Chereads / Peace Hunter / Chapter 336 - Chapter 336 : Teknik Terlarang Keluarga San Lucia

Chapter 336 - Chapter 336 : Teknik Terlarang Keluarga San Lucia

Setelah itu, Duchess Arlet pun turun kembali ke permukaan karena sudah tidak ada lagi yang bisa dia lakukan mengingat wanita itu sudah berhasil menembakkan panah ke arah para prajuritnya dan membuat semua para prajuritnya tewas membeku. Tidak lama kemudian, wanita itu pun juga ikut turun ke permukaan untuk menyusul Duchess Arlet. Setelah sudah tiba di permukaaan, wanita itu menghancurkan busur es yang dia ciptakan hingga berkeping-keping. Kemudian, wanita itu melihat ke arah Duchess Arlet dengan mata yang masih bersinar terang.

"Karena seluruh prajuritmu sudah tewas, sekarang aku bisa fokus untuk melawanmu. Ayo temani aku untuk berolahraga, 'manusia berambut putih'," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian menciptakan sebuah pedang yang terbuat dari es. Kemudian, wanita itu memegang pedang itu dengan menggunakan tangan kanannya dan bersiap untuk menyerang Duchess Arlet. Duchess Arlet pun juga ikut bersiap untuk menyerang wanita itu.

"Wanita itu seharusnya bisa membunuhku dengan mudah dengan menggunakan sihirnya atau dengan memanipulasi objek di sekitar tempat ini, tetapi dia malah memilih untuk menyerangku hanya dengan menggunakan sebuah pedang yang terbuat dari sihir es. Tadi dia bilang kalau dia memintaku untuk menemaninya berolahraga, sepertinya dia meremehkanku. Yah, ini hal yang bagus apabila dia meremehkanku, aku akan membuktikan kalau aku bukanlah orang yang bisa diremehkan. Aku akan membuatnya menyesal karena tidak berusaha menyerangku dengan sihirnya itu ataupun dengan memanipulasi objek di sekitar tempat ini. Aku juga akan membalaskan dendam kematian para prajuritku," pikir Duchess Arlet.

Setelah itu, Duchess Arlet langsung melesat ke arah wanita itu untuk menyerangnya. Disaat yang bersamaan, wanita juga ikut melesat ke arah Duchess Arlet untuk menyerangnya. Mereka berdua sama-sama berniat untuk menyerang lawan mereka masing-masing dengan menggunakan senjata mereka. Senjata mereka berdua pun saling berbenturan. Kemudian, mereka terus saling menyerang dari jarak dekat menggunakan senjata mereka masing-masing. Masing-masing dari mereka tidak ada yang berhasil menyerang lawan mereka karena senjata mereka saling beradu. Adu senjata di antara mereka pun berlangsung sangat sengit.

Lalu, setelah cukup lama beradu senjata, Duchess Arlet tiba-tiba meningkatkan kekuatannya dan langsung menyerang wanita itu. Tetapi wanita itu langsung menahan serangan Duchess Arlet dengan menggunakan pedangnya. Tetapi karena Duchess Arlet sudah meningkatkan kekuatan pedangnya pada serangan kali ini, wanita itu tidak bisa menahan serangan itu dengan sempurna dan membuat pedangnya terhempas ke atas. Duchess Arlet melihat sebuah celah saat pedang dari wanita itu terhempas ke atas. Duchess Arlet pun langsung menyerang wanita itu dengan telak.

~San Lucia Art : Freezing Air Slash~

Duchess Arlet pun berhasil menyerang wanita itu dengan telak tepat di perutnya. Wanita itu pun langsung terdorong beberapa meter ke belakang sambil berdiri. Wanita itu hampir menghantam bongkahan es yang ada di belakangnya, tetapi wanita itu bisa menahan dan memaksa untuk berhenti sebelum menghantam bongkahan es itu. Setelah berhenti, wanita itu pun memegangi perutnya yang membeku karena terkena serangan dari Duchess Arlet.

"Serangan yang membekukan udara dan objek apapun yang senjata itu sentuh ya. Menarik juga," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian meremas bagian dari perutnya yang membeku. Es yang membeku pada perutnya itu pun mulai retak dan hancur setelah diremas oleh wanita itu. Setelah es yang membekukan bagian perutnya itu hancur, terlihat tidak ada luka satupun pada bagian perut wanita itu. Duchess Arlet pun terkejut melihat hal itu.

"Sejak tadi, satu pun serangan yang kulesatkan ke arah wanita itu tidak ada satupun yang berdampak kepada wanita itu. Aku tahu kalau wanita itu adalah seorang Naga, makanya aku selalu menggunakan banyak Mana agar bisa melukai wanita itu dalam setiap seranganku. Tetapi kenapa wanita itu tidak terluka sama sekali setelah menerima seranganku ? Apa kulit wanita itu berbeda dengan kulit Naga biasa karena wanita itu adalah seorang pemimpin Naga ?," pikir Duchess Arlet.

Duchess Arlet terlihat bingung ketika memikirkan tentang wanita itu. Sementara itu, wanita itu mulai memegang pedangnya kembali dan bersiap untuk menyerang Duchess Arlet.

"Hmmm, kalau tidak salah untuk menggunakan teknik yang sama dengan dia adalah dengan cara seperti ini," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian dengan cepat langsung melesat ke arah Duchess Arlet dan langsung menyerangnya. Duchess Arlet meskipun sedang memikirkan tentang wanita itu langsung bereaksi terhadap serangan wanita itu. Duchess Arlet pun langsung menahan serangan wanita itu dengan rapiernya. Kedua senjata mereka pun saling beradu. Saat senjata mereka sedang beradu, Duchess Arlet terkejut melihat rapiernya yang secara perlahan mulai membeku.

"Teknik ini...jangan-jangan...," ucap Duchess Arlet.

Setelah Duchess Arlet mengatakan itu, dia langsung meningkatkan kekuatannya dan membuat pedang dari wanita itu terhempas kembali. Saat pedang dari wanita itu sudah terhempas, Duchess Arlet kembali menyerang wanita itu karena ada celah di pertahanannya.

~San Lucia Art : Icebending Slash~

Duchess Arlet mengarahkan ujung rapiernya ke permukaan tanah yang ada di bawahnya. Kemudian, dia menyeret ujung rapiernya itu di tanah dan setelah itu dia langsung mengarahkan rapiernya itu ke arah wanita itu dan menebasnya. Tetapi tebasan dari rapier itu tidak berhasil mengenai wanita itu. Namun, sesungguhnya teknik yang digunakan oleh Duchess Arlet itu bukan untuk menyerang menggunakan rapiernya, melainkan menyerang dengan sesuatu yang lain. Dan setelah Duchess Arlet mengarahkan tebasannya itu arah wanita itu, tiba-tiba dari bawah tempat Duchess Arlet berpijak, muncul sebuah bongkahan es yang sangat besar dengan ujung yang tajam. Bongkahan es itu langsung menusuk wanita itu tepat di perutnya lalu membawa wanita itu hingga menghantam bongkahan-bongkahan es yang ada di belakangnya.

*DUMMMMM

Suara benturan pun terdengar akibat wanita itu yang menghantam bongkahan-bongkahan es itu. Tempat wanita itu menghantam bongkahan-bongkahan es itu pun kini sudah dipenuhi oleh debu asap berwarna putih.

Sementara itu, Duchess Arlet terlihat masih memegang rapiernya dan melihat ke arah tempat wanita itu menghantam bongkahan es. Terlihat Duchess Arlet sudah lumayan kelelahan karena nafasnya terdengar semakin terengah-engah.

"Haaaahhhh...Haaaahhhh...serangan itu mungkin tidak cukup untuk mengalahkannya, tetapi seharusnya serangan itu bisa melukainya. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau wanita itu tadi tertusuk oleh bongkahan es itu. Daripada itu, aku tidak menyangka kalau dia bisa menggunakan teknik 'Freezing Air Slash'. Untung aku bisa dengan cepat menyadari hal itu. Jika tidak, mungkin rapierku saat ini sudah membeku sepenuhnya," ucap Duchess Arlet sambil memperhatikan rapiernya.

Terlihat rapier milik Duchess Arlet telah membeku sedikit di bagian tengahnya. Setelah memperhatikan rapiernya itu, Duchess Arlet kembali melihat ke arah tempat wanita itu menghantam bongkahan es. Tempat itu masih dipenuhi oleh debu asap, namun di dalam debu asap itu, ada bayangan seseorang yang sedang berjalan untuk keluar dari debu asap itu. Beberapa saat kemudian, orang itu pun keluar dari debu asap dan orang itu adalah wanita yang sebelumnya Duchess Arlet hempaskan. Terlihat wanita itu sama sekali tidak mengalami luka sedikitpun meskipun Duchess Arlet telah menghempaskannya ke bongkahan es. Duchess Arlet pun terkejut ketika melihat wanita itu.

"Yang benar saja ?!?! Bukankah wanita itu tadi sudah tertusuk bongkahan es yang aku buat dengan rapierku ?!?! Kenapa tubuhnya tidak terluka sama sekali ?!?! Bahkan tubuhnya masih terlihat baik-baik saja," ucap Duchess Arlet yang terkejut.

Sementara itu, wanita itu terus berjalan untuk mendekati Duchess Arlet.

"Serangan-serangan yang kamu lancarkan benar-benar menarik. Kali ini kamu akan menggunakan serangan apa lagi untuk melawanku ?," tanya wanita itu.

Duchess Arlet tidak menjawab pertanyaan wanita itu dan langsung bersiap untuk menyerang wanita itu kembali.

~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~

Kemudian, 10 rapier yang terbuat dari es pun muncul dan melayang mengelilingi Duchess Arlet. Setelah itu, Duchess Arlet langsung melesat ke arah wanita itu yang sedang berjalan mendekatinya.

"Begitu ya, jadi kali ini kamu akan menggunakan serangan seperti itu. Kalau begitu, aku akan meladenimu," ucap wanita itu.

Wanita itu lalu memegang kembali pedang es yang dibuatnya dengan tangan kanannya. Sementara itu, Duchess Arlet terlihat sudah berada dekat dengan wanita itu. Duchess Arlet pun langsung menyerang wanita itu menggunakan rapier yang dipegangnya. Tetapi wanita itu langsung menahan serangan Duchess Arlet dengan menggunakan pedangnya. Disaat Duchess Arlet gagal untuk menyerang wanita itu dengan menggunakan rapier yang dipegangnya, 10 rapier es yang melayang mengelilinginya pun langsung bergerak untuk menyerang wanita itu. Tetapi 10 rapier es itu langsung ditahan oleh 10 pedang es yang tiba-tiba muncul dan melayang mengelilingi wanita itu. Duchess Arlet pun terkejut melihat hal itu, sementara wanita itu hanya tersenyum saja melihat Duchess Arlet.

"Saat ini kita berdua sama-sama menggunakan teknik yang sama. Mari kita tentukan teknik siapa yang lebih baik di antara kita berdua," ucap wanita itu.

Setelah itu, Duchess Arlet dan wanita itu saling menyerang dari jarak dekat dengan menggunakan senjata mereka masing-masing. Senjata buatan yang melayang mengelilingi tubuh mereka pun juga saling menyerang satu sama lain. Pertarungan jarak dekat di antara mereka ini terjadi selama beberapa menit ke depan.

-

Beberapa menit kemudian.

Pertarungan jarak dekat di antara mereka berdua pun terhenti. Mereka berdua saat ini sedang menjaga jarak satu sama lain.

"Hmmm apakah kamu sudah selesai untuk menyerangku ? Aku masih belum cukup untuk berolahraga jadi ayo serang aku lagi dan keluarkan semua teknik dan sihir milikmu," ucap wanita itu.

Wanita itu terlihat tidak mengalami luka sedikitpun di tubuhnya. Di sekeliling wanita itu, masih ada 10 pedang es yang melayang mengelilinginya. Sementara itu di sisi Duchess Arlet, terlihat Duchess Arlet telah mengalami cukup banyak luka di tubuhnya. Dilihat dari lukanya itu, kebanyakan luka pada tubuhnya itu berasal dari luka goresan dari benda yang tajam. Rapier-rapier es yang sebelumnya melayang mengelilinginya pun sudah tidak ada lagi. Selain itu, Duchess Arlet juga terlihat sudah kelelahan karena nafasnya terdengar semakin terengah-engah.

*Haaaahhhh.....haaaahhhhhh...haaaaahhhhh

Duchess Arlet terengah-engah sambil melihat ke arah wanita itu.

"Serangan apapun yang aku lancarkan kepada wanita itu tidak berdampak apapun kepada wanita itu. Ini benar-benar aneh, apakah seorang pemimpin Naga memang sekuat ini ? Bahkan aku tidak bisa melukainya sedikit pun. Tidak, seharusnya ada beberapa seranganku yang mengenainya dan berdampak pada tubuhnya karena aku melihat langsung serangan itu tepat mengenai dan berdampak pada tubuhnya seperti contohnya saat dia tertusuk oleh bongkahan es yang aku ciptakan tadi. Tetapi kenapa setelah dia tertusuk, tubuhnya nampak baik-baik saja ? Apa dia menggunakan sihir pemulihan yang memulihkan tubuhnya dengan cepat ? Atau sebenarnya yang aku serang sebelumnya itu adalah sebuah clone atau bisa juga itu adalah ilusi yang membuatku mengira kalau seranganku berdampak padanya ? Ini benar-benar membingungkan," pikir Duchess Arlet.

Duchess Arlet terus berpikir untuk menemukan solusi agar bisa mengalahkan wanita itu.

"Bagaimana ini ? Jika aku tidak bisa mengalahkan wanita itu, aku tidak akan bisa pulang kembali ke kota San Lucia. Kabur pun pasti juga akan percuma karena wanita itu akan mengejarku atau memanipulasi medan di pegunungan ini dan mencegahku untuk kabur. Apa lebih baik aku menyerah saja karena tidak ada satu carapun yang tersisa untuk mengalahkan wanita itu ?," pikir Duchess Arlet.

Saat Duchess Arlet berpikir untuk menyerah, tiba-tiba dia menemukan sebuah solusi yang mungkin bisa digunakan untuk mengalahkan wanita itu.

"Teknik itu...Ya, itu benar. Teknik itu mungkin bisa digunakan untuk mengalahkan wanita itu. Meskipun teknik itu adalah salah satu teknik terlarang dan berbahaya yang dimiliki oleh keluarga San Lucia, tetapi cuma teknik itu saja satu-satunya solusi yang bisa aku pikirkan saat ini. Daripada memilih untuk menyerah, aku lebih memilih untuk menggunakan teknik itu. Aku akan mengalahkan wanita itu agar aku bisa kembali ke kota San Lucia untuk bertemu dengan suami dan anak-anakku," pikir Duchess Arlet.

Setelah itu, Duchess Arlet tiba-tiba mengangkat rapiernya ke atas dengan menggunakan kedua tangannya.

"Kelihatannya kamu akan menyerangku kembali dengan teknikmu itu. Itu bagus, ayo seranglah aku," ucap wanita itu ketika melihat Duchess Arlet yang sedang mengangkat rapiernya.

Lalu, ketika Duchess Arlet sedang mengangkat rapiernya ke atas, tiba-tiba salju yang ada di sekitar tempat itu, baik salju yang baru turun ataupun yang sudah ada di permukaan tanah mulai bergerak ke arah Duchess Arlet. Tidak hanya salju saja, bongkahan-bongkahan es yang berada di sekitar tempat itu pun mulai berubah menjadi sebuah serbuk kecil dan bergerak ke arah Duchess Arlet. Salju dan serbuk bongkahan es itu pun langsung mengelilingi Duchess Arlet dan menutupi seluruh tubuhnya mulai dari ujung rapiernya yang dia angkat ke atas hingga ke kakinya yang ada di permukaan tanah. Salju dan serbuk bongkahan es itu terus mengelilingi dan menutupi seluruh tubuh Duchess Arlet selama satu menit.

Lalu satu menit kemudian, salju dan serbuk bongkahan es yang menutupi Duchess Arlet tiba-tiba berubah menjadi keras. Salju dan serbuk bongkahan es yang mengeras itu membuat Duchess Arlet seperti sedang berada di dalam sebuah cangkang telur. Lalu tidak lama kemudian, salju dan serbuk bongkahan es yang menutupi Duchess Arlet secara perlahan mulai retak. Sebuah cahaya terang berwarna putih seperti es atau salju terlihat keluar melalui retakan itu. Retakan pada salju dan serbuk bongkahan es yang mengeras itu pun semakin besar sampai akhirnya salju dan serbuk bongkahan es yang mengeras itu pun hancur sepenuhnya. Setelah salju dan serbuk bongkahan es yang mengeras itu sudah hancur, sekitar tempat itu pun langsung disinari oleh sebuah cahaya terang berwarna putih seperti es atau salju. Tidak lama kemudian, cahaya terang itu pun secara perlahan mulai menghilang. Setelah cahaya itu menghilang, terlihat Duchess Arlet yang sedang memegang rapier miliknya. Tetapi, Duchess Arlet berpenampilan berbeda dengan yang sebelumnya. Terlihat Duchess Arlet mengenakan sebuah gaun pendek dengan selendang di lehernya. Gaun pendek dan selendang itu berwarna putih seperti layaknya salju atau es. Saat Duchess Arlet mengenakan gaun itu, seluruh tubuhnya terlihat sedang diselimuti oleh aura dari sihir es yang sangat pekat. Selain penampilannya yang berubah, luka pada tubuh Duchess Arlet saat ini pun juga telah hilang. Lalu ada hal mencolok lainnya yang berubah dari Duchess Arlet. Kedua bola mata Duchess Arlet pada awalnya memang berwarna biru muda, tetapi pupil matanya berbentuk biasa seperti orang-orang pada umumnya. Namun kali ini, pupil matanya berubah bentuk menjadi sebuah bentuk kristal es yang berwarna putih.

~San Lucia Art Forbidden Technique : Armor of Ice Spirits - Scintillans Glacies~

Sementara itu, wanita itu terus melihat ke arah Duchess Arlet yang penampilannya sudah berubah.

"'Armor of Ice Spirits' ? Dari sekian banyak teknik dan sihir yang dia gunakan, teknik ini terdengar konyol bagiku," ucap wanita itu.

-Bersambung

Related Books

Popular novel hashtag