Di depan gedung lobi akademi.
Aku saat ini masih bertarung dengan Raja Albert yang sudah berubah menjadi iblis. Raja Albert terus menyerangku dengan menggunakan pedangnya yang diselimuti oleh api berwarna hitam. Beliau terus menyerangku dalam jarak dekat tetapi aku dapat dengan mudah menahan serangan-serangan itu. Saat menahan serangan-serangan itu, ada suatu momen dimana aku menyadari kalau serangan yang dilancarkan oleh Raja Albert tiba-tiba bertambah kuat dan juga cepat. Aku menyadari kalau Raja Albert yang telah berubah menjadi iblis ini, lebih kuat dari para iblis yang menyerang gedung pengadilan seperti tuan James dan tuan Darwin. Meski begitu, aku masih bisa menahan serangan-serangan itu dengan menyamakan kekuatan dan kecepatanku dengan kekuatan dan kecepatan Raja Albert.
Saat menahan serangan Raja Albert, sesekali aku melihat ke arah nona Violetta dan nona Karina. Nona Violetta terlihat masih bertarung dengan Duchess Harriet. Duchess Harriet bertarung dengan menggunakan rapier miliknya yang telah diselimuti oleh ~Dark Magic~. Sementara nona Karina terlihat masih bertarung dengan Duchess Claret. Duchess Claret bertarung dengan menggunakan menggunakan sebuah senapan kecil yang dia pegang di tangan kirinya, sementara tangan kanannya tidak memegang senjata apapun. Tangan kanannya itu saat ini tengah diselimuti oleh ~Dark Magic~ dan tangan kanannya itu digunakan untuk memukul nona Karina. Namun aku melihat nona Karina dapat menahan pukulan dari tangan kanannya itu.
Kami bertiga saat ini bisa fokus bertarung dengan iblis kuat yang menjadi lawan kami masing-masing karena para iblis yang sebelumnya datang dari arah gerbang akademi telah berhasil kami kalahkan.
~San Lucia Art : Freezing Air Slash~
Aku melancarkan serangan ke arah Raja Albert tetapi Raja Albert dapat menahan seranganku itu dengan menggunakan pedangnya. Meski begitu, pedang Raja Albert secara perlahan mulai membeku karena efek serangan yang aku lakukan. Saat pedang itu secara perlahan mulai membeku, Raja Albert meningkatkan kekuatan sihir kegelapan dan sihir api yang menyelimuti pedangnya. Api berwarna hitam yang menyelimuti pedangnya itu pun terlihat semakin membara daripada sebelumnya. Warna hitam pada api itu pun juga semakin pekat. Lalu, es yang mulai membekukan pedang itu secara perlahan mulai mencair.
Setelah itu, Raja Albert meningkatkan kekuatannya untuk menghempaskanku. Tetapi aku pun juga meningkatkan kekuatanku agar tidak terhempas dan justru agar aku bisa menghempaskan Raja Albert. Kedua pedang kita saling beradu dan kita saling beradu kekuatan untuk saling menghempaskan. Beberapa detik kemudian, aku pun memenangkan adu pedang itu dan berhasil menghempaskan Raja Albert beberapa meter ke belakang.
"Sepertinya teknik dan sihir biasa tidak bisa digunakan untuk mengalahkannya. Kalau begitu, aku harus menggunakan teknik dan sihir yang kuat," ucapku.
Kemudian, aku bersiap untuk menyerang Raja Albert dengan teknikku. Tetapi sebelum aku sempat untuk menyerangnya, tiba-tiba ada sebuah angin tornado yang muncul secara tiba-tiba di dekatku. Tidak hanya di dekatku saja, angin tornado itu juga muncul di dekat nona Karina dan nona Violetta. Nona Karina dan nona Violetta pun terkejut melihat kemunculan angin tornado itu.
"Violetta, menghindar!," ucap nona Karina.
Nona Karina dan nona Violetta berusaha untuk menghindari angin tornado itu, tetapi angin tornado itu secara cepat berubah menjadi berukuran cukup besar. Angin-angin tornado itu langsung menarik dan menjebak nona Karina dan nona Violetta. Aku pun juga saat ini sedang berada di dalam angin tornado yang muncul secara tiba-tiba di dekatku. Angin ini juga secara cepat berubah menjadi berukuran cukup besar dan langsung menjebakku. Angin tornado ini secara perlahan mulai menggores-gores tubuhku dengan tebasan-tebasan angin miliknya. Tetapi, tentu saja aku tidak diam saja dan membiarkan tubuhku terus tertebas oleh tebasan angin di dalam angin tornado ini. Beberapa detik setelah terjebak di dalam angin tornado ini, aku langsung menggunakan teknikku untuk memotong dan menghancurkan angin tornado ini.
~Secret Sword Art : Wind Slayer Slash~
Aku memotong angin tornado itu menjadi 2 secara vertikal. Setelah terpotong, angin tornado itu pun secara perlahan mulai menghilang. Kemudian, setelah aku keluar dari angin tornado yang menjebakku, aku langsung menuju ke angin tornado yang menjebak nona Karina dan nona Violetta untuk menyelamatkan mereka. Setelah berada dalam jarak dekat dengan angin tornado itu, aku kemudian bersiap untuk menyerang dan menghancurkan angin tornado itu. Tetapi sebelum aku sempat untuk menyerang angin tornado itu, Raja Albert, Duchess Harriet dan Duchess Claret yang berada di luar angin tornado langsung melesat ke arahku dan menyerangku. Namun aku berhasil menghindari serangan yang dilancarkan mereka. Meskipun aku berhasil menghindari serangan-serangan mereka, mereka terus menyerangku agar aku tidak bisa menyelamatkan nona Karina dan nona Violetta.
"Sepertinya hanya menghindari serangan mereka itu tidak ada gunanya, mereka akan terus menyerangku agar aku tidak bisa menyerang angin tornado itu dan menyelamatkan nona Karina dan nona Violetta. Aku harus menyerang mereka terlebih dahulu. Tunggu sebentar, nona Violetta, nona Karina, ini tidak akan berlangsung lama," pikirku.
Kemudian aku melesat dengan cepat ke arah Raja Albert, Duchess Harriet dan Duchess Claret yang terus menyerangku. Aku melesat sambil menghindari serangan-serangan mereka agar tidak mengenaiku. Setelah berada dekat dengan mereka bertiga, aku mengaliri kaki kananku dengan sihir angin yang cukup kuat yang membuat kakiku saat ini diselimuti oleh aura berwarna hijau yang cukup pekat.
~Great Wind Slash~
Kemudian, aku melancarkan sebuah tebasan angin yang cukup besar dengan kaki kananku dan tebasan itu aku arahkan ke arah mereka bertiga. Mereka bertiga tidak sempat untuk bereaksi karena tebasan yang aku lancarkan itu melesat dengan cepat ke arah mereka. Mereka bertiga pun terkena serangan itu dengan telak dan membuat mereka terhempas dan terbawa oleh tebasan angin itu. Mereka terhempas cukup jauh ke arah gerbang akademi. Setelah menghempaskan mereka, aku langsung menyerang dan menghancurkan angin tornado yang menjebak nona Karina dan nona Violetta dengan pedangku.
~Secret Sword Art : Wind Slayer Slash~
Aku melakukan serangan itu sebanyak 2 kali karena ada 2 buah angin tornado yang harus aku tebas. 2 angin tornado itu pun berhasil aku tebas dan kedua angin tornado itu secara perlahan mulai menghilang. Setelah itu, nona Karina dan nona Violetta pun langsung melesat keluar dari angin tornado yang secara perlahan mulai menghilang itu dan mereka berdua saat ini sudah berada di dekatku.
"Terima kasih karena telah menyelamatkan kami lagi, Rid," ucap nona Violetta.
"Iya, terima kasih, Rid," ucap nona Karina.
"Sama-sama, nona," ucapku.
Aku melihat nona Karina dan nona Violetta sudah mendapatkan beberapa luka di tubuh mereka. Aku pun memutuskan langsung menyembuhkan luka mereka berdua dengan sihir penyembuhan dan sekalian juga aku menyembuhkan luka pada tubuhku karena aku juga mendapatkan luka karena terkena tebasan angin saat berada di dalam angin tornado yang menjebakku sebelumnya.
~Full Healing~
Luka-luka pada tubuh kami bertiga secara perlahan mulai menghilang. Tidak lama kemudian, luka pada tubuh kami bertiga pun sudah menghilang sepenuhnya.
"Terima kasih lagi karena telah menyembuhkan kami, Rid," ucap nona Karina.
"Terima kasih, Rid," ucap nona Violetta.
"Sama-sama, nona. Daripada itu, aku penasaran siapa yang membuat angin tornado yang menjebak kita barusan. Sebelumnya, kalian berdua juga terjebak di dalam angin tornado yang berukuran besar, tetapi aku belum tahu siapa yang membuat angin tornado itu karena dari yang kulihat, Raja Albert, nona Duchess Harriet dan nona Duchess Claret tidak menggunakan sihir yang berhubungan dengan angin saat melawan kita bertiga," ucapku.
"Memang bukan mereka bertigalah yang membuat angin tornado itu, melainkan dia," ucap nona Karina sambil melihat ke arah gerbang akademi.
Aku lalu melihat ke arah yang sama dengan yang dilihat oleh nona Karina. Aku melihat ada 3 orang yang sedang berjalan perlahan menghampiri kami bertiga. Aku sedikit terkejut ketika melihat 3 orang itu karena 3 orang itu adalah orang yang aku kenal.
"Senior Florian, komandan Marshall yang merupakan komandan prajurit Duke San Minerva sebelumnya, dan juga putri Amelia ?!," ucapku yang terkejut.
"Pantas saja sebelumnya aku merasakan ada sedikit aura yang familiar, ternyata aura itu berasal dari senior Florian, komandan Marshall dan putri Amelia," pikirku.
"Iya. Angin tornado yang menjebak kita tadi, Florian lah yang membuatnya," ucap nona Karina.
"Begitu ya, jadi senior Florian lah yang membuat angin tornado itu. Daripada itu, aku tidak menyangka kalau senior Florian dan komandan Marshall telah berubah menjadi iblis. Terakhir kali kabar mereka berdua terdengar adalah saat mereka berdua diculik dari penjara San Sabaneta. Setelah itu, kabar mereka tidak terdengar lagi. Namun, aku lebih tidak menyangka kalau putri Amelia juga telah berubah menjadi iblis. Bukankah tidak ada satu kabar apapun yang memuat tentang dirinya selama ini ? Lalu tiba-tiba dia muncul dengan wujud yang sudah berubah menjadi iblis," ucapku.
"Iya, ketika melihatnya pun aku juga terkejut. Lalu aku berpikir kalau mungkin saja Amelia berubah menjadi iblis karena ayahnya lah yang telah merubahnya. Aku berpikir begitu karena selama ini tidak ada kabar apapun tentang Amelia, tuan Duke Remy juga tidak membagikan kabar apapun tentang Amelia. Tidak adanya kabar tentang Amelia seharusnya menandakan kalau Amelia itu aman. Apabila ada sesuatu yang terjadi dengannya seperti sebuah penculikan dan sebagainya, sudah pasti akan ada kabar yang beredar tentang Amelia mengingat dia merupakan putri dari seorang Duke. Namun tiba-tiba dia muncul dalam keadaan sudah menjadi iblis dan tuan Duke Remy tidak menceritakan apapun tentang Amelia. Bukankah menurutmu itu aneh, Rid ?," tanya nona Karina.
"Jadi menurut anda....," ucapku.
"Iya, menurutku tuan Duke Remy lah yang telah mengubah Amelia menjadi iblis. Tidak hanya Amelia saja, melainkan semua iblis yang menyerang akademi ini. Tuan Duke Remy sepertinya adalah orang yang merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia," ucap nona Karina.
Aku sedikit terkejut ketika mendengar perkataan nona Karina. Setelah itu, aku menoleh ke belakang ke arah gedung lobi akademi.
"Penjelasan yang anda katakan tadi lumayan masuk akal, nona. Jika memang tuan Duke Remy adalah pelaku utama dalam rencana pembunuhan itu, maka Yang Mulia Ratu, tuan Duke Louis dan nona Duchess Arlet dalam bahaya besar karena saat ini mereka bertiga sedang berada di tempat yang sama dengan tuan Duke Remy. Aku harus membantu mereka," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku langsung bergegas menuju gedung lobi akademi.
"Tunggu, Rid!," ucap nona Karina yang berusaha menghentikanku.
Tetapi aku tidak menghentikan langkahku dan terus berlari menuju gedung lobi akademi. Namun baru beberapa langkah aku berlari untuk menuju gedung lobi akademi, tiba-tiba dari atasku muncul sebuah tebasan api berwarna hitam yang cukup besar. Tidak hanya tebasan api saja, ada juga tebasan yang berasal dari ~Dark Magic~ dan beberapa tembakan yang berasal dari ~Dark Magic~ yang mengarah kepadaku dari atas. Aku menyadari adanya serangan-serangan itu dan dengan sigap langsung menghindari serangan itu dengan melompat ke belakang dan kembali mendekati nona Karina dan nona Violetta. Karena aku berhasil menghindari serangan-serangan itu, serangan-serangan itu pun hanya menghantam permukaan tanah.
*BUMMMM *BUMMM
Suara ledakan pun terjadi akibat serangan itu yang menghantam tanah. Setelah serangan itu menghantam tanah, muncul 3 orang dari atas dan langsung mendarat di permukaan tanah yang ada di hadapanku. 3 orang itu adalah Raja Albert, Duchess Harriet dan Duchess Claret. Mereka bertiga sebelumnya aku hempaskan dengan seranganku, tetapi melihat mereka kembali kesini, sepertinya serangan yang aku lancarkan ke mereka sebelumnya tidaklah berpengaruh.
"Mereka kembali lagi," ucapku.
Saat ini, aku, nona Karina dan nona Violetta sedang dikepung oleh mereka berenam. Raja Albert, Duchess Harriet dan Duchess Claret mengepung kami dari arah jalan menuju gedung lobi akademi, sementara Senior Florian, komandan Marshall dan putri Amelia mengepung kami dari arah jalan menuju gerbang akademi.
"Aku tahu kalau kamu khawatir dengan keselamatan Yang Mulia Ratu, tuan Duke Louis dan nona Duchess Arlet. Tetapi kamu tidak akan dibiarkan untuk meninggalkan tempat ini oleh mereka. Jadi, lebih baik kita bertiga kalahkan mereka terlebih dahulu dan setelah itu kita pergi ke gedung tengah untuk membantu Yang Mulia Ratu dan para Duke serta para Duchess lainnya," ucap nona Karina sambil bersiap untuk menyerang menggunakan pedangnya.
"Baiklah, nona Karina. Kalau begitu, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat," ucapku yang juga sambil bersiap untuk menyerang dengan menggunakan pedang milikku.
-
Sementara itu di arena turnamen akademi.
Duke Remy terlihat sedang berada di tengah-tengah arena turnamen. Duke Remy terlihat sedang melakukan sesuatu karena dia sedang menyentuh permukaan lantai arena turnamen akademi dengan kedua tangannya.
"~Wahai tanaman, dedaunan, dan pepohonan. Penuhilah tempat ini dengan pepohonan yang menjulang tinggi dengan batang pohonnya yang sekeras baja. Ubahlah tempat ini menjadi hutan yang menyesatkan dan menjebak orang-orang yang berada di dalamnya~,"
~Plant Magic : Great Sacred Forest - Labyrinthus Silva Mortis~
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terjadi getaran besar di seluruh akademi. Getaran besar itu membuat terkejut orang-orang yang ada di dalam akademi, bahkan orang-orang yang berada di dekat dinding pembatas bagian luar akademi juga merasakan getaran itu.
"Getaran apa ini ?!,"
"Gempa bumi ?!,"
"Semuanya pergi ke tempat yang aman ?!," ucap orang-orang yang merasakan getaran itu.
Tidak lama kemudian setelah terjadinya getaran besar itu, muncul banyak pohon yang menjulang tinggi dari dalamp tanah. Pohon-pohon itu terus bermunculan dari dalam tanah wilayah akademi dan sekitarnya hingga membuat wilayah akademi mulai dipenuhi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi itu.
-Bersambung