Chereads / Peace Hunter / Chapter 298 - Chapter 298 : Pengkhianatan Duke Remy

Chapter 298 - Chapter 298 : Pengkhianatan Duke Remy

"Remy! Dasar pengkhianat keparat!," ucap Duchess Claret yang tampak marah.

Duke Remy lalu menoleh ke arah Duchess Claret.

"Hmmm, kenapa kamu berkata seperti itu kepadaku, nona Claret ? Padahal aku sudah susah payah datang untuk menemui kalian bertiga, tetapi kamu malah berkata seperti itu kepadaku," ucap Duke Remy.

"Tidak usah banyak bicara kau, pengkhianat. Suami dan anakku meninggal gara-gara kau, kau harus membayarnya," ucap Duchess Claret.

"Bagaimana bisa kamu menuduh kalau aku lah yang telah membuat suami dan anakmu meninggal ? Anakmu telah dibunuh oleh Rid Archie di hutan Hevea, sedangkan suamimu telah dibunuh oleh Yang Mulia Ratu di gedung pengadilan. Jadi bukan aku yang telah membuat suami dan anakmu meninggal," ucap Duke Remy.

"Kau pandai sekali membuat alasan, Remy. Suami dan anakku meninggal karena terlibat dalam rencana yang kau buat. Secara tidak langsung, kau lah yang telah membunuh mereka berdua," ucap Duchess Claret.

Setelah Duchess Claret mengatakan itu, Duke Remy langsung mencengkeram mulut dan dagu Duchess Claret dengan tangannya.

"Jaga bicaramu, Claret. Mereka berdua meninggal karena kebodohan mereka sendiri. Kebodohan mereka tidak ada hubungannya dengan rencana yang aku buat. Jika menurutmu mereka berdua meninggal karena terlibat dalam rencana yang aku buat, itu salah mereka sendiri karena mereka lah yang menerima ajakanku untuk merencanakan pembunuhan kepada Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Jika mereka tidak menerima ajakanku, mereka pastinya saat ini masih hidup," ucap Duke Remy.

Duke Remy berkata seperti itu sambil terus mencengkeram mulut dan dagu Duchess Claret. Duchess Claret terlihat seperti ingin berbicara namun tidak bisa karena mulutnya sedang dicengkeram oleh Duke Remy.

"Tewasnya Enzo dan cerobohnya para prajurit tuan James dalam membersihkan bukti-bukti di hutan Hevea menjadi awal mula terkuaknya rencana pembunuhan ini. Rencana ini terkuak karena kebodohan suamimu sendiri yang tidak becus dalam memerintah para prajuritnya untuk menghapus bukti-bukti itu. Karena hal itu aku harus membuat rencana yang baru untuk ke depannya. Jika ingin menyalahkan seseorang, lebih baik salahkan suamimu sendiri, Claret," ucap Duke Remy.

Kemudian, Duke Remy pun melepaskan cengkramannya dari mulut dan dagu Duchess Claret.

"Hah, apanya yang mengajak ? Kau mengundang suami dan anakku untuk ikut dalam rencanamu dengan cara menghasut. Kau itu dikenal sebagai penghasut yang handal, wajar saja jika suami dan anakku terhasut untuk ikut dalam rencanamu," ucap Duchess Claret.

"Sama saja, mau itu mengajak atau menghasut, faktanya suami dan anakmu lah yang pada akhirnya menerima untuk ikut terlibat dalam rencanaku. Itu salah mereka sendiri karena mau terlibat dalam rencanaku. Jika mereka dengan mudahnya menerima untuk terlibat dalam rencanaku, itu menandakan kalau mereka itu adalah orang yang mudah dibodohi," ucap Duke Remy.

"Kau!!!!," ucap Duchess Claret yang tampak marah.

Duchess Claret berusaha melepaskan diri dari rantai yang mengikat tangan dan kakinya untuk menyerang Duke Remy. Namun dia tidak bisa melepaskan diri dari rantai itu.

"Sudah cukup, nona Claret. Kamu tidak perlu untuk terus meladeni sampah yang berbicara ini," ucap Duchess Harriet.

Setelan mendengar perkataan Duchess Harriet, Duke Remy pun langsung menoleh ke arah Duchess Harriet setelah sebelumnya melihat ke arah Duchess Claret.

"Sampah yang berbicara ? Aku tidak menyangka kalau kata-kata itu keluar dari mulut seorang mantan Priest gereja Sancta Lux kerajaan San Fulgen," ucap Duke Remy.

"Apa menurutmu kata-kata itu tidak boleh keluar dari mulut seorang mantan Priest ? Jangankan seorang mantan Priest atau bahkan Priest yang masih aktif, aku yakin bahkan Holy Priests yang berada di Holy Kingdom pun juga akan memanggil anda sampah setelah melihat kelakuan anda, tuan Remy," ucap Duchess Harriet.

"Kamu hanya membenarkan alasanmu saja dengan membawa-bawa Holy Priests," ucap Duke Remy.

"Terserah. Jadi, apakah alasan anda mengkhianati suamiku, tuan James dan bahkan tuan Marcelo adalah karena kesalahan yang dilakukan oleh tuan James dalam memerintahkan para prajuritnya untuk menghapus semua bukti yang ada ?," tanya Duchess Harriet.

"Iya, itu benar. Jauh sebelum rencana ini terkuak, aku sudah tahu tentang tuan Louis yang yang mempunyai mata-mata di kediaman tuan James. Tuan Louis tidak hanya mempunyai mata-mata di kediaman tuan James saja, tetapi dia juga mempunyai mata-mata di kediaman tuan Darwin dan juga kediamanku. Untuk mata-mata di kediamanku, aku sudah mengatasinya. Mata-mata milik tuan Louis di kediamanku sekarang berada di bawah kendaliku. Jadi mata-mata itu tetap memberikan informasi kepada tuan Louis, tetapi informasi itu adalah informasi palsu yang kuberikan kepadanya. Jadi tuan Louis tidak akan pernah tahu informasi sebenarnya dari kediaman ini,"

"Untuk mata-mata di kediaman tuan Darwin dan tuan James, aku tidak mengatasinya karena itu bukanlah kewajibanku. Seharusnya mereka berdua lah yang harus mengatasi jika ada mata-mata di kediaman mereka. Karena mereka tidak mengetahui adanya mata-mata di kediaman mereka, itu menandakan kalau mereka itu sudah lalai. Kelalaian mereka lah yang membuat rencana ini terkuak,"

"Aku tahu kalau cepat atau lambat mata-mata yang ditempatkan di kedua kediaman itu akan mendapatkan beberapa informasi tersembunyi yang kita rahasiakan, salah satunya adalah rencana pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dah seluruh keluarga San Lucia. Apalagi dengan ditangkapnya Rid Archie setelah kejadian di hutan Hevea, tuan Louis selaku ayah dari Irene yang merupakan pacar dari Rid Archie saat ini pasti akan memerintahkan mata-matanya untuk secepatnya menemukan informasi mencurigakan dari kediaman kita, khususnya kediaman tuan James. Insiden di hutan Hevea itu ada hubungannya dengan tuan James karena prajurit tuan James terlibat di hutan itu, maka dari itu tuan James lah yang paling dicurigai oleh tuan Louis,"

"Oleh karena itu, aku sudah menyiapkan rencana lain, yaitu dengan menyiapkan dokumen informasi lain yang menjelaskan kalau aku tidak terlibat dalam rencana itu. Lalu aku menyuruh mata-mata yang aku miliki untuk menyelundupkan dokumen itu ke kediaman tuan James dan mengambil dokumen informasi dimana ada namaku di dokumen itu. Aku juga melakukan hal yang sama di kediaman Duke Darwin, Marquess Marcelo dan bangsawan lain yang terlibat dalam rencana ini. Jadi jika prajurit kerajaan San Fulgen memeriksa setiap kediaman itu, mereka akan tetap menemukan dokumen informasi tentang rencana pembunuhan itu, namun di dokumen informasi itu tidak tercantum namaku sama sekali. Dan benar saja, dokumen itu pun ditemukan di kediaman tuan James. Lalu rencana pembunuhan itu pun terkuak di gedung pengadilan dengan adanya bukti percakapan antara Rid Archie dengan Enzo yang dimiliki oleh kepala akademi. Ditambah oleh bukti-bukti yang ditemukan ditemukan oleh komandan Asier dan tuan Louis, terkuaknya rencana pembunuhan itu pun tidak dapat dibantahkan. Setelah apa yang terjadi di gedung pengadilan, para prajurit kerajaan pun diperintahkan untuk memeriksa kediaman-kediaman orang yang terlibat dalam rencana itu. Mereka pun menemukan dokumen-dokumen palsu yang kuselundupkan di setiap kediaman itu. Tidak ada namaku sama sekali di dokumen palsu itu yang membuat saat ini aku tetap aman. Tidak akan ada satupun orang yang akan menangkapku ataupun mencurigaiku meskipun akulah yang sebenarnya membuat rencana pembunuhan itu," ucap Duke Remy.

Duchess Claret yang mendengar itu mulai marah kembali.

"Kau benar-benar keparat, dasar pengkhianat. Jika kau bisa membuat dokumen palsu itu, kenapa kau tidak membuat dokumen palsu dimana suamiku dan tuan James tidak tercantum dalam dokumen itu ? Kenapa hanya kau saja yang tidak tercantum ?," tanya Duchess Claret.

"Kenapa aku harus melakukan itu ? Asal kamu tahu saja, Claret, mereka yang terlibat dalam rencanaku tidak lebih dari sekedar bidak, termasuk tuan James dan tuan Darwin. Jadi jika ada kesalahan dalam rencana yang ku buat sebelumnya dan rencana itu beresiko akan diketahui, maka aku lebih baik menyelamatkan diriku sendiri, aku tidak peduli dengan para bidak itu. Lagipula tanpa aku menyiapkan dokumen palsu itu, cepat atau lambat rencana itu pun pasti akan terkuak karena kelalaian mereka sendiri. Untuk apa aku menyelamatkan mereka yang sudah lalai dan membuat rencanaku hancur ?,"

"Namun, meskipun terkuaknya rencana pembunuhan itu sebagian besar diakibatkan karena kelalaian mereka, mereka masih tetaplah bidak yang berguna, setidaknya sebagai pasukan tempur," ucap Duke Remy.

"Pasukan tempur ? Apa maksudmu ?," tanya Duchess Claret yang bingung.

"Ah benar juga, kamu tidak mengetahui dengan rinci tentang apa yang terjadi di gedung pengadilan karena anak buahku telah lebih dulu membawamu ke tempat ini sebelum kamu mengetahui itu. Begitupun dengan kalian berdua, nona Harriet, Raja Albert. Kalian juga tidak mengetahui tentang apa yang terjadi di gedung pengadilan dari surat kabar karena kalian terus berada di tempat ini sejak dibawa oleh anak buahku. Kalian hanya mengetahui kalau tuan James, tuan Darwin dan tuan Marcelo telah tewas di gedung pengadilan dan juga tentang pengkhianatanku tetapi kalian tidak tahu kejadian lengkapnya. Kalau begitu biar aku beritahu kalian,"

"Kemarin, di gedung pengadilan, sebenarnya telah terjadi suatu insiden yang menghebohkan seluruh kerajaan San Fulgen. Tidak hanya karena terkuaknya rencana pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia, tetapi juga karena ada serangan yang dilakukan sekelompok iblis di gedung pengadilan itu," ucap Duke Remy.

"Sekelompok iblis ? Apa yang kau bicarakan ? Tidak mungkin ada iblis di kerajaan San Fulgen karena jarak kerajaan San Fulgen dengan benua selatan sangatlah jauh," tanya Duchess Claret.

Duchess Harriet pun mengangguk setuju, sementara Raja Albert hanya diam saja tanpa memberikan respon apapun.

"Benar juga, kalian berdua tidak mengetahui tentang 'subjek' percobaan lain selain 'subjek' percobaan yang menggunakan jantung Elf. Kalau begitu, aku ingin bertanya kepada kalian berdua, kalian tahu kan ciri-ciri yang dimiliki oleh ras Iblis ?," tanya Duke Remy.

"Tentu saja, ras Iblis memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Mereka juga memiliki tato bercorak berwarna hitam pekat di beberapa bagian tubuh mereka. Teruntuk ras Iblis berdarah murni, mereka mempunyai pupil mata berwarna merah pekat dan pupil mata itu memiliki beragam bentuk," ucap Duchess Claret.

"Jawabanmu benar, Claret. Selain pupil berwarna merah pekat, tidakkah ciri-ciri ras Iblis yang kamu katakan tadi sama dengan orang-orang yang berada di tempat ini ?," tanya Duke Remy.

Duchess Claret pun terdiam setelah mendengar perkataan Duke Remy. Dia lalu mulai memperhatikan ke luar ruang tahanan itu untuk melihat orang-orang yang berada di luar ruang tahanan. Perkataan Duke Remy benar, orang-orang yang berada di luar ruang tahanan memiliki ciri-ciri yang sama seperti ciri-ciri yang dimiliki oleh ras Iblis, kecuali ciri-ciri tentang memiliki pupil berwarna merah pekat. Duchess Claret yang baru menyadari hal itu pun mulai terkejut.

"Orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti ras Iblis, serangan Iblis di gedung pengadilan dan bidak untuk pasukan tempur. Jangan bilang, kalau kau-," ucap Duchess Claret.

Namun sebelum Duchess Claret menyelesaikan perkataannya, Duke Remy tiba-tiba memotong perkataannya.

"Akhirnya kamu sadar juga, Claret. Itu benar, bidak untuk pasukan tempur yang ku maksud adalah tuan James, tuan Darwin, tuan Marcelo dan beberapa orang lainnya yang berada di gedung pengadilan. Serangan sekelompok iblis yang terjadi di gedung pengadilan itu adalah perbuatan mereka. Mereka termasuk tuan James dan tuan Darwin sudah aku ubah menjadi iblis untuk membuat kekacauan di gedung pengadilan. Alasan mereka dibunuh di gedung pengadilan karena mereka telah berubah menjadi iblis dan membuat kekacauan disana," ucap Duke Remy sambil tersenyum.

Duchess Harriet yang mendengar itu tampak terkejut. Duchess Claret pun juga sama namun disaat yang sama dia juga terlihat sedang menahan amarah. Tidak lama kemudian, amarahnya itu pun dilampiaskan.

"KAU BENAR-BENAR KEPARAT, REMY!!!," teriak Duchess Claret yang sangat marah.

-Bersambung