Chereads / Peace Hunter / Chapter 346 - Chapter 346 : Prajurit Penjaga Ibukota San Estella

Chapter 346 - Chapter 346 : Prajurit Penjaga Ibukota San Estella

Di kota San Lucia.

Terlihat kota itu sedang diserang oleh orang-orang dan para iblis dalam jumlah banyak. Di suatu tempat di kota itu, senior Nadine sedang melawan beberapa orang dan iblis yang menyerang kota itu. Senior Nadine melawan orang-orang dan para iblis itu dengan menggunakan senapan panjang dan senapan kecilnya.

"Mereka ada banyak sekali. Sepertinya mereka menyerang kota ini karena mereka ingin membunuh keluarga San Lucia termasuk diriku," ucap senior Nadine.

Senior Nadine terus menyerang orang-orang dan para iblis yang ada dihadapannya. Saat senior Nadine sedang fokus menyerang, senior Nadine tidak menyadari kalau ada satu iblis yang bersiap menyerangnya dari belakang. Senior Nadine baru menyadari hal itu ketika iblis yang sedang menyerang itu sudah berada dekat dengannya. Iblis itu berniat menyerang senior Nadine dengan menggunakan kukunya yang tajam dan serangannya itu pun sudah hampir menjangkau senior Nadine. Namun sebelum serangan itu mengenai senior Nadine, tiba-tiba ada sebuah kabut tebal yang muncul mengelilingi iblis itu. Kabut tebal itu hanya muncul sebentar dan tidak berselang lama kabut itu langsung menghilang. Setelah kabut itu menghilang, iblis yang sedang menyerang senior Nadine langsung tergeletak dengan kondisi tubuh yang sudah tidak memiliki kepala. Senior Nadine pun terkejut melihat hal itu.

"Kabut ? Teknik ini, jangan-jangan...," ucap senior Nadine.

Setelah itu, senior Nadine berbalik ke arah orang-orang dan para iblis yang sebelumnya sedang dia hadapi. Di tempat mereka, saat ini sedang diselimuti kabut yang tebal. Tidak lama kemudian, kabut tebal itu pun menghilang. Orang-orang dan para iblis yang sebelumnya berada di kabut itu sudah dalam keadaan tergeletak dengan bersimbah darah. Beberapa anggota tubuh dari mereka pun juga sudah terpotong. Senior Nadine kembali terkejut setelah melihat hal itu.

"Teknik memotong di dalam kabut, teknik itu adalah teknik milik senior Gretta," ucap senior Nadine.

"Itu benar," ucap suara seorang wanita.

Senior Nadine terkejut ketika mendengar suara itu. Dia pun langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. Ketika senior Nadine sudah menoleh ke asal suara tersebut, tiba-tiba muncul tubuh seorang wanita. Tubuh itu pada awalnya tidak ada atau sedang tidak terlihat, lalu tubuh itu secara perlahan mulai memperlihatkan wujudnya. Setelah wanita itu sudah menampakkan seluruh tubuhnya, terlihat jelas siapa wanita itu. Wanita itu adalah senior Gretta, senior dari senior Nadine saat dia masih menjadi murid di akademi. Terlihat senior Gretta memakai sebuah seragam prajurit dan jubah yang melapisi seragamnya itu. Pada seragam dan jubah yang dikenakan oleh senior Gretta, ada sebuah lambang tetapi lambang itu bukanlah lambang hewan seperti yang dipakai para prajurit Frost Wolf dan prajurit pasukan lainnya.

"Senior Gretta," ucap senior Nadine yang terkejut.

"Iya, ini aku. Lama tidak berjumpa, Nadine," ucap senior Gretta.

Ketika mereka berdua baru saja bertemu, tiba-tiba beberapa iblis datang ke tempat mereka.

"Sebenarnya aku ingin mengobrol banyak karena kita sudah lama tidak bertemu, tetapi aku harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu. Kamu pun juga sama kan, Nadine ? Kalau begitu, ayo kita bekerja sama," ucap senior Gretta.

"Kamu benar, senior. Aku juga harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu. Aku akan bekerja sama denganmu, senior," ucap senior Nadine.

"Baguslah, ayo kita bekerja sama untuk menghabisi para iblis dan orang-orang yang menyerang kota ini," ucap senior Gretta.

-

Di ibukota San Estella.

Terlihat para iblis dan orang-orang yang berpakaian seperti bangsawan sedang menyerang beberapa tempat di ibukota San Estella termasuk di wilayah pinggiran ibukota San Estella. Di pinggiran ibukota San Estella, terlihat sudah ada banyak para iblis dan orang-orang yang sudah tumbang dengan kondisi tubuh yang telah tertusuk oleh beberapa anak panah yang terbuat dari berbagai elemen dasar.

Sementara itu, di sebuah atap bangunan yang berada di dekat tempat tumbangnya para iblis dan orang-orang itu, terlihat senior Alisha sedang menembakkan anak panahnya itu ke arah para iblis dan orang-orang yang masih menyerang sekitar tempat itu. Saat senior Alisha sedang menembaki para iblis dan orang-orang itu, tiba-tiba senior Sophie datang ke tempat senior Alisha berada.

"Alisha, aku sudah menghabisi para iblis dan orang-orang yang terlibat dalam penyerangan yang ada di tempatku berada sebelumnya," ucap senior Sophie.

"Kerja bagus, Sophie," ucap senior Alisha.

Senior Alisha dan senior Sophie terlihat sama-sama mengenakan seragam prajurit dan jubah yang melapisi seragam mereka. Seragam dan jubah yang mereka kenakan terlihat sama dengan yang dikenakan oleh senior Gretta. Seragam dan jubah itu memiliki lambang, tetapi bukanlah lambang seekor hewan seperti lambang pada prajurit Frost Wolf dan lainnya, melainkan lambang kerajaan San Fulgen. Lambang itu berupa tulisan dengan kata 'SFK' atau yang artinya San Fulgen Kingdom. Lalu pada tulisan itu, ada 2 buah tiang bendera beserta benderanya. 2 tiang bendera itu saling menyilang satu sama lain dan pada persilangan kedua tiang bendera itu lah terdapat tulisan 'SFK'. Para prajurit yang mengenakan lambang kerajaan San Fulgen dan bukan lambang seekor hewan adalah para prajurit yang ditugaskan untuk berjaga di wilayah ibukota San Estella. Para prajurit yang bertugas di wilayah ibukota San Estella dipimpin langsung oleh komandan tertinggi kerajaan San Fulgen yaitu komandan Oliver. Melihat senior Alisha dan senior Sophie memakai seragam dan jubah dengan lambang kerajaan San Fulgen, itu berarti mereka sekarang adalah prajurit yang bertugas di wilayah kerajaan San Fulgen, begitupun juga dengan senior Gretta. Namun, melihat senior Gretta saat ini sedang berada di kota San Lucia, itu berarti beberapa prajurit yang awalnya bertugas untuk menjaga ibukota San Estella, sudah ditugaskan untuk ikut membantu ke wilayah lainnya.

Sementara itu, senior Alisha terus menembaki para iblis dan orang-orang yang terlibat dalam penyerangan yang berada dalam jangkauan matanya. Tidak lama kemudian, senior Alisha pun berhenti menembak karena sudah tidak ada para penyerang yang berada di jangkauan matanya.

"Aku juga sudah selesai menghabisi mereka di tempat ini," ucap senior Alisha.

"Selanjutnya kita akan kemana ? Apa kita akan pergi ke San Fulgen Akademiya ? Sepertinya para iblis yang menyerang tempat ini adalah para iblis buatan yang dibuat oleh orang yang merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Mungkin para iblis yang menyerang tempat ini hanyalah sebagai umpan dan pengalih perhatian karena tujuan utama orang itu adalah untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan tuan Duke San Lucia yang kebetulan saat ini sedang berada di akademi. Sepertinya para iblis yang menyerang akademi akan lebih banyak daripada di tempat ini karena tujuan utama orang itu sedang ada disana," ucap senior Sohpie.

"Sepertinya begitu, tetapi kita tidak bisa seenaknya pergi ke San Fulgen Akademiya jika tidak diperintah. Lebih baik sekarang kita periksa sekitar tempat ini dan mencari rekan-rekan kita yang lain dan kemudian berkumpul dengan mereka terlebih dahulu. Jika ada perintah untuk pergi ke San Fulgen Akademiya, baru kita berangkat kesana untuk menghabisi para iblis dan orang-orang yang menyerang tempat itu," ucap senior Alisha.

"Baiklah," ucap senior Sophie.

Setelah itu, senior Alisha dan senior Sophie pun pergi meninggalkan tempat itu untuk mencari rekan-rekan mereka yang berada di sekitar tempat itu.

-

Kembali ke akademi.

Di bagian dalam wilayah akademi yang berada dekat dengan gerbang akademi, terlihat nona Karina dan nona Violetta sedang bertarung dengan Raja Albert, Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall, Florian dan juga putri Amelia. Mereka semua yang sebelumnya sedang terlilit tanaman yang berasal dari sihir nona Karina terlihat telah berhasil keluar dari lilitan tanaman itu. Mereka semua terus menyerang nona Karina dan nona Violetta agar bisa memaksa masuk ke dalam wilayah akademi. Tetapi nona Karina dan nona Violetta sejauh ini berhasil menahan mereka dengan baik. Nona Karina bahkan sudah menggunakan pedang miliknya untuk melawan Raja Albert dan yang lainnya.

Setelah beberapa saat saling menyerang, Raja Albert dan yang lainnya pun mundur ke belakang ke dekat gerbang akademi yang sudah hancur. Sementara nona Karina dan nona Violetta sedang bersiap untuk menyerang mereka apabila mereka bergerak kembali untuk menerobos masuk ke wilayah akademi.

"Apa lukamu itu sudah membaik, Violetta ?," ucap nona Karina sambil menoleh ke arah nona Violetta.

"Belum, nona," ucap nona Violetta.

"Aku minta maaf karena tidak dapat menyembuhkanmu. Lukamu itu berasal dari serangan yang diakibatkan oleh ~Dark Magic~, luka itu tidak dapat disembuhkan dengan sihir penyembuhan biasa seperti sihir penyembuhan milikku," ucap nona Karina.

"Tidak apa-apa, nona, anda tidak perlu meminta maaf. Ini salahku karena aku telah lengah sehingga aku berhasil diserang oleh mereka dengan menggunakan ~Dark Magic~. Setelah ini, aku akan berhati-hari agar tidak terkena serangan mereka lagi," ucap nona Violetta.

"Aku juga akan berhati-hati, serangan mereka itu sangat berbahaya," ucap nona Karina.

"Daripada itu, nona, aku tidak menyangka kalau anda sangat ahli dalam menggunakan pedang. Bagaimana kalau sesekali kita melakukan latih tanding dengan menggunakan pedang ?," tanya nona Violetta.

"Boleh saja jika itu hanya sesekali. Tetapi daripada membahas tentang itu, lebih baik kita fokus untuk melawan mereka," ucap nona Karina.

"Yah anda benar juga," ucap nona Violetta.

Setelah itu, nona Karina dan nona Violetta saling menatap dengan Raja Albert dan yang lainnya. Mereka semua belum memutuskan untuk bergerak dan menyerang, mereka hanya diam saja dan saling menatap. Saat mereka saling menatap, tiba-tiba datang beberapa prajurit dari arah belakang nona Karina dan nona Violetta.

"Komandan Violetta, nona Karina, kami akan membantu kalian berdua," ucap salah satu prajurit.

"Tidak perlu. Kalian berjaga saja di belakang, tepatnya di gedung lobi akademi dan gedung tengah. Para iblis ini sepertinya mengincar Yang Mulia Ratu, tuan Duke dan nona Duchess San Lucia yang sedang berada di gedung tengah. Kalian berjaga disana dan hadang para iblis ini apabila mereka berhasil melewatiku dan nona Karina," ucap nona Violetta tanpa berbalik ataupun menoleh ke arah prajurit yang ada di belakangnya.

"Baiklah, komandan," ucap prajurit itu.

Para prajurit itu pun menuruti perkataan nona Violetta dan langsung pergi untuk berjaga di gedung lobi akademi dan gedung tengah. Sementara nona Karina dan nona Violetta masih menatap Raja Albert dan lainnya yang berada di depan mereka berdua.

"Mereka sepertinya tidak mau menyerang. Haruskah kita menyerang mereka duluan, nona ?," tanya nona Violetta.

"Hmmm, mungkin mereka sudah menyiapkan jebakan apabila kita menyerang mereka duluan. Lebih baik kita menunggu mereka untuk menyerang duluan saja," ucap nona Karina.

"Baiklah," ucap nona Violetta.

Nona Karina dan nona Violetta saling menatap dengan Raja Albert dan yang lainnya dalam waktu yang cukup lama. Masing-masing dari mereka belum ada yang bergerak ataupun menyerang. Lalu beberapa saat kemudian, ketika nona Karina dan nona Violetta sedang menatap ke Raja Albert dan yang lainnya, tiba-tiba seorang prajurit datang dengan berlari tergesa-gesa ke tempat nona Karina dan nona Violetta.

"Komandan Violetta, nona Karina,...saya mau...melaporkan sesuatu," ucap prajurit itu sambil terengah-engah.

"Melaporkan sesuatu ? Apa itu ?," tanya nona Violetta tanpa menoleh dan berbalik untuk melihat prajurit itu.

Prajurit itu nampak masih mengatur nafasnya yang terengah-engah. Setelah berhasil mengatur nafasnya, dia pun mulai memberitahu laporannya ke nona Karina dan nona Violetta.

"Para iblis telah menerobos masuk ke wilayah akademi. Mereka menerobos masuk dengan menghancurkan dan melompati dinding-dinding pembatas akademi di setiap sisi selain dari sisi gerbang akademi,"

"Jumlah mereka sangat banyak sekali!," ucap prajurit itu.

Nona Violetta sangat terkejut setelah mendengar itu, begitupun juga dengan nona Karina.

"Apa katamu ?!," ucap nona Violetta yang terkejut.

-Bersambung