Kembali ke akademi.
Aku pun berjalan pergi meninggalkan gedung asrama bersama dengan Charles yang ikut berjalan di belakangku. Aku memutuskan pergi ke suatu tempat yang berada di akademi untuk membicarakan sesuatu.
"Kemana kita akan pergi, Rid ?," tanya Charles.
"Sudah ikut saja, lagipula kita hanya akan pergi ke suatu tempat yang berada di akademi ini. Kamu tidak perlu khawatir, Charles, aku menyuruhmu untuk mengikutiku bukan untuk menjebak atau menculikmu," ucapku.
"Aku tahu kalau kamu tidak akan melakukan itu, aku hanya penasaran saja kemana kita akan pergi," ucap Charles.
"Nanti kamu juga tahu sendiri," ucapku.
Aku dan Charles terus berjalan menuju tempat yang ingin kami tuju. Kami berjalan melewati taman akademi lalu masuk ke dalam hutan akademi. Kami terus berjalan menyusuri jalan yang berada di hutan akademi.
"Arah ini, apa kamu mau mengajakku untuk pergi ke danau akademi ?," tanya Charles.
Setelah Charles mengatakan itu, kami yang sejak tadi terus berjalan pun akhirnya sampai di ujung jalan yang berada di hutan akademi. Di ujung jalan itu, terlihat danau akademi yang sedang dalam kondisi sepi. Itu wajar karena saat ini sudah malam hari, sudah pasti tidak akan ada orang yang akan pergi ke danau kecuali saat malam hari ketika sedang libur atau ketika ada perayaan di danau akademi saat malam hari seperti saat malam perayaan tahun baru. Karena hari ini dan keesokan harinya masih merupakan hari untuk belajar di akademi, tidak akan ada orang yang akan pergi ke danau saat malam hari. Kalaupun ada, jumlahnya juga pasti sedikit.
"Ya, kamu benar, Charles. Aku mengajakmu ke danau karena aku tahu kalau saat ini danau akademi sedang sepi. Jadi kita bisa membicarakan sesuatu tanpa diketahui oleh orang lain," ucapku.
"Aku tidak menyangka kalau kamu akan membawaku ke danau saat malam hari begini. Jadi apa yang ingin kamu bicarakan, Rid ?," tanya Charles.
"Ini tentang kamu dan Chloe. Sikapmu dan Chloe hari ini tidak seperti biasanya. Itu berkaitan dengan rencana pembunuhan terhadap ibumu dan ayahmu yang juga ikut terlibat dalam rencana itu, kan ?," tanyaku.
Charles terdiam sejenak setelah mendengar perkataan itu. Beberapa saat kemudian, dia pun mulai berbicara.
"Ya, kamu benar, Rid," ucap Charles.
"Soal ayahmu yang terlibat dalam rencana itu, aku baru mengetahuinya dari surat kabar yang terbit tadi pagi. Sepertinya hal itu baru terungkap setelah aku pergi dari gedung pengadilan karena saat di gedung pengadilan, aku tidak mendengar kabar tentang itu. Kamu sendiri tahu tentang kabar itu darimana, Charles ?," tanyaku.
"Aku mengetahuinya kemarin malam saat aku dan Chloe menghubungi ibunda kami untuk memastikan tentang rencana pembunuhan terhadap ibunda kami yang dibilang oleh nona Karina. Ibunda kami bilang kalau rencana pembunuhan itu adalah benar dan beliau juga bilang kalau ayahanda kami juga terlibat dalam rencana pembunuhan itu. Setelah mendengar itu, aku dan Chloe pun sangat terkejut. Kami berdua seakan tidak percaya kalau ayahanda kami yang selama ini baik kepada kami dan ibunda kami malah terlibat dalam rencana pembunuhan itu. Kami berdua pun langsung membantah perkataan ibunda kami dan bilang kepadanya kalau itu tidak mungkin. Namun beliau bilang kalau bukti keterlibatan ayahanda kami itu sangat kuat karena namanya tercantum dalam dokumen yang berisi rincian tentang rencana pembunuhan itu,"
"Selain itu, ketika ibunda kami baru saja kembali dari gedung pengadilan, beliau langsung mencari ayahanda ke sekeliling istana kerajaan untuk memastikan tentang dokumen itu. Namun ibunda tidak bisa menemukan ayahanda di seluruh istana. Bahkan ayahanda tetap tidak dapat ditemukan meski dengan bantuan prajurit dan orang-orang yang berada di istana untuk mencarinya. Maka dari itu, ayahanda dinyatakan telah menghilang atau melarikan diri dari istana kerajaan dan kabarnya tidak diketahui. Itu semakin menguatkan kalau ayahanda memang terlihat dalam rencana pembunuhan itu. Jika beliau tidak terlibat, seharusnya beliau tidak perlu melarikan diri dari istana. Beliau bisa menjelaskan kepada ibunda kalau dokumen yang ditemukan itu bisa saja adalah sebuah kebohongan untuk menjebak beliau. Tapi karena beliau tidak melakukan itu, itu berarti beliau memang benar terlibat dalam rencana pembunuhan ibunda,"
"Kami pun tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar penjelasan ibunda. Kami sangat terkejut karena ayahanda ternyata benar-benar terlibat dalam rencana pembunuhan ibunda. Saking terkejutnya, kami bahkan tidak bertanya tentang keadaan Carol. Pasti dia juga sama terkejutnya dengan kami berdua atau bahkan dia lebih parah dari kami berdua. Carol masihlah berumur 11 tahun, dia pasti sangat terkejut ketika mengetahui kalau ayahanda terlibat dalam rencana pembunuhan ibunda. Mungkin kondisinya saat ini lebih parah dibandingkan Chloe," ucap Charles.
"Chloe sepanjang hari ini hanya diam saja dan tidak berbicara apapun dengan aku dan yang lainnya. Apa dia juga begitu ke kamu, Charles ?," tanyaku.
"Tidak. Chloe masih berbicara kepadaku, meskipun dia hanya berbicara sedikit denganku dan lebih banyak diam. Aku tahu kenapa dia seperti itu, karena dia masih kepikiran tentang ayahanda yang terlibat dalam rencana pembunuhan ibunda. Dia masih bingung untuk mempercayai tentang itu atau tidak. Pemikiran itu menjadi masalah bagi Chloe sepanjang hari ini. Tidak hanya membuat dia lebih banyak diam hari ini, pemikiran itu juga membuat dia tidak bisa fokus sepanjang hari ini. Bahkan tadi Chloe mengalami kekalahan di pertandingan harian untuk hari ini," ucap Charles.
"Chloe kalah ?! Memangnya dia bertanding dengan siapa di pertandingan harian tadi ?," tanyaku.
"Chloe melawan sesama murid tahun kedua dari kelas B. Seharusnya Chloe bisa menang melawan murid itu, namun karena dia tidak fokus, dia jadi mengalami kekalahan. Pastinya dia tidak fokus karena terus memikirkan tentang ayahanda yang terlibat dalam rencana pembunuhan ibunda. Jika Chloe terus-menerus seperti ini, ini akan sangat merugikan Chloe untuk ke depannya. Apa yang harus aku lakukan, Rid ?," tanya Charles.
Setelah mendengar perkataan Charles, aku pun tersenyum.
"Sudah aku duga kalau kamu memang ingin membicarakan tentang masalahmu ini, Charles. Namun kamu tidak tahu ingin membicarakannya dengan siapa dan kamu juga tidak ingin ada orang lain yang mendengar tentang masalahmu. Sepertinya keputusanku sudah tepat untuk membawamu ke tempat ini," ucapku.
"Iya, kamu benar, Rid. Aku memang ingin membicarakan tentang masalah ini namun aku tidak tahu harus membicarakannya dengan siapa. Ketika kamu tadi datang untuk membicarakan sesuatu denganku, aku berpikir kalau mungkin kamu orang yang tepat untuk membicarakan masalah ini,"
"Selain itu, bukan Chloe saja yang terus memikirkan tentang ayahanda, aku sendiri juga sama seperti Chloe yang terus memikirkan tentang ayahanda. Tetapi aku tidak boleh terlihat lemah di mata Chloe dan orang lain. Aku harus terlihat kalau aku sedang dalam keadaan baik-baik saja, namun sepertinya sulit. Apalagi sepanjang hari ini, aku secara terang-terangan malah menghindari kalian yang membuat kalian pasti tahu kalau aku sedang tidak baik-baik saja. Kalian pasti khawatir tentangku dan Chloe, untuk itu aku minta maaf, Rid," ucap Charles.
"Tidak perlu minta maaf karena kamu sama sekali tidak salah, Charles. Menurutku wajar kalau kalian berdua menghindari kami sepanjang hari ini karena kalian sedang banyak pikiran apalagi tentang ayah kalian sendiri. Kalian menghindari kami agar kalian tidak melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak diinginkan ketika bersama kami yang mungkin akan membuat hubungan di antara kita menjadi buruk. Karena kalian sedang banyak pikiran, kalian bisa tidak fokus dengan perkataan dan tindakan yang kalian lakukan ketika bersama kami," ucapku.
"Iya, kamu benar. Jadi apa yang harus aku lakukan, Rid ? Aku dan Chloe harus menghilangkan atau setidaknya mengurangi pemikiran kami tentang ayahanda. Kami masih bingung apakah kami harus mempercayai tentang hal itu atau tidak yang membuat kami terus berpikir tentang hal itu," ucap Charles.
Setelah mendengar perkataan Charles, aku pun terdiam sambil berpikir. Tidak lama kemudian, aku pun mulai berbicara.
"Jika kalian terus kepikiran tentang ayah kalian akibat dari kalian yang masih bingung untuk mempercayai atau tidak tentang ayah kalian yang terlibat dalam rencana pembunuhan ibunda kalian, mungkin aku punya sedikit saran. Tetapi aku tidak tahu apakah saran ini akan bekerja untuk kalian atau tidak," ucapku.
"Saran apa itu, Rid ?," tanya Charles.
"Sebenarnya saran ini sangat mudah, kalian hanya tinggal memilih dan menerima apakah kalian ingin mempercayainya atau tidak sehingga kalian tidak akan bingung dan kepikiran terus-menerus," ucapku.
"Aku sebelumnya juga sudah mencoba untuk memilih untuk mempercayainya atau tidak, tetapi aku tidak bisa, itu sangat sulit," ucap Charles.
"Kamu tidak berusaha untuk memilih untuk mempercayai atau tidak, Charles. Kamu hanya ingin memilih untuk tidak mempercayainya namun itu sulit, Chloe pun juga sama. Apakah aku salah ?," tanyaku.
Charles yang mendengar perkataanku pun langsung terkejut.
"Alasan kamu dan Chloe terus kepikiran tentang ayah kalian karena kalian ingin tidak mempercayai tentang ayah kalian yang terlibat dalam rencana itu. Namun, alasan untuk mempercayai keterlibatan ayah kalian sangat besar karena adanya dokumen yang berisikan tentang keterlibatan ayah kalian dalam rencana itu. Meski begitu kalian tetap menolak fakta itu dan tetap ingin tidak mempercayainya. Karena itulah kalian tetap kepikiran tentang itu. Kalian terus berpikir mencari alasan yang tepat untuk tidak mempercayai tentang itu. Tetapi alasan yang kalian dapatkan tidaklah kuat dibanding alasan untuk mempercayai keterlibatan ayah kalian," ucapku.
"Semua yang kamu katakan tadi adalah benar, Rid. Aku tidak menyangka kalau kamu dapat mengetahui apa yang kami sebenarnya pikirkan. Bagaimana cara kamu mengetahuinya ?," ucap Charles.
"Aku hanya menebak-nebak saja. Jadi ternyata kalian terus kepikiran tentang alasan yang kuat untuk tidak mempercayai tentang ayah kalian," ucapku.
"Iya, itu benar, Rid. Maka dari itu sepanjang hari ini kami tidak fokus dalam menjalankan aktivitas kami. Kami bahkan juga menjauhi kalian," ucap Charles.
"Begitu ya. Jika kalian mencari alasan yang kuat, mungkin aku bisa membantu dengan memberikan pemikiranku," ucapku.
"Membantu dengan pemikiranmu ? Apa kamu sudah mendapatkan alasan yang kuat untuk kami agar tidak mempercayai keterlibatan ayah kami ?," tanya Charles.
"Iya, aku sudah mendapatkan alasan yang kuat. Aku akan memberitahunya kepada kalian," ucapku.
"Tolong beritahukan,Rid. Tetapi...tunggu sebentar, kamu tadi bilang 'kepada kalian' ? Saat ini hanya ada kita berdua saja disini, seharusnya kamu berkata 'kepadamu' dan bukan 'kepada kalian'. Apa itu berarti kamu akan memberitahukannya saat kita kembali ke asramaku dimana disana ada Chloe juga ?," tanya Charles.
"Tidak, aku akan memberitahukannya disini. Alasan aku bilang 'kepada kalian' karena Chloe juga ada disini. Kamu bisa keluar sekarang, Chloe," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, Charles pun terkejut.
"Apa ?! Chloe ada disini ?!," ucap Charles yang terkejut.
Charles langsung melihat ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Chloe. Ketika Charles melihat ke arah jalan yang menjadi penghubung antara danau akademi dengan taman akademi, Charles pun melihat Chloe yang baru saja selesai bersembunyi di balik pohon.
"Chloe ?! Jadi benar kamu ada disini, apa kamu mengikuti kami sejak tadi ?," tanya Charles.
"I-iya, itu benar. Aku tidak menyangka kalau Rid dapat mengetahuinya," ucap Chloe.
Lalu Chloe pun berjalan menghampiri kami berdua.
"Aku minta maaf karena telah mengikuti kalian berdua," ucap Chloe.
"Tidak perlu minta maaf, Chloe. Lagipula sejak awal aku memang ingin berbicara dengan kalian berdua," ucapku.
"Kenapa kamu mengikuti kami, Chloe ? Padahal kondisimu sekarang sedang seperti ini, kamu lebih baik tetap tinggal diam di asrama," ucap Charles.
"Kakak sendiri juga sama, kakak menutupi-nutupi kondisi kakak yang sebenarnya. Aku mendengarkan pembicaraan kakak dengan Rid tadi," ucap Chloe.
Charles pun terdiam mendengar perkataan Chloe.
"Rid, kamu bilang kalau kamu akan memberitahukan alasan yang kuat agar kami tidak mempercayai keterlibatan ayah kami. Tolong beritahu alasan itu, Rid, kami berdua tidak ingin terus berlarut-larut untuk memikirkan tentang itu. Sesuai perkataanmu, jika kami ingin tidak kepikiran tentang hal itu terus-menerus, kami harus memilih untuk mempercayai atau tidak tentang hal itu. Kami memilih untuk tidak mempercayainya namun kami tidak memiliki alasan yang kuat untuk tidak mempercayainya. Oleh karena itu tolong beritahu alasannya itu, Rid," ucap Chloe.
"Baiklah, aku akan memberitahu alasannya kepada kalian," ucapku.
-
Sementara itu, disaat yang sama di kediaman Duke San Quentine.
Terlihat Duke Remy sedang berada di sebuah ruangan yang ada di kediamannya. Di ruangan itu terdapat banyak sekali buku. Duke Remy terlihat sedang menaruh buku-buku yang ada di tangannya ke salah satu rak buku di ruangan itu. Duke Remy tidak asal menaruh buku-buku di tangannya itu, beliau menaruh buku-buku tersebut seperti membentuk sebuah pola. Lalu ketika hanya tinggal 1 buku saja yang berada di tangannya, beliau pun langsung menaruh buku itu ke rak buku tersebut. Ketika buku itu sudah ditaruh, tiba-tiba rak buku itu bergeser dan di balik rak buku itu terdapat sebuah pintu yang mengarah ke bawah tanah kediamannya. Duke Remy lalu masuk ke dalam pintu tersebut.
Duke Remy terus melangkah menyusuri tangga yang membawanya terus ke bawah tanah. Cukup lama beliau melangkah, beliau pun tiba di sebuah tempat yang berada di bawah tanah kediamannya. Tempat itu sangat luas dan juga ada banyak orang di tempat itu. Orang-orang yang berada di tempat itu terlihat seperti prajurit dan bangsawan jika dilihat dari pakaian yang mereka kenakan. Namun orang-orang itu memiliki bola mata yang berwarna hitam pekat dan juga tato bercorak dengan warna hitam pekat di beberapa bagian tubuh mereka.
Selain itu, di tempat itu juga terdapat banyak kasur atau ranjang dimana di setiap ranjang itu terdapat orang yang bertelanjang dada dengan diikat oleh sebuah tali. Sebagian dari orang yang diikat itu ada yang memiliki tato bercorak berwarna hitam pekat dan sebagian lainnya belum memiliki tato itu. Orang-orang yang belum memiliki tato itu terus meronta-ronta agar bisa terbebas dari ranjang yang mengikat mereka. Namun mereka yang meronta itu langsung ditahan oleh prajurit yang berada di tempat itu. Kemudian mereka yang meronta itu langsung disuntikan sesuatu oleh orang yang berpakaian seperti bangsawan. Setelah disuntikkan sesuatu, orang yang meronta itu pun langsung tenang.
Di tempat itu juga terdapat banyak ruangan yang menyerupai seperti sebuah sel tahanan. Terdapat banyak orang yang menghuni setiap sel tahanan tersebut mulai dari bayi, anak kecil, remaja, laki-laki dan perempuan dewasa bahkan juga orang tua. Kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian yang terlihat asing untuk digunakan di kerajaan San Fulgen. Mereka mengenakan kinagashi dan kimono, pakaian yang juga dikenakan oleh komandan Ivana. Jika dilihat dari pakaian merek, bisa dibilang kebanyakan dari mereka yang berada di ruang tahanan itu adalah orang-orang yang berasal dari negeri Kaminari.
Mereka semua yang berada di ruang tahanan itu terus berteriak dan memohon untuk dibebaskan. Namun para prajurit di tempat itu yang mendengar teriakan mereka langsung membentak dan memerintahkan mereka untuk diam. Beberapa dari mereka yang berteriak bahkan ada yang langsung ditindak dengan dipukul atau disiksa. Setelah ditindak seperti itu, mereka langsung dibawa ke ranjang kosong yang berada di tempat itu. Kemudian mereka langsung diikat di ranjang tersebut dan disuntikan sesuatu, sama seperti yang dialami orang-orang sebelumnya. Mereka yang baru saja disuntikan sesuatu itu memang langsung tenang, namun tidak lama kemudian, mereka langsung memuntahkan banyak darah dari mulut mereka. Beberapa menit setelah mereka memuntahkan darah, sebuah tato bercorak berwarna hitam pun muncul di beberapa bagian tubuh mereka. Bola mata mereka pun juga berubah warna menjadi hitam pekat.
Melihat hal-hal yang terjadi di tempat itu, bisa dibilang kalau tempat itu merupakan tempat pembuatan 'subjek' yang dimiliki oleh Duke Remy.
Duke Remy yang baru saja tiba di tempat itu pun langsung disambut oleh beberapa prajurit dan orang berpakaian bangsawan di tempat itu. Namun Duke Remy menghiraukan sambutan itu dan beliau terus melangkah menuju salah satu ruang tahanan yang berada di tempat itu. Ketika sudah sampai di ruang tahanan itu, beliau pun langsung masuk ke ruang tahanan itu.
"Maaf karena telah membuat kalian menunggu lama karena sejak siang tadi banyak sekali tamu yang berkunjung ke kediamanku. Jadi baru saat ini aku bisa menemui kalian," ucap Duke Remy sambil tersenyum.
Di hadapan Duke Remy saat ini, terlihat ada Raja Albert, Duchess San Minerva yaitu Duchess Harriet, dan Duchess San Angela yaitu Duchess Claret. Mereka bertiga sedang dalam kondisi terikat di kedua tangan dan kaki mereka. Selain itu, mereka bertiga juga mengalami luka di beberapa bagian tubuh mereka.
"Remy! Dasar pengkhianat keparat!," ucap Duchess Claret yang tampak marah.
-Bersambung