Beberapa bagian tubuh wanita itu mulai dari kepala, ekor, tanduk, kaki dan badan langsung terpotong setelah terkena serangan yang dilancarkan oleh Duchess Arlet. Setelah berhasil memotong bagian tubuh wanita itu, Duchess Arlet kembali melancarkan sebuah serangan ke bagian tubuh wanita itu yang sudah terpotong.
~Ice Magic : Ice Mist~
Duchess Arlet menghembuskan sebuah kabut es dalam jumlah yang cukup banyak dari mulutnya. Kabut es yang dikeluarkan oleh Duchess Arlet secara perlahan mulai membekukan bagian tubuh wanita itu yang sudah terpotong. Tidak lama kemudian, semua bagian tubuh wanita itu pun telah membeku sepenuhnya.
Setelah itu, Duchess Arlet menoleh ke arah lain dan membelakangi bagian tubuh wanita itu. Duchess Arlet kemudian berjalan menjauh dari tempat potongan bagian tubuh wanita itu. Duchess Arlet terus berjalan sambil memegangi rapiernya dan 6 rapier es yang dibuatnya pun masih melayang mengelilinginya. Gaun pendek dan selendang berwarna putih terlihat masih dikenakan oleh Duchess Arlet yang berarti dia masih dalam penggunaan teknik ~Armor of Ice Spirits~ miliknya.
Kemudian, saat Duchesss Arlet sedang berjalan menjauh dari potongan tubuh wanita itu, gaun pendek dan selendang yang dikenakannya tiba-tiba menghilang dan berganti dengan pakaian yang sebelumnya dia kenakan. Pupil matanya yang berbentuk kristal es pun juga telah kembali seperti semula. 6 rapier es yang mengelilinginya pun secara perlahan mulai retak dan hancur. Setelah itu, Duchess Arlet jatuh terduduk sambil memegang rapier miliknya dengan kedua tangannya. Rapier miliknya itu digunakan untuk menopang tubuhnya agar bisa terus terduduk tanpa menjatuhkan seluruh tubuhnya ke permukaan tanah. Duchess Arlet terlihat sangat kelelahan karena dia terlihat sangat terengah-engah.
*Haaaahhhhhh......haaaahhhhhh.....Haaaaahhhh
Duchess Arlet terus menarik dan menghembuskan nafasnya dengan cepat. Selain itu, luka-luka yang ada pada tubuhnya terlihat kembali muncul. Luka-luka itu adalah luka yang Duchess Arlet terima saat sebelum dia menggunakan teknik ~Armor of Ice Spirit~ miliknya. Selain luka-luka yang dia terima sebelumnya, luka yang dia dapatkan saat sedang menggunakan teknik ~Armor of Ice Spirit~ pun juga masih ada.
"Haaahhhh...Haaahhhhhhh.....akhirnya aku bisa mengalahkan sekaligus membunuh wanita itu. ...Aku sudah membalaskan dendam kematian para prajurit yang ikut dalam ekspedisi ini. Sekarang...aku harus kembali ke kota San Lucia," ucap Duchess Arlet yang terengah-engah.
Duchess Arlet berusaha untuk berdiri dengan menggunakan rapiernya sebagai penopang. Namun, saat Duchess Arlet sedang mencoba untuk berdiri, tiba-tiba Duchess Arlet kembali jatuh terduduk. Duchess Arlet jatuh terduduk sambil memegang dada kirinya.
"Jantungku...sepertinya jantungku sudah hampir sepenuhnya membeku. Aku harus.....segera kembali ke kota San Lucia sebelum....jantungku membeku sepenuhnya. Aku tidak boleh.....tumbang di tempat ini," ucap Duchess Arlet.
Duchess Arlet kembali mencoba untuk berdiri dengan menggunakan rapiernya sebagai penopang.
"Kelihatannya teknik yang kamu gunakan tadi sangat membebani tubuhmu ya. Kamu terlihat sedang kesulitan untuk berdiri," ucap suara wanita.
Duchess Arlet sangat terkejut ketika mendengar suara itu. Suara itu terdengar sama persis dengan suara wanita yang sebelumnya dia lawan. Duchess Arlet yang sedang mencoba berdiri secara perlahan mulai menoleh ke belakangnya. Dan benar saja, ternyata wanita itu sudah berada di belakang Duchess Arlet. Wanita yang sebelumnya telah diserang oleh Duchess Arlet dengan telak sampai beberapa bagian tubuhnya terpotong kini telah berdiri di belakang Duchess Arlet sambil melihat ke arah Duchess Arlet. Duchess Arlet pun sangat terkejut ketika melihat wanita itu.
"Yang benar saja.....bagaimana bisa ?!?!," ucap Duchess Arlet.
"Bagaimana bisa apanya ?," tanya wanita itu.
"....Bagaimana bisa kamu.....masih bisa bangkit kembali....setelah bagian tubuhmu telah aku potong-potong..," ucap Duchess Arlet.
"Ah soal itu. Serangan yang kamu gunakan tadi memang sangat dahsyat, bahkan bisa memotong beberapa bagian tubuhku. Tetapi hal itu bukanlah masalah besar buatku," ucap wanita itu.
"Kamu.....sebelumnya juga bilang kalau.....meski tubuhmu hancur, itu bukanlah.....masalah besar buatmu. Kamu.....siapa kamu sebenarnya ?!," tanya Duchess Arlet.
"Bukankah aku sudah bilang padamu sebelumnya ? Aku adalah para pemimpin Naga es yang tinggal di pegunungan ini. Bukankah ekor dan tandukku ini sudah cukup untuk membuktikannya ? Aku bahkan tadi juga memperlihatkan sayapku. Kamu sepertinya tidak tahu kalau beberapa Naga dari ras Naga itu mempunyai 2 wujud, yaitu wujud Naga dan wujud humanoid, seperti yang kugunakan ini. Maka dari itu kamu terus mempertanyakan siapa aku, padahal aku jelas-jelas merupakan salah satu dari ras Naga," ucap wanita itu.
"Bukan itu yang...aku maksud. Aku tahu kalau beberapa dari ras Naga....mempunyai 2 wujud...tetapi yang aku tanyakan adalah.....siapa kamu sebenarnya ?! Kamu memang saat ini menggunakan...wujud humanoid dari ras Naga. Kamu mempunyai...ekor, tanduk dan sayap namun penampilanmu mirip dengan.....manusia. Tetapi, tidak mungkin Naga bisa bangkit kembali.....setelah beberapa bagian tubuhnya terpotong. Aku percaya kalau tubuhmu yang kutebas...sebelumnya adalah tubuh aslimu dan bukan clone. Tetapi...kenapa kamu bisa bangkit kembali setelah beberapa bagian...tubuhmu aku potong ?! Jangan bilang kalau kamu sebenarnya.....bukanlah dari ras Naga.....melainkan dari ras lain. Kamu menggunakan wujud humanoid dari ras Naga.....untuk menutupi identitasmu yang sebenarnya," ucap Duchess Arlet.
"Terserah saja jika kamu mau menganggap aku bukanlah berasal dari ras Naga. Yang terpenting aku sudah memberitahu faktanya kalau aku merupakan ras Naga," ucap wanita itu.
Wanita itu kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas seperti sedang meregangkan tubuhnya.
"Hmmm, ahh, akhirnya tubuhku kini sudah segar kembali. Sudah berapa lama ya aku tidak bergerak seintens ini ? Karena aku sudah cukup untuk berolahraga, aku mau kembali ke tempat tinggalku dulu. Sampai jumpa," ucap wanita itu.
Wanita itu kemudian berbalik dan mulai berjalan menjauhi Duchess Arlet. Sementara itu, Duchess Arlet terlihat bingung dan terkejut dengan apa yang wanita itu lakukan. Duchess Arlet pun berniat menghentikan wanita itu.
"Tunggu !!," ucap Duchess Arlet.
Wanita itu pun langsung memberhentikan langkahnya dan menoleh ke belakang untuk kembali melihat Duchess Arlet.
"Ada apa ?," tanya wanita itu.
"Kamu bilang.....kamu mau pergi ? Apa kamu...pikir aku akan membiarkanmu pergi ?," tanya Duchess Arlet.
"Hmmm memangnya kamu bisa menghentikanku untuk pergi ? Kamu saja terlihat kesusahan untuk berdiri," ucap wanita itu.
Apa yang dikatakan wanita itu memang benar, Duchess Arlet terlihat kesulitan untuk berdiri dengan benar. Dia bahkan harus menggunakan rapier miliknya untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh.
"Kamu sudah tidak bisa lagi membantuku dalam berolahraga. Lagipula aku sudah cukup melakukan olahraga kali ini, jadi aku akan kembali. Aku mau beristirahat," ucap wanita itu.
Wanita itu berbalik kembali dan melanjutkan langkahnya untuk pergi dari tempat itu.
"Tungg-," ucap Duchess Arlet.
Tetapi sebelum Duchess Arlet menyelesaikan perkataannya, Duchess Arlet tiba-tiba diserang oleh serangan yang berasal dari sihir es. Serangan sihir es itu berjumlah 3 dan serangan itu masing-masing mengenai perut dan kedua paha Duchess Arlet lalu menembus bagian tubuh yang dikenainya itu. Tubuh Duchess Arlet pun langsung jatuh ke permukaan tanah setelah terkena serangan itu. Sementara itu, wanita yang sebelumnya berniat untuk pergi meninggalkan tempat itu, terlihat sedang melihat ke arah Duchess Arlet sambil mengarahkan jari telunjuk ke arah Duchess Arlet. Wanita itu lah yang menyerang Duchess Arlet dengan menggunakan sihir es yang ditembakkan oleh jari telunjuknya.
"Kamu berisik sekali. Padahal aku sudah mengabaikanmu, tetapi kamu malah terus mengoceh untuk menghentikanku. Oleh karena itu, aku terpaksa menyerangmu,"
"Seharusnya kamu bersyukur karena aku mengabaikanmu tadi, itu berarti aku telah memberikanmu kesempatan untuk hidup yang lebih besar. Tetapi karena kamu terus mengoceh, kesempatan hidupmu itu malah berkurang karena kamu sekarang harus mendapatkan 3 luka tambahan. Ketiga luka itu, bukanlah luka yang ringan," ucap wanita itu.
Ketiga luka yang baru saja diterima oleh Duchess Arlet memanglah bukan luka yang ringan, itu karena ketiga luka itu diakibatkan oleh serangan yang menembus bagian tubuh Duchess Arlet. Darah yang mengalir dari bagian tubuh yang terkena serangan itu lebih banyak daripada serangan biasa yang hanya menggores bagian tubuh. Namun, meskipun Duchess Arlet telah terkena serangan itu dan terjatuh ke permukaan tanah, Duchess Arlet terus melihat ke arah wanita itu meskipun sambil terbaring.
"Kamu bilang kamu memberikanku....kesempatan untuk hidup ? Aku tidak mempercayai...perkataanmu itu setelah kamu membantai seluruh...prajuritku," ucap Duchess Arlet.
"Tidak, kok, aku memang memberikanmu kesempatan untuk hidup. Kesempatan hidup yang aku berikan itu adalah dengan tidak melukai dan membunuhmu. Tetapi meskipun aku telah memberikanmu kesempatan untuk hidup, pada akhirnya kamu akan tetap mati,"
"Aku tahu kalau hampir seluruh jantung mu saat ini telah membeku karena aku dari tadi terus melihat dan memperhatikan jantungmu itu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah seluruh jantungmu membeku sepenuhnya, entah itu kematian langsung ataupun hanya tidak sadarkan diri. Jika hanya tidak sadarkan diri, hal itu tetap akan membuatmu mati apabila kamu tidak sadarkan diri di pegunungan ini. Suhu di pegunungan ini sangatlah dingin, selain itu si pegunungan ini juga terdapat banyak monster. Hal itu sangatlah berbahaya bagimu apabila kamu tidak sadarkan diri di tempat ini. Oleh karena itu, meskipun aku tidak membunuhmu, kamu tetap akan mati dengan sendirinya,"
"Tetapi yah, mungkin masih ada peluang bagimu untuk selamat sebesar 1-5% apabila kamu tidak sadarkan diri di tempat ini. Mungkin saja nanti ada orang-orang berambut putih lainnya yang datang ke tempat ini untuk menyelamatkanmu. Jika itu terjadi, maka aku akan membiarkannya, aku tidak akan mengganggu orang-orang itu yang akan menyelamatkanmu. Lagipula aku sudah cukup berolahraga kali ini, aku tidak butuh berolahraga lagi. Jadi aku akan kembali beristirahat dan tidur,"
"Kelihatannya sebentar lagi kamu akan tumbang dan tidak sadarkan diri. Kalau begitu aku akan pergi sekarang, sampai jumpa, wanita berambut putih," ucap wanita itu.
Wanita itu pun kembali melangkah untuk meninggalkan tempat itu. Sementara itu, Duchess Arlet terlihat sudah tidak bisa menahan kesadaran dirinya. Matanya secara perlahan mulai terpejam.
"Kesadaranku mulai menghilang, sepertinya seluruh jantungku sudah mau membeku sepenuhnya. Dari informasi yang aku ketahui tentang efek samping penggunaan teknik ~Armor of Ice Spirits~, apabila jantung pengguna teknik itu telah membeku sepenuhnya, maka pengguna teknik itu akan tidak sadarkan diri sampai jantung pengguna teknik itu tidak lagi membeku,"
"Untuk mencairkan es yang menyelimuti jantung pengguna teknik itu, dibutuhkan sihir api yang sangat panas setingkat dengan sihir api yang dimiliki oleh para Roh tingkat menengah. Mencari orang yang bisa menggunakan sihir api setingkat sihir api Roh tingkat menengah itu sangat sulit, apalagi mencari Roh api tingkat menengah. Karena itu sepertinya aku akan tidak sadarkan diri dalam waktu yang sangat lama,"
"Maafkan aku, sayang, sepertinya aku tidak akan bisa menemanimu lagi selama aku masih tidak sadarkan diri. Maafkan aku juga, Asier, Irene, aku juga tidak bisa menemani dan menjaga kalian selama aku tidak sadarkan diri. Aku juga tidak bisa melihat langsung pertumbuhan kalian, aku benar-benar minta maaf. Aku menyayangi kalian semua," pikir Duchess Arlet.
Duchess Arlet secara perlahan mulai memejamkan matanya sambil terbaring di permukaan tanah. Tetapi sebelum Duchess Arlet memejamkan matanya, dia mendengar kalau wanita itu berbicara sesuatu.
"Ah benar juga, aku lupa untuk mengatakan ini. Wanita berambut putih, apabila kamu berhasil selamat dan kembali ke tempatmu tinggal, sampaikanlah kepada orang-orang berambut putih lainnya. Jika kalian ingin kembali datang ke pegunungan ini untuk membunuhku, bawalah orang yang sangat kuat untuk membunuhku. Dengan begitu, aku tidak akan merasa bosan ketika mengalahkan kalian yang datang ke pegunungan ini. Jika kalian hanya membawa orang-orang lemah, aku tidak akan menampakkan wujudku kepada kalian karena itu hanya buang-buang waktu," ucap wanita itu.
Setelah mengatakan itu, wanita itu pun kembali melanjutkan langkahnya untuk kembali ke tempat tinggalnya. Sementara itu, Duchess Arlet yang sedang terbaring terlihat sudah memejamkan kedua matanya itu sepenuhnya. Duchess Arlet pun tidak sadarkan diri.
~Flashback berakhir~
-
Kembali ke ruangan tempat Duchess Arlet berada.
Terlihat Ratu Kayana sangat terkejut saat mendengar cerita Duchess Arlet.
"Lalu aku pun tidak sadarkan diri dan ketika bangun, tahu-tahu aku sudah berada di ruangan ini dan 11 tahun pun juga telah berlalu," ucap Duchess Arlet.
"Aku tidak menyangka kalau anda berhadapan dengan makhluk seperti itu di pegunungan Orokho. Wanita yang mempunyai ekor, tanduk dan sayap Naga. Wanita itu mengklaim dirinya kalau dia adalah pemimpin dari para Naga es yang tinggal di pegunungan itu," ucap Ratu Kayana.
"Iya, wanita itu memang mengklaim dirinya begitu. Penampilannya pun juga mirip dengan wujud Humanoid yang dimiliki oleh beberapa Naga. Jadi wajar kalau wanita itu mengklaim kalau dirinya itu adalah Naga dan juga pemimpin dari para Naga es yang tinggal di pegunungan itu. Tetapi, aku merasa kalau wanita itu sebenarnya bukanlah seorang Naga, melainkan makhluk dari ras lain,"
"Aku merasa kalau wanita itu sebenarnya adalah salah satu Roh tingkat tinggi, Ratu dan pemimpin dari segala Roh es. Wanita itu sepertinya adalah Divine Ice Elemental Spirit," ucap Duchess Arlet.
-Bersambung