohon-pohon muncul dari dalam tanah ? Apakah ini adalah sebuah sihir ?,"
"Pohon-pohon ini terus muncul dan menjulang tinggi. Kalian semua, berhati-hatilah dengan tempat kalian berpijak karena di tempat kalian berpijak mungkin akan ada pohon lain yang muncul. Jika kalian tidak menghindar, kalian akan terbawa pohon itu hingga menjulang tinggi ke atas," ucap orang-orang yang terkejut melihat pohon-pohon itu.
Pohon-pohon itu terus bermunculan dalam jumlah yang sangat banyak. Bahkan pohon-pohon itu muncul seperti membuat sebuah pola dimana pohon yang baru muncul akan muncul di dekat pohon lain yang sudah muncul sehingga pohon-pohon yang muncul itu dalam posisi yang berdempetan antara satu pohon dengan yang lainnya. Pohon-pohon yang berdempetan itu terasa seperti sedang membuat dinding pohon karena pohon-pohon itu saling berdempetan dengan sangat rapat tanpa menimbulkan celah antara satu pohon dengan yang lainnya. Formasi pohon-pohon yang berdempetan itu ada yang memanjang lurus ke depan, ke samping, atau berbelok-belok. Formasi pohon-pohon itu mirip dengan sebuah labirin. Saat ini, di akademi dan wilayah sekitarnya mulai terbentuk labirin yang terbuat dari pohon-pohon yang menjulang tinggi.
-
Di depan gedung lobi akademi.
Disaat aku, nona Karina dan nona Violetta sedang bertarung dengan Raja Albert dan yang lainnya, pohon-pohon yang menjulang tinggi mulai muncul di tempat aku, nona Violetta dan nona Karina berada. Pohon-pohon itu muncul dengan sangat cepat dengan pola yang berdempetan. Pohon-pohon itu muncul di antara aku, nona Karina dan nona Violetta sehingga membuat kami bertiga terpisah karena adanya pohon-pohon yang berdempetan itu.
"Nona Karina!, nona Violetta!," teriakku saat pohon-pohon itu sudah memisahkan kami bertiga.
Tidak ada respon apapun setelah aku meneriakkan nama nona Karina dan nona Violetta. Sepertinya mereka berdua tidak mendengar teriakanku karena terhalang dinding yang terbuat dari pohon-pohon yang berdempetan itu. Setelah itu, aku langsung melancarkan sebuah tebasan dengan niat untuk menghancurkan dinding pohon itu.
~Flame Sword Art : Great Flame Slash~
Aku melancarkan tebasan api ke arah dinding pohon itu. Tebasan itu pun mengenai dinding pohon itu dan berhasil membakarnya, tetapi beberapa saat kemudian api yang membakar pohon itu langsung menghilang. Aku pun sedikit terkejut melihat hal itu.
"Dinding pohon itu sangat kuat, bahkan tebasan api pun tidak bisa menghancurkan dan membakar dinding pohon itu. Jadi bagaimana caraku agar bisa menemui nona Karina dan nona Violetta yang berada di sisi lain dari dinding pohon itu," pikirku.
Kemudian, aku pun terdiam. Aku terdiam sambil memperhatikan sekelilingku. Di sekelilingku memang ada dinding yang terbuat dari pohon, tetapi dinding pohon itu tidak mengelilingiku secara keseluruhan karena aku melihat ada 2 buah celah yang cukup besar di antara dinding pohon yang mengelilingiku. 2 buah celah itu menghubungkan tempatku berada saat ini dengan tempat yang berbeda. Melihat kedua celah itu, aku menyadari kalau aku sepertinya sedang berada dalam sebuah labirin yang terbuat dari pohon.
"Dinding pohon yang menutupi sekelilingku dan juga ada 2 jalan yang menghubungkan ke tempat yang berbeda-beda. Rasanya seperti sedang berada di dalam sebuah labirin. Siapa orang yang menciptakan pohon-pohon yang membentuk labirin ini ?," tanyaku.
Setelah itu, aku melihat ke arah 2 jalan itu. Aku harus memilih salah satu jalan agar aku bisa ke tempat nona Karina dan nona Violetta berada. Tetapi aku tidak tahu harus memilih jalan yang mana.
"Ini benar-benar sulit, aku harus memilih salah satu dari 2 jalan yang ada. Aku merasakan nona Karina dan nona Violetta berada di balik dinding pohon yang ada di sebelah kiriku. Secara logika, jalan sebelah kiri lah yang seharusnya aku pilih karena jalan itu tentu saja mengarah ke tempat nona Karina dan nona Violetta yang berada di sebelah kiri. Namun, bisa juga kalau jalan itu menghubungkan ke tempat lain dan bukan ke tempat nona Violetta dan nona Karina mengingat saat ini tempat ini sudah berubah menjadi labirin. Ini benar-benar membuatku bingung," pikirku.
Setelah itu, aku menoleh ke atas. Di atasku, ada banyak dedaunan yang berasal dari pohon-pohon yang berdempetan dan berubah menjadi dinding yang mengelilingiku. Dedaunan itu sangat banyak sehingga menutupi tempat ini dari sinar matahari, bahkan langit pun tidak terlihat karena banyaknya dedaunan itu.
"Mungkin di atas sana ada celah yang bisa aku manfaatkan untuk pergi ke tempat nona Karina dan nona Violetta. Jika melewati jalan biasa membuatku bingung, lebih baik aku melewati jalan pintas," pikirku.
Setelah itu, aku bersiap untuk melompat ke atas untuk menembus dedaunan yang menutupi tempat ini. Aku berniat untuk pergi ke tempat nona Karina dan nona Violetta dengan melewati tempat ini dari atas dan langsung pergi ke tempat nona Karina dan nona Violetta yang berada di sisi lain tempat ini. Lalu aku pun langsung melompat dengan tinggi ke atas hingga mencapai dedaunan yang menutupi tempat ini. Namun saat aku hendak mencapai dedaunan itu, tiba-tiba muncul sebuah tebasan api berwarna hitam dari balik dedaunan itu yang mengarah ke arahku. Aku yang melihat tebasan itu pun langsung menghindarinya. Setelah menghindari tebasan itu, Raja Charles muncul dari balik dedaunan itu dan langsung menyerangku dengan pedangnya yang sudah diselimuti oleh api berwarna hitam. Aku pun langsung menahan serangan itu dengan pedangku. Setelah menahan serangan itu, aku langsung mundur kembali ke bawah. Raja Albert pun juga ikut ke bawah bersamaku.
"Aku bertanya-tanya kemana perginya anda, ternyata anda bersembunyi di dedaunan yang ada di atas," ucapku.
Kemudian, muncul 2 orang lagi dari balik dedaunan yang ada di atas dan 2 orang itu kini berdiri di samping Raja Albert. 2 orang itu adalah komandan Marshall dan senior Florian yang sudah berubah menjadi iblis.
"3 orang yang sudah berubah menjadi iblis ya. Aku tidak menyangka kalau kalian bertiga akan mengeroyokku seperti ini,"
"Aku berniat untuk pergi ke tempat nona Karina dan nona Violetta, tetapi sepertinya kalian bertiga tidak akan membiarkanku pergi. Sepertinya aku harus mengalahkan kalian bertiga terlebih dahulu," ucapku sambil bersiap untuk menyerang mereka bertiga dengan menggunakan pedangku.
-
Di tempat nona Violetta berada.
Nona Violetta terlihat masih bertarung dengan Duchess Harriet. Mereka berdua saling beradu serangan yang mereka gunakan.
"Tiba-tiba muncul banyak pohon dari dalam tanah dan pohon-pohon yang muncul itu tiba-tiba merubah tempat ini menjadi seperti labirin. Siapa yang membuat labirin ini ? Dilihat dari pohon-pohon yang muncul itu, sepertinya pohon itu berasal dari ~Plant Magic~. Di kerajaan ini, aku hanya tahu 2 orang yang bisa menggunakan ~Plant Magic~. Satu adalah nona Karina, tetapi dia tidak mungkin menggunakan teknik ini karena aku tidak melihat dia menggunakan teknik in tadi. Jadi, kemungkinan yang menggunakan teknik ini adalah orang itu. Ayahanda, jika memang dia yang menggunakan teknik ini, maka sudah pasti dia lah yang telah merubah Amelia menjadi iblis. Bisa-bisanya orang itu melakukan hal ini,"
"Untuk sekarang, aku harus mengalahkan nona Harriet terlebih dahulu. Setelah itu, aku harus bertemu dengan nona Karina dan juga Rid yang berada di sisi lain dinding. Kemudian, aku harus mencari Amelia. Karena munculnya pohon-pohon yang memisahkan kami, aku jadi terpisah dengan Amelia. Aku tidak bisa membiarkannya berkeliaran dan menyerang orang-orang di akademi ini," pikir nona Violetta sambil terus beradu serangan dengan Duchess Harriet.
-
Di tempat nona Karina berada.
Nona Karina terlihat sedang bertarung dengan Duchess Claret di tempatnya berada saat ini. Tapi nona Karina terlihat tidak fokus karena matanya terus memperhatikan dinding pohon yang mengelilinginya maupun dedaunan yang ada di atasnya.
"Sihir ini...sihir ini lebih kuat dari ~Great Forest~ milikku. Apakah yang menggunakan sihir ini adalah anda, tuan Duke Remy ?," pikir nona Karina sambil terus beradu serangan dengan Duchess Claret.
-
Di arena turnamen akademi.
Duke Remy terlihat sudah mulai berdiri kembali setelah sebelumnya dia berjongkok sambil mengarahkan kedua tangannya untuk menyentuh lantai arena turnamen. Setelah itu, Duke Remy melihat ke arah Duchess Arnett, komandan Dayne, senior Vyn dan para prajuritnya yang ada di sekitarnya.
"Tempat perburuannya sudah dibuat, sekarang kalian pergi untuk menyerang dan membunuh orang-orang yang sudah aku tentukan," ucap Duke Remy.
"Baik, tuan," ucap Duchess Arnett, komandan Dayne, senior Vyn dan para prajuritnya.
Setelah itu, mereka pun langsung pergi dari arena turnamen dengan menjebol dinding arena turnamen agar bisa langsung pergi ke luar meninggalkan gedung tengah tanpa harus turun ke lantai 1 terlebih dahulu. Duke Remy pun melihat ke arah mereka yang satu per satu mulai pergi meninggalkan arena turnamen.
"Aku juga harus pergi, aku juga harus menyerang dan membunuh 'mangsaku' sendiri," ucap Duke Remy sambil melepaskan kacamata yang sedang dia pakai.
Setelah itu, Duke Remy membuang kacamata itu dan dia pun langsung pergi meninggalkan arena turnamen.
-Bersambung