Pukul 3 sore, di San Fulgen Akademiya.
Jam pelajaran untuk hari ini pun telah selesai. Para murid yang berada di kelas segera bergegas keluar kelas untuk kembali ke asrama mereka atau untuk melakukan pertandingan harian. Charles dan Chloe juga terlihat langsung bergegas keluar dari kelas begitu jam pelajaran telah berakhir. Aku dan yang lainnya hanya terdiam melihat Charles dan Chloe yang bergegas keluar dari kelas. Kami pun juga tidak berniat untuk menahan atau menghentikan mereka.
"Apa tidak apa-apa untuk membiarkan mereka pergi, ketua ?," tanya Noa yang sedang menghampiriku.
"Tidak apa-apa, lagipula jika kita menahan mereka berdua pun mereka pasti akan tetap memaksa untuk pergi. Saat ini suasana hati mereka sedang tidak baik setelah mengetahui tentang rencana pembunuhan itu dan tentang ayah mereka sendiri, biarkan mereka untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Daripada itu, kenapa kamu memanggilku dengan sebutan 'ketua', Noa ?," tanyaku.
"Kamu kan sudah menjadi ketua Elevrad yang baru. Aku sudah diberitahu tentang itu oleh putri Irene, jadi tidak ada salahnya kan memanggilmu dengan sebutan 'ketua' ?," tanya Noa.
"Meski aku sudah menjadi ketua Elevrad, aku mau kamu tetap memanggilku dengan namaku, bukan dengan jabatanku," ucapku.
"Hmmm baiklah. Aku akan tetap memanggilmu dengan memakai namamu, tetapi terkadang aku juga akan memanggilmu dengan jabatanmu," ucap Noa.
"Paling kamu berniat memanggilku dengan jabatanku hanya untuk meledekku saja," ucapku.
"Haha kamu tahu saja," ucap Noa.
"Ya sudah terserah kamu saja. Aku tidak akan mempermasalahkannya. Daripada itu, Noa, apa kalian semua tadi sudah melakukan pertandingan harian ?," tanyaku.
"Aku sudah melakukan pertandingan harian tadi siang. Julie, Leandra dan Lillian juga sudah melakukan pertandingan harian. Namun Kotaro dan Lily belum melakukan pertandingan harian meskipun mereka sudah mendapatkan lawan masing-masing. Itu karena tadi waktu istirahat sudah lebih dulu selesai sebelum mereka berdua melakukan pertandingan harian," ucap Noa.
"Begitu ya, berarti tidak hanya aku dan Irene saja yang belum melakukan pertandingan harian. Ngomong-ngomong, apa kamu tadi melihat Charles dan Chloe ketika pergi ke arena pertandingan untuk melakukan pertandingan harian ?," tanyaku.
"Tidak, aku tidak melihat Charles dan Chloe di arena pertandingan saat istirahat tadi," ucap Noa.
"Hmmm begitu ya, aku penasaran mereka sudah melakukan pertandingan harian atau belum. Jika mereka tadi siang belum melakukan pertandingan harian, mungkin aku akan bertemu dengannya di arena pertandingan nanti," ucapku.
"Apa kamu setelah ini akan langsung melakukan pertandingan harian, Rid ?," tanya Noa.
"Iya, lagipula setelah ini aku tidak ada urusan seperti berkumpul di ruangan Elevrad karena tadi siang aku sudah berkumpul di ruangan itu. Jadi aku akan langsung melakukan pertandingan harian setelah ini," ucapku.
"Kalau begitu aku ikut, teman-teman yang lainnya pun juga pasti akan ikut meskipun beberapa dari mereka sudah melakukan pertandingan harian," ucap Noa.
"Baiklah, ajak saja yang lainnya untuk ikut pergi ke arena pertandingan di lantai 2. Aku dan Irene akan pergi duluan karena kami berdua harus mencari lawan kami untuk pertandingan harian terlebih dahulu sebelum arena pertandingan itu menjadi semakin ramai," ucapku.
"Baiklah, Rid, kalau begitu aku akan kumpulkan teman-teman yang lain dulu," ucap Noa.
"Iya," ucapku kepada Noa.
Lalu kemudian aku menoleh ke arah Irene yang sedang duduk di kursinya yang berada tepat di sampingku.
"Ayo kita pergi duluan ke arena pertandingan, Irene," ucapku kepada Irene.
"Iya," ucap Irene.
Lalu aku dan Irene pun pergi meninggalkan kelas untuk menuju arena pertandingan.
-
1 jam kemudian.
Kami semua pun telah melakukan pertandingan harian untuk hari ini. Namun sayang sekali kami tidak menemukan Charles dan Chloe di arena pertandingan. Sepertinya mereka sudah melakukan pertandingan harian dan langsung pulang ke asrama.
Setelah kami selesai melakukan pertandingan harian, kami seperti biasa pergi ke area pertokoan untuk membeli makanan dan jalan-jalan sore berkeliling akademi. Setelah selesai melakukan itu, kami pun langsung kembali ke asrama.
-
Di gedung Asrama.
Aku, Irene dan Noa telah sampai di lantai tempat asrama kami berada.
"Aku masuk ke asramaku dulu ya Rid, putri Irene. Sampai jumpa besok," ucap Noa.
"Iya, sampai jumpa besok, Noa," ucapku.
"Sampai jumpa besok," ucap Irene.
Lalu Noa pun berjalan ke asramanya dan segera masuk ke asramanya itu. Sementara aku dan Irene pun juga berjalan menuju ke arah asrama kami masing-masing, meskipun setelah ini Irene memutuskan untuk mampir ke asramaku terlebih dahulu. Saat aku sedang berjalan di antara asrama Chloe dan asrama Charles, aku pun langsung berhenti dan menoleh ke arah kedua asrama itu. Aku merasakan ada aura Chloe dan Charles di asrama Charles. Irene yang melihatku tiba-tiba berhenti pun nampak tahu apa yang sedang aku lakukan. Irene pun juga menoleh ke arah asrama Chloe dan asrama Charles.
"Pangeran Charles dan Chloe sedang berada di asrama pangeran Charles," ucap Irene.
"Iya. Mereka kelihatannya masih ingin menenangkan diri. Ya sudah biarkan saja, lebih baik kita segera pergi ke asramaku, Irene," ucapku.
"Iya," ucap Irene.
Aku dan Irene pun melanjutkan langkahku untuk menuju asramaku.
-
Pukul 7 malam, di asrama Rid.
Setelah selesai makan malam, aku dan Irene langsung merapihkan alat-alat makan yang baru saja dipakai untuk segera dicuci. Aku dan Irene pun mencuci alat-alat makan itu bersama-sama. Selagi sedang mencuci, kami berdua pun saling mengobrol.
"Irene, kamu mau berada di asramaku sampai jam berapa ?," tanyaku.
"Hmmm entahlah, kenapa kamu bertanya seperti itu, Rid ?," tanya Irene.
"Aku kepikiran dengan keadaan Charles dan Chloe. Aku berniat untuk menemui mereka sendiri malam ini, maka dari itu aku bertanya kepadamu terlebih dahulu tentang kamu mau berada di asramaku sampai jam berapa. Karena saat aku pergi untuk menemui Charles dan Chloe, aku mungkin akan meninggalkanmu di asrama ini jika kamu masih akan tetap berada di asrama ini," ucapku.
"Hmmm begitu ya. Kalau begitu aku akan kembali ke asramaku setelah selesai mencuci alat-alat makan ini," ucap Irene.
"Baiklah. Aku minta maaf karena aku secara tidak langsung seperti menyuruhmu pergi dari asramaku, Irene," ucapku.
"Tidak perlu minta maaf, Rid. Lagipula malam ini kamu ada perlu dengan pangeran Charles dan Chloe, jadi kamu harus meninggalkan asramamu ini. Tentu saja kalau kamu pergi meninggalkan asrama ini, aku juga harus pergi meninggalkan asrama ini. Kalaupun kamu tidak ada perlu dengan pangeran Charles dan Chloe malam ini, mungkin aku juga akan langsung pulang setelah mencuci alat-alat makan ini, karena aku tidak tahu lagi apa yang mau aku lakukan di asramamu, jadi lebih baik aku pulang," ucap Irene.
"Begitu ya, terima kasih atas perhatiannya, Irene," ucapku.
"Iya, sama-sama, Rid," ucap Irene.
Lalu kami pun melanjutkan untuk mencuci alat-alat makan itu.
-
Beberapa menit kemudian.
Kami berdua pun telah selesai mencuci alat-alat makan yang baru saja kami pakai lalu menaruhnya di rak. Setelah itu, Irene pun bersiap-siap untuk kembali ke asramanya. Aku pun juga bersiap-siap untuk menghampiri Charles dan Chloe di asrama mereka. Setelah selesai bersiap-siap, kami berdua pun keluar dari asramaku dan berjalan menuju asrama Irene.
"Aku kembali ke asramaku dulu, Rid," ucap Irene.
"Iya, Irene," ucapku.
Irene lalu membuka kunci dan pintu asramanya, setelah itu Irene pun masuk ke asramanya. Sebelum menutup pintu asramanya, Irene pun melihat ke arahku dan aku pun juga melihat ke arahnya.
"Semangat, Rid," ucap Irene.
Setelah mengatakan itu, Irene langsung menutup pintu asramanya dari dalam, sementara aku terus melihat ke arah pintu asrama Irene yang telah tertutup.
"Sampai disemangati seperti itu, padahal aku hanya ingin menemui Charles dan Chloe saja. Sepertinya alasan Irene menyemangatiku adalah agar aku semangat untuk bisa menenangkan suasana hati Charles dan Chloe saat ini. Meski Irene dari luar tampak seperti orang dengan sikap yang dingin, tetapi aslinya dia itu orang yang sangat perhatian,"
"Sebelumnya, aku belum pernah menghibur orang lain sama sekali, jadi aku tidak memiliki pengalaman akan hal ini. Namun karena aku sudah disemangati oleh Irene, sepertinya aku harus berhasil untuk menghibur Charles dan Chloe agar mereka berdua dapat bersikap seperti semula," pikirku.
Kemudian, aku pun melanjutkan langkahku untuk menuju asrama Charles. Ketika sampai di depan pintu asrama Charles, aku pun langsung mengetuk pintu itu sebanyak 3 kali. 3 kali ketukan pertama belum ada respon sama sekali. Lalu aku pun mengetuk sebanyak 3 kali lagi. 3 kali ketukan kedua ternyata belum ada respon juga. Aku pun berniat untuk mengetuk lagi sebanyak 3 kali. Namun saat aku hendak mengetuk pintu itu lagi, tiba-tiba terdengar suara kunci yang terbuka dan setelah itu, pintu asrama Charles pun terbuka secara perlahan. Aku pun melihat ke pintu yang terbuka secara perlahan itu. Lalu saat pintu itu sudah terbuka lumayan lebar, aku melihat Charles yang sedang memegang pintu itu. Ternyata Charles sendiri lah yang membukakan pintu itu. Charles sedikit terkejut ketika mengetahui kalau akulah yang mengetuk pintu asramanya.
"Rid, ada perlu apa kamu mengetuk asramaku ?," tanya Charles.
"Ada hal yang ingin kubicarakan. Sebelum itu, apa Chloe ada di dalam ?," tanyaku.
"Iya, Chloe ada di dalam. Tetapi saat ini dia tidak bisa diganggu. Jika kamu ingin membicarakan sesuatu dengan Chloe, mungkin aku tidak akan mengizinkanmu," ucap Charles.
"Hmmm begitu ya, kalau begitu aku hanya akan berbicara denganmu saja," ucapku.
"Apa yang ingin kamu bicarakan, Rid ?," tanya Charles.
"Aku tidak akan membicarakannya disini. Aku akan membicarakannya di tempat lain. Ada tempat yang cocok untuk membicarakan ini. Ikuti aku, Charles," ucapku.
-
Sementara itu, di suatu jalan yang berada di kota San Quentine.
Terlihat di jalan itu saat ini tengah banyak orang yang sedang beraktivitas di malam hari. Di antara banyaknya orang-orang yang berada di jalan itu, terlihat ada seorang wanita berjubah panjang yang sedang berjalan melewati banyaknya orang-orang itu. Wanita itu memiliki mata yang berwarna hitam pekat dengan pupil mata berbentuk seperti bunga Lily yang berwarna merah pekat seperti darah. Wanita itu adalah wanita yang kemarin sedang mengawasi area sekitar gedung pengadilan dari atap gedung pengadilan.
Wanita itu terus berjalan melewati orang-orang yang berada di jalan itu untuk menuju suatu tempat yang berada di wilayah San Quentine.
-Bersambung