Udara yang ada di sekitar pemakaman dan desa Aston semakin lama semakin bertambah berat. Beberapa prajurit yang ada di Desa Aston terlihat mulai tidak bisa bertahan dari udara yang berat itu karena udara yang berat itu menyulitkan mereka dalam bernafas. Mereka pun satu persatu mulai tumbang dan tidak sadarkan diri.
"Tekanan ini....semakin lama semakin....kuat. Tekanan ini bahkan.....lebih kuat dari yang biasa.....dilakukan oleh.....Yang Mulia Ratu,"
"Iya, kamu benar...Aku sudah tidak tahan...sepertinya sebentar lagi aku juga akan pingsan," ucap para prajurit yang sedang mengobrol.
Setelah itu, para prajurit itu pun langsung tumbang dan tidak sadarkan diri.
-
Sementara itu, di pemakaman akademi.
Komandan Keira, nona Karina, Irene dan Viscount Ivan terlihat masih kesulitan untuk bisa bernafas.
"Udara di sekitar tempat ini semakin lama semakin bertambah berat. Jika ini terus berlanjut, mungkin aku tidak akan bisa bertahan," ucap Viscount Ivan.
"Bertahanlah, tuan Ivan. Aku yakin sebentar lagi tekanan ini akan hilang," ucap komandan Keira.
Setelah itu, komandan Keira berjalan mendekati nona Karina. Komandan Keira lalu mulai membisikkan sesuatu ke nona Karina.
"Kepala akademi, tekanan aura yang kita rasakan ini sudah jelas berasal dari Rid Archie. Aku tidak percaya dia bisa mengeluarkan tekanan aura sebesar ini, bahkan tekanan aura ini melebihi tekanan aura yang biasanya dikeluarkan oleh Yang Mulia Ratu," ucap komandan Keira.
"Iya, aku sendiri juga tidak menyangkanya. Ini pertama kalinya aku tahu kalau Rid bisa mengeluarkan tekanan aura sebesar ini. Selama dia berada dalam pengawasanku di akademi, dia tidak pernah mengeluarkan tekanan aura bahkan tekanan aura sekecil apapun. Mungkin alasan dia mengeluarkan tekanan aura sebesar ini karena dia sedang merasa emosional saat melihat makam-makam para warga desanya," ucap nona Karina.
"Sepertinya begitu. Kita harus melakukan sesuatu, kepala akademi. Jika kita tidak melakukan sesuatu, tekanan aura ini semakin lama akan semakin kuat. Bahkan kita berdua pun pastinya tidak akan bisa bertahan jika tekanan aura ini menjadi semakin kuat," ucap komandan Keira.
"Iya, kamu benar, komandan," ucap nona Karina.
Nona Karina dan komandan Keira bersiap untuk melakukan sesuatu, tetapi tiba-tiba Irene berlari melewati mereka berdua. Irene berlari menuju Rid yang ada di depan makam-makam yang baru. Komandan Keira dan nona Karina pun terkejut begitu melihat Irene yang berlari melewati mereka.
"Irene ?!?!," ucap nona Karina.
"Putri Irene ?!?!," ucap komandan Keira.
Irene terus berlari untuk menghampiri Rid. Lalu ketika dia sudah berada dekat dengan Rid, Irene langsung memeluk Rid dari belakang.
"Rid....," ucap Irene yang sedang memeluk Rid dari belakang.
Sementara itu, saat aku sedang melihat ke arah makam-makam yang baru itu, aku terkejut saat ada seseorang yang sedang memelukku dari belakang. Aku pun langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sedang memelukku. Setelah aku menoleh, ternyata yang memelukku adalah Irene.
"Irene ? Kenapa kamu tiba-tiba memelukku dari belakang ?," tanyaku.
"Rid....Tolong berhenti, Rid," ucap Irene.
Aku tidak tahu kenapa Irene menyuruhku untuk berhenti padahal aku tidak melakukan apa-apa.
"Kenapa kamu meminta tolong agar aku berhenti ? Aku sendiri tidak melakukan apa-apa kecuali hanya melihat makam para warga desa," ucapku.
"Udaranya terasa berat....jadi aku minta tolong.....kamu untuk berhenti," ucap Irene.
"Udaranya terasa berat ? Tapi, bukannya saat ini udaranya terasa biasa saja ? Udaranya tidak terasa berat sedikitpun," ucapku.
Irene pun terkejut setelah mendengar perkataanku dan langsung melepaskan pelukannya. Dia terkejut seperti baru mengetahui hal yang mengejutkan.
"Kamu benar, udaranya sudah kembali seperti biasa," ucap Irene yang terkejut.
"Bukan kembali seperti biasa, tetapi memang udaranya sejak aku datang memang sudah biasa seperti ini," ucapku.
Irene nampak terkejut dan bingung setelah mendengar perkataanku.
"Bukannya kamu yang membuat udaranya menjadi berat, Rid ?," tanya Irene.
"Tidak, aku tidak melakukan apapun. Aku sejak tadi hanya memperhatikan makam para warga desa Aston tanpa melakukan apapun. Makanya aku terkejut kenapa kamu tiba-tiba memelukku dan menyuruhku untuk berhenti, padahal aku tidak melakukan apapun," ucapku.
"Hmmm begitu ya," ucap Irene.
Irene pun terdiam setelah mengatakan itu.
"Ini aneh. Padahal aku jelas-jelas merasakan kalau udara yang berat ini berasal dari tekanan aura yang dikeluarkan Rid. Kenapa Rid bilang kalau dia tidak melakukan apapun ?," pikir Irene.
Irene terlihat sedang memikirkan sesuatu, lalu aku pun memutuskan untuk kembali berbicara dengannya.
"Apa mungkin kamu sedang mengalami halusinasi sehingga membuatmu merasakan kalau udaranya terasa berat padahal sebenarnya tidak ?," tanyaku.
"Hmmm, mungkin begitu," ucap Irene.
"Hmmm ya sudah kita lupakan saja soal ini. Daripada itu, aku sudah selesai untuk melihat makam para warga desa Aston dan mau kembali ke tempat nona Karina, apa kamu mau ikut, Irene ?," tanyaku.
"Iya," ucap Irene.
Lalu kami berdua pun berjalan menuju tempat nona Karina, komandan Keira dan Viscount Ivan. Sesampainya di tempat mereka, mereka pun langsung menghampiriku dan Irene.
"Kerja bagus, Irene, kamu berhasil menenangkan Rid," ucap nona Karina.
"Menenangkanku ? Aku sejak tadi tidak kenapa-kenapa, nona," ucapku yang bingung.
"Tadi saat mengunjungi makam para warga desa Aston, kamu pasti sangat emosional kan Rid ? Lalu disaat kamu sedang emosional, kamu mengeluarkan tekanan aura yang sangat besar yang menyebabkan udara di sekitar tempat ini menjadi berat," ucap nona Karina.
Aku merasa bingung setelah mendengar perkataan nona Karina.
"Aku memang merasa emosional, nona. Tapi aku tidak mengeluarkan tekanan aura yang sangat besar. Nona bilang kalau udara di sekitar tempat ini menjadi berat, sebelumnya Irene juga berkata begitu. Aku sebelumnya menganggap kalau Irene sedang berhalusinasi, tetapi melihat nona juga merasakannya sepertinya ini bukan halusinasi. Namun aku tidak merasakan kalau udara di sekitar tempat ini menjadi berat, aku juga tidak melakukan apapun, nona," ucapku.
Nona Karina terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataanku.
"Apa kamu yakin kamu tidak melakukan apapun seperti mengeluarkan tekanan aura yang besar saat mengunjungi makam para warga desa Aston ?," tanya nona Karina.
"Iya, nona. Aku tidak melakukan apapun, aku hanya memperhatikan makam-makam itu saja," ucapku.
Nona Karina lalu terdiam, dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Rid terlihat jujur saat mengatakan kalau dia tidak melakukan apa-apa. Tetapi, tekanan aura yang besar tadi sudah jelas berasal dari Rid. Kenapa dia bilang dia tidak mengeluarkan tekanan aura itu ? Ini benar-benar aneh. Apa mungkin dia mengeluarkan tekanan aura itu tanpa dia sadari ? Makanya dia bilang kalau dia tidak mengeluarkan tekanan aura karena dia tidak sadar kalau sedang mengeluarkan tekanan aura," pikir nona Karina.
Setelah beberapa saat terdiam sambil memikirkan sesuatu, nona Karina pun mulai berbicara kembali.
"Baiklah kalau kamu bilang kamu tidak melakukan apa-apa. Lebih baik kita lupakan saja tentang hal ini, anggap saja ini merupakan fenomena aneh yang terjadi di tempat ini," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucapku.
Irene, komandan Keira dan Viscount Ivan nampak setuju dengan perkataan nona Karina.
"Kamu sudah selesai untuk mengunjungi makam para warga desa Aston kan, Rid ? Kalau begitu ayo kita kembali ke desa," ucap nona Karina.
"Tunggu sebentar, nona. Aku masih harus mengunjungi satu makam lagi. Aku harus mengunjungi makam kakekku terlebih dahulu," ucapku.
"Baiklah, kalau begitu aku akan tunggu disini," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucapku.
"Aku ikut, Rid," ucap Irene.
"Boleh saja jika kamu mau ikut, ayo kita pergi sekarang," ucapku.
"Iya," ucap Irene.
Lalu aku dan Irene pun pergi ke makam kakekku yang ada di sisi yang berbeda dari makam-makam baru yang barusan aku kunjungi.
Sementara itu, disaat Rid dan Irene pergi ke makam kakek Rid, komandan Keira dan nona Karina terlihat sedang mengobrol.
"Kelihatannya kamu langsung mempercayai saat Rid Archie bilang kalau dia tidak melakukan apapun, kepala akademi. Padahal sudah jelas kalau tekanan aura yang besar itu berasal dari Rid Archie," ucap komandan Keira.
"Tekanan aura yang besar itu memang berasal dari Rid, tetapi tekanan aura itu dikeluarkan Rid tanpa dia sadari. Makanya dia bilang dia tidak melakukan apapun saat tekanan aura yang besar itu muncul karena memang dia tidak tahu kalau dia telah mengeluarkan tekanan aura sebesar itu," ucap nona Karina.
"Benar-benar di luar dugaan. Dia bisa mengeluarkan tekanan aura sebesar itu tanpa dia sadari," ucap komandan Keira yang terkejut.
"Iya, hal itu memang benar-benar di luar dugaan. Untuk sekarang lebih baik kita rahasiakan kalau Rid bisa mengeluarkan tekanan aura sebesar itu," ucap nona Karina.
"Baiklah," ucap komandan Keira.
-
15 menit kemudian.
Setelah mengunjungi makam kakekku, kami pun memutuskan untuk kembali ke desa Aston. Saat kami tiba di desa Aston, kami sangat terkejut saat melihat ada banyak prajurit yang tidak sadarkan diri. Komandan Keira yang terkejut saat melihat banyak prajuritnya yang tidak sadarkan diri pun langsung bertanya kepada prajuritnya yang masih tersadar.
"Hei, apa yang terjadi ? Kenapa mereka semua tidak sadarkan diri ?," tanya komandan Keira.
"Mereka semua tidak sadarkan diri karena tidak bisa bertahan dari tekanan udara berat yang muncul tadi. Saya juga sebenarnya sudah hampir tidak kuat untuk bertahan, komandan, tetapi tekanan udara berat itu tiba-tiba langsung menghilang. Karena itu, saya pun masih tersadar dan tidak ikut dengan mereka yang tidak sadarkan diri," ucap seorang prajurit yang ditanya komandan Keira.
"Begitu ya, jadi mereka semua tidak sadarkan diri karena tidak bisa menahan tekanan aura yang tadi muncul. Aku tidak menyangka kalau tekanan aura itu terasa sampai ke desa Aston, padahal jarak antara pemakaman dengan desa Aston lumayan jauh meskipun terbilang dekat," ucap komandan Keira.
"Jadi komandan juga merasakannya ya ? Apa komandan tahu siapa yang mengeluarkan tekanan udara berat itu ? Aku menyadari kalau tekanan ini hampir sama dengan tekanan yang sering dikeluarkan Yang Mulia Ratu ketika beliau marah, tetapi tekanan yang terasa tadi, lebih kuat dari yang biasanya dikeluarkan Yang Mulia Ratu," ucap prajurit itu.
"Aku juga tidak tahu siapa yang mengeluarkan tekanan aura yang besar tadi. Mungkin saja tekanan aura itu dikeluarkan oleh pelaku yang menyerang desa ini atau dari orang lain yang kebetulan lewat. Kita harus berhati-hati karena bisa saja ada serangan yang datang lagi," ucap komandan Keira.
"Baik, komandan," ucap prajurit itu.
"Untuk sekarang, tolong sadarkan mereka yang masih tidak sadarkan diri," ucap komandan Keira.
"Siap, komandan," ucap prajurit itu.
Kemudian prajurit itu mulai mengumpulkan prajurit lainnya yang masih tersadar. Mereka lalu mulai berpencar untuk menyadarkan para prajurit yang tidak sadarkan diri.
Sementara itu, aku merasa bingung ketika melihat mereka yang tidak sadarkan diri.
"Mereka tidak sadarkan diri karena tidak kuat menahan tekanan aura besar yang muncul tadi. Sama seperti yang dikatakan oleh Irene dan nona Karina kalau tadi ada tekanan aura besar yang muncul dan membuat mereka semua kesulitan bernafas. Tetapi kenapa aku sama sekali tidak merasakannya ?,"
"Lalu nona Karina bilang kalau aku lah yang mengeluarkan tekanan aura yang besar itu. Tetapi aku sama sekali tidak merasa kalau aku mengeluarkan tekanan aura yang besar itu. Aku sama sekali tidak melakukan apapun. Ini benar-benar aneh," pikirku.
-
Beberapa menit kemudian, para prajurit yang tidak sadarkan diri pun mulai bangun satu persatu. Setelah itu, aku, Irene dan nona Karina memutuskan untuk tetap berada di desa itu setidaknya hingga siang menjelang sore hari.
Kemudian saat waktu sudah menunjukkan siang menjelang sore hari, kami bertiga pun langsung pamit dengan komandan Keira dan Viscount Ivan.
"Tuan Ivan, saya pamit dulu untuk kembali ke akademi," ucapku.
"Iya, hati-hati di jalan Rid. Lalu soal para warga desa Aston yang telah tewas, kamu jangan terlalu memikirkan mereka. Takutnya kamu nanti akan terbebani dan membuatmu tidak fokus," ucap Viscount Ivan.
"Baik, tuan. Saya akan berusaha untuk tidak terlalu memikirkan mereka," ucapku.
"Baguslah kalau begitu," ucap Viscount Ivan.
"Lalu saya pamit juga, komandan Keira dan para prajurit sekalian," ucapku.
"Iya, hati-hati di jalan," ucap komandan Keira.
"Hati-hati," ucap para prajurit.
"Iya, terima kasih semuanya," ucapku.
Lalu aku pun langsung menaiki kembali kereta kuda yang sebelumnya mengantar kami untuk pergi ke desa Aston. Di dalam kereta kuda itu, sudah ada Irene yang sedang duduk sambil melihat ke arahku. Sementara itu, nona Karina masih ada di luar kereta kuda dan sedang berpamitan dengan yang lainnya.
"Aku pamit dulu, tuan Ivan, komandan Keira," ucap nona Karina.
"Iya, hati-hati, kepala akademi," ucap Viscount Ivan dan komandan Keira.
Kemudian, nona Karina pun langsung menaiki kereta kuda. Setelah aku, Irene dan nona Karina telah naik ke kereta kuda itu, kereta kuda itu pun mulai bergerak secara perlahan dan melaju menuju ibukota San Estella.
-
Sementara itu, di sebuah tempat yang dipenuhi oleh banyak pohon yang berada cukup jauh dari desa Aston.
Terlihat Duchess Arnett tengah melihat ke arah desa Aston dari balik pohon yang ada di tempat dia saat ini. Duchess Arnett lalu mengambil kristal komunikasi dari saku pakaiannya dan mulai menghubungi seseorang lewat kristal komunikasi itu.
"Halo ?," ucap suara seseorang yang keluar dari kristal komunikasi itu.
"Halo, sayang. Aku ingin memberitahu kalau Rid Archie sudah pergi dari desa Aston," ucap Duchess Arnett dengan suara yang datar.
"Hmmm begitu. Baiklah, kerja bagus karena telah mematai-matai mereka, sayang," ucap orang di balik kristal komunikasi itu yang ternyata adalah Duke Remy.
"Haruskah kami semua mengejar Rid Archie dan membunuhnya ?," tanya Duchess Arnett.
Setelah Duchess Arnett mengatakan itu, terlihat Raja Albert, Duchess Harriet, Duchess Claret dan senior Florian yang tiba-tiba muncul dari balik pohon-pohon lainnya yang ada di tempat itu.
"Tidak perlu. Meskipun kalian semua menyerangnya, aku ragu kalau kalian dapat membunuhnya. Kekuatan anak itu masihlah sangat misterius, aku tidak mau gegabah lagi dalam menyerangnya. Aku tidak ingin ada bidak-bidak milikku lagi yang dihancurkan olehnya,"
"Mengurus Rid Archie bisa kita lakukan nanti, yang terpenting kita sudah menghancurkan desanya dan membunuh orang-orang di desa itu yang memiliki hubungan dengannya. Kita harus menghancurkan mentalnya hingga berkeping-keping terlebih dahulu sebelum mengurusnya,"
"Lalu, karena kalian sudah menyelesaikan tugas yang kuberikan, sekarang kembalilah ke kediamanku. Aku akan memberikan tugas lain kepada kalian," ucap Duke Remy.
"Baik, sayang. Kami semua akan menuju kesana," ucap Duchess Arnett.
Setelah itu, sinar pada kristal komunikasi itu pun menghilang. Duchess Arnett lalu menaruh kembali kristal komunikasi itu ke saku pakaiannya. Setelah menaruh kristal komunikasi itu, tiba-tiba kedua tangan Duchess Arnett terlihat gemetar. Tidak hanya kedua tangannya saja, tetapi seluruh tubuhnya juga ikut gemetar. Dan juga tidak hanya Duchess Arnett saja, Raja Albert, Duchess Harriet, Duchess Claret dan senior Florian pun juga terlihat gemetar di seluruh tubuh mereka. Duchess Arnett terlihat bingung saat melihat tubuhnya yang gemetar. Meski dia terlihat bingung, tetapi Duchess Arnett tidak menampilkan ekspresi sama sekali.
"Entah kenapa setelah merasakan tekanan aura yang muncul dari desa itu, tubuhku terkadang merasa gemetar. Tidak hanya aku saja, yang lainnya pun juga begitu. Rasa gemetar ini, apa mungkin ini adalah rasa takut ?," ucap Duchess Arnett dengan suara yang datar.
-Bersambung.