"Apa katamu ?!," nona Violetta yang terkejut.
"Segerombolan iblis telah menerobos masuk melewati dinding pembatas yang ada di sisi lain ?," tanya nona Karina.
Setelah itu, terdengar suara dentuman dan teriakan dari orang-orang yang ada di belakang nona Karina dan nona Violetta. Suara teriakan itu berasal dari bagian dalam wilayah akademi.
"Sepertinya para iblis yang menerobos masuk sudah mulai menyerang orang-orang yang berada di akademi. Apa yang harus kita lakukan, nona ?," tanya nona Violetta.
Nona Karina lalu terdiam sambil memikirkan sesuatu. Meski dia sedang terdiam dan berpikir, pandangannya tidak lepas dari Raja Albert dan para iblis lainnya yang berada di hadapannya. Tidak lama kemudian, nona Karina kembali berbicara.
"Kita berdua harus tetap disini untuk menahan mereka. Sementara untuk para iblis yang menyerang, kamu mintalah bantuan prajurit dari luar akademi untuk membantu. Bila perlu, minta bantuan kepada para murid yang ada untuk membantu dalam melawan para iblis yang menyerang itu. Saat ini di akademi ini sedang ada banyak sekali tamu penting, kita harus melindungi mereka karena sepertinya merekalah tujuan para iblis ini menyerang akademi. Sekarang kamu cepatlah pergi," ucap nona Karina kepada prajurit yang sebelumnya memberikan informasi.
"Baik, nona," ucap prajurit itu.
Prajurit itu langsung pergi kembali ke bagian dalam wilayah akademi. Saat prajurit itu sedang berlari pergi, tiba-tiba Raja Albert melancarkan tebasan jarak jauh yang terbuat dari ~Dark Magic~ ke arah prajurit itu. Tebasan itu pun melesat ke arah prajurit itu, tetapi saat tebasan itu sedang melesat, tiba-tiba muncul sebuah pohon yang cukup besar yang menahan tebasan itu sehingga tebasan itu tidak mengenai prajurit itu. Pohon yang tiba-tiba muncul itu adalah pohon yang berasal dari sihir nona Karina.
"Aku tidak akan membiarkanmu menyerang orang lain selain kami berdua," ucap nona Karina.
Setelah itu, Raja Albert, Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall, Florian dan putri Amelia kembali melesat ke arah nona Karina dan nona Violetta.
"Mereka datang, Violetta. Karena saat ini sedang ada penyerangan yang dilakukan oleh para iblis di akademi, sepertinya kita tidak boleh hanya menahan mereka. Kita harus mengalahkan mereka dan segera membantu untuk mengalahkan para iblis lainnya," ucap nona Karina.
"Baiklah, nona Karina. Kalau begitu aku akan serius untuk mengalahkan mereka," ucap nona Violetta.
Nona Violetta kemudian bersiap untuk melancarkan sebuah teknik miliknya.
~Flower Magic : Garden of Flowers~
Setelah itu, bunga-bunga dalam jumlah banyak mulai bermunculan di sekitar tempat itu. Kemudian, nona Karina juga bersiap untuk melancarkan teknik miliknya.
~Plant Magic : Wave of the Tree of Death~
Setelah itu, puluhan pohon tiba-tiba muncul dari bawah tanah di sekitar tempat mereka. Pohon-pohon itu bergerak dengan meliuk-liuk dan kemudian pohon-pohon itu mulai menyerang Raja Albert dan yang lainnya. Raja Albert dan yang lainnya langsung menyerang pohon-pohon yang menyerang mereka dan mereka pun berhasil memotong dan menghancurkan pohon-pohon itu. Tetapi meskipun mereka berhasil memotong dan menghancurkan pohon-pohon itu, pohon-pohon yang lain kembali muncul di sekitar tempat mereka saat ini. Di saat Raja Albert dan yang lainnya sedang fokus untuk menyerang pohon-pohon itu, nona Karina dan nona Violetta dengan cepat langsung menyerang mereka dengan menggunakan pedang mereka.
~Plant Sword Art : Sandbox's Resin Slash~
~Flower Sword Art : Sword Dance in the Flower Garden~
Nona Karina berhasil menyerang Raja Albert, putri Amelia, dan Duchess Harriet dengan serangannya itu. Sementara nona Violetta berhasil menyerang Duchess Claret, komandan Marshall dan juga Florian.
-
Sementara itu di bagian dalam wilayah akademi.
Di danau akademi, terlihat beberapa prajurit dan beberapa murid sedang melawan para iblis yang menyerang tempat itu. Tidak hanya para iblis saja yang menyerang tempat itu, beberapa orang juga ikut terlibat dalam penyerangan itu. Pada dinding pembatas yang ada di dekat danau akademi, terlihat ada sebuah lubang dan retakan yang cukup besar di salah satu titik di dinding itu. Lubang dan retakan itu sepertinya digunakan sebagai akses masuk para iblis dan orang-orang yang terlibat dalam penyerangan itu.
Selain itu, pada dinding pembatas yang berada di belakang asrama akademi dan gedung tempat tinggal staf, pengajar dan tamu akademi juga terdapat lubang dan retakan yang cukup besar pada salah satu titik di dinding pembatas itu. Sementara itu, di sekitar asrama akademi dan juga gedung tempat tinggal staf akademi, beberapa prajurit yang menjaga akademi dan beberapa murid sedang bertarung melawan para iblis dan beberapa orang yang ikut terlibat dalam penyerangan.
"Sial, mereka ada banyak sekali. Kenapa mereka tiba-tiba menyerang akademi ini ?,"
"Ini sama seperti yang terjadi saat festival akademi 3 tahun lalu dimana akademi juga diserang,"
"Itu benar, tetapi skala penyerangan kali ini lebih besar daripada 3 tahun lalu," ucap para murid.
Para prajurit dan para murid terus bertarung dengan para iblis dan orang-orang yang ikut menyerang akademi.
"Kami minta maaf karena telah meminta bantuan kalian mengingat jumlah kami tidak cukup apabila harus melawan mereka semua," ucap salah satu prajurit.
"Tidak perlu minta maaf, tuan. Sebagai murid di akademi ini, sudah kewajiban kami untuk ikut membantu apabila ada yang menyerang akademi ini," ucap salah satu murid.
Pertarungan antara para prajurit dan para murid dengan para iblis dan orang-orang yang terlibat dalam penyerangan itu berlangsung sangat sengit. Pertarungan itu berlangsung hampir di seluruh wilayah akademi kecuali di dalam gedung tengah akademi dan di sekitar gerbang akademi tempat nona Karina dan nona Violetta berada.
Sementara itu, beberapa iblis terlihat sudah menerobos masuk ke dalam area bangunan yang menjadi tempat belajar para murid akademi. Mereka menerobos masuk melewati gedung lobi akademi dan mengalahkan para prajurit yang berjaga disana. Mereka juga menerobos masuk dengan melewati gedung staf dan pengajar akademi yang berada di sisi yang berlawanan dari gedung lobi akademi. Setelah menerobos masuk, para iblis itu berniat untuk merobos masuk ke gedung tengah yang berada di tengah area itu, tetapi para prajurit yang berjaga di sekitar gedung tengah berhasil menahan para iblis itu agar tidak masuk ke dalam gedung tengah, setidaknya untuk saat ini.
-
Di arena turnamen akademi.
Terlihat Ratu Kayana sudah berada di tengah arena turnamen akademi dan memberikan informasi kepada orang-orang yang berada di arena turnamen kalau saat ini akademi dan juga seluruh wilayah kerajaan San Fulgen sedang diserang oleh segerombolan iblis dalam jumlah banyak dan juga orang-orang biasa yang ikut terlibat dalam penyerangan itu. Saat Ratu Kayana sedang memberikan informasi itu, terdengar ada beberapa suara dentuman, ledakan dan teriakan yang berasal dari luar arena turnamen akademi. Suara ledakan dan teriakan itu seolah sedang mengelilingi mereka dan itu membuat mereka cemas serta takut.
"Itu saja yang ingin aku informasikan. Dengan ini aku menyatakan kalau turnamen akademi ini akan dihentikan sementara. Setelah ini, kalian bebas untuk melakukan apapun. Apabila kalian ingin berlindung di tempat ini, silahkan. Apabila kalian ingin keluar dan membantu untuk melawan para penyerang itu juga silahkan," ucap Ratu Kayana.
Setelah Ratu Kayana berkata seperti itu, beberapa orang yang ada di tempat itu mulai tergesa-gesa untuk pergi keluar dari arena turnamen itu, sementara sisanya masih berada di arena turnamen itu. Setelah itu, Ratu Kayana melesat kembali menuju tempat duduk yang dia tempati sebelumnya. Kemudian, Ratu Kayana langsung berbicara dengan komandan Oliver.
"Tuan Oliver, perintahkan beberapa prajurit anda untuk membantu dalam melawan para iblis dan orang-orang yang menyerang akademi ini. Aku tahu para prajuritmu itu mungkin saat ini juga sedang melawan para penyerang yang menyerang tempat lain, tapi tolong usahakan agar mereka mau membantu dan datang ke akademi ini," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap tuan Oliver.
Setelah itu, tuan Oliver langsung bergegas untuk menghubungi para prajuritnya.
"Aku juga harus melakukan sesuatu kepada mereka yang telah menyerang akademi ini," ucap Ratu Kayana.
-
Di ruang tunggu peserta turnamen akademi.
Setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, aku langsung bangun dari tempat dudukku dan bersiap untuk meninggalkan ruangan itu. Melihatku yang sedang bersiap untuk meninggalkan ruangan itu, Charles langsung bertanya kepadaku.
"Kamu mau kemana, Rid ?," tanya Charles.
"Aku ingin pergi untuk membantu melawan para penyerang yang menyerang akademi ini. Sebagai ketua Elevrad saat ini, mana mungkin aku diam saja melihat mereka menyerang akademi ini," ucapku.
"Kalau begitu, aku akan ikut membantu," ucap Charles.
"Aku juga," ucap Chloe.
Tidak hanya Charles dan Chloe saja, Noa, Elaina dan Leandra juga berkata kalau mereka akan ikut membantu. Sementara Irene tidak berkata kalau dia akan ikut membantu, tetapi meskipun Irene tidak berkata kalau akan ikut membantu, Irene pastinya akan tetap ikut membantu.
"Baiklah, kalau pergi ayo kita segera pergi untuk membantu melawan para iblis dan orang-orang yang terlibat dalam penyerangan ini. Kalian pergilah ke tempat tinggal para staf, asrama akademi, area pertokoan, taman akademi serta danau akademi," ucapku.
"Baiklah, tapi kamu sendiri akan pergi kemana, Rid ?," tanya Chloe.
"Aku akan pergi ke gerbang akademi, aku merasa ada beberapa lawan yang merepotkan di tempat itu," ucapku.
-
Kembali ke dekat gerbang akademi.
Nona Karina dan nona Violetta terlihat masih bertarung dengan Raja Albert, Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall, Florian dan putri Amelia. Pohon-pohon yang muncul di permukaan tanah akibat sihir dari nona Karina terlihat masih meliuk-liuk dan menyerang Raja Albert dan yang lainnya. Di sekitar tempat itu juga masih terdapat banyak bunga yang diciptakan dari sihir nona Violetta.
Sementara itu, nona Karina dan nona Violetta terlihat sudah terkena beberapa serangan yang mengakibatkan tubuh mereka saat ini sudah mengalami beberapa luka. Raja Albert dan yang lainnya pun sama, tubuh mereka juga terdapat beberapa luka tetapi mereka tetap tanpa henti menyerang nona Karina dan nona Violetta seolah mereka tidak merasakan luka-luka yang ada pada tubuh mereka.
Saat ini, Raja Albert sedang melancarkan beberapa serangan tebasan jarak dekat ke nona Karina, tetapi nona Karina berhasil menahan semua serangan itu dengan pedangnya.
"Aku mungkin bisa menahan serangan ini saat ini, tetapi aku menyadari kalau serangan ini sangatlah kuat. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai aku sudah tidak bisa menahan serangan ini,"
"Daripada itu, kakak Albert, kenapa kamu bisa berubah menjadi iblis seperti ini ? Aku harus segera mengalahkanmu. Aku tidak akan membiarkanmu menemui kakak Kayana dengan penampilanmu yang sudah berubah menjadi iblis," pikir nona Karina.
Setelah itu, nona Karina dan Raja Albert saling menyerang dengan serangan jarak pendek menggunakan pedang mereka masing-masing. Sementara itu, nona Violetta saat ini sedang menyerang putri Amelia.
"Amelia, sadarlah! Siapa yang telah membuatmu menjadi iblis seperti ini ?," tanya nona Violetta.
Putri Amelia hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan nona Violetta. Mereka berdua terus saling menyerang satu sama lain menggunakan senjata mereka masing-masing. Nona Karina saat ini fokus untuk melawan Raja Albert, sementara nona Violetta fokus untuk melawan putri Amelia, namun mereka tidak bisa fokus dengan lawan mereka masing-masing karena Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall dan Florian selalu mengganggu pertarungan mereka.
Setelah beberapa saat saling bertarung, nona Violetta dan nona Karina pun mundur beberapa langkah ke belakang ke arah bagian dalam wilayah akademi. Raja Albert dan yang lainnya juga mundur beberapa langkah ke belakang ke arah gerbang akademi. Mereka semua terlihat sudah mendapatkan beberapa luka di tubuh mereka.
"Disaat kita sedang fokus melawan 1 iblis, iblis-iblis yang lainnya datang membantu dan mengganggu pertarungan kita. Ini benar-benar merepotkan," ucap nona Violetta.
"Iya, jika iblis yang lainnya tidak mengganggu, setidaknya aku yakin kalau aku bisa mengalahkan Raja Albert yang sudah berubah menjadi iblis itu," ucap nona Karina.
"Aku juga pastinya dapat mengalahkan Amelia. Tetapi aku ragu apakah aku bisa mengalahkan dan membunuhnya atau tidak karena aku masih tidak menyangka Amelia telah berubah menjadi iblis. Aku tidak mendengar kabar kalau Amelia telah diculik atau yang lainnya, tetapi tiba-tiba dia muncul dengan wujud yang sudah berubah menjadi iblis. Aku tidak akan memaafkan orang yang telah mengubahnya menjadi iblis, aku akan membunuh orang itu," ucap nona Violetta.
"Kamu benar, sampai saat ini tidak ada kabar kalau Amelia telah diculik dan sebagainya. Berbeda dengan Raja Albert, nona Claret dan nona Harriet yang sebelumnya dikabarkan telah menghilang dari kediamannya. Lalu Florian dan komandan Marshall yang juga telah diculik dari penjara San Sabaneta. Setidaknya ada kabar tentang mereka sebelum mereka diketahui telah diubah menjadi iblis, tetapi kenapa Amelia tidak ada kabar sama sekali ?," tanya nona Karina.
Nona Karina lalu terdiam sambil memikirkan sesuatu. Tidak lama kemudian, nona Karina terlihat seperti sudah menyadari sesuatu. Wajahnya nampak terkejut.
"Jangan-jangan......," ucap nona Karina.
-
Sementara itu disisi Raja Albert dan yang lainnya.
Raja Albert terlihat sedang bersiap untuk melancarkan serangan. Dia mulai mengaliri pedangnya dengan ~Dark Magic~ yang cukup banyak.
"Kalian semua, berhenti bermain-main. Bantu aku agar aku bisa melewati mereka," ucap Raja Albert dengan suara yang datar.
"Baik," ucap Duchess Claret, Duchess Harriet, Florian, komandan Marshall dan putri Amelia.
Mereka mengatakan itu dengan suara yang datar.
-
Kembali ke sisi nona Karina dan nona Violetta.
"Jangan-jangan....orang yang telah mengubah Amelia adalah tuan Duke Remy," ucap nona Karina.
"Apa ?! Apa yang baru saja anda katakan, nona ?," tanya nona Violetta yang terkejut.
"Ini hanya pemikiranku saja karena selama ini tidak ada kabar tentang Amelia sama sekali. Tuan Duke Remy pun juga tidak memberi kabar apabila Amelia telah hilang dan sebagainya. Tetapi sekarang Amelia telah muncul dengan wujud yang sudah berubah menjadi iblis, bukankah wajar jika aku curiga kepada tuan Duke Remy ?," tanya nona Karina.
"Yah, pemikiran anda ada ben-," ucap nona Violetta.
Sebelum nona Violetta sempat menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba sebuah angin tornado yang muncul di tengah-tengah mereka.
"Angin tornado ?!," ucap nona Violetta yang terkejut.
"Cepat menghindar sebelum angin tornado itu semakin besar," ucap nona Karina.
Nona Violetta dan nona Karina pun langsung menjauh meninggalkan tempat munculnya angin tornado itu. Angin tornado itu pun secara perlahan mulai membesar sampai ukurannya sangat besar sekali. Angin tornado itu mulai menarik segala sesuatu yang ada di sekitar mereka.
"Angin tornado ini kuat sekali, siapa yang menciptakan angin tornado itu ?!," ucap nona Violetta.
"Sepertinya angin itu adalah ciptaan Florian mengingat dia bisa menggunakan Strom Magic," ucap nona Karina.
"Aku sebelumnya pernah bertarung melawannya, tetapi sihir miliknya saat itu tidak sekuat ini," ucap nona Violetta.
"Tentu saja sihirnya saat ini sudah menjadi kuat karena dia saat ini sudah berubah menjadi iblis," ucap nona Karina.
Nona Karina lalu melihat ke arah Florian yang sedang berada di dekat gerbang akademi. Di samping Florian ada Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall dan Amelia, tetapi tidak terlihat Raja Albert di samping Florian. Nona Karina pun terkejut ketika melihat itu.
"Raja Albert tidak ada ?! Kemana perginya dia ?!," tanya nona Karina yang terkejut.
Nona Karina lalu melihat ke sekelilingnya dan dia pun menemukan Raja Albert yang sedang melesat ke gedung lobi akademi.
"Raja Albert sedang melesat untuk menuju gedung lobi akademi. Aku tidak yakin para prajurit yang berjaga di gedung lobi akademi dapat menghentikannya. Violetta, ayo kita kejar dia," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucap nona Violetta.
Nona Karina dan nona Violetta langsung melesat untuk mengejar Raja Albert. Meski di dekat mereka sedang ada angin tornado yang sangat besar yang menarik apapun yang berada di sekitar angin tornado itu, tetapi itu tidak membuat melambatnya kecepatan nona Violetta dan nona Karina untuk mengejar Raja Albert. Nona Karina lalu memperhatikan Raja Albert sambil terus mengejarnya. Pada pedang yang di pegang oleh Raja Albert, terlihat ada aura berwarna hitam pekat yang menyelimuti pedang itu.
"Raja Albert sepertinya mau melakukan sesuatu, cepat kita hentikan dia, Violetta," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucap nona Violetta.
Nona Karina dan nona Violetta terus mengejar sampai akhirnya mereka berdua sudah berada dekat dengan Raja Albert dan hampir mengejarnya. Tetapi saat mereka berdua sudah hampir mengejarnya, tiba-tiba di samping mereka berdua muncul Duchess Claret dan Duchess Harriet yang bersiap menyerang mereka. Munculnya Duchess Claret dan Duchess Harriet di samping mereka membuat mereka terkejut.
"Nona Claret dan nona Harriet ? Bagaimana mereka sudah ada disini ? Bukankah mereka masih berada di dekat gerbang akademi ?," pikir nona Karina yang terkejut.
Setelah itu, Duchess Claret langsung menyerang nona Karina dengan sebuah tendangan yang dilapisi oleh ~Dark Magic~, sementara Duchess Harriet menyerang nona Violetta dengan rapier miliknya yang sudah dilapisi oleh ~Dark Magic~. Meskipun nona Karina dan nona Violetta terkejut dengan munculnya Duchess Harriet dan Duchess Claret secara tiba-tiba, namun mereka berdua dengan sigap langsung menahan serangan itu dengan pedang milik mereka. Tetapi begitu serangan dari Duchess Claret dan Duchess Harriet mengenai pedang mereka berdua, mereka berdua langsung terhempas akibat menahan serangan itu.
"Apa-apaan serangan ini ? Serangan ini lebih kuat dari sebelumnya. Apa sebelumnya mereka hanya menahan diri ?," pikir nona Karina.
Nona Karina dan nona Violetta terhempas sangat jauh ke belakang. Nona Karina terlihat menyadari kemana mereka sedang terhempas.
"Sial, arah ini kan....," pikir nona Karina.
Nona Karina dan nona Violetta saat ini sedang terhempas ke arah angin tornado yang sangat besar. Nona Karina dan nona Violetta berusaha untuk menghentikan tubuh mereka agar tidak terhempas lagi, namun tidak bisa. Apalagi tarikan dari angin tornado itu semakin membuat mereka berdua tidak bisa berhenti. Pada akhirnya mereka berdua tetap terhempas sampai akhirnya mereka masuk ke dalam angin tornado itu.
-
Sementara itu, Raja Albert terus melesat ke arah gedung lobi akademi. Setelah sampai di depan gedung lobi akademi, Raja Albert langsung masuk ke dalam gedung lobi akademi tanpa gangguan apapun karena para prajurit yang menjaga bagian depan gedung lobi akademi sudah dikalahkan. Setelah masuk ke dalam gedung lobi akademi, Raja Albert terus melesat untuk keluar dari gedung lobi akademi lewat sisi lainnya. Ketika sudah keluar dari gedung lobi akademi lewat sisi lainnya, Raja Albert pun berhenti. Saat ini di hadapan Raja Albert ada gedung tengah akademi dan sekitarnya ada beberapa prajurit dan murid yang sedang bertarung melawan para iblis dan orang-orang yang ikut terlibat dalam penyerangan.
Setelah itu, Raja Albert mengangkat kedua tangannya sambil memegang pedangnya yang sudah dilapisi oleh aura berwarna hitam yang sangat pekat. Raja Albert sepertinya ingin menyerang gedung tengah akademi itu dengan serangan pedangnya. Setelah mengangkat pedangnya selama beberapa detik, Raja Albert bersiap untuk mengayunkan pedangnya itu. Tetapi saat Raja Albert mau mengayunkan pedangnya itu, tiba-tiba ada seseorang yang melesat dengan cepat ke arah Raja Albert dan langsung menendangnya. Raja Albert tidak sempat untuk menahan tendangan itu karena dia sedang berusaha mengayunkan pedangnya. Raja Albert pun terkena tendangan itu tepat di dadanya dan membuat dia terhempas menghantama dinding gedung lobi akademi hingga keluar dari gedung lobi akademi dan menghantam jalan yang berada di gedung lobi akademi.
Setelah itu, Raja Albert mulai bangkit kembali sambil melihat ke arah gedung lobi akademi yang dindingnya sudah hancur akibat terkena hantaman Raja Albert yang terhempas. Di pintu gedung lobi akademi, terlihat ada seseorang yang sedang berjalan keluar dari gedung lobi akademi. Sosok orang itu belum terlihat sepenuhnya akibat debu asap yang muncul di tempat itu karena hancurnya dinding gedung lobi akademi. Sosok orang itu pun mulai terlihat jelas secara perlahan setelah orang itu keluar dari kepulan asap yang menyelimuti orang itu. Ternyata orang itu adalah Rid Archie.
Sementara itu, aku yang baru saja menendang Raja Albert langsung mengatakan sesuatu kepada Raja Albert.
"Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan Raja, atau lebih tepatnya mantan Raja kerajaan ini. Ayunan pedang yang anda mau lancarkan tadi itu sangat berbahaya karena ayunan pedang itu bisa membuat gedung tengah akademi terbelah menjadi dua. Beruntung aku masih sempat untuk menghentikan anda dalam melancarkan serangan itu,"
"Sekarang, anda tidak akan bisa melancarkan serangan itu lagi ke gedung tengah akademi. Jika anda ingin melancarkan serangan itu, lewati dan kalahkan aku terlebih dahulu," ucapku sambil bersiap menyerang dengan menggunakan pedangku.
-Bersambung