Chereads / Peace Hunter / Chapter 294 - Chapter 294 : Pertemuan Komandan Prajurit San Fulgen part 3

Chapter 294 - Chapter 294 : Pertemuan Komandan Prajurit San Fulgen part 3

Ratu Kayana kemudian menghentikan sihir gravitasi yang menahan komandan Ivana dan komandan Allister. Setelah itu, komandan Ivana dan komandan Allister pun akhirnya bisa bergerak dan bangkit kembali setelah sebelumnya hanya bisa terbaring di lantai sambil menahan beban berat.

"Sekarang beritahu aku, kenapa kalian berdua berniat saling bertarung ?," tanya Ratu Kayana.

Komandan Ivana dan komandan Allister pun saling memberi alasan. Namun Ratu Kayana belum sepenuhnya percaya dengan alasan komandan Ivana dan komandan Allister. Ratu Kayana kemudian bertanya ke nona Violetta, komandan Asier dan komandan Keira tentang kenapa komandan Ivana dan komandan Allister mau bertarung. Alasan Ratu Kayana bertanya kepada mereka bertiga karena mereka bertiga lah yang melihat langsung komandan Ivana dan komandan Allister yang berniat bertarung. Mereka bertiga pun menjelaskan tentang itu kepada Ratu Kayana, lalu Ratu Kayana pun akhirnya mengerti tentang kenapa komandan Ivana dan komandan Allister berniat bertarung.

"Hmm jadi begitu. Jika memang begitu, kalian berdua lah yang salah dalam hal ini. Allister, kenapa kamu tidak menuruti perkataan Ivana untuk segera duduk ? Lagipula Ivana hanya mau menyuruhmu untuk duduk tenang tetapi kamu malah mengoceh tentang keberadaan Violetta. Apa kamu keberatan dengan keputusanku yang menunjuk Violetta sebagai komandan prajurit yang baru meskipun dia hanya menjaga wilayah akademi saja ?," tanya Ratu Kayana.

"Saya hanya keberatan dengan gelar yang dia punya sebagai komandan prajurit, Yang Mulia Ratu. Padahal dia hanya menjaga wilayah kecil seperti akademi, tetapi dia malah mendapatkan gelar sebagai komandan prajurit. Saya tidak keberatan dengan keputusan Yang Mulia Ratu yang menunjuk orang kuat untuk menjaga akademi," ucap komandan Allister.

"Sudah jelas kalau Violetta aku beri gelar sebagai komandan prajurit, karena selain menjaga akademi, dia juga memimpin para prajurit yang berjaga di akademi. Ini adalah keputusan yang aku buat, kamu tidak perlu untuk merasa keberatan. Lagipula penunjukan Violetta sebagai komandan prajurit tidak akan berdampak apapun padamu. Kamu masih akan tetap menjadi komandan prajurit 'Strom Leopard'. Apa kamu mengerti ?," tanya Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu. Kalau begitu saya tidak akan keberatan lagi," ucap komandan Allister.

Meski komandan Allister berkata seperti itu, namun raut wajahnya terlihat tidak puas.

"Lalu, Ivana, aku tahu kalau kamu kesal dengan sikap Allister yang tidak mau duduk meskipun sudah kamu suruh berulang kali. Tetapi bukan berarti kamu harus sampai menyerangnya," ucap Ratu Kayana.

"Saya minta maaf, Yang Mulia Ratu. Saya berjanji saya tidak akan mengulanginya lagi," ucap komandan Ivana.

"Ya sudah kalau begitu. Sebagai hukuman karena kalian telah membuat keributan di ruangan ini, kalian tidak diizinkan untuk menyembuhkan luka kalian yang diakibatkan oleh sihir gravitasiku selama kalian masih berada di ruangan ini. Kalian baru boleh menyembuhkan luka kalian setelah pembicaraan di ruangan ini telah selesai dan kalian telah meninggalkan ruangan ini," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Ivana dan komandan Allister.

"Sekarang kalian duduklah di kursi yang sudah tersedia," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Ivana dan komandan Allister.

Lalu mereka berdua pun mulai duduk di kursi yang disediakan.

"Anda juga segeralah duduk, tuan Oliver," ucap Ratu Kayana kepada komandan Oliver yang berada di belakangnya.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.

Komandan Oliver lalu mulai melangkah menuju kursi dan langsung duduk di kursi tersebut. Sementara itu, Ratu Kayana sedang melihat ke arah lantai yang retak akibat sihir gravitasi miliknya. Ratu Kayana lalu menghentakkan kaki ke lantai yang berada di bawah kakinya. Setelah itu, retakan pada lantai itu tiba-tiba mulai menyatu kembali. Lantai itu pun kembali sepertinya sebelumnya. Setelah memperbaiki lantai itu, Ratu Kayana pun mulai berjalan menuju kursi yang kosong dan langsung duduk di kursi tersebut.

"Karena kalian semua sudah hadir di ruangan ini, mari kita segera mulai diskusinya. Aku yakin kalian tahu alasan aku memanggil kalian semua ke ruangan ini. Ini tentang situasi kerajaan akibat kejadian besar yang terjadi kemarin. Seperti yang kalian tahu, kemarin di gedung pengadilan, terungkap rencana pembunuhan terhadapku dan seluruh keluarga San Lucia yang direncanakan oleh tuan Darwin, tuan James dan Marquess Marcelo. Mereka bertiga yang merencanakan itu telah tewas kemarin di gedung pengadilan dalam keadaan sudah berubah menjadi iblis. Ada kemungkinan kalau ada orang lain yang terlibat dalam rencana itu selain mereka bertiga,"

"Kemungkinan orang lain yang terlibat itu adalah nona Claret, nona Harriet dan suamiku, yaitu Raja Albert. Itu karena mereka bertiga tiba-tiba menghilang setelah rencana pembunuhan itu terungkap. Terlebih untuk suamiku sendiri, dia sudah dipastikan terlibat dalam rencana pembunuhan itu karena ditemukannya bukti dokumen di kediaman tuan James yang menyebutkan kalau dia terlibat dalam rencana itu. Karena hal itu, dia langsung melarikan diri meninggalkan istana dan keberadaannya saat ini tidak diketahui. Untuk menemukan keberadaannya, aku bahkan sampai menerbitkan bounty atau hadiah bagi mereka yang bisa menemukan dan menangkapnya hidup-hidup. Karena aku masih membutuhkan penjelasan langsung darinya, makanya aku menginginkan dia hidup-hidup,"

"Meski sudah ada beberapa orang yang dicurigai juga terlibat dalam rencana itu, aku meyakini kalau ada lebih banyak orang lagi yang terlibat dalam rencana itu. Untuk itu, aku mengundang kalian semua untuk datang ke ruangan ini untuk membahas tentang orang-orang yang terlibat dalam rencana itu dan membahas tentang situasi di kerajaan San Fulgen yang terjadi saat ini dan yang akan terjadi kedepannya,"

"Pertama, aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian. Apakah ada hal aneh seperti adanya pergerakan orang yang tidak biasa atau yang lainnya yang terjadi di wilayah tempat kalian bertugas selama beberapa hari ini ?,"

"Ivana, apakah ada hal aneh yang terjadi di wilayah San Quentine ?," tanya Ratu Kayana.

Komandan Ivana lalu langsung menjawab pertanyaan dari Ratu Kayana.

"Hal yang aneh ya, selain saat saya di perintah untuk memeriksa kediaman tuan Duke Remy, selama beberapa hari ini tidak ada hal atau pergerakan yang aneh yang ada di wilayah San Quentine. Mungkin ada satu, yaitu orang-orang pengungsi dari negeri Kaminari yang masuk dengan cara ilegal ke kerajaan kita. Mereka menaiki perahu lalu berlabuh di wilayah pantai atau teluk tak berpenghuni yang luput dari pengawasan para prajuritku. Meski mereka telah berlabuh lewat pantai atau teluk itu, mereka tetap dapat kami tahan setelah mereka pergi dan singgah di wilayah penduduk setempat," ucap komandan Ivana.

"Pengungsi dari negeri Kaminari ya, bukannya itu sudah biasa jika wilayah San Quentine didatangi oleh pengungsi dari negeri Kaminari karena negeri Kaminari berada di seberang laut dari pelabuhan San Quentine. Lalu apanya yang aneh, Ivana ?," tanya Ratu Kayana.

"Memang hal ini seharusnya bukanlah hal yang aneh karena pengungsi dari negeri Kaminari memang sering berlabuh secara ilegal di wilayah San Quentine. Namun yang anehnya adalah selama beberapa hari ini, para pengungsi yang berlabuh secara ilegal di wilayah San Quentine lebih banyak dari biasanya. Mungkin ini ada hubungannya dengan kabar kalau perang saudara yang berlangsung di negeri Kaminari itu sudah menjadi dahsyat, sama halnya seperti perang besar. Maka dari itu banyak penduduk negeri Kaminari yang mengungsi ke negara dan kerajaan lain, salah satunya adalah kerajaan San Fulgen," ucap komandan Ivana.

"Perang saudara ya. Sayangnya negeri Kaminari dan kerajaan kita tidak memiliki hubungan kerja sama, jadi kita tidak bisa ikut campur dalam perang saudara yang terjadi disana. Jika kita memiliki hubungan kerja sama, mungkin aku akan mengutusmu untuk membantu meredakan perang saudara yang berlangsung disana, Ivana. Lagipula kamu memiliki darah keturunan dari penduduk negeri Kaminari yang berasal dari ibumu," ucap Ratu Kayana.

"Meski saya memiliki darah keturunan dari penduduk negeri Kaminari, saya belum pernah ke negeri itu sama sekali, Yang Mulia Ratu. Saya sama saja seperti orang asing bagi penduduk negeri itu. Jika saya diutus kesana pun saya tidak yakin kalau saya dapat membantu meredakan perang saudara yang terjadi disana," ucap komandan Ivana.

"Yah, kamu ada benarnya juga. Daripada itu, bagaimana dengan para pengungsi dari negeri Kaminari ? Kamu bilang kalau kalian berhasil menahan mereka, apa kamu membawa mereka ke penjara ?," tanya Ratu Kayana.

"Tidak, Yang Mulia Ratu. Saya memang bilang kalau kami berhasil menahan mereka, tapi kami tidak memenjarakan mereka. Setelah menahan mereka, kami langsung melaporkan tentang hal ini kepada tuan Duke Remy selaku pemimpin wilayah San Quentine. Kami membawa mereka ke tuan Duke Remy untuk mencarikan solusi bagi mereka yang merupakan pengungsi ini yaitu tentang apakah mereka diizinkan tinggal di wilayah San Quentine atau mereka harus pergi dari wilayah San Quentine," ucap komandan Ivana.

"Lalu apa solusi tuan Remy untuk para pengungsi itu ?," tanya Ratu Kayana.

"Tuan Remy secara tidak terduga mengizinkan para pengungsi itu untuk tinggal di wilayah San Quentine, bahkan beliau juga akan memberikan tempat tinggal kepada para pengungsi itu. Para pengungsi itu saat ini berada di bawah perlindungan dan pengawasan tuan Duke Remy," ucap komandan Ivana.

-Bersambung