Chereads / Peace Hunter / Chapter 335 - Chapter 335 : Monster Yang Sangat Berbahaya

Chapter 335 - Chapter 335 : Monster Yang Sangat Berbahaya

Wanita itu terus menembakkan bola-bola sihir dalam jumlah banyak ke arah para prajurit yang sedang berlari. Meski terus ditembakkan bola-bola sihir itu, para prajurit itu terus berlari untuk pergi meninggalkan tempat itu dan juga pegunungan Orokho. Satu per satu prajurit itu mulai terkena serangan bola-bola sihir itu. Mereka terkena bola-bola sihir itu tepat di kepala mereka. Serangan bola-bola sihir itu membuat seluruh kepala mereka membeku dan dalam waktu yang singkat, kepala mereka pun langsung hancur berkeping-keping. Mereka yang terkena serangan bola-bola sihir itu, sudah pasti akan langsung tewas dengan kondisi kepala yang hancur.

Para prajurit yang masih terus berlari terlihat sangat cemas dan ketakutan melihat rekan-rekan mereka yang satu persatu mulai tewas.

"Kalian jangan hilang fokus, teruslah berlari!!!!," teriak Duchess Arlet.

Saat ini Duchess Arlet sedang menahan tembakan bola-bola sihir dalam jumlah banyak itu dengan menggunakan rapier yang dipegangnya dan 10 buah rapier yang terbuat dari es yang melayang mengelilinginya. Meskipun tidak dapat menahan semua tembakan bola-bola sihir itu, tetapi setidaknya Duchess Arlet berhasil mengurangi sebagian besar bola-bola sihir itu dengan menebasnya menggunakan rapiernya. Para prajurit yang mendengar teriakan Duchess Arlet pun kembali fokus dan terus berlari untuk meninggalkan tempat itu.

"Kamu lumayan juga, bisa menahan sebagian besar bola-bola sihir yang aku tembakkan ini. Jika kamu tidak menahan sebagian besar bola-bola sihir ini, seluruh prajuritmu itu pastinya sudah mati. Pastikan kamu tidak terkena serangan bola-bola sihir itu ketika kamu berusaha menahannya karena aku tidak ingin kamu mati lebih dulu," ucap wanita bertanduk dan berekor seperti Naga.

Wanita itu terus menembakkan bola-bola sihirnya tanpa henti sambil mengatakan hal itu. Sementara itu, Duchess Arlet terlihat sedang berusaha untuk melakukan sesuatu. Duchess Arlet terlihat sedang mengangkat kaki kanannya dari permukaan tempat dia berpijak.

"Tenang saja, aku tidak akan terkena serangan bola-bola sihir itu. Kali ini, aku akan menahan seluruh serangan bola-bola sihir itu," ucap Duchess Arlet.

~Ice Magic : Great Ice Wall~

Duchess Arlet menghentakkan kaki kanannya ke permukaan salju tempatnya berpijak. Setelah itu, tiba-tiba muncul sebuah dinding besar yang terbuat dari es. Dinding itu langsung menahan seluruh bola-bola sihir yang ditembakkan ke Duchess Arlet dan para prajurit yang ada di belakangnya.

"Dinding es ya," ucap wanita itu.

Wanita itu terus menembakkan bola-bola sihir ke dinding itu dengan maksud untuk menghancurkan dinding itu. Tetapi dinding itu sama sekali tidak hancur bahkan tidak retak sedikitpun meskipun terus diserang oleh bola-bola sihir itu.

"Dinding es itu cukup keras juga. Kalau begitu...," ucap wanita itu.

Setelah mengatakan itu, tiba-tiba di punggung wanita itu muncul sepasang sayap yang terlihat seperti sayap Naga. Wanita itu kemudian langsung melesat terbang ke atas menggunakan sayap itu. Wanita itu terbang sambil dikelilingi oleh 3 pedang es yang mengelilingi dan bola-bola sihir dalam jumlah banyak yang siap ditembakkan. Lalu, wanita itu melihat ke balik dinding es yang diciptakan oleh Duchess Arlet. Di balik dinding itu, terlihat para prajurit yang sedang berlari untuk pergi dari tempat itu sudah berada cukup jauh dari tempat itu.

"Mereka sudah berada cukup jauh juga. Karena sebelumnya aku melakukan hal yang sia-sia dengan berusaha menghancurkan dinding itu, mereka jadi punya waktu untuk pergi menjauh dari tempat ini. Aku akan pergi untuk mengejar mereka," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian langsung terbang untuk mengejar para prajurit yang pergi itu. Namun ketika wanita itu mau terbang melewati dinding es yang dibuat oleh Duchess Arlet, tiba-tiba Duchess Arlet yang berada tepat dibalik dinding es itu langsung melompat ke arah wanita itu. Duchess Arlet melompat sambil memegang rapier miliknya dan rapier-rapier es yang mengelilinginya pun juga mengikutinya.

"Kelihatannya kamu hanya fokus untuk mengejar para prajuritku dan malah melupakanku," ucap Duchess Arlet.

Setelah itu, Duchess Arlet langsung menyerang wanita itu dengan rapiernya dan rapier-rapier es yang mengelilinginya.

~San Lucia Art : Multiple Freezing Air Slash~

Wanita itu tidak sempat untuk menghindar dan terkena serangan dari Duchess Arlet dengan telak. 3 buah pedang es yang melayang mengelilinginya pun hancur bersama dengan beberapa bola-bola sihir yang juga mengelilinginya. Sepasang sayap di punggung wanita itu terlihat telah terpotong karena serangan dari Duchess Arlet. Beberapa bagian dari tubuh wanita itu pun telah membeku karena serangan Duchess Arlet. Lalu setelah terkena serangan itu, wanita itu pun mulai jatuh ke permukaan tanah. Tetapi sebelum sempat jatuh ke permukaan tanah, Duchess Arlet melesat dengan cepat untuk mendekatinya dan menyerangnya kembali.

~Glacier Thrust~

Duchess Arlet menyerang wanita itu dengan serangan tusukan tepat di perutnya. Wanita itu pun langsung terpental dan terhempas hingga menghantam bongkahan es dan bebatuan yang ada di belakangnya. Tempat wanita itu menghantam bebatuan dan bongkahan es itu langsung dipenuhi oleh debu asap.

Sementara itu, Duchess Arlet yang sebelumnya ada di udara mulai turun ke permukaan. Duchess Arlet terlihat masih memegang rapiernya itu dan belum menaruhnya kembali di pinggangnya. Kelihatannya Duchess Arlet masih bersiaga akan kemungkinan kalau wanita itu masih dapat bangkit kembali dan menyerangnya. Selain itu, Duchess Arlet juga terlihat sedikit kelelahan karena nafasnya sedikit terengah-engah.

"Haahhh.....Haaaahhhh...Aku tidak akan membiarkanmu untuk mengejar para prajuritku. Jika kamu ingin mengejar para prajuritku, kalahkan aku terlebih dahulu," ucap Duchess Arlet.

Tidak lama kemudian, terdengar suara tepukan tangan. Tepukan tangan itu berasal dari dalam debu asap yang menyelimuti tempat itu. Kemudian, dari dalam debu asap itu muncul bayangan seseorang yang sedang berjalan ke depan. Bayangan orang itu terus berjalan ke depan sampai akhirnya bayangan itu berhasil keluar dari debu asap itu. Orang yang keluar dari debu asap itu adalah wanita bertanduk dan berekor Naga yang sebelumnya Duchess Arlet serang. Wanita itu berjalan keluar dari debu asap itu sambil menepuk tangannya dan dia terus berjalan untuk mendekati Duchess Arlet. Pedang melayang dan bola-bola sihir yang mengelilingi wanita itu sebelumnya terlihat sudah tidak ada lagi. Lalu, terlihat tidak ada satupun luka yang ada pada tubuh wanita itu. Bahkan beberapa bagian tubuh wanita itu yang seharusnya sudah membeku terlihat sudah menghilang. Duchess Arlet pun terkejut setelah melihat tubuh wanita itu.

"Aku yakin kalau aku sudah menyerangnya dengan telak, tetapi kenapa sepertinya serangan yang aku lakukan tadi tidak berdampak kepadanya. Apa mungkin serangan itu seharusnya berdampak, tetapi wanita itu dengan cepat langsung memulihkan tubuhnya itu dan membuatku berpikir kalau seranganku itu ternyata tidak berdampak," pikir Duchess Arlet.

Duchess Arlet terlihat bingung sambil terus memikirkan tentang hal itu. Sementara itu, wanita itu yang sebelumnya terus berjalan untuk mendekat Duchess Arlet, mulai menghentikan langkahnya. Wanita itu berhenti tidak jauh dari hadapan Duchess Arlet. Namun, meski sudah berhenti melangkah, wanita itu terus menepuk tangannya itu.

"Serangan yang kamu lancarkan tadi benar-benar luar biasa, seperti yang diharapkan dari 'manusia berambut putih'. 'Manusia berambut putih' terakhir yang aku lawan sekitar puluhan tahun yang lalu juga memiliki kemampuan dan serangan yang luar biasa. Meski begitu, manusia itu tetap bukan tandinganku," ucap wanita itu.

Setelah mengatakan itu, wanita itu secara perlahan mulai menghentikan tepuk tangannya. Sementara itu, Duchess Arlet terlihat sedang bersiap untuk menyerang karena dia menyadari kalau sebentar lagi wanita itu akan melakukan sesuatu.

"Biar kukatakan sekali lagi, aku tidak akan membiarkanmu untuk mengejar para prajuritku. Jika kamu ingin mengejar para prajuritku, kalahkan aku terlebih dahulu," ucap Duchess Arlet.

Setelah mendengar perkataan Duchess Arlet, wanita itu pun tersenyum.

"Mengalahkanmu terlebih dahulu ya, sayangnya aku tidak akan mengalahkanmu sebelum aku mengurus para prajuritmu yang melarikan diri itu. Tetapi untuk mengurus para prajuritmu itu, aku harus mengejarnya terlebih dahulu. Tetapi jika aku mengejar mereka, kamu pastinya akan menghalangiku,"

"Hmmm ini merepotkan juga, padahal aku ingin sedikit berolahraga dengan mengejar mereka, tetapi kamu malah menghalangiku untuk berolahraga. Kalau begitu, sepertinya aku harus menggunakan 'cara tersingkat'," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian merentangkan kedua tangannya ke samping. Setelah itu wanita itu secara cepat langsung menggerakkan tangannya ke depan sehingga membuat kedua tangannya itu saling bertepuk. Setelah wanita itu menepuk tangannya, tiba-tiba terjadi getaran yang hebat di tempat itu. Duchess Arlet yang menyadari adanya getaran yang muncul secara tiba-tiba pun terkejut.

"Getaran apa ini ?!," ucap Duchess Arlet.

-

Sementara itu, jauh dari tempat wanita itu dan Duchess Arlet berada.

Terlihat para prajurit Duke San Lucia terus berlari untuk meninggalkan pegunungan Orokho.

"Jangan berhenti! teruslah berlari seperti yang diperintahkan oleh nona Duchess. Kita harus segera membawa jasad rekan-rekan kita terlebih dahulu. Setelah itu, kita kumpulkan bala bantuan dalam jumlah banyak untuk membantu nona Duchess," ucap salah satu prajurit.

"Siap!," ucap para prajurit lainnya.

Para prajurit itu terus berlari tanpa henti. Saat para prajurit itu terus berlari, tiba-tiba mereka merasakan adanya getaran yang hebat yang terjadi di tempat itu. Mereka semua pun terkejut ketika merasakan getaran itu dan membuat mereka berhenti sejenak.

"Getaran apa ini ?!?!

"Getaran ini sangat dahsyat," ucap para prajurit itu.

Di saat para prajurit itu terkejut dan bingung dengan munculnya getaran itu, salah satu prajurit memberitahu kepada prajurit yang lain untuk terus berlari dan jangan berhenti.

"Kalian semua, jangan berhenti dan teruslah berlari," ucap prajurit itu.

"Ah benar juga, kita harus menuruti perintah nona Duchess Arlet untuk terus berlari. Ayo semuanya, terus berlari,"

"Iya!," ucap para prajurit lainnya.

Para prajurit itu pun mulai kembali berlari tanpa memperdulikan getaran yang terjadi di tempat mereka. Kemudian, saat mereka sedang berlari, tiba-tiba muncul banyak duri-duri es tajam yang berukuran besar dari bawah tempat mereka berpijak. Para prajurit yang melihat hal itu pun sangat terkejut.

"Kalian semua, menghindar!!!," ucap salah satu prajurit.

Para prajurit itu pun dengan cepat langsung menghindari duri-duri es yang muncul dari bawah tempat mereka berpijak. Tetapi duri-duri itu muncul lebih cepat dari pergerakan mereka, beberapa prajurit pun terkena serangan duri-duri itu. Duri-duri es yang tajam itu berhasil memotong lengan dan kaki beberapa prajurit yang dikenainya. Selain itu, duri-duri es itu juga menusuk para prajurit yang dikenainya dan membawa mereka hingga menjulang ke atas. Sementara itu, beberapa prajurit lain yang tidak terkena serangan duri-duri itu terlihat sangat cemas dan ketakutan saat melihat rekan-rekan mereka terkena duri-duri itu. Setelah melihat rekan-rekan mereka terkena duri-duri itu, mereka pun kembali berlari untuk meninggalkan tempat itu. Namun, hanya tinggal menunggu waktu saja sampai mereka juga ikut terkena serangan duri-duri itu karena duri-duri itu tetap muncul sampai semua prajurit itu terkena serangan itu. Satu per satu prajurit yang terus berlari pun mulai terkena serangan duri-duri itu. Sampai akhirnya, seluruh prajurit itu pun terkena serangan duri-duri itu.

*AAAAARRRGGGHHHHHHHH

Teriakan kesakitan pun terdengar keras dari tempat para prajurit yang terkena serangan duri-duri itu. Bahkan teriakan itu terdengar hingga ke tempat Duchess Arlet berada.

"Suara teriakan ?! Asalnya dari tempat para prajuritku berada ?! Apa yang sedang terjadi ?!?," tanya Duchess Arlet yang nampak bingung.

Sementara itu, wanita bertanduk dan berekor Naga yang ada dihadapan Duchess Arlet terlihat sedang tersenyum.

"Sepertinya para prajuritmu itu sedang mendapatkan masalah. Kelihatannya mereka tidak dapat melanjutkan untuk pergi dari pegunungan ini," ucap wanita itu.

"Kamu.....Apa kamu baru saja melakukan sesuatu kepada para prajuritku ?!," tanya Duchess Arlet.

"Itu benar, bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak akan membiarkan para prajuritmu itu pergi dari pegunungan ini ?," tanya wanita itu.

"Tapi bagaimana bisa ?!?! Padahal kamu masih ada disini, bagaimana bisa kamu melakukan sesuatu kepada para prajuritku yang sudah berada jauh dari tempat ini ?!," tanya Duchess Arlet.

Mendengar pertanyaan Duchess Arlet, wanita itu langsung tertawa.

"Ahahahaha, kamu serius bertanya seperti itu ? Saat kamu datang ke pegunungan ini untuk membunuhku, kamu seharusnya sudah tahu tentang alasan kenapa kamu ingin membunuhku. Dan juga, kamu seharusnya sudah tahu tentang sedikit kekuatanku,"

"Aku lah yang membuat pegunungan ini berubah menjadi pegunungan es dan merubah iklim dan suhunya menjadi dingin. Dampak dari medan dan iklim pegunungan ini yang berubah juga telah mempengaruhi daerah di sekitar pegunungan ini. Karena itu, kalian berniat membunuhku untuk mengubah medan dan iklim di pegunungan ini kembali seperti semula,"

"Dengan aku yang telah mengubah pegunungan ini menjadi pegunungan es dan mengubah iklim serta suhu di pegunungan ini menjadi dingin, seharusnya kamu tahu kenapa aku bisa melakukan sesuatu kepada para prajuritmu meskipun aku dan para prajuritmu itu sudah berada dalam jarak yang jauh," ucap wanita itu.

Duchess Arlet langsung terkejut setelah mendengar perkataan wanita itu. Duchess Arlet terlihat baru saja menyadari sesuatu dari perkataan wanita itu.

"Jangan bilang...," ucap Duchess Arlet.

"Itu benar, meskipun para prajuritmu itu sudah berada jauh dari tempat ini, selama mereka masih ada di pegunungan ini, itu berarti mereka masih berada di ruang lingkup seranganku. Karena akulah yang telah mengubah medan dan iklim di pegunungan ini, aku bisa memanipulasi medan dan iklim di pegunungan ini sesukaku. Jika aku mau, aku bisa saja menghabisi para prajuritmu itu sejak tadi hanya dengan menggerakkan kedua tanganku saja, tetapi aku memilih untuk menggerakkan seluruh tubuhku karena aku ingin sedikit berolahraga. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku menggerakkan seluruh tubuhku," ucap wanita itu.

Duchess Arlet pun terdiam setelah mendengar perkataan wanita itu. Wajah Duchess Arlet terlihat sedikit cemas. Sementara itu, wanita yang ada dihadapan Duchess Arlet terlihat sedang tersenyum. Lalu setelah itu, suara teriakan yang berasal dari tempat para prajurit itu kembali terdengar.

*AAARRRRRGGGGHHHHHH

"Hmmmm kelihatannya beberapa dari prajurit itu berhasil selamat dari 'kejutan' yang aku berikan. Suara teriakan mereka terdengar cukup mengganggu. Aku akan membuat mereka diam," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian memejamkan kedua matanya. Kemudian, wanita itu mulai merentangkan kedua tangannya.

~Ice Magic : Great Blizzard~

Setelah itu, tiba-tiba muncul badai salju yang cukup dahsyat di tempat mereka berada. Duchess Arlet pun terkejut dengan kemunculan badai salju itu secara tiba-tiba.

"Sebuah badai salju ?!?! Sepertinya wanita itu berniat untuk melakukan sesuatu, aku harus mencegahnya," ucap Duchess Arlet.

Duchess Arlet bersiap untuk menyerang wanita itu. Tetapi badai salju yang muncul di tempat itu cukup dahsyat sehingga membuat Duchess Arlet tidak bisa bergerak dan hanya fokus untuk bertahan agar tidak terhempas oleh badai salju itu.

Sementara itu, wanita itu yang sebelumnya sedang merentangkan kedua tangannya, secara perlahan mulai mengarahkan kedua tangannya itu ke depan. Setelah itu, wanita itu mulai membuat gerakan-gerakan tangan. Disaat yang bersamaan, badai salju yang muncul di tempat itu mulai bergerak mengikuti gerakan tangan dari wanita itu. Wanita itu terus membuat gerakan-gerakan tangan sampai akhirnya gerakan tangan wanita itu terlihat seperti sedang membentuk sebuah bola. Badai salju yang muncul itu pun mengikuti gerakan tangan itu dan membuat badai salju itu secara perlahan mulai mereda dan bentuknya pun secara perlahan mulai mengecil hingga membentuk sebuah bola. Duchess Arlet pun terkejut ketika melihat kalau badai saljunya telah mereda dan bahkan sudah hilang.

"Badai saljunya hilang ?," tanya Duchess Arlet.

Lalu Duchess Arlet melihat ke arah wanita itu. Di depan wanita itu, ada sebuah bola sihir berwarna perpaduan putih dan biru. Bola sihir itu terlihat sangat pekat, berbeda dengan bola sihir yang sebelumnya dibuat oleh wanita itu. Kemudian, wanita itu mengarahkan tangan kanannya ke bola sihir itu. Setelah itu, bola sihir itu pun digenggam hingga hancur oleh wanita itu menggunakan tangan kanannya. Setelah bola sihir itu hancur, tiba-tiba dalam genggaman tangan kanan wanita itu, muncul sebuah anak panah berwarna perpaduan putih dan biru. Anak panah itu terlihat dialiri oleh sihir yang sangat pekat.

Kemudian, wanita itu mengarahkan tangan kirinya ke depan. Setelah itu, di tangan kiri wanita itu tiba-tiba muncul sebuah busur panah yang terbuat dari es. Duchess Arlet terlihat bingung dengan anak panah dan busur panah yang dibuat oleh wanita itu.

"Sebuah busur panah dan anak panah ? Jangan bilang wanita itu.....," ucap Duchess Arlet.

Setelah itu, wanita itu bersiap untuk menembakkan anak panah yang dibuatnya itu dengan busur panah yang juga dibuatnya. Melihat hal itu, Duchess Arlet langsung melesat dengan cepat ke arah wanita itu.

"Aku tidak akan membiarkanmu," ucap Duchess Arlet.

Duchess Arlet berusaha untuk menyerang wanita itu, tetapi wanita itu dengan cepat dapat menghindari serangan Duchess Arlet dengan terbang ke atas. Terlihat wanita itu sedang terbang ke atas menggunakan sepasang sayap yang tiba-tiba muncul di punggungnya. Duchess Arlet terlihat terkejut ketika melihat wanita itu sedang terbang menggunakan kedua sayapnya.

"Kenapa wanita itu masih bisa terbang menggunakan sayapnya ?! Bukankah sebelumnya aku sudah memotong sayapnya itu ?!," tanya Duchess Arlet.

Tetapi Duchess Arlet tidak terlalu memikirkan itu dan langsung melompat ke atas untuk menyusul wanita itu. Sementara itu, wanita itu terus terbang hingga sangat jauh ke atas. Lalu setelah dirasa sudah berada di ketinggian yang cukup, wanita itu pun berhenti. Kemudian, wanita itu melihat ke tempat para prajurit itu terkena duri-duri es dan mengarahkan anak panahnya ke tempat itu. Sementara itu, Duchess Arlet terus melompat ke atas untuk menyusul wanita itu tetapi sepertinya Duchess Arlet tidak akan sempat karena jarak ketinggian mereka sangat lah jauh.

Kemudian, wanita itu pun bersiap untuk menembakkan anak panah itu. Wanita itu mulai membuka kedua matanya yang sebelumnya terpejam secara perlahan. Terlihat kedua matanya yang berwarna biru es/ice blue sedang bersinar dengan terang.

~Ice Magic : Great Blizzard Arrow - Frossen Ruin~

Wanita itu lalu menembakkan anak panah itu ke tempat para prajurit yang terkena duri-duri es itu. Duchess Arlet yang sedang melompat ke arah wanita itu pun langsung menoleh ke arah panah yang ditembakkan itu.

"Sial, aku tidak sempat untuk mencegahnya," ucap Duchess Arlet.

Panah itu melesat dengan cepat ke tempat para prajurit itu. Kemudian, panah itu mengenai permukaan tanah yang ada di tengah-tengah tempat itu. Panah itu pun langsung meledak dan mengeluarkan ledakan sihir es yang sangat besar.

*DUMMMMMMM

Ledakan sihir es itu sangat besar hingga membuat pegunungan itu bergetar. Hembusan angin yang dahsyat pun tercipta dari ledakan yang besar itu. Setelah munculnya ledakan itu, debu asap berwarna putih pun muncul dan menyelimuti tempat itu.

Tidak lama kemudian, debu asap itu pun secara perlahan mulai menghilang. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat jelas kondisi dari tempat itu. Seluruh tempat itu telah berubah menjadi es. Permukaan salju, bebatuan, dan pepohonan yang ditutupi oleh salju, semuanya telah berubah menjadi es. Tidak hanya itu saja, semua prajurit yang berada di tempat itu, semuanya telah membeku dan berubah menjadi es. Beberapa prajurit yang membeku itu tubuhnya ada yang sudah hancur berkeping-keping dan sisanya masih memiliki tubuh utuh yang membeku.

Duchess Arlet yang melihat ke arah tempat itu pun terlihat sangat terkejut melihat keadaan tempat itu dan para prajuritnya.

"B-bagaimana mungkin ini bisa terjadi ?!?!," ucap Duchess Arlet.

Lalu, Duchess Arlet melihat ke atas ke arah wanita itu.

"Aku kira wanita itu adalah makhluk yang berbahaya, tetapi ternyata dia lebih berbahaya dari yang aku kira. Wanita itu...dia adalah monster yang sangat berbahaya," ucap Duchess Arlet sambil melihat ke arah wanita itu.

Wanita itu terlihat masih terbang di atas sambil memegang busur panahnya dan sambil melihat ke arah tempat para prajurit yang membeku itu. Wanita itu melihat ke tempat prajurit itu sambil tersenyum dengan kedua mata yang masih bersinar terang.

-Bersambung