"Apa katamu ? Segerombolan iblis dalam jumlah yang banyak sedang menyerang wilayah San Lucia ?," tanya Duke Louis yang terkejut.
Ratu Kayana, para Duke dan Duchess lainnya yang kebetulan mendengar percakapan Duke Louis pun juga ikut terkejut.
"Apa ? Wilayah San Lucia diserang oleh segerombolan iblis dalam jumlah banyak ?," tanya Ratu Kayana yang terkejut.
Meskipun Ratu Kayana, para Duke dan Duchess lainnya terkejut setelah mendengar percakapan Duke Louis, Duke Louis masih terus melanjutkan percakapannya dengan komandan Mina lewat kristal komunikasi.
"Segera perintahkan para prajuritmu untuk menyerang para iblis yang menyerang kota San Lucia dan melindungi para warga yang tinggal disana karena tugasmu dan para prajurit bawahanmu adalah untuk melindungi kota San Lucia. Untuk wilayah lain di wilayah San Lucia, segera koordinasikan dengan komandan Allister dan minta para prajuritnya untuk menyerang para iblis di wilayah San Lucia dan melindungi para warga di wilayah San Lucia. Para prajuritku tidak cukup banyak dibandingkan dengan para prajurit Strom Leopard, jadi kamu dan para prajurit bawahanmu fokus untuk menjaga dan melindungi kota San Lucia,"
"Baiklah, terima kasih atas laporannya, Mina. Aku akan mendiskusikan tentang ini dengan Yang Mulia Ratu. Kalau begitu, aku akhiri panggilan ini," ucap Duke Louis.
Duke Louis pun mengakhiri panggilan dengan komandan Mina. Setelah itu, dia menaruh kembali kristal komunikasi miliknya di sakunya. Melihat Duke Louis sudah selesai dengan panggilannya, Ratu Kayana pun langsung bertanya kepada Duke Louis.
"Apa itu benar, tuan Louis ? Aku dengar dari percakapan anda tadi kalau wilayah San Lucia sedang diserang segerombolan iblis dalam jumlah banyak," ucap Ratu Kayana.
"Ya, itu benar, Yang Mulia Ratu. Mina, komandan prajuritku, mendapatkan informasi kalau kota-kota dan desa-desa yang berada di wilayah San Lucia sedang diserang. Bahkan saat ini, dia mengabariku kalau kota San Lucia dimana tempat aku tinggal juga sedang diserang. Saat ini aku sudah memerintahkan dia untuk melawan para iblis yang menyerang itu. Aku juga memerintahkan dia untuk berkoordinasi dengan komandan Allister untuk melawan para iblis yang menyerang desa-desa dan kota-kota lain di wilayah San Lucia karena para prajuritku tidak cukup banyak untuk melawan para iblis yang menyerang desa atau kota lain di wilayah San Lucia. Para prajuritku hanya cukup untuk menjaga dan melindungi kota San Lucia," ucap Duke Louis.
"Apa yang anda lakukan telah tepat, tuan Louis. Para prajurit anda memang sudah tugasnya untuk melindungi dan menjaga tempat dan kota anda tinggal. Untuk kota dan desa lain di wilayah San Lucia, serahkan saja pada Allister dan para prajurit Strom Leopard," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.
"Tetapi, setelah mengetahui kalau yang menyerang wilayah San Lucia adalah segerombolan iblis dalam jumlah yang banyak, sepertinya para iblis itu adalah iblis buatan yang dibuat oleh si pembuat rencana pembunuhan terhadapku dan seluruh keluarga San Lucia. Setelah kurang lebih 2 tahun dia tidak bergerak, akhirnya dia mulai bergerak kembali. Dan kali ini, sepertinya mereka berniat untuk menyerang keluarga San Lucia yang berada di kota San Lucia. Tetapi mereka tidak hanya menyerang kota San Lucia, tetapi desa dan kota lain juga mereka serang. Sepertinya mereka ingin agar para prajurit yang ada tidak bisa hanya fokus untuk menjaga dan melindungi kota San Lucia disaat kota dan desa lain juga ikut diserang. Mereka ingin agar para prajurit berpencar untuk menjaga dan melindungi kota dan desa yang lain daripada hanya menjaga dan melindungi kota San Lucia sehingga mereka bisa menyerang kota San Lucia dengan mudah karena telah berkurangnya prajurit yang menjaga kota San Lucia,"
"Tuan Oliver, segera hubungi Asier, Keira dan Ivana. Perintahkan mereka untuk mengirim para prajurit mereka ke wilayah San Lucia untuk membantu dalam mengalahkan para iblis yang menyerang di wilayah San Lucia. Perintahkan mereka juga untuk mengirim para prajurit kuat milik mereka ke kota San Lucia untuk melindungi kota San Lucia dan juga keluarga San Lucia yang menjadi target pembunuhan," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver yang berada di belakang Ratu Kayana.
"Karena dia sudah bergerak, kita harus menyerang dia dengan kekuatan penuh. Kalahkan para iblis miliknya dan jangan biarkan dia membunuh satupun keluarga San Lucia yang berada di kota San Lucia," ucap Ratu Kayana.
"Siap, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
Setelah itu, komandan Oliver langsung bergegas pergi untuk menghubungi komandan Asier, komandan Ivana dan juga komandan Keira.
"Sudah sekitar kurang lebih 2 tahun dia dan para iblis buatan itu tidak membuat pergerakan, kali ini dia sudah melakukan pergerakan lagi. Aku tidak menyangka kalau dia akan merencanakan untuk menyerang wilayah San Lucia disaat turnamen akademi sedang berlangsung. Sepertinya dia mengincar momen dimana anda dan nona Arlet sedang tidak berada di kota San Lucia, tuan Louis," ucap Ratu Kayana.
"Sepertinya begitu, Yang Mulia Ratu. Beruntung saya tidak membawa Mina bersama saya untuk menonton turnamen akademi dan memilih untuk menyuruhnya tetap berjaga di kediaman saya. Kemampuannya akan sangat membantu dalam melawan para iblis yang menyerang di kota San Lucia. Meski begitu, saya tetap saja khawatir dengan kota dan wilayah San Lucia," ucap Duke Louis.
"Anda tidak perlu khawatir, tuan Louis. Aku sudah memerintahkan tuan Oliver untuk segera menghubungi Asier, Ivana dan Keira untuk mengirim prajurit mereka ke wilayah San Lucia. Tidak lama lagi, mereka pasti akan datang untuk membantu para iblis yang menyerang wilayah San Lucia, termasuk dengan kota San Lucia," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.
Setelah itu, sebuah cahaya terang terlihat keluar dari saku pakaian milik Duke San Angela yaitu Duke Neil. Cahaya terang tidak hanya keluar dari saku pakaian milik Duke Neil saja, melainkan juga keluar dari saku pakaian Duke Dylan dan Duke Remy. Mereka pun langsung memeriksa saku pakaian mereka yang mengeluarkan cahaya itu. Ketika diperiksa, mereka mengambil sebuah kristal komunikasi yang sedang bercahaya dari saku pakaian mereka. Kristal komunikasi yang bercahaya menandakan kalau ada panggilan dari seseorang. Mereka bertiga pun langsung menjawab panggilan itu dan mulai berbicara dengan orang yang menghubungi mereka.
"Apa kamu bilang ? Kota San Angela dan wilayah lain di San Angela sedang diserang oleh segerombolan iblis dalam jumlah yang banyak ?," tanya Duke Neil yang terkejut.
"Kamu jangan bercanda. Kamu bilang kota dan wilayah San Quentine sedang diserang oleh banyak orang yang memiliki ciri-ciri seperti iblis ?,' tanya Duke Remy yang terkejut.
"Kamu tidak bohong kan ? Kamu bilang kota dan wilayah San Minerva sedang diserang oleh segerombolan iblis ?," tanya Duke Dylan yang terkejut.
Mereka bertiga terus berbicara dengan orang yang menghubungi mereka dengan ekspresi terkejut. Sementara itu, Ratu Kayana yang mendengar percakapan mereka juga nampak sangat terkejut.
"Wilayah San Angela, wilayah San Quentine dan wilayah San Minerva juga sedang diserang oleh para iblis ?," tanya Ratu Kayana yang terkejut.
Setelah itu, komandan Oliver tiba-tiba menghampiri Ratu Kayana dengan tergesa-gesa.
"Yang Mulia Ratu, saya baru saja mendapatkan laporan. Asier memberikan laporan kalau wilayah San Angela saat ini sedang diserang oleh segerombolan iblis, jadi Asier tidak bisa mengirimkan prajuritnya ke wilayah San Lucia karena para prajuritnya sudah ditugaskan untuk melawan para iblis yang menyerang wilayah San Angela. Keira dan Ivana pun juga sama, mereka memberikan laporan kalau wilayah San Minerva dan wilayah San Quentine juga sedang diserang oleh segerombolan iblis jadi mereka tidak bisa mengirim prajurit ke wilayah San Lucia,"
"Selain itu, aku juga mendapatkan laporan lain kalau tidak hanya wilayah San Lucia, San Angela, San Minerva dan San Quentine saja yang diserang, beberapa tempat di ibukota San Estella juga sedang diserang," ucap komandan Oliver yang terlihat sedikit panik.
Ratu Kayana pun sangat terkejut setelah mendengar perkataan komandan Oliver.
"Tidak hanya wilayah San Lucia saja, wilayah San Angela, San Minerva, San Quentine dan bahkan ibukota San Estella juga diserang oleh segerombolan iblis dalam jumlah yang banyak. Apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini ?," tanya Ratu Kayana yang terkejut.
"Saya juga mendapatkan informasi kalau tidak hanya para iblis saja yang menyerang, Yang Mulia Ratu. Ada beberapa orang yang berpakaian seperti bangsawan yang ikut menyerang. Tidak ada ciri-ciri seperti iblis yang ada pada tubuh orang itu, jadi bisa dibilang kalau orang itu adalah manusia biasa," ucap komandan Oliver.
"Sepertinya mereka itu adalah para bangsawan yang tidak menyukai peraturan baru yang aku buat. Kelihatannya mereka bekerja sama dengan orang yang merencanakan pembunuhan terhadapku dan seluruh keluarga San Lucia. Alasan mereka mau bekerja sama karena mereka juga ingin menyingkirkan ku dan sekarang mereka mulai melakukan pemberontakan dengan ikut menyerang wilayah-wilayah di kerajaan ini,"
"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus melakukan sesuatu terhadap mereka. Pertama-tama, karena di luar sana sedang ada kekacauan akibat adanya serangan dari para iblis ataupun bangsawan yang memberontak, aku akan menghentikan turnamen akademi ini terlebih dahulu," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana berniat untuk melesat ke tengah arena turnamen untuk memberitahukan tentang hal yang baru saja dia ketahui kepada semua orang yang sedang berada di arena turnamen. Tetapi sebelum Ratu Kayana mau pergi ke tengah arena turnamen, Duke Louis dengan cepat langsung menghampirinya.
"Maaf karena telah mengganggu anda, Yang Mulia Ratu, tetapi ada yang ingin saya sampaikan. Saya tidak bisa hanya berdiam diri saja disini. Saya harus kembali ke kota San Lucia, saya harus melindungi seluruh keluarga saya disana," ucap Duke Louis.
"Aku juga ikut, aku juga harus melindungi keluarga San Lucia yang lain yang berada di kota San Lucia," ucap Duchess Arlet.
"Kalian berdua...Baiklah, jika kalian ingin kembali ke kota San Lucia, aku mengizin-," ucap Ratu Kayana.
Saat Ratu Kayana ingin menyelesaikan perkataannya itu, tiba-tiba terdengar suara benturan yang sangat keras yang membuat mereka semua yang ada di tempat turnamen akademi terkejut.
*BUUUUMMMMMM
"Suara apa itu ?!?!," tanya Ratu Kayana.
-
Sementara itu, di gerbang akademi.
Terlihat gerbang akademi sudah hancur lebur dan tempat itu sekarang sudah dipenuhi oleh banyak debu asap. Di dalam wilayah akademi yang tidak jauh dari gerbang akademi, terlihat nona Violetta yang sedang melihat ke arah gerbang akademi yang sudah hancur dan dipenuhi oleh debu asap. Nona Violetta terlihat sudah mendapatkan banyak luka di tubuhnya. Terutama pada tangan kanan dan perut bagian kanannya, darah masih mengucur dari kedua anggota tubuhnya itu.
"Aku tidak menyangka kalau akademi akan diserang secara besar-besaran seperti ini oleh kalian," ucap nona Violetta sambil melihat ke arah gerbang akademi yang sudah dipenuhi asap.
Nona Violetta terlihat sedang bersiap untuk menyerang dengan menggunakan pedangnya. Dia nampak tidak memperdulikan luka-luka yang ada pada tubuhnya.
Tidak lama kemudian, debu asap yang menyelimuti gerbang akademi yang sudah hancur secara perlahan mulai menghilang. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat para prajurit dan orang-orang yang berada di sekitar gerbang akademi sudah terbaring dengan bersimbah darah. Beberapa dari mereka bahkan sudah kehilangan anggota tubuh mereka. Sementara itu, di dekat orang-orang yang sudah terbaring itu, ada beberapa orang yang sedang berdiri menatap ke arah nona Violetta. Orang-orang itu adalah Raja Albert, Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall, Florian dan juga putri Amelia. Mereka sedang memegang senjata milik mereka masing-masing sambil melihat ke arah nona Violetta.
"Aku tidak menyangka kalian, yang merupakan buronan selama 2 tahun ini secara terang-terangan menyerang akademi. Tetapi, aku lebih tidak menyangka melihatmu. Amelia, kenapa kamu bersama dengan mereka ?! Lalu ada apa dengan tubuhmu itu, Amelia ?! Kenapa tubuhmu mirip seperti ciri-ciri penampilan dari ras Iblis ?! Jawab aku, Amelia ?!," ucap nona Violetta dengan suara yang sangat keras.
Nona Violetta tidak menyangka saat melihat putri Amelia yang merupakan adiknya memiliki tubuh yang sama dengan tubuh yang merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh ras iblis, seperti terdapat tato berwarna hitam yang muncul di bagian tubuh dan bola mata yang berwarna hitam pekat. Melihat ciri-ciri pada tubuh putri Amelia, itu berarti putri Amelia telah berubah menjadi iblis dan hal itu yang membuat nona Violetta terkejut.
Sementara itu, putri Amelia terlihat hanya diam saja tanpa menanggapi perkataan nona Violetta. Setelah itu, putri Amelia mengubah rapiernya menjadi sebuah cambuk yang berduri. Kemudian putri Amelia langsung menyerang nona Violetta dengan cambuknya itu. Tetapi serangan dari cambuk itu tidak berhasil mengenai nona Violetta karena nona Violetta berhasil menahan serangan cambuk itu dengan pedangnya. Meski begitu, cambuk milik putri Amelia dan pedang milik nona Violetta masih saling beradu kekuatan. Nona Violetta terlihat sedikit kesulitan saat menahan serangan cambuk itu.
"Serangan ini lebih kuat dari yang aku kira," pikir nona Violetta.
Nona Violetta terus menahan cambuk itu dengan pedangnya. Lalu, saat nona Violetta sedang menahan cambuk itu, tiba-tiba Raja Albert melesat dengan cepat ke arah nona Violetta dan bersiap untuk menebasnya dengan menggunakan pedang miliknya. Nona Violetta tidak sempat bereaksi karena dia masih fokus untuk menahan serangan cambuk milik putri Amelia. Pedang milik Raja Albert pun sudah mau mengenai tubuh nona Violetta yang tidak sempat bereaksi. Tetapi, saat pedang milik Raja Albert sudah hampir mengenai tubuh nona Violetta, tiba-tiba pedang itu terhenti. Tidak hanya pedang itu saja, pergerakan Raja Albert pun juga ikut terhenti karena saat ini Raja Albert sedang dililit oleh tanaman yang tiba-tiba muncul dari bawah tanah.
Tidak hanya Raja Albert saja, Duchess Harriet, Duchess Claret, komandan Marshall, Florian dan putri Amelia juga sedang dililit oleh tanaman yang muncul dari bawah tanah tempat mereka berpijak sehingga mereka kesulitan untuk bergerak. Karena hal itu, serangan cambuk dari putri Amelia pun juga ikut melemah dan nona Violetta langsung menghempaskan cambuk itu dengan pedangnya. Setelah itu, nona Violetta melihat ke arah mereka yang sedang dililit oleh tanaman.
"Sihir itu....," ucap nona Violetta.
"Kelihatannya kamu sedang kesulitan, Violetta," ucap suara wanita yang berada di belakang nona Violetta.
Nona Violetta lalu menoleh ke belakang dan dia melihat nona Karina yang sedang berdiri di belakangnya.
"Nona Karina," ucap nona Violetta.
"Aku akan membantumu dalam mengurus mereka," ucap nona Karina.
-Bersambung