Chereads / Peace Hunter / Chapter 340 - Chapter 340 : Ujian Keempat Tahun Keempat

Chapter 340 - Chapter 340 : Ujian Keempat Tahun Keempat

Keesokan harinya.

Hari ini merupakan hari kedua pelaksanaan ujian keempat yang dilaksanakan di kediaman Duke San Lucia. Untuk ujian hari kedua kali ini, kami diharuskan untuk bertahan dari serangan prajurit yang kami lawan. Waktu yang diberikan untuk bertahan dari serangan prajurit di ujian hari kedua di setiap tahun itu berbeda-beda. Untuk ujian keempat di tahun keempat ini, kami harus bertahan dari serangan prajurit yang kami lawan selama 15 menit. Para murid lainnya tentu sudah tahu kalau waktu yang diberikan untuk ujian keempat ini akan lebih lama dari tahun sebelumnya, makanya mereka terlihat tidak terkejut sama sekali.

Lalu, setelah tuan Alan menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan para murid di ujian hari kedua ini, beliau langsung menyatakan kalau ujian kedua telah dimulai. Aku seperti biasa menjadi murid pertama yang menjalani ujian hari kedua ini.

15 menit kemudian, aku dinyatakan berhasil menjalani ujian ini karena aku bisa menahan serangan prajurit yang aku lawan selama 15 menit.

-

Keesokan harinya.

Hari ini merupakan hari ketiga atau hari terakhir pelaksanaan ujian keempat di kediaman Duke San Lucia. Ujian kali ini sama seperti ujian keempat tahun-tahun sebelumnya yaitu ujian mengumpulkan medali di alam liar. Ujian ini pun sama dengan ujian keempat di tahun ketiga karena kali ini setiap murid juga diharuskan untuk mengumpulkan 25 medali dari banyaknya medali yang tersebar di alam liar yang berada tidak jauh dari kediaman Duke San Lucia. Alam liar itu berupa pegunungan dan perbukitan yang tidak terlalu tinggi, hutan, sungai dan bekas padang rumput yang kini sudah diselimuti oleh banyak hamparan salju. Lalu, setelah tuan Alan telah selesai menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan para murid di ujian hari ketiga atau hari terakhir ini, tuan Alan langsung menyatakan kalau ujian hari ketiga telah dimulai.

Beberapa jam kemudian, aku pun akhirnya sudah mengumpulkan 25 medali. Setelah itu, aku langsung pergi kembali ke kediaman Duke San Lucia untuk memberikan 25 medali yang kudapatkan sebagai bukti kalau aku telah menyelesaikan ujian. Setelah memberikan 25 medali itu, aku secara resmi dinyatakan telah menyelesaikan ujian keempat hari ketiga ini.

-

Keesokan harinya.

Hari ini merupakan hari libur bagi kami setelah menyelesaikan ujian selama 3 hari. Karena hari ini merupakan hari libur, aku, Charles dan yang lainnya memutuskan untuk pergi berkeliling ke kota San Lucia.

Saat aku dan yang lainnya sudah berada di kota San Lucia, para warga dan pedagang di kota San Lucia yang melihatku langsung bergegas menghampiriku dan menyapaku. Popuralitasku di kota San Lucia ini menjadi sangat meningkat karena selain aku saat ini merupakan pacar dari Irene yang merupakan putri dari Duke yang memerintahkan kota ini dan wilayah San Lucia yang lain, aku juga telah menyembuhkan dan membangunkan Duchess Arlet dari tidur panjangnya. Begitu para warga dan pedagang di kota San Lucia mengetahui tentang kabar itu, mereka selalu menghampiri dan menyapaku ketika mereka melihatku sedang berjalan di jalanan kota San Lucia. Beberapa dari mereka bahkan memberikan barang kepadaku secara gratis dan hal itu membuatku selalu membawa banyak barang dari kota San Lucia setiap aku pergi kesana. Tidak hanya para warga dan pedagang saja, para prajurit Duke San Lucia yang berjaga dan berpatroli di kota itu juga selalu menghampiri dan menyapaku ketika mereka melihatku. Semua orang yang berada di kota San Lucia sangat ramah terhadapku ketika mereka melihatku. Tidak hanya mereka saja, orang-orang yang berada di kediaman Duke San Lucia juga ramah terhadapku.

Sementara itu, aku saat ini tengah dikelilingi oleh para warga yang sedang menghampiriku. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan apabila mereka ingin menghampiriku, tetapi jika mereka semua terus menghampiriku, aku jadi tidak enak kepada para temanku yang sedang menungguku saat aku sedang dihampiri oleh para warga di kota San Lucia. Untungnya, Irene selalu menolongku dengan memberitahu para warga untuk tidak menghampiri atau mengelilingiku terus-menerus. Irene memberitahu kepada para warga itu kalau aku dan yang lainnya sedang menikmati waktu libur di kota San Lucia ini jadi Irene meminta kepada para warga itu untuk jangan menggangguku. Para warga itu pun mengerti dengan apa yang Irene katakan, jadi setelah itu mereka tidak lagi menghampiri atau mengelilingiku. Setelah mereka pergi dariku, aku mendengar kalau beberapa warga berkata kalau apa yang dikatakan Irene tadi adalah kebohongan. Mereka bilang kalau alasan sebenarnya Irene meminta para warga untuk tidak menghampiri atau mengelilingiku adalah karena Irene cemburu dengan aku yang sedang dikelilingi oleh banyak orang. Mereka berkata seperti itu dengan nada bercanda dan bukan dengan nada seperti menyindir Irene. Irene kelihatannya juga mendengar bercandaan mereka tetapi Irene terlihat hanya diam saja.

"Terima kasih karena telah menolongku, Irene," ucapku.

"Sama-sama, Rid," ucap Irene.

Lalu setelah itu, aku, Irene, Charles dan yang lainnya kembali berkeliling kota San Lucia. Kali ini, kami bisa berkeliling kota San Lucia dengan tenang karena tidak ada para warga lagi yang datang untuk menghampiriku.

-

Keesokan harinya, pagi hari menjelang siang.

Setelah membereskan barang-barang kami yang ada di penginapan, kami langsung pergi ke kediaman Duke San Lucia. Kami pergi ke kediaman Duke San Lucia untuk berpamitan dengan beliau karena hari ini kami akan pulang kembali ke akademi.

Sesampainya di kediaman Duke San Lucia, terlihat Duke Louis dan juga Duchess Arlet sudah menyambut kedatangan kami. Tidak terlihat komandan Asier yang menemani mereka berdua karena komandan Asier sudah kembali ke tempat dia bertugas. Setelah itu, tuan Alan dan para pengajar lainnya mulai berpamitan dengan Duke Louis dan Duchess Arlet.

Sekitar 15 menit kemudian, setelah tuan Alan dan para pengajar telah berpamitan dengan Duke Louis dan Duchess Arlet, Duke Louis dan Duchess Arlet langsung menghampiriku dan juga Irene.

"Padahal aku baru saja bertemu denganmu tapi kamu sudah mau kembali saja ke akademi. Jaga dirimu baik-baik ya, Irene. Kalau kamu kangen denganku, kamu bisa kembali kapan saja kesini," ucap Duchess Arlet.

"Tidak perlu, ibunda. Lagipula sebentar lagi aku akan lulus dan akan kembali lagi kesini," ucap Irene.

"Begitu ya. Ya sudah pokoknya jaga dirimu baik-baik, Irene. Kamu juga, jaga dirimu baik-baik, Rid," ucap Duchess Arlet.

"Baik, bibi Arlet," ucapku.

Aku memutuskan memanggil Duchess Arlet dengan panggilan 'bibi Atlet' karena Duchess Arlet marah kepadaku ketika aku memanggil beliau dengan panggilan 'nona Duchess'. Kejadian ini terjadi 1 hari setelah Duchess Arlet bangun dari tidur panjangnya, hari yang sama dengan datangnya Ratu Kayana ke kediaman Duke San Lucia. Di hari itu kebetulan aku bertemu dengan Duchess Arlet. Aku lalu menyapa beliau dengan panggilan 'nona Duchess'. Tetapi beliau tidak suka dengan panggilan itu. Beliau berkata kalau aku saja bisa memanggil Duke Louis dengan panggilan 'paman Louis', lalu kenapa aku masih memanggil beliau dengan panggilan formal seperti 'nona Duchess'. Maka dari itu, beliau memintaku untuk tidak menggunakan panggilan formal kepada beliau, jadinya aku menggunakan panggilan 'bibi Arlet' kepada beliau.

"Kamu jangan banyak membuat masalah untuk Rid, Irene," ucap Duchess Arlet.

"Tidak akan, ibunda. Aku tidak akan membuat masalah apapun," ucap Irene.

"Baguslah kalau begitu," ucap Duchess Arlet.

"Seperti yang istriku tadi bilang, jaga diri kalian baik-baik, Rid, Irene," ucap Duke Louis.

"Iya, ayahanda," ucap Irene.

"Baik, paman Louis," ucapku.

"Lalu, Rid, tolong lindungi Irene selama berada di akademi," ucap Duke Louis.

"Baik, paman. Aku akan terus melindungi Irene," ucapku.

Setelah berpamitan dengan Duke Louis dan Duchess Arlet, kami berdua langsung berkumpul dengan para murid lainnya. Setelah berkumpul, kami langsung menaiki kereta kuda yang telah disediakan. Setelah itu, kami pun langsung pergi dari kediaman Duke San Lucia dengan kereta kuda untuk kembali pulang ke San Fulgen Akademiya.

Saat kereta kuda yang kami tumpangi sedang melewati jalanan kota San Lucia, aku mendengar ada banyak orang yang sedang memanggil namaku. Aku pun langsung melihat ke luar jendela setelah mendengar suara itu. Di luar jendela itu, aku melihat ada banyak orang yang terdiri dari para warga, pedagang dan prajurit yang sedang mengiringi kepergianku dari kota San Lucia ini. Mereka terus memanggil namaku dan mengucapkan kalimat seperti kalimat untuk mengucapkan selamat tinggal.

"Selamat tinggal, Rid,"

"Selamat tinggal, jangan lupa untuk datang kembali ke kota ini," ucap para warga itu.

Karena suara-suara dari para warga itu berjumlah sangat banyak dan juga terdengar keras, tidak hanya aku saja yang mendengarkan suara itu, teman-temanku yang lain juga mendengar suara itu.

"Kamu benar-benar sangat disukai dan dicintai oleh orang-orang di kota ini ya, Rid. Bahkan mereka mengiringi kepergianmu dari kota ini dan mengundangmu untuk datang kembali. Yah itu wajar saja, apalagi kamu telah berhasil membangunkan nona Duchess Arlet dari tidur panjangnya. Para warga di kota ini yang mengetahui tentang hal itu otomatis langsung menyukaimu," ucap Charles.

"Iya, karena hal itu aku selalu dihampiri oleh mereka ketika aku sedang berjalan di kota ini. Meski begitu, mereka tidak mengganggu sama sekali bagiku," ucapku.

Lalu kereta kuda yang kami tumpangi secara perlahan mulai meninggalkan kota San Lucia.

"Kita sudah menyelesaikan ujian keempat di tahun keempat ini. Sekarang hanya tersisa turnamen dan festival akademi saja setelah itu kita pun akan lulus dari akademi ini," ucap Charles.

"Iya, tidak terasa kalau sebentar lagi kita akan lulus dari San Fulgen Akademiya," ucapku.

Kereta kuda yang kamu tumpangi lalu terus bergerak untuk membawa kami kembali menuju San Fulgen Akademiya.

-

Sementara itu, di kediaman Duke San Quentine.

Di salah satu ruangan yang berada di bawah tanah kediaman Duke San Quentine, terlihat Duke Remy sedang berbicara dengan banyak orang yang hadir di ruangan itu.

"Apa anda benar-benar akan berjanji kalau anda akan mengizinkan sistem perbudakan lagi jika anda menjadi pemimpin kerajaan ini, tuan Duke ?," tanya salah satu dari orang yang hadir di ruangan itu.

"Iya, aku berjanji. Aku akan mengizinkan sistem perbudakan diberlakukan kembali setelah aku menjadi pemimpin di kerajaan ini. Aku tidak akan melarang orang-orang di kerajaan ini untuk memiliki budak. Aku juga tidak akan melarang para pedagang budak untuk menjual budak mereka di kerajaan ini,"

"Oleh karena itu, aku meminta kalian, orang-orang yang dirugikan dengan dihapuskannya sistem perbudakan di kerajaan ini untuk membantuku dalam menjalankan rencana besar ini," ucap Duke Remy.

"Jika anda menjanjikan hal seperti itu, tentu saja saya akan membantu anda, tuan Remy,"

"Saya juga pastinya akan ikut membantu,"

"Saya juga," ucap orang-orang yang hadir di ruangan itu.

Terlihat semua orang yang hadir di ruangan itu telah setuju untuk membantu Duke Remy.

"Baguslah kalau kalian setuju untuk membantuku," "Untuk sekarang aku minta kalian untuk bersabar sedikit lagi karena tidak lama lagi, rencana itu akan dimulai. Kurang dari satu bulan lagi, aku akan menjalankan rencana itu. Lalu ketika rencana itu telah dijalankan, sebuah pemberontakan besar akan terjadi di kerajaan ini. Di saat terjadi pemberontakan itulah, aku akan membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia dengan menggunakan para bidak iblisku," ucap Duke Remy.

-Bersambung