Chereads / Peace Hunter / Chapter 334 - Chapter 334 : Manusia Berambut Putih

Chapter 334 - Chapter 334 : Manusia Berambut Putih

Setelah naga es itu berhasil dikalahkan, para prajurit yang melihat hal itu pun langsung bersorak karena kedua Naga es itu telah berhasil dikalahkan.

Setelah menghancurkan kepala Naga es itu, Duchess Arlet menaruh rapiernya kembali di pinggangnya. Setelah itu, Duchess Arlet berjalan ke arah para prajuritnya yang telah bersorak. Para prajurit itu pun langsung menyambut Duchess Arlet yang telah berhasil mengalahkan kedua Naga itu.

"Nona Duchess memang hebat, anda telah berhasil mengalahkan kedua Naga es yang sangat besar itu,"

"Itu benar, anda memang hebat,"

"Sepertinya rumor yang mengatakan kalau anda adalah orang terkuat di keluarga San Lucia saat ini adalah benar," ucap para prajurit itu.

"Aku bisa mengalahkan kedua Naga itu berkat bantuan kalian semua. Jika tidak ada kalian, aku tidak akan bisa mengalahkan kedua Naga itu," ucap Duchess Arlet.

Meski begitu, para prajurit itu tetap memuji Duchess Arlet. Namun tiba-tiba mereka terdiam dan terkejut karena mereka baru saja menyadari sesuatu. Tubuh Duchess Arlet saat ini terdapat banyak luka. Ada banyak luka goresan dan tusukan pada tubuh Duchess Arlet.

"Nona Duchess, kenapa tubuh anda banyak sekali luka ? Apa luka itu akibat serangan yang dilancarkan Naga itu kepada anda tadi ?," tanya salah satu prajurit.

"Ah luka ini ya. Iya itu benar, luka ini didapatkan karena aku sebelumnya menghantam beberapa pohon, batu dan bongkahan es akibat terkena serangan ekor yang dilancarkan Naga itu," ucap Duchess Arlet.

"Maaf karena tidak menyadarinya selama ini, nona Duchess," ucap prajurit itu.

"Tidak apa-apa, lagipula ini hanyalah luka kecil. Kalian tidak perlu khawatir," ucap Duchess Arlet.

"Itu bukanlah luka yang kecil, nona Duchess. Saya kebetulan bisa melakukan sihir penyembuhan. Saya akan menyembuhkan anda, nona,"

"Saya juga bisa, saya juga akan ikut membantu,"

"Saya juga," ucap para prajurit yang bisa menggunakan sihir penyembuhan.

"Aku menghargai niat kalian yang ingin menyembuhkanku, tetapi saat ini lebih baik kita periksa keadaan para prajurit yang sedang melawan Naga es yang satu lagi. Kita harus memeriksa apakah para prajurit itu sudah mengalahkan Naga es itu atau belum," ucap Duchess Arlet.

Setelah Duchess Arlet mengatakan itu, tiba-tiba datang para prajurit dari sisi lainnya ke tempat Duchess Arlet.

"Saya ingin melapor, nona Duchess. Kami telah berhasil mengalahkan seekor Naga es sesuai yang anda perintahkan. Lalu sepertinya anda dan para prajurit yang bersama anda juga telah berhasil mengalahkan kedua Naga es itu," ucap salah satu prajurit yang datang.

Para prajurit yang datang itu melihat dan memeriksa sekitar tempat itu yang terdapat bongkahan es yang berserakan dan juga seekor Naga es yang sudah kehilangan kepalanya. Karena itu, prajurit itu tahu kalau kedua Naga es di tempat itu telah berhasil dikalahkan.

Setelah para prajurit itu melihat dan memeriksa sekitar tempat itu, para prajurit itu pun melihat ke arah Duchess Arlet. Mereka semua terkejut begitu melihat tubuh Duchess Arlet yang sudah dipenuhi oleh banyak luka.

"Nona Duchess, kenapa tubuh anda terluka seperti itu ?," tanya salah satu prajurit yang baru datang.

"Yah, aku terluka saat tadi sedang melawan kedua Naga es itu," ucap Duchess Arlet.

"Anda tenang saja, nona Duchess. Saya akan menyembuhkan anda," ucap prajurit itu.

"Karena prajurit di sisi lain sudah datang dan memberikan laporan kalau mereka sudah mengalahkan Naga itu. Itu berarti sudah tidak ada yang perlu anda lakukan, nona. Jadi anda diam saja dan biarkan kami semua menyembuhkan anda,"

"Itu benar, ayo semuanya sembuhkan nona Duchess," ucap para prajurit itu.

"Baiklah, baiklah, terserah kalian apabila kalian ingin menyembuhkanku. Tetapi setelah itu, kalian sembuhkanlah prajurit yang lain juga," ucap Duchess Arlet.

"Baik, nona," ucap para prajurit itu.

Para prajurit itu pun mulai menyembuhkan Duchess Arlet. Tubuh Duchess Arlet yang terluka pun secara perlahan mulai kembali pulih. Lalu setelah itu, para prajurit yang bisa menggunakan sihir penyembuhan mulai menyembuhkan prajurit lainnya yang terluka. Beberapa menit kemudian, para prajurit yang terluka pun telah berhasil disembuhkan.

Setelah para prajurit itu berhasil disembuhkan, Duchess Arlet mengumpulkan para prajuritnya karena Duchess Arlet ingin mengatakan sesuatu kepada para prajuritnya itu.

"Karena ketiga Naga es itu telah berhasil dikalahkan, itu berarti ekspedisi kita kali ini telah selesai. Memang ekspedisi ini belum berhasil karena kita belum menemukan target kita yang sebenarnya di pegunungan ini, tetapi kita tidak bisa melanjutkan ekspedisi ini disaat beberapa prajurit telah tewas. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk menyelesaikan ekspedisi ini dan kembali ke kota San Lucia. Tetapi sebelum kita kembali, kalian tolong kumpulkan jasad rekan-rekan kalian yang telah tewas. Kita akan membawa jasad-jasad itu ke kota San Lucia dan memberikan pemakaman yang layak kepada mereka," ucap Duchess Arlet.

"Baik, nona," ucap para prajurit itu.

Para prajurit itu pun mulai mengumpulkan jasad para prajurit yang telah tewas. Beberapa menit kemudian, jasad para prajurit yang telah tewas pun telah berhasil dikumpulkan. Para prajurit yang telah tewas itu berjumlah 11 orang.

"Ada 11 prajurit yang telah tewas ya. Baiklah, karena semua prajurit yang telah tewas telah dikumpulkan, mari kita langsung kembali ke kota San Lucia," ucap Duchess Arlet.

"Baik, nona Duchess," ucap para prajurit itu.

Duchess Arlet dan para prajurit itu pun bersiap untuk kembali ke kota San Lucia sambil membawa jasad para prajurit yang telah tewas. Tetapi baru beberapa langkah mereka berjalan, mereka tiba-tiba terkejut karena mendengar suara seperti suara seorang wanita.

"Kalian sudah mau pergi ya ?," tanya suara wanita itu.

Duchess Arlet dan para prajurit itu pun terkejut. Lalu mereka langsung menoleh ke arah asal suara itu. Saat mereka sudah menoleh ke arah asal suara itu, mereka melihat seorang wanita yang sedang terbang dengan sepasang sayap di punggungnya. Wanita itu memiliki sepasang tanduk di kepala dan juga ekor. Tanduk dan ekor pada wanita itu terlihat seperti tanduk dan ekor Naga. Wanita yang sedang terbang itu kemudian turun ke permukaan salju. Setelah wanita itu sudah turun, sepasang sayap yang ada di punggungnya itu pun langsung menghilang. Kemudian, wanita itu memperhatikan sekitar tempat itu.

"Hmmm jadi mereka semua benar-benar telah dikalahkan ya," ucap wanita itu.

Sementara itu, Duchess Arlet terlihat sedang melihat ke arah wanita itu sambil memegang rapiernya.

"Siapa kamu ?," tanya Duchess Arlet.

Duchess Arlet terlihat sedang bersiap untuk menyerang karena dia mengatakan itu sambil memasang kuda-kuda untuk menyerang. Setelah memperhatikan sekitar tempat itu, wanita itu lalu melihat ke arah Duchess Arlet.

"'Manusia berambut putih', kamu adalah pemimpin dari orang-orang itu kan ?," tanya wanita itu.

"Iya. Memangnya ada apa ?," tanya Duchess Arlet.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin bertanya saja. Lalu alasan kamu dan orang-orang itu datang ke pegunungan ini adalah untuk mencari seseorang kan ?," tanya wanita itu.

"Bagaimana kamu tahu tentang itu ?," tanya Duchess Arlet.

"Sejak dulu, setiap tahunnya aku selalu merasakan kalau ada beberapa orang yang selalu datang ke pegunungan ini. Meski aku selalu merasakan datangnya orang-orang itu, aku jarang untuk menghampiri mereka secara langsung. Terakhir kali aku menghampiri mereka yang datang ke pegunungan ini itu sudah sangat lama, mungkin sekitar puluhan tahun yang lalu. Saat aku menghampiri mereka itu lah aku mengetahui kalau alasan mereka datang ke tempat ini adalah untuk membunuh pemimpin dari para Naga es yang tinggal di pegunungan ini,"

"Aku tidak menyangka kalau kalian, 'manusia berambut putih' masih ingin membunuhku bahkan sampai sekarang. Padahal aku kira konflik di antara kita sudah berakhir disaat kalian membunuh semua Naga es itu. Dan disaat yang sama, aku juga telah membunuh orang-orang yang datang ke pegunungan ini untuk membunuh kami. Aku bahkan juga melukai pemimpin dari orang-orang itu dengan sangat parah. Pemimpin itu juga merupakan 'manusia berambut putih' seperti dirimu. Aku kira dengan melukainya dengan sangat parah sudah cukup untuk memberikan sebuah peringatan agar kalian tidak datang ke pegunungan ini lagi, tetapi kalian tetap datang ke pegunungan ini bahkan sampai sekarang. Meski aku bisa mengabaikan hampir semua orang yang datang ke pegunungan ini, tetapi ada beberapa kasus dimana aku tidak bisa mengabaikan orang-orang yang datang ke pegunungan ini. Contohnya adalah sekarang, aku tidak bisa mengabaikanmu karena kedatanganmu ke pegunungan ini telah mengganggu waktu istirahatku. Aku sangat terganggu dengan hawa keberadaan dari orang-orang kuat yang datang ke pegunungan ini," ucap wanita itu.

Duchess Arlet dan para prajurit itu terlihat terkejut setelah mendengar perkataan wanita itu.

"T-tunggu sebentar, kamu tadi bilang kalau 'kalian masih ingin membunuhku' ? Apa itu berarti...," ucap Duchess Arlet.

"Ya, itu benar, akulah pemimpin para Naga es yang kalian cari-cari," ucap wanita itu.

Setelah wanita itu mengatakan itu, Duchess Arlet dengan cepat langsung melesat ke arah wanita itu dan langsung menebasnya dengan rapiernya. Tetapi, sebelum rapiernya mengenai tubuh wanita itu, rapiernya tertahan oleh sebuah pedang melayang yang terbuat dari es yang muncul di dekat wanita itu. Duchess Arlet langsung terkejut begitu mengetahui kalau serangannya telah gagal karena ditahan oleh pedang es itu.

"Tidak perlu terburu-buru begitu," ucap wanita itu.

"Mana mungkin aku tidak terburu-buru disaat target sesungguhnya yang kami cari tiba-tiba muncul dihadapan kami dengan sendiri," ucap Duchess Arlet.

Mendengar itu, wanita itu pun tersenyum.

Setelah itu, wanita itu membuat pedang melayang yang terbuat dari es lagi dan kali ini dia membuat 2 buah pedang es. Pedang melayang itu langsung menyerang Duchess Arlet dengan cepat, tetapi Duchess Arlet berhasil menghindari serangan 2 buah pedang es itu dengan melesat mundur kembali ke dekat para prajuritnya.

"Hmmm lumayan juga," ucap wanita itu.

Setelah gagal menyerang Duchess Arlet, pedang melayang itu kini terus melayang di dekat wanita itu. Pedang melayang itu tidak mengejar Duchess Arlet yang kembali ke dekat para prajuritnya. Sepertinya pedang melayang itu hanya menyerang lawan yang berada di dekat wanita itu. Sementara itu, setelah Duchess Arlet kembali ke dekat prajuritnya, Duchess Arlet langsung mengatakan sesuatu kepada para prajuritnya.

"Kalian semua, kalian akan menuruti apapun yang aku perintahkan kan ?," tanya Duchess Arlet.

"Iya, nona Duchess, kami akan menuruti apapun yang anda perintahkan," ucap para prajurit itu.

"Kalau begitu, aku perintahkan kalian untuk kembali ke kota San Lucia sekarang juga," ucap Duchess Arlet.

Para prajurit itu terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Duchess Arlet.

"Bagaimana dengan nona sendiri ?," tanya salah satu prajurit.

"Aku akan melawan dan menahan wanita itu seorang diri," ucap Duchess Arlet.

"Itu terlalu berbahaya, nona,"

"Itu benar, nona. Wanita itu barusan bilang kalau dia lah pemimpin dari para Naga yang tinggal di pegunungan ini. Itu berarti dia merupakan orang yang berbahaya, nona. Mustahil anda bisa melawan dia seorang diri,"

"Lawan kita kali ini merupakan pemimpin para Naga yang tinggal di pegunungan ini, itu berarti lawan kita itu merupakan target sesungguhnya dari ekspedisi kali ini. Izinkan kami untuk bertarung, nona. Kami semua masih sanggup untuk bertarung meskipun harus melawan dia,"

"Itu benar, nona. Mari kita kalahkan dia bersama-sama dan menyelesaikan ekspedisi ini dengan sempurna," ucap para prajurit itu.

"Meskipun kita semua yang ada disini bertarung sekaligus melawannya, aku yakin kalau kita tidak akan bisa mengalahkannya. Jika kita semua tidak bisa mengalahkannya, tentu saja aku sendiri juga tidak akan bisa mengalahkannya. Tetapi, setidaknya aku mungkin bisa menahan wanita itu. Dan disaat aku sedang menahan wanita itu, aku perintahkan kalian untuk pergi ke kota San Lucia dan mencari bala bantuan sebanyak-banyaknya untuk mengalahkan wanita itu," ucap Duchess Arlet.

Para prajurit itu pun terdiam setelah mendengar perkataan Duchess Arlet. Mereka seperti tidak mau menuruti perintah Duchess Arlet untuk pergi ke kota San Lucia dan meninggalkan Duchess Arlet sendiri.

"Tetapi, nona-," ucap salah satu prajurit.

Tetapi sebelum prajurit itu menyelesaikan perkataannya, Duchess Arlet langsung memotong perkataan prajurit itu.

"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang, kalian cepat pergi ke kota San Lucia. Antarkan jasad rekan-rekan kalian terlebih dahulu lalu bawakanlah bala bantuan sebanyak-banyaknya ke pegunungan ini," ucap Duchess Arlet.

Para prajurit itu pun terdiam, mereka tidak bergerak sedikitpun.

"CEPAT PERGI!!!!," teriak Duchess Arlet.

Para prajurit yang awalnya terdiam langsung bergerak pergi setelah mendengar teriakan Duchess Arlet.

"Baik, nona," ucap para prajurit itu.

Prajurit itu lalu bergegas pergi meninggalkan Duchess Arlet. Sementara itu, wanita bertanduk dan berekor itu terlihat sedang melihat ke arah para prajurit yang bergegas pergi itu.

"Kenapa para prajurit itu pergi ?," tanya wanita itu.

"Kamu tidak perlu tahu. Kamu tidak perlu memperdulikan mereka, lawanmu kali ini adalah aku," ucap Duchess Arlet sambil bersiap untuk menyerang kembali.

"Tidak perlu mempedulikan mereka ? Mana mungkin aku akan melakukan hal itu. Aku harus memperdulikan mereka karena.....aku tidak akan membiarkan siapapun pergi dari pegunungan ini," ucap wanita itu.

Setelah wanita itu mengatakan hal itu, udara di sekitar tempat itu tiba-tiba menjadi berat. Duchess Arlet dan para prajurit yang sedang bergegas pergi meninggalkan pegunungan itu pun terkejut dengan udara yang tiba-tiba berubah. Beberapa prajurit terlihat berlari sambil memegangi dada dan leher mereka karena udara yang tiba-tiba menjadi berat ini membuat mereka kesulitan bernafas. Sementara itu, Duchess Arlet terlihat baik-baik saja meskipun udara di tempat itu tiba-tiba menjadi berat. Tetapi wajahnya terlihat cemas dan khawatir.

"Ini...tekanan aura ya. Dari tekanan aura ini, aku sangat yakin kalau wanita itu adalah makhluk yang berbahaya," pikir Duchess Arlet dengan wajah cemas.

Selain udara yang tiba-tiba menjadi berat, suhu di sekitar tempat itu pun tiba-tiba berubah menjadi lebih dingin dari sebelumnya.

Setelah itu, tiba-tiba di sekeliling wanita itu muncul banyak bola-bola sihir yang mirip seperti bola salju. Beberapa bola-bola sihir itu langsung ditembakkan dan melesat dengan sangat cepat ke arah para prajurit yang sedang berlari untuk pergi meninggalkan tempat itu. 6 orang prajurit yang sedang berlari terkena serangan bola-bola sihir itu tepat di kepala mereka. Kepala mereka pun langsung membeku dan dalam waktu singkat kepala mereka yang membeku itu langsung hancur berkeping-keping. 6 orang prajurit yang sebelumnya sedang berlari itu pun langsung terjatuh dan tergeletak dengan kondisi tubuh yang sudah tidak memiliki kepala.

Duchess Arlet dan para prajurit lainnya yang masih berlari itu pun sangat terkejut saat melihat hal itu.

"Apa-apaan serangannya itu ?!?!," pikir Duchess Arlet yang terkejut.

Sementara itu, wanita itu terlihat masih terus menembakkan bola-bola sihir yang mengelilinginya ke arah para prajurit yang sedang berlari untuk meninggalkan tempat itu.

"Aku tidak akan membiarkan kalian semua pergi dari tempat ini setelah kalian menghancurkan semua ciptakaanku. Selain itu, kalian juga telah mengganggu waktu istirahatku. Aku akan menghabisi kalian semua," ucap wanita itu sambil terus menembakkan bola-bola sihir yang mengelilinginya.

-Bersambung