Chereads / Peace Hunter / Chapter 309 - Chapter 309 : Perayaan Pergantian Tahun Kedua

Chapter 309 - Chapter 309 : Perayaan Pergantian Tahun Kedua

Disaat yang sama, di akademi.

Saat ini aku dan Irene sedang berada di asramaku. Kami berdua sedang membersihkan peralatan makan yang baru saja kami gunakan untuk makan malam. Kami berdua saling mengobrol saat membersihkan peralatan makan itu agar suasana tidak terasa sunyi.

"Kamu nanti pergi jam berapa untuk menghadiri perayaan malam pergantian tahun, Rid ?," tanya Irene.

"Hmmm entahlah, mungkin aku akan pergi jika Noa atau Charles sudah datang untuk memanggilku," ucapku.

"Hmmm, kalau begitu aku akan pergi jika kamu pergi juga," ucap Irene.

"Apa kamu berencana untuk tetap disini sampai mereka memanggilku untuk mengikuti perayaan malam pergantian tahun, Irene ?," tanyaku.

"Iya, tidak apa-apa kan ?," tanya Irene.

"Tidak apa-apa. Tetapi bagaimana jika nanti Chloe datang ke asramamu dan memanggilmu untuk pergi ke perayaan malam pergantian tahun namun kamu malah tidak ada di asramamu ?," tanyaku.

"Jika dia sampai datang ke asramaku untuk memanggilku lalu tidak ada jawaban, Chloe pastinya tahu kalau aku sedang berada di asramamu. Setelah itu dia juga pasti akan datang ke asramamu untuk memanggilku. Karena Chloe juga pastinya datang bersama pangeran Charles, kamu pun juga pasti akan dipanggil untuk pergi ke perayaan malam pergantian tahun," ucap Irene.

"Yah, kamu ada benarnya. Ya sudah, kalau kamu mau tetap disini ya disini saja," ucapku.

"Oke. Ngomong-ngomong, soal hadiah dari Yang Mulia Ratu yang kamu minta untuk dikirim ke kampung halamanmu, apa kira-kira hadiah itu sudah sampai ? Kamu sebelumnya bilang kalau Yang Mulia Ratu akan mengirimnya di malam pergantian tahun kan ?," tanya Irene.

"Iya. Mungkin saat ini hadiahnya sudah dibagikan kepada warga disana. Jika sudah dikirim, perwakilan dari Yang Mulia Ratu juga pastinya akan mengabariku," ucapku.

"Ya sudah kalau begitu," ucap Irene.

Lalu kami pun sudah selesai membersikan peralatan makan yang tadi kami pakai. Setelah itu, Irene melihat ke arah jam yang ada di dinding.

"Hmmm masih pukul 7 malam ya. Sepertinya yang lainnya akan memanggilmu sekitar pukul 9 atau 10 malam. Masih ada banyak waktu sebelum mereka datang dan memanggilmu. Selagi menunggu mereka, boleh aku pinjam buku milikmu untuk aku baca, Rid ?," tanya Irene.

"Ambil saja di kamarku, Irene," ucapku.

"Baiklah. Buku apa saja boleh ?," tanya Irene.

"Iya, buku apa saja yang ada di kamarku boleh kamu baca. Mau itu buku pengetahuan, buku teknik sihir dan yang lainnya," ucapku.

"Baiklah," ucap Irene.

Irene lalu pergi ke kamarku, sementara aku hanya duduk di kursi yang ada di ruang tengah.

-

Pukul 9 malam.

Noa, Charles dan yang lainnya pun datang dan memanggilku untuk pergi ke perayaan malam pergantian tahun. Karena kebetulan Irene juga ada di asramaku, Irene pun juga dipanggil untuk ikut. Aku dan Irene pun langsung menerima ajakan mereka untuk pergi ke perayaan malam pergantian tahun.

Dalam perjalanan, kami pun saling mengobrol. Untuk yang laki-laki mengobrol dengan sesama laki-laki, sedangkan untuk perempuan mengobrol dengan sesama perempuan.

"Sejak tadi kamu ada di asramanya Rid ya, nona ?," tanya Leandra.

"Iya," ucap Irene.

"Apa yang kamu lakukan di asrama Rid, nona ?," tanya Lily.

"Seperti biasanya. Hanya makan bersama, mengobrol atau membaca buku," ucap Irene.

"Apa kamu tidak melakukan hal-hal mencurigakan bersama Rid di asramanya ?," tanya Lily.

"Hal-hal yang mencurigakan ? Aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan," ucap Irene.

"Percuma saja kamu menanyakan itu, Lily. Nona sepertinya tidak tertarik dengan itu," ucap Leandra.

"Ya, sepertinya kamu benar, Lea," ucap Lily.

Sementara Irene hanya melihat ke arah mereka berdua tanpa berbicara sedikitpun.

"Ngomong-ngomong, apa kita mau langsung pergi ke danau akademi ?," tanya Noa.

"Kita pergi ke area pertokoan dulu. Kita harus beli banyak makanan dan minuman dulu sebelum pergi ke danau akademi," ucap Charles.

"Benar juga. Kita harus membeli makanan dan minuman dulu agar bisa menikmati perayaan pergantian tahunnya," ucap Noa.

Lalu kami semua pun pergi ke area pertokoan untuk membeli makanan dan minuman.

-

Setelah itu, kami pun langsung pergi ke danau akademi. Sesampainya di danau akademi, terlihat sudah banyak orang di danau tersebut. Orang-orang itu kelihatannya juga ingin menikmati malam pergantian tahun di danau tersebut. Lalu kami pun mencari tempat yang nyaman di danau tersebut untuk bisa menikmati malam pergantian tahun. Kami mendapatkan tempat di pinggir danau akademi untuk bisa menyaksikan kembang api yang menjadi bagian dari perayaan malam pergantian tahun. Kemudian, kami pun mulai duduk di tempat tersebut sambil menata makanan dan minuman yang sudah kami beli. Setelah itu, kami pun saling mengobrol sambil menunggu detik-detik pergantian tahun.

Sekian lama mengobrol, waktu pun telah menunjukkan pukul 00.00, pertanda tahun telah berganti. Kembang api pun mulai dinyalakan dan terbang di atas langit ibukota San Estella. Saat itu, langit ibukota San Estella dipenuhi oleh kembang api. Aku pun terus melihat ke arah langit yang penuh dengan kembang api itu.

"Sudah 2 kali ya kita merayakan perayaan pergantian tahun di akademi ini," ucap Charles.

"Iya, sudah 2 kali," ucapku.

Saat aku terus melihat ke arah langit yang penuh dengan kembang api itu, entah kenapa tiba-tiba aku merasa kangen dengan kampung halamanku yaitu desa Aston.

"Kenapa aku merasa kangen dengan desa Aston ? Padahal saat aku pertama kali ikut merayakan malam pergantian tahun di akademi ini, aku tidak merasa kangen dengan desa Aston. Apa mungkin karena sebelumnya aku bertemu dengan orang-orang dari desa Aston setelah sekian lama makanya aku jadi kangen dengan desa tersebut ? Lalu selain perasaan kangen tersebut, entah kenapa aku juga merasakan perasaan yang tidak enak. Aku tidak tahu perasaan tidak enak apa ini, mungkin perasaan tidak enak ini menunjukan kalau ada sesuatu yang akan terjadi. Yah lebih baik aku tidak terlalu memikirkannya," pikirku.

Aku pun terus melihat ke langit ibukota San Fulgen yang penuh dengan kembang api agar bisa berhenti memikirkan tentang hal itu.

-

Sementara itu, disaat yang sama di suatu jalan yang terletak di wilayah San Minerva.

Jalan itu merupakan jalan untuk menuju ke desa Aston. Di jalan tersebut, terlihat komandan Keira dan para prajuritnya sedang bergerak dengan menaiki kuda untuk menuju ke desa Aston. Di belakang kuda-kuda tersebut, terlihat ada 5 buah kereta kuda yang mengangkut para prajurit milik komandan Keira.

"Kalian semua, percepatlah langkah kuda-kuda kalian. Meskipun saat ini adalah malam pergantian tahun, kita tetap harus menjalankan tugas yang diberikan,"

"Yang Mulia Ratu lewat komandan Oliver memberitahu kalau para prajurit kerajaan yang diutus untuk mengantarkan hadiah ke desa Aston belum memberikan kabar sama sekali. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di desa tersebut. Kita harus bergegas," pikir komandan Keira.

"Siap, komandan," ucap para prajuritnya.

Komandan Keira dan para prajuritnya terus melaju menuju desa Aston. Saat mereka sudah berada dekat dengan desa Aston, komandan Keira dan para prajuritnya melihat ada asap hitam yang mengepul hingga ke atas langit.

"Asap hitam apa itu ?," tanya komandan Keira.

"Sepertinya ada kebakaran hebat yang terjadi, komandan. Lalu posisi asap hitam itu terlihat sama persis dengan posisi letaknya desa Aston," ucap salah satu prajurit.

"Jadi kemungkinan asap hitam itu berasal dari desa Aston ya. Tambah kecepatan kalian, kita harus bergegas," ucap komandan Keira.

"Siap, komandan," ucap para prajurit itu.

Komandan Keira dan para prajuritnya pun menambah kecepatan agar bisa segera sampai ke desa Aston.

Setelah sampai di desa Aston, komandan Keira dan para prajuritnya terlihat sangat terkejut.

"Apa-apaan ini ?," tanya komandan Keira yang terkejut.

Komandan Keira terkejut karena melihat seluruh bangunan yang ada di desa tersebut telah terbakar oleh api. Bangunan yang terbakar itulah yang membuat asap hitam mengepul hingga ke atas langit. Selain bangunan yang terbakar, terlihat orang-orang yang berada di desa itu juga telah tewas secara mengenaskan. Ada dari mereka yang tewas dengan kondisi tubuh yang sudah hangus terbakar, tewas dengan kondisi bagian tubuh yang telah terpotong atau berlubang, dan tewas dengan kondisi bagian tubuh utuh namun bermandikan darah. Tubuh orang-orang yang telah tewas itu tersebar di jalanan desa ataupun di sekitar bangunan yang terbakar itu. Di antara orang-orang yang telah tewas itu juga ada beberapa prajurit kerajaan yang ditugaskan oleh Yang Mulia Ratu untuk mengirimkan hadiah ke desa tersebut. Beberapa kereta kuda yang para prajurit itu bawa pun juga telah hancur beserta dengan barang-barang yang diangkut kereta kuda tersebut.

"Siapa yang melakukan hal ini ?," tanya komandan Keira yang terkejut.

-

Kembali ke akademi, pukul 4.20 pagi.

Aku dan nona Violetta baru saja selesai melakukan latihan tanding seperti biasanya.

"Ngomong-ngomong, nona, saat pergantian tahun tadi, nona ada dimana ?," tanyaku.

"Aku ada di gerbang akademi bersama dengan beberapa prajuritku. Kenapa memangnya ?," tanya nona Violetta.

"Tidak apa-apa, nona. Aku hanya penasaran saja apakah nona juga ikut merayakan malam pergantian tahun atau tidak. Aku penasaran apakah orang-orang dewasa di akademi ini juga merayakan pergantian tahun atau tidak karena saat aku berada di danau akademi untuk menikmati malam pergantian tahun, hanya ada para murid saja disana. Aku tidak melihat para prajurit staf dan pengajar akademi ini," ucapku.

"Yah, aku dan para prajuritku juga melihat kembang api dan kami pun juga menyediakan makanan dan minuman untuk perayaan pergantian tahun. Bisa dibilang kami ikut merayakan juga. Orang-orang dewasa di akademi ini juga pastinya merayakan pergantian tahun juga namun mungkin cara mereka merayakannya itu berbeda," ucap nona Violetta.

"Iya, sepertinya begitu," ucapku.

Aku dan nona Violetta pun melanjutkan untuk mengobrol. Disaat kami sedang mengobrol, kami mendengar suara langkah kaki seseorang yang sedang mendekat. Kami berdua pun langsung menoleh ke asal suara langkah kaki tersebut. Saat kami menoleh, kami melihat nona Karina yang sedang berjalan untuk menghampiri kami.

"Selamat pagi, kalian berdua," ucap nona Karina sambil berjalan mendekat ke arah kami.

"Selamat pagi, nona," ucapku dan nona Violetta.

"Ada perlu apa nona datang kemari pagi-pagi begini ? Apa nona hanya sedang ingin jalan-jalan pagi saja ?," tanya nona Violetta.

"Aku datang kemari karena ada sesuatu yang ingin aku beritahu kepada Rid," ucap nona Karina.

"Begitu ya, kalau begitu nona silahkan bawa Rid bersama anda atau aku saja yang pergi meninggalkan tempat ini agar nona bisa memberitahukan sesuatu kepada Rid tanpa didengar olehku," ucap nona Violetta.

"Tidak perlu, kamu tetap disini saja. Lagipula apa yang ingin aku beritahu ini bukanlah sebuah rahasia," ucap nona Karina.

"Baiklah, nona," ucap Violetta.

Nona Karina lalu menoleh ke arahku.

"Sesuatu apa yang ingin anda beritahu, nona ?," tanyaku.

Nona Karina terdiam setelah mendengar pertanyaanku. Dari raut wajahnya terlihat kalau beliau seperti tidak mau berbicara. Namun tidak lama kemudian, beliau pun mulai berbicara.

"Sebenarnya aku tidak ingin memberitahumu tentang hal ini. Tetapi, tanpa aku beritahupun kamu pastinya juga akan mengetahui tentang hal ini nanti. Jadi aku memutuskan untuk memberitahumu agar kamu bisa mengetahuinya lebih awal,"

"Ini tentang desa Aston yang merupakan kampung halamanmu, Rid," ucap nona Karina.

"Desa Aston ? Ada apa dengan desa Aston ?," tanyaku.

"Yang Mulia Ratu baru saja memberitahuku kalau desa Aston telah diserang. Seluruh bangunan di desa itu telah terbakar dan seluruh orang di desa tersebut telah tewas," ucap nona Karina.

Aku pun sangat terkejut setelah mendengar perkataan nona Karina.

"Apa ?!?!," ucapku yang terkejut.

-Bersambung