Chereads / Peace Hunter / Chapter 321 - Chapter 321 : Kekhawatiran Ratu Kayana

Chapter 321 - Chapter 321 : Kekhawatiran Ratu Kayana

Pukul 12.30, di ruang Elevrad.

Aku memanggil semua anggota Elevrad untuk datang ke ruangan Elevrad karena ada sesuatu yang ingin aku bahas bersama mereka.

"Aku minta maaf karena telah mengganggu waktu kalian dengan memanggil kalian kemari. Alasan aku memanggil kalian kemari karena ada sesuatu yang ingin aku bahas," ucapku.

"Santai saja, ketua. Aku yakin anggota Elevrad yang lain tidak keberatan akan hal ini," ucap Noa.

"Iya, itu benar. Aku sendiri juga tidak keberatan," ucap Elaina.

Anggota Elevrad yang lain pun mengangguk setuju.

"Jadi sesuatu apa yang ingin kamu bahas bersama kami, ketua ?," tanya Charles.

"Aku memanggil kalian kemari karena aku ingin membahas tentang perekrutan anggota Elevrad yang baru. Selain itu, aku juga akan mengumumkan anggota yang akan mengisi jabatan wakil ketua dan sekretaris Elevrad yang kosong," ucapku.

Anggota Elevrad yang lain nampak serius saat mendengar perkataanku.

"Mengumumkan anggota yang akan mengisi jabatan yang kosong ya. Aku yakin kalau itu bukan aku," ucap Noa.

"Aku juga yakin kalau itu bukan aku," ucap Charles.

"Kalian berdua benar, kalian berdua bukanlah orang yang akan mengisi jabatan yang kosong itu. Aku akan umumkan siapa yang akan mengisi jabatan yang kosong itu. Mulai dari sekretaris Elevrad.....Irene, aku menunjukmu sebagai sekretaris Elevrad yang baru," ucapku.

Beberapa dari anggota Elevrad yang hadir terlihat sedikit terkejut saat aku menunjuk Irene sebagai sekretaris Elevrad yang baru.

"Apakah kamu mau menerimanya, Irene ?," tanyaku.

"Aku menerimanya, ketua. Aku menerima untuk menjadi sekretaris Elevrad yang baru," ucap Irene.

"Terima kasih, Irene. Kalau begitu, mulai saat ini Irene secara resmi adalah sekretaris Elevrad yang baru," ucapku.

Anggota Elevrad yang lain pun bertepuk tangan setelah mendengar perkataanku. Mereka bertepuk tangan atas dilantiknya Irene menjadi sekretaris Elevrad yang baru. Beberapa saat kemudian, tepukan tangan mereka pun secara perlahan mulai berhenti.

"Aku terkejut kamu memilih Irene sebagai sekretaris Elevrad, Rid. Aku pikir kamu akan memilih Irene sebagai wakil ketua Elevrad," ucap Charles.

"Aku juga berpikir begitu," ucap Chloe.

Beberapa anggota Elevrad yang lain pun mengangguk setuju.

"Jadi itu alasan kenapa mereka terlihat terkejut saat aku menunjuk Irene sebagai sekretaris Elevrad," pikirku.

"Aku tidak memilih Irene sebagai wakil ketua Elevrad karena sudah ada anggota Elevrad yang cocok untuk mengisi posisi tersebut. Aku akan langsung mengumumkan siapa anggota yang cocok itu. Elaina, aku menunjukmu sebagai wakil ketua Elevrad yang baru," ucapku.

Beberapa anggota Elevrad yang lainnya pun terkejut kembali setelah mendengar perkataanku.

"Aku ? Apa ketua serius ?," tanya Elaina dengan wajah yang tampak tidak terkejut.

"Ya, aku serius. Alasan aku memilihmu sebagai wakil ketua Elevrad saat ini adalah karena kamu akan menjadi ketua Elevrad disaat aku dan anggota Elevrad tahun keempat sudah lulus. Kamu lah yang paling cocok untuk menggantikanku nantinya," ucapku.

Elaina terdiam sebentar setelah mendengar perkataanku. Elaina terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil terdiam. Lalu tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara kembali.

"Baiklah, ketua. Aku menerima jabatan sebagai wakil ketua Elevrad yang baru," ucap Elaina.

"Terima kasih, Elaina. Kalau begitu, mulai saat ini Elaina secara resmi adalah wakil ketua Elevrad yang baru," ucapku.

Semua anggota Elevrad yang lain pun bertepuk tangan setelah mendengar perkataanku, lalu tidak lama kemudian tepukan tangan mereka pun secara perlahan mulai berhenti tanpa aku suruh.

"Lalu, untuk jabatan bendahara Elevrad, masih dipegang oleh Chloe sama seperti tahun sebelumnya. Dan sekarang, karena aku telah mengumumkan anggota yang akan mengisi jabatan yang kosong, mari kita mulai membahas pembahasan yang satu lagi. Mari kita membahas tentang perekrutan anggota Elevrad yang baru dari murid tahun pertama di tahun ajaran ini," ucapku.

Aku dan anggota Elevrad yang lainnya pun mulai membahas tentang perekrutan anggota Elevrad yang baru. Aku dan mereka membahas tentang profil para calon anggota Elevrad yang ingin kamu rekrut. Kemudian, aku menunjuk beberapa anggota yang ditugaskan untuk merekrut anggota Elevrad yang baru itu. Beberapa anggota yang aku pilih itu pun mulai melaksanakan tugas mereka untuk merekrut anggota Elevrad yang baru. Lalu kurang dari seminggu, anggota Elevrad yang baru dari murid tahun pertama pun berhasil kami rekrut

-

Minggu ketiga di bulan Desember 1220.

Aku kembali mengumpulkan para anggota Elevrad di ruang Elevrad untuk membahas tentang penyerahan proposal bantuan dana untuk turnamen dan festival akademi di tahun ajaran ini. Kami telah menyelesaikan pembuatan proposal itu di minggu pertama bulan ini dan sekarang tinggal menyerahkan dokumen itu kepada Yang Mulia Ratu dan keempat Duke.

Aku dan seorang murid tahun ketiga akan pergi ke White Palace untuk mengantarkan proposal ke Yang Mulia Ratu. Chloe dan Noa akan pergi ke kediaman Duke San Minerva. Charles dan seorang murid tahun ketiga akan pergi ke kediaman Duke San Angela. Elaina dan seorang murid tahun ketiga akan pergi ke kediaman Duke San Quentine. Lalu, Irene dan seorang murid tahun ketiga lainnya akan pergi ke kediaman Duke San Lucia.

Setelah perwakilan anggota yang akan berangkat untuk menyerahkan proposal itu sudah ditetapkan, kami yang merupakan perwakilan anggota pun langsung pergi ke tujuan kami masing-masing di esok harinya. Lalu, di sore dan malam harinya, kami semua pun telah kembali lagi ke akademi dengan membawa kabar tentang disetujuinya proposal yang kami bawa. Bantuan dana untuk turnamen dan festival akademi pun akan diberikan secepatnya.

-

Hari pertama di bulan Januari 1221.

Ratu Kayana kembali datang ke akademi dan saat ini beliau sedang ada di ruangan nona Karina. Aku pun juga saat ini tengah berada di ruangan nona Karina karena begitu Ratu Kayana datang ke ruangan nona Karina, nona Karina langsung menghubungiku dan memintaku untuk datang ke ruangannya.

"Kali ini, ada perlu apa anda datang kemari, Yang Mulia Ratu ?," tanyaku.

"Seperti biasanya, aku datang kemari untuk membicarakan sesuatu dengan kalian berdua," ucap Ratu Kayana.

"Membicarakan sesuatu ? Apa tentang pelaku yang merencanakan pembunuhan terhadap anda dan seluruh keluarga San Lucia ?," tanyaku.

"Iya, aku tidak menyangka kamu langsung tahu tentang apa yang ingin aku bicarakan, Rid," ucap Ratu Kayana.

"Yah, anda selalu membicarakan tentang itu saat anda datang kemari, Yang Mulia Ratu. Jadi saya langsung tahu tentang apa yang ingin anda bicarakan," ucapku.

"Ahahaha benar juga. Baiklah, mari kita mulai membicarakan soal itu. Pertama-tama, aku ingin bertanya sesuatu, apakah ada sesuatu hal aneh atau mencurigakan yang terjadi di akademi ini ?," tanya Ratu Kayana.

"Hal aneh ? Tidak ada. Violetta dan para prajuritnya selalu menjaga akademi ini dengan ketat. Jika ada hal aneh yang terjadi, pastinya dia akan langsung memberitahuku. Karena selama ini dia tidak pernah memberitahuku, jadi tidak ada hal aneh yang terjadi di akademi ini," ucap nona Karina.

"Aku juga tidak menemukan adanya sesuatu yang aneh dan mencurigakan di akademi ini, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Hmm begitu ya. Ngomong-ngomong, Rid, ketika kamu pergi ke White Palace untuk mengantarkan proposal bantuan dana, apakah ada sesuatu yang aneh atau mencurigakan yang terjadi dalam perjalananmu dari akademi ke White Palace ? Seperti adanya penyerangan atau yang lainnya," ucap Ratu Kayana.

"Tidak ada, Yang Mulia Ratu. Perjalananku dari akademi ke White Palace berjalan lancar tanpa adanya hambatan satupun," ucapku.

"Bagaimana dengan anggota Elevrad yang lainnya ? Mereka juga bertugas untuk menyerahkan proposal bantuan dana ke kediaman keempat Duke," ucap Ratu Kayana.

"Perjalanan mereka juga berjalan lancar, Yang Mulia Ratu. Tidak ada penyerangan ataupun sesuatu hal lainnya yang terjadi kepada mereka dalam perjalanan," ucapku.

"Hmmm begitu ya," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana lalu terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa kamu menanyakan tentang itu, kak ? Apa kamu khawatir dengan pelaku yang merencanakan pembunuhan itu karena mereka tidak melakukan pergerakan lagi ?," tanya nona Karina.

"Iya. Sudah 2 tahun sejak penyerangan di desa Aston dan setelah itu tidak ada penyerangan lagi yang terjadi di kerajaan ini. Bahkan setelah dicabutnya 'status darurat keamanan' 1 tahun yang lalu, tetap tidak ada penyerangan ataupun pergerakan mencurigakan di kerajaan ini. Meskipun selama 2 tahun mereka tidak melakukan penyerangan atau pergerakan, aku masih berusaha untuk mencari lokasi dan keberadaan mereka, tetapi tidak ditemukan. Bounty untuk Albert pun masih ada hingga saat ini karena memang dia juga belum ditemukan. Terakhir dia terlihat adalah saat insiden penyerangan di penjara San Sabaneta. Setelah itu, dia tidak terlihat sampai saat ini. Ini sangat aneh, apa pelaku utama yang merencanakan pembunuhan itu sudah tidak ingin menjalankan rencana mereka lagi karena mereka tidak melakukan pergerakan selama 2 tahun ini ?," tanya Ratu Kayana.

Ratu Kayana kembali terdiam sambil memikirkan sesuatu. Nona Karina pun juga ikut terdiam. Karena situasinya menjadi sunyi, aku pun memutuskan untuk berbicara.

"Aku pikir mereka memiliki alasan kenapa tidak melakukan pergerakan selama 2 tahun ini, Yang Mulia Ratu. Mungkin mereka sedang mempersiapkan serangan dan pergerakan yang sangat besar, makanya mereka memilih untuk tidak melakukan pergerakan selama 2 tahun ini. Alangkah baiknya kita tetap waspada dan bersiaga akan kemungkinan itu karena jika kita lengah, mereka bisa saja melakukan serangan dengan tiba-tiba," ucapku.

Ratu Kayana yang sebelumnya terdiam langsung menanggapi perkataanku.

"Iya, kamu ada benarnya. Lebih baik kita semua tetap waspada dengan mereka meskipun mereka tidak melakukan pergerakan selama 2 tahun ini," ucap Ratu Kayana.

-

4 bulan kemudian.

Bulan April pun telah tiba. Bulan dimana kami yang merupakan murid tahun keempat akan melakukan ujian terakhir di tahun ajaran ini. Untuk ujian terakhir di tahun ajaran ini, kami akan melakukan ujian di wilayah San Lucia.

-Bersambung