Chereads / Peace Hunter / Chapter 308 - Chapter 308 : Masalah Setiap Kerajaan

Chapter 308 - Chapter 308 : Masalah Setiap Kerajaan

"Mengundang beberapa Holy Knights untuk datang ke kerajaan San Fulgen ? Apa itu bisa dilakukan ? Bukankah Holy Knights hanyalah para prajurit khusus yang bertugas menjaga Holy Kingdom ?," tanya nona Karina.

"Jika suatu kerajaan di benua Utara ini memiliki hubungan kerja sama dengan Holy Kingdom, kita bisa meminta bantuan kepada Holy Kingdom seperti meminjam kekuatan para Holy Knights milik mereka. Dengan adanya gereja Sancta Lux di kerajaan ini, itu sudah menandakan kalau kerajaan kita memiliki kerja sama dengan Holy Kingdom. Jadi kalaupun kita meminta bantuan kepada Holy Kingdom untuk meminjam para Holy Knights milik mereka, mereka pasti akan mengizinkannya. Namun mereka hanya akan mengizinkannya apabila ada Holy Knights yang sedang tidak menjalankan tugas, baik itu di Holy Kingdom ataupun di kerajaan lain," ucap Ratu Kayana.

"Jadi begitu. Lalu apa kamu menyetujui usulan mereka untuk mengundang Holy Priests dan Holy Kingdom untuk datang ke kerajaan ini ?," tanya nona Karina.

"Aku sebenarnya berniat untuk menyetujuinya, namun saat beberapa Priest itu menyarankan kepada tuan Oliver, 'High Priest' yang memimpin para Priest di gereja Sancta Lux kerajaan San Fulgen berkata kalau situasi saat ini tidak memungkinkan untuk mengundang beberapa Holy Priests dan Holy Knights ke kerajaan San Fulgen," ucap Ratu Kayana.

"Situasi saat ini tidak memungkinkan ? Apa ada sesuatu yang terjadi ?," tanya nona Karina.

"Iya. Dari laporan tuan Oliver, 'High Priest' itu bilang kalau selama setahun belakangan ini, terkadang ada sekelompok orang yang mengacau di kota kecil yang berada di bagian luar wilayah Holy Kingdom. Di antara sekelompok orang yang mengacau itu, ada seorang 'Divine Elemental Spirits'," ucap Ratu Kayana.

Nona Karina nampak terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.

"'Divine Elemental Spirits' ?! Bukankah 'Divine Elemental Spirits' itu merupakan roh paling kuat di antara roh-roh yang ada. Bisa dibilang, mereka adalah pemimpin para roh yang mewakili elemen mereka. Sebagai contoh, untuk para roh yang memakai elemen air, maka pemimpin mereka adalah 'Divine Water Elemental Spirit'. Namun meski mereka bisa dibilang sebagai pemimpin para roh, 'Divine Elemental Spirit' bukanlah pemimpin para roh yang sebenarnya, karena masih ada 'Spirit Queen' yang memimpin para roh. Setidaknya itu yang aku tahu dari buku yang menjelaskan tentang para roh," ucap nona Karina.

Aku hanya diam saja sambil mendengar perkataan nona Karina. Sesekali, aku terpikirkan dengan apa yang dikatakan oleh nona Karina.

"Roh, ya," pikirku.

"Hmmm tetapi, menemukan roh meskipun hanya roh tingkat rendah saja sangat sulit, aku tidak menyangka kalau ada seorang 'Divine Elemental Spirits' yang menyerang kota-kota kecil di bagian luar wilayah Holy Kingdom. Aku jadi mengerti kenapa 'High Priests' itu bilang kalau situasi saat ini tidak memungkinkan untuk mengundang beberapa Holy Priests dan Holy Knights. Itu karena mereka semua tengah difokuskan untuk melawan sekelompok orang yang menyerang kota-kota kecil itu, terutama 'Divine Elemental Spirits' itu apabila dia menyerang kembali. 'Divine Elemental Spirits' memiliki kekuatan untuk menghancurkan sebuah kota, kerajaan atau negara. Karena kekuatannya itu, mereka disebut sebagai 'bencana berjalan'. Maka dari itu, Holy Kingdom tidak bisa mengirim Holy Priest dan Holy Knights milik mereka ke kerajaan lain meskipun kerajaan lain itu ingin mengundangnya, karena mereka semua sedang bertugas untuk menjaga wilayah Holy Kingdom dan bersiaga apabila ada serangan kembali," ucap nona Karina.

"Iya, apa yang kamu katakan tadi itu benar. Siapa sangka kalau seorang 'Divine Elemental Spirits' melakukan kekacauan di kota yang berada di wilayah terluar Holy Kingdom. Bahkan dia juga bergerak dengan sekelompok orang yang juga menyerang kota-kota kecil itu. Aku tidak tahu apa tujuan mereka melakukan itu, tapi apa yang mereka lakukan itu terbilang sangat berani. Memang mereka saat ini hanya menyerang kota-kota kecil di bagian terluar wilayah Holy Kingdom, namun jika mereka berniat menyerang langsung pusat kerajaan Holy Kingdom, para Malaikat yang tinggal di atas Holy Kingdom mungkin akan turun untuk membasmi mereka," ucap Ratu Kayana.

"Kamu benar. Aku tidak bisa membayangkan apabila para Malaikat itu turun lagi dari tempat tinggal mereka. Turunnya mereka itu seperti pertanda ada kekacauan besar yang terjadi di benua ini," ucap nona Karina.

"Iya. Karena adanya penyerangan di wilayah Holy Kingdom, kita jadi tidak bisa mengundang Holy Priests dan Holy Knights ke kerajaan ini. Sayang sekali, padahal aku sangat menyetujui saran dari para Priests yang ingin mengundang mereka ke kerajaan ini untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang terjadi, tetapi ya apa boleh buat. Karena saat ini Holy Kingdom sedang memiliki masalah di wilayah mereka. Bahkan kerajaan sebesar Holy Kingdom pun juga memiliki masalah, pastinya kerajaan-kerajaan lain di benua Utara ini juga memiliki masalah tersendiri termasuk kerajaan ini. Sepertinya kita harus mengurus sendiri masalah yang terjadi di kerajaan ini," ucap Ratu Kayana.

"Lalu apa langkahmu selanjutnya, kak ?," tanya Ratu Kayana.

"Aku sudah memerintahkan tuan Oliver untuk memperkuat penjagaan di ibukota San Estella karena mungkin saja mereka akan menyerang tempat-tempat di ibukota San Estella lagi seperti di penjara San Sabaneta. Lalu aku juga memerintahkan para komandan prajurit untuk memperkuat penjagaan di pusat wilayah yang mereka jaga seperti kota-kota besar yang berada di wilayah penjagaan mereka. Lalu aku memerintahkan mereka untuk melaporkan apabila ada pergerakan atau keadaan mencurigakan yang terjadi di wilayah mereka. Aku juga memerintahkan mereka untuk memeriksa tempat-tempat mencurigakan yang berada di wilayah mereka. Tempat-tempat itu kemungkinan merupakan markas pelaku yang merencanakan pembunuhan itu dan masih banyak yang lainnya," ucap Ratu Kayana.

"Kelihatannya kamu sudah memikirkan banyak langkah untuk selanjutnya, kak. Dari langkah-langkah yang kamu beritahukan tadi, rasanya seperti kamu berniat untuk memburu orang-orang yang merencanakan pembunuhan itu," ucap nona Karina.

"Aku memang berniat ingin memburu mereka dengan mencari markas milik mereka daripada hanya menunggu mereka menyerang yang mana tidak dapat diketahui secara pasti kapan mereka akan menyerang dan dimana mereka akan menyerang. Tetapi mencari markas mereka di kerajaan ini tidak semudah yang dikira, meski begitu aku tetap memerintahkan para komandan prajurit untuk mencari markas mereka yang kemungkinan berada di tempat-tempat mencurigakan yang ada di kerajaan ini," ucap Ratu Kayana.

"Hmm begitu ya," ucap nona Karina.

Ratu Kayana lalu melihat ke arahku dan nona Karina. Setelah itu, beliau pun melihat ke arah meja dimana masih ada beberapa makanan di meja itu.

"Aku minta maaf karena sudah terlalu banyak bicara. Saking fokusnya kalian saat mendengarku bicara membuat kalian berhenti untuk memakan makanan yang ada. Kita hentikan pembicaraan ini terlebih dahulu dan lanjut makan," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana lalu mengambil makanan yang masih tersedia dan langsung memakannya.

"Baik, kak," ucap nona Karina.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucapku.

Aku dan nona Karina pun juga ikut memakan makanan yang masih tersedia.

-

Setelah selesai makan makanan yang ada hingga habis, kami pun melanjutkan pembicaraan.

"Berhubung kamu ada disini, aku ingin menanyakan sesuatu, kak," ucap nona Karina.

"Menanyakan apa ?," tanya Ratu Kayana.

"Kapan kamu berniat melantik Duke yang baru menggantikan Duke San Minerva dan Duke San Angela ?," tanya nona Karina.

"Aku masih harus mencari kandidat yang tepat untuk menggantikan mereka berdua, tapi aku akan usahakan agar kedua Duke yang baru akan dilantik secepatnya. Memangnya ada apa kamu bertanya seperti itu ?," tanya Ratu Kayana.

"Untuk mengadakan turnamen dan festival akademi, akademi harus meminta bantuan dana kepada kedua Duke yang baru nanti karena bantuan dana yang diajukan kepada kedua Duke sebelumnya tidak dapat diberikan mengingat mereka berdua sudah tewas," ucap nona Karina.

"Oh jadi kamu menanyakan tentang pelantikan Duke yang baru karena setelah kedua Duke yang baru selesai dilantik, kamu akan mengajukan proposal bantuan dana kepada kedua Duke yang baru tersebut," ucap Ratu Kayana.

"Iya. Mengingat pelaksanaan turnamen dan festival akademi hanya tinggal sekitar 6 bulan lagi, kita tidak punya banyak waktu untuk disia-siakan. Aku harap kamu segera melantik kedua Duke yang baru agar akademi bisa mengajukan proposal bantuan dana untuk bisa menggelar turnamen dan festival akademi tahun ajaran ini," ucap nona Karina.

"Aku akan usahakan secepatnya. Namun jika pelatihan kedua Duke yang baru tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, aku yang akan memberikan bantuan dana sesuai dana yang masih kalian butuh agar kalian bisa tetap menggelar turnamen dan festival akademi. Jadi kamu tenang saja," ucap Ratu Kayana.

"Kalau kamu berkata seperti itu, maka aku bisa tenang karena turnamen dan festival akademi akan tetap bisa di gelar di tahun ajaran ini," ucap nona Karina.

"Iya, jadi tidak usah terlalu memikirkan tentang masalah dana, aku yang akan membantu untuk masalah dana tersebut. Lalu Rid, untuk hadiah yang ingin kamu berikan kepada para warga di kampung halamanmu, aku sudah menetapkan waktu pengirimannya, yaitu saat malam pergantian tahun. Mungkin sekitar pukul 7 atau 8 malam, hadiah itu akan tiba di kampung halamanmu. Aku juga memberikan hadiah tambahan berupa bahan-bahan yang bisa mereka gunakan untuk perayaan tahun baru di malam itu. Aku minta maaf karena baru bisa mengirim hadiahnya di malam pergantian tahun karena aku harus mempersiapkan barang-barangnya terlebih dahulu. Selain itu, banyak hal juga yang harus aku kerjakan sehingga membuatku tidak dapat secepatnya mengirim barang-barang itu," ucap Ratu Kayana.

"Tidak apa-apa, Yang Mulia Ratu. Lagipula sebelumnya Yang Mulia Ratu sendiri yang bilang kalau pengiriman hadiahnya paling lambat saat malam pergantian tahun, jadi pengiriman hadiahnya masih berada dalam estimasi yang diberikan Yang Mulia Ratu. Justru aku berterima kasih kepada Yang Mulia Ratu karena Yang Mulia Ratu masih terpikirkan untuk memberikan hadiah kepada kampung halamanku disaat Yang Mulia Ratu sedang ada banyak masalah yang harus diselesaikan. Padahal jika Yang Mulia Ratu terlambat untuk mengirimkan hadiah itu pun aku akan memakluminya mengingat banyak masalah yang harus diselesaikan oleh anda," ucapku.

"Meskipun aku saat ini sedang mempunyai banyak masalah, aku harus tetap menepati janjiku untuk mengirimkan hadiah untuk kampung halamanmu sesuai dengan yang kamu minta," ucap Ratu Kayana.

"Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Sama-sama, Rid," ucap Ratu Kayana.

Lalu Ratu Kayana melihat ke arah jam yang berada di dinding ruangan itu.

"Hmmm sepertinya waktu istirahat makan siang sebentar lagi akan berakhir. Kalau begitu kita sudahi saja pembicaraan ini," ucap Ratu Kayana.

"Baik, kak," ucap nona Karina.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Terima kasih karena telah menemaniku dalam pembicaraan ini, kalian berdua. Aku pergi dulu, sampai jumpa lagi," ucap Ratu Kayana.

"Sampai jumpa, kak," ucap nona Karina.

"Sampai jumpa, Yang Mulia Ratu," ucapku.

Lalu tubuh Ratu Kayana berubah menjadi air dan air itu pun jatuh membasahi ruangan itu.

"Seperti biasa, beliau selalu datang kesini menggunakan clone miliknya," ucapku.

"Dan seperti biasanya juga, dia selalu menggunakan clone yang berasal dari sihir air disaat dia seharusnya bisa menggunakan sihir elemen lainnya. Karena hal ini aku harus membersihkan lantai ruangan ini setiap dia pergi meninggalkan ruangan ini," ucap nona Karina.

Aku yang mendengar perkataan nona Karina pun tertawa tipis.

-

Setelah itu, aku pun pergi dari ruangan nona Karina untuk kembali ke ruang kelas.

Karena sebentar lagi sudah waktunya jam pelajaran siang, aku memilih kembali ke kelas daripada pergi ke arena pertandingan untuk melakukan pertandingan harian.

Saat tiba di kelas, aku mendengar para murid di kelas itu sedang membicarakan tentang penyerangan di penjara San Sabaneta dan penculikan senior Florian. Padahal sebelumnya mereka tidak membicarakan tentang hal itu. Lalu aku pun pergi menghampiri Charles, Noa dan yang lainnya yang sudah berada di kelas itu. Mereka semua terlihat sedang mengobrol.

"Kalian sedang membicarakan apa ?," tanyaku.

"Ah, Rid, kamu sudah selesai dengan urusanmu di ruangan nona Karina ?," tanya Charles.

"Sudah," ucapku.

"Hei, Rid, apa kamu sudah tahu ? Kami dengar dari pembicaraan orang-orang di kantin kalau penjara San Sabaneta telah diserang oleh beberapa orang yang telah berubah menjadi iblis dan senior Florian telah diculik oleh orang-orang itu," ucap Noa.

"Aku sudah dengar tentang itu, aku diberitahu oleh nona Karina tadi. Apa barusan kalian sedang membicarakan tentang hal itu ?," tanyaku.

"Iya, kami sedang membicarakan hal itu. Kami tidak menyangka kalau beberapa orang yang telah berubah menjadi iblis datang ke penjara itu dan menyerangnya. Bahkan senior Florian juga diculik," ucap Charles.

"Iya, aku sendiri juga tidak menyangkanya," ucapku.

"Aku tidak bisa membiarkan Charles dan Chloe tahu kalau sebenarnya salah satu orang yang menyerang penjara itu adalah ayah mereka," pikirku.

-

Lalu hari-hari pun telah berlalu dan saat ini sudah memasuki hari terakhir di tahun 1218. Kabar tentang penyerangan penjara San Sabaneta dan penculikan senior Florian secara perlahan mulai menghilang dan tidak dibicarakan lagi oleh orang-orang yang berada di akademi.

Saat ini, orang-orang di akademi sedang bersiap untuk merayakan malam pergantian tahun.

-

Sementara itu, pukul 7 malam di desa Aston.

Terlihat ada beberapa prajurit dan beberapa kereta kuda yang sedang terparkir di desa tersebut. Di dalam kereta kuda tersebut, terlihat ada banyak barang dan bahan yang sepertinya akan dibagikan untuk warga desa tersebut. Lalu, terlihat paman Bill selaku kepala desa di desa Aston sedang berbicara dengan beberapa prajurit.

"Barang-barang dan bahan-bahan ini diberikan oleh Yang Mulia Ratu untuk kami semua ?," tanya paman Bill yang terkejut.

"Benar, Yang Mulia Ratu memerintahkan kami untuk mengirim barang-barang dan bahan-bahan ini. Beliau bilang kalau barang dan bahan ini adalah hadiah yang diminta oleh Rid Archie. Rid Archie sebenarnya mendapatkan hadiah dari Yang Mulia Ratu atas kontribusinya, namun Rid Archie tidak mau menerima hadiah itu untuk dirinya sendiri dan meminta Yang Mulia Ratu agar hadiah tersebut diberikan ke warga-warga di kampung halamannya yaitu di desa Aston," ucap salah satu prajurit itu.

"Ya ampun si Rid itu. Sebelumnya kami menerima hadiah dari tuan Duke San Lucia dan hadiah itu juga merupakan permintaan dari Rid. Sekarang kami menerima hadiah lagi dari Yang Mulia Ratu atas permintaan Rid juga. Sepertinya dia terlalu memikirkan kami," ucap paman Bill.

"Ahahah, sepertinya begitu. Padahal dia bisa saja menerima hadiah itu untuk dirinya sendiri tetapi dia malah memberikannya kepada kita. Kita harus berterima kasih kepadanya apabila kita bertemu dengannya lagi karena dia masih memikirkan tentang kita sampai-sampai memberikan kita semua hadiah," ucap paman Dean.

"Itu benar, kita harus berterima kasih kepadanya nanti," ucap paman Bill.

Sementara itu, di sebuah jalan untuk menuju ke desa Aston. Terlihat senior Florian, Duchess Claret dan Duchess Harriet sedang berjalan perlahan menuju ke desa Aston sambil memegang senjata milik mereka masing-masing.

-Bersambung