Sementara itu, di suatu kota yang berada di wilayah San Angela.
Terlihat komandan Asier dan beberapa prajuritnya sedang melawan para iblis dan orang-orang yang menyerang kota itu. Tidak terlihat ada wakil komandan Sara yang ikut bersamanya, sepertinya wakil komandan Sara sedang ditugaskan di tempat lain.
"Para iblis ini lebih kuat daripada iblis yang aku lawan di gedung pengadilan 2 tahun lalu. Kalian semua, berhati-hatilan," ucap komandan Asier.
"Baik, komandan," ucap para prajurit Frost Wolf.
Setelah itu, komandan Asier menghentakkan kaki kanannya ke tanah. Tidak lama kemudian, duri-duri es yang berukuran cukup besar muncul dari bawah tanah dan langsung menusuk beberapa iblis yang sedang menyerang komandan Asier dan para prajuritnya. Iblis-iblis itu pun langsung tidak bergerak setelah ditusuk oleh duri-duri itu. Kemudian, komandan Asier melesat ke arah orang-orang biasa yang ikut menyerang.
"Kalian terlihat seperti bangsawan. Apa kalian yang telah merencanakan penyerangan ini ? Atau ada orang lain yang memerintah kalian ?," tanya komandan Asier.
"Untuk apa kami memberitahumu, semuanya serang!," ucap salah satu dari orang-orang yang menyerang itu.
Orang-orang itu pun mulai menyerang komandan Asier dengan senjata mereka masing-masing. Tetapi komandan Asier berhasil menghindari serangan-serangan itu dengan mudah. Saat menghindari serangan itu, komandan Asier terlihat sambil sedang menghirup udara secara perlahan. Setelah itu, komandan Asier mulai menghembuskan kembali udara yang dia hidup.
~Ice Magic : Ice Breath~
Udara yang dihembuskan oleh komandan Asier adalah udara yang sangat dingin. Udara itu membuat orang-orang yang saat ini sedang dilawan oleh komandan Asier menjadi membeku secara perlahan. Tetapi orang-orang itu tidak membeku sepenuhnya, hanya beberapa anggota tubuhnya saja yang membeku dan membuat mereka tidak bisa bergerak. Mereka pun masih bisa berbicara karena mereka tidak membeku sepenuhnya.
"Apa-apaan ini ?! tubuhku tidak bisa bergerak,"
"Aku juga, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku,"
"Hei keparat, lepaskan kami," ucap orang-orang itu.
Setelah itu, komandan Asier mengacungkan pedangnya ke leher orang yang berkata 'keparat' kepadanya. Orang itu pun langsung ketakutan melihat pedang itu sedang berada di depan lehernya seperti hendak menebas lehernya itu.
"Aku takjub kepadamu karena kamu masih bisa berkata kasar padahal saat ini kamu bahkan tidak bisa bergerak sama sekali. Jika kamu ingin aku melepaskanmu dan yang lainnya, setidaknya mintalah dengan sopan," ucap komandan Asier.
Setelah itu, komandan Asier langsung menebas leher orang itu hingga kepalanya terputus. Kepala orang itu pun melayang di udara sampai akhirnya jatuh ke tanah. Tubuh orang itu pun yang sudah tidak memiliki kepala secara perlahan mulai jatuh terbaring di tanah. Tidak terlihat ada darah yang mengucur pada leher orang yang telah terpotong itu karena komandan Asier langsung membekukan leher orang itu bersamaan dengan saat dia telah menebas leher orang itu.
Orang-orang yang lainnya pun mulai merasa takut dan panik ketika melihat komandan Asier telah menebas leher rekan mereka. Setelah itu, komandan Asier kembali menghampiri orang-orang lainnya yang sudah tidak bisa bergerak karena telah membeku.
"Aku akan mengampuni kalian apabila kalian menjawab pertanyaanku, tetapi apabila kalian tidak menjawab, kalian akan bernasib sama dengan orang yang tadi," ucap komandan Asier.
"B-baiklah, komandan. A-aku akan menjawab pertanyaan apapun yang kamu tanyakan asalkan k-kamu tidak membunuhku,"
"A-aku juga, komandan,"
"A-aku juga, a-asalkan anda tidak membunuh saya," ucap orang-orang itu.
"Bagus, aku suka sekali dengan orang yang mau bekerja sama,"
"Katakan padaku siapa yang menyuruh kalian untuk menyerang kota-kota dan desa-desa di wilayah San Angela ? Tidak hanya wilayah San Angela saja, aku dengar dari komandan Oliver kalau wilayah San Lucia juga sedang diserang. Aku yakin wilayah San Minerva, wilayah San Quentine dan bahkan ibukota San Estella juga telah diserang. Apa alasan kalian melakukan penyerangan ini ?," tanya komandan Asier.
Orang-orang itu terdiam sejenak. Lalu tidak lama kemudian, salah satu dari orang-orang itu mulai berbicara.
"Aku akan memberitahunya kepadamu, komandan. Orang yang menyuruh kita untuk menyerang wilayah-wilayah di kerajaan San Fulgen ini adal-," ucap orang itu.
Tetapi sebelum orang itu menyelesaikan perkataannya, sebuah tebasan api yang cukup besar tiba-tiba muncul dan langsung menebas orang itu hingga menjadi dua. Orang itu pun juga ikut terbakar setelah terkena serangan itu.
"Apa ?!," ucap komandan Asier.
Komandan Asier terkejut melihat orang yang berniat memberitahunya informasi tiba-tiba langsung tewas karena terkena sebuah tebasan api. Orang-orang lainnya yang merupakan rekan mereka pun juga terkejut. Setelah itu, beberapa prajurit Frost Wolf yang kebetulan berada di dekat komandan Asier langsung meneriakkan sesuatu ke komandan Asier.
"Komandan Asier, menghindar!!," ucap beberapa prajurit itu.
Mereka berteriak seperti itu karena mereka melihat ada banyak tebasan berukuran cukup besar dari elemen yang berbeda-beda sedang diarahkan ke tempat komandan Asier berada. Tebasan itu pun mengarah dengan cepat ke tempat komandan Asier berada sehingga komandan Asier tidak sempat untuk menghindari semua tebasan itu.
*BUMMM *BUMMM *BUMMM
Semua tebasan itu pun mengenai tempat komandan Asier berada dan menimbulkan suara benturan dan ledakan yang cukup besar.
"Komandan Asier!!!," teriak para prajurit Frost Wolf.
Debu asap pun mulai menyelimuti tempat komandan Asier berada sehingga mereka tidak bisa melihat bagaimana keadaan komandan Asier. Namun debu asap yang menyelimuti tempat itu tidak berlangsung lama karena debu asap itu secara perlahan mulai menghilang. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat ada sebuah kubah es berukuran cukup besar di tempat komandan Asier berada. Kubah es itu secara perlahan mulai retak dan hancur. Setelah kubah es itu hancur, terlihat komandan Asier yang sebelumnya berlindung di dalam kubah es itu.
"Komandan Asier, dia selamat,"
"Sepertinya percuma saja kita mengkhawatirkannya,"
"Itu benar, lagipula dia itu adalah seorang komandan. Tidak mungkin dia dapat dengan mudah dikalahkan," ucap para prajurit Frost Wolf yang berada tidak jauh dari tempat komandan Asier berada.
Setelah itu, komandan Asier melihat ke sekeliling tempat itu. Orang-orang di sekitar tempat itu yang sebelumnya sedang ditanyakan oleh komandan Asier, semuanya sudah tewas dengan kondisi beberapa bagian tubuh yang sudah hancur dan bersimbah darah. Komandan Asier nampak tidak terkejut saat melihat semua orang itu sudah tewas.
Kemudian, komandan Asier melihat ke arah depannya. Di depannya ada beberapa bangunan, lalu di bagian atap bangunan itu terlihat ada banyak orang yang sedang melihat ke arah komandan Asier. Orang-orang itu memiliki ciri-ciri seperti ras Iblis. Mereka tengah memegang senjata mereka masing-masing yang sedang dialiri berbagai sihir elemen, bahkan beberapa dari mereka terlihat sedang memegang senjata yang dialiri oleh ~Dark Magic~. Selain itu, para iblis itu juga mengenakan pakaian yang terlihat mirip dengan pakaian yang dikenakan oleh komandan Ivana.
"Pakaian itu.....itu adalah pakaian yang biasanya dipakai oleh orang-orang negeri Kaminari. Kenapa orang-orang dari negeri Kaminari berada disini dan juga kenapa mereka telah menjadi iblis ?," tanya komandan Asier yang bingung.
Komandan Asier lalu teringat dengan perkataan komandan Ivana saat pertemuan antara Ratu Kayana dan semua komandan prajurit San Fulgen. Saat itu, komandan Ivana memberitahu kalau para pengungsi dari negeri Kaminari yang datang ke kerajaan San Fulgen itu semuanya diterima dan ditampung oleh Duke Remy.
"Jadi begitu ya, alasan kenapa ada orang-orang dari negeri Kaminari disini adalah karena mereka semua adalah pengungsi dari negeri Kaminari yang datang ke kerajaan ini. Lalu alasan kenapa mereka semua diubah menjadi iblis pastinya karena mereka telah diubah oleh orang yang telah menerima dan menampung mereka. Jadi pelaku utama atas apa yang terjadi di kerajaan ini selama beberapa tahun ini adalah tuan Duke Remy. Beliau juga lah yang telah merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia," ucap komandan Asier.
Komandan Asier terlihat kecewa karena selama ini dia tidak kepikiran kalau pelaku utamanya sebenarnya adalah Duke Remy. Yah itu wajar karena selama ini tidak ditemukan bukti-bukti yang mengarah ke Duke Remy. Tetapi karena sekarang komandan Asier sudah tahu siapa pelaku utamanya, maka dia tahu apa yang akan dia lakukan setelahnya.
"Aku dengar wilayah San Lucia juga diserang oleh para iblis seperti di wilayah San Angela ini. Sepertinya Duke Remy menyerang wilayah San Lucia karena beliau ingin menyerang keluarga San Lucia yang berada di kota San Lucia. Aku harus segera mengalahkan para iblis dan orang-orang yang menyerang wilayah ini agar aku bisa secepatnya pergi ke wilayah San Lucia untuk membantu semua keluargaku,"
"Tetapi sebelum itu, aku harus memberitahukan informasi tentang Duke Remy yang merupakan pelaku utama kepada komandan Oliver dan Yang Mulia Ratu," ucap komandan Asier.
Komandan Asier berniat untuk memberitahukan informasi itu kepada komandan Oliver, tetapi orang-orang dari negeri Kaminari yang telah berubah menjadi iblis tidak diam saja melihat hal itu. Mereka langsung melesat ke komandan Asier dan langsung menyerangnya.
-
Sementara itu, di suatu kota yang berada di wilayah San Minerva.
Di tempat itu, terlihat ada sebuah cairan perak dalam jumlah besar yang membanjiri sekitar tempat itu. Di bagian tengah atau pusat dari cairan perak dalam jumlah besar itu, ada komandan Keira yang sedang berdiri di atas cairan perak itu. Komandan Keira sedang melihat ke atap bangunan yang berada di depannya. Di atap bangunan itu, ada banyak orang-orang dari negeri Kaminari yang telah berubah menjadi iblis.
"Orang-orang dari negeri Kaminari, kenapa mereka ada disini ?," tanya komandan Keira.
Setelah itu, orang-orang dari negeri Kaminari pun langsung menyerang komandan Keira. Komandan Keira pun juga menyerang orang-orang dari negeri Kaminari itu dengan menggunakan ~Silver Magic~ miliknya.
-
Di suatu kota yang berada di wilayah San Lucia.
Terlihat komandan Allister sedang bertarung dengan orang-orang dari negeri Kaminari yang telah berubah menjadi iblis. Komandan Allister bertarung tanpa menggunakan senjata dan hanya mengandalkan tangan kosong. Meskipun hanya mengandalkan tangan kosong, komandan Asier juga terlihat menggunakan sihir karena saat seluruh tubuhnya saat ini sedang diselimuti oleh sebuah aura sihir berwarna hijau yang sangat pekat. Selain itu, di sekitar tempat itu juga terlihat ada 2 buah angin tornado yang sangat besar. Sepertinya 2 buah tornado itu berasal dari sihir komandan Allister karena di dalam 2 buah tornado itu ada banyak iblis yang sedang terjebak di dalam tornado itu dan ikut berputar-putar mengikuti arah tornado itu.
"Mereka semua ada banyak sekali, aku harus mengalahkan mereka semua dan segera pergi ke kota San Lucia untuk membantu disana," ucap komandan Allister.
-
Di suatu kota yang berada di wilayah San Quentine.
Sebuah hujan salju yang cukup deras sedang terjadi di tempat itu. Hujan salju itu membuat tanah dan jalan yang berada di tempat itu tertutupi oleh salju yang cukup tebal. Di suatu jalan yang terkena hujan salju itu, terlihat komandan Ivana yang sedang berjalan ke depan. Di belakang komandan Ivana, ada beberapa iblis yang telah tewas dengan kondisi tubuh yang telah terpotong-potong. Komandan Ivana terus berjalan ke depan dan di depannya ada segerombolan iblis dalam jumlah banyak yang siap menyerang komandan Ivana.
"Jadi, apa kalian semua adalah iblis yang diperintah oleh orang yang merencanakan pembunuhan terhadap seluruh keluarga kami ? Kebetulan sekali, jika aku menghabisi kalian, mungkin aku bisa menemukan orang yang merencanakan hal itu. Mungkin saja orang yang merencanakan hal itu akan langsung muncul begitu aku menghabisi kalian semua," ucap komandan Ivana.
Setelah itu, komandan Ivana menancapkan pedangnya atau lebih tepatnya katananya ke permukaan salju yang ada di bawahnya.
~Snow Magic : Ocean of Snow~
Kemudian, permukaan salju yang menyelimuti jalan dan tanah yang ada di bawah tempat komandan Ivana berpijak, mulai meninggi dan secara perlahan mulai menenggelamkan para iblis yang berada di depannya. Salju yang meninggi dan menenggelamkan para iblis itu terlihat seperti sebuah lautan salju. Setelah itu, salju yang meninggi itu secara perlahan mulai menurun kembali seperti sebelumnya. Jalanan dan tanah tempat komandan Ivana berpijak pun mulai terlihat kembali meskipun beberapa terlihat sudah tertutupi oleh salju. Namun, iblis-iblis yang tenggelam di salju yang telah meninggi sebelumnya sudah tidak terlihat lagi disaat salju itu telah menurun. Semua iblis itu telah menghilang tanpa jejak.
Setelah itu, komandan Ivana kembali berjalan mengikuti jalan yang ada di depannya. Baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba ada beberapa tebasan dari beberapa elemen yang mengarah ke komandan Ivana. Tetapi komandan Ivana dengan cepat langsung menghindari tebasan-tebasan itu. Setelah menghindari tebasan-tebasan itu, dia melihat ke arah datangnya tebasan itu sebelumnya. Dari arah datangnya tebasan itu, terlihat ada banyak orang dari negeri Kaminari yang telah berubah menjadi iblis.
"Orang-orang dari negeri Kaminari...ah begitu ya. Sesuatu perkataanku tadi, meskipun aku tidak menemukan orang yang merencanakan pembunuhan itu setelah mengalahkan para iblis sebelumnya, tetapi setidaknya aku jadi mengetahui siapa orang yang merencanakan pembunuhan itu,"
"Tuan Duke Remy, anda benar-benar telah merawat dan menjaga para pengungsi dari negeri Kaminari dengan baik. Bahkan anda sampai mengubah mereka hingga menjadi seperti ini,"
"Saat ini tuan Duke Remy sedang berada di akademi. Tuan Louis dan Yang Mulia Ratu pastinya juga ada disana. Aku harus segera menghubungi mereka dan memberitahu kalau tuan Duke Remy lah pelaku utama yang merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Tetapi sepertinya aku tidak akan diberi kesempatan untuk menghubungi mereka, aku harus menghabisi mereka terlebih dahulu," ucap komandan Ivana sambil melihat ke arah orang-orang negeri Kaminari yang telah berubah menjadi iblis.
Setelah itu, komandan Ivana dan orang-orang dari Kaminari pun mulai saling bertarung.
-Bersambung