Chereads / Peace Hunter / Chapter 293 - Chapter 293 : Pertemuan Komandan Prajurit San Fulgen part 2

Chapter 293 - Chapter 293 : Pertemuan Komandan Prajurit San Fulgen part 2

"Sepertinya ada seseorang yang seharusnya tidak berada di ruangan ini," ucap pria itu.

Komandan Asier, komandan Ivana dan komandan Keira juga melihat ke arah yang pria itu lihat, yaitu ke arah nona Violetta.

"Maaf tuan, apa yang anda maksud itu adalah saya ?," tanya nona Violetta.

"Itu benar, memangnya siapa lagi ? Aku sudah mengenal orang-orang yang ada disini, kecuali kamu. Mereka yang ada di ruangan ini adalah para komandan prajurit seperti diriku. Makanya tadi aku berkata kalau ada seseorang yang seharusnya tidak berada di ruangan ini. Kamu itu siapa ?," tanya pria itu.

Setelah mendengar perkataan pria itu, nona Violetta pun langsung berdiri dari kursinya.

"Ah, maaf soal itu, tuan. Saya minta maaf juga, nona Keira, nona Ivana, karena saya belum memperkenalkan diri kepada kalian. Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya adalah Violetta. Saya adalah komandan prajurit baru yang ditunjuk langsung oleh Yang Mulia Ratu. Berbeda dengan kalian semua yang merupakan komandan prajurit yang menjaga suatu wilayah di kerajaan San Fulgen, saya hanyalah komandan prajurit yang bertugas untuk menjaga wilayah San Fulgen Akademiya," ucap nona Violetta.

"Kamu tidak perlu minta maaf kepada kami berdua. Aku sebelumnya berpikir kalau kamu mungkin tidak bisa memperkenalkan diri kepada kami karena kami adalah orang yang baru kamu temui. Sebagian orang biasanya seperti itu, mereka tidak bisa langsung memperkenalkan diri dengan orang yang baru mereka temui," ucap komandan Ivana.

"Saya bukan orang yang seperti itu, nona. Saya hanya menunggu waktu yang tepat untuk memperkenalkan diri yaitu saat semua komandan prajurit sudah berkumpul. Jadi ketika tuan Allister yang merupakan komandan terakhir datang ke ruangan ini, baru saya akan memperkenalkan diri," ucap nona Violetta.

"Begitu ya. Ngomong-ngomong, kamu sudah tahu tentang kami semua ya, bahkan kamu juga mengetahui nama kami," ucap komandan Ivana.

"Iya, nona. Saya sudah mengetahui tentang para komandan prajurit kerajaan San Fulgen. Pertama, Asier Emerald San Lucia yang merupakan komandan prajurit 'Frost Wolf', saya sudah mengenalnya sebelum dia menjadi komandan prajurit. Kedua, nona Keira Rauch yang merupakan komandan prajurit 'Silver Peacock'. Ketiga, anda adalah nona Ivana Shirayuki Emerald yang merupakan komandan prajurit 'Snow Owl'. Lalu terakhir, tuan Allister Laryea yang merupakan komandan prajurit 'Strom Leopard'," ucap nona Violetta.

Nona Violetta saat ini sedang melihat ke arah pria yang baru datang itu. Pria itu ternyata adalah Allister Laryea yang merupakan komandan prajurit 'Strom Leopard' yang menjaga dan mengawasi wilayah San Lucia. Setelah mendengar perkataan nona Violetta, komandan Ivana pun bertepuk tangan.

"Penjelasanmu benar, kamu memang sudah mengetahui tentang kami semua. Karena kamu sudah mengetahui tentang kami, sepertinya kami tidak perlu memperkenalkan diri lagi. Salam kenal ya, Violetta," ucap komandan Ivana.

"Iya, salam kenal juga, nona Ivana," ucap nona Violetta.

"Ngomong-ngomong, Violetta, apa namamu hanyalah Violetta saja ? Apa kamu tidak memiliki nama keluarga ?," tanya komandan Ivana.

"Sebelumnya saya memiliki nama keluarga, nona, tetapi ada suatu masalah di keluarga saya yang tidak bisa saya beritahu. Untuk saat ini, nama saya hanyalah Violetta," ucap nona Violetta.

"Begitu ya. Ya sudah, kamu silahkan duduk kembali," ucap komandan Ivana.

"Baik, nona," ucap nona Violetta.

"Kamu juga, tuan Allister. Silahkan duduk," ucap komandan Ivana.

Namun, komandan Allister terlihat masih tetap berdiri di tempatnya saat ini. Dia tidak melangkahkan kakinya untuk pergi duduk di kursi yang telah disediakan.

"Aku memang sudah mendengar kalau ada komandan prajurit baru yang ditunjuk oleh Yang Mulia Ratu. Tetapi komandan prajurit yang baru itu hanya ditugaskan untuk menjaga wilayah akademi saja. Tanggung jawabnya tidak sebesar kita yang menjaga suatu wilayah di kerajaan ini. Maka dari itu tadi aku bilang kalau ada seseorang yang seharusnya tidak berada di ruangan ini. Itu karena aku tidak mengakuimu sebagai komandan yang baru. Seseorang yang ditugaskan untuk menjaga wilayah kecil seperti akademi bukanlah seorang komandan prajurit," ucap komandan Allister sambil melihat ke arah nona Violetta.

Nona Violetta hanya diam saja mendengar perkataan komandan Allister.

"Tolong jangan membuat keributan, tuan Allister. Violetta sudah secara sah menjadi salah satu komandan seperti kita. Yang Mulia Ratu sendiri yang menunjuknya dan pastinya Violetta datang kesini juga karena diundang oleh Yang Mulia Ratu sendiri. Apa anda keberatan dengan keputusan Yang Mulia Ratu ?," tanya komandan Ivana.

"Aku tidak keberatan dengan keputusan Yang Mulia Ratu yang menunjuk dia untuk menjaga akademi. Tetapi sampai diberi gelar sebagai komandan hanya untuk menjaga akademi, bukankah itu berlebihan ? Kamu setuju kan, Ivana ? Sebagai sesama komandan yang paling senior di antara komandan yang aktif saat ini, apa kamu tidak merasa resah dengan dirinya yang diberi gelar komandan hanya untuk menjaga wilayah kecil ?," tanya komandan Allister.

"Aku tidak keberatan sama sekali. Lagipula itu adalah keputusan yang dibuat oleh Yang Mulia Ratu. Dan juga, aku bukanlah orang yang selalu membesar-besarkan hal kecil seperti ini, tuan Allister. Lebih baik sekarang kamu duduk di kursi yang disediakan dan tunggulah Yang Mulia Ratu dengan tenang," ucap komandan Ivana.

"Kamu tidak berhak menyuruhku, Ivana. Aku ini lebih tua darimu," ucap komandan Allister.

"Lebih baik kamu turuti perkataanku selagi aku masih menggunakan kata-kata, tuan Allister," ucap komandan Ivana.

Terlihat komandan Ivana sedang memegang katana yang berada di pinggang kirinya dengan tangan kirinya. Katana itu sedang dikeluarkan secara perlahan dari sarungnya oleh komandan Ivana. Komandan Keira yang berada disamping komandan Ivana terlihat terkejut dengan apa yang sedang dilakukan komandan Ivana. Sementara, komandan Asier dan nona Violetta terlihat tegang dengan perseteruan komandan Ivana dan komandan Allister.

"Oh, apa jika aku tidak menuruti perkataanmu, selanjutnya kamu akan memakai kekerasan ? Apa menurutmu kamu bisa melawanku ?," tanya komandan Allister.

"Entahlah, lagipula kita berdua tidak pernah bertarung sebelumnya, jadi hasilnya tidak ada yang tahu. Ini terakhir kalinya aku menggunakan kata-kata, tuan Allister. Cepatlah duduk di kursi yang disediakan," ucap komandan Ivana.

Komandan Allister pun tersenyum setelah mendengarkan perkataan komandan Ivana.

"Aku tidak akan menuruti perkataanmu," ucap komandan Allister.

Setelah mendengar perkataan komandan Allister, komandan Ivana dengan cepat langsung mencabut seluruh katananya dari sarungnya dan dengan cepat langsung melesat ke arah komandan Allister. Komandan Allister bersiap menghadapi komandan Ivana yang melesat ke arahnya. Komandan Allister terlihat tidak membawa dan menggunakan senjata satupun, dia bersiap menghadapi komandan Ivana hanya dengan menggunakan tangan kosong. Lalu mereka berdua pun sudah berada dalam jarak yang berdekatan dan bersiap untuk menyerang. Namun saat mereka berdua bersiap untuk menyerang, tiba-tiba mereka berdua terbaring menghantam lantai dengan sangat keras hingga membuat lantai yang berada di bawah mereka itu retak. Darah pun keluar dari mulut dan hidung mereka berdua karena hantaman itu.

Mereka berdua terus terbaring di lantai tanpa bisa bergerak sedikitpun. Mereka seperti sedang tertimpa beban yang sangat berat yang membuat mereka tidak bisa bergerak.

"Kekuatan ini.....," pikir komandan Allister.

"Jangan bilang.....," pikir komandan Ivana.

Komandan Allister dan komandan Ivana berusaha keras untuk menoleh ke arah yang sama. Mereka berdua berusaha keras untuk menoleh ke arah pintu ruangan itu. Ketika mereka berdua telah menoleh ke pintu itu, terlihat Ratu Kayana yang sedang berdiri bersama dengan komandan Oliver yang berada di belakangnya.

"Yang Mulia Ratu ?!?!," ucap komandan Ivana dan komandan Allister yang terkejut ketika melihat Ratu Kayana.

Komandan Asier, komandan Keira dan nona Violetta pun juga terkejut dengan kehadiran Ratu Kayana.

-

Beberapa saat sebelumnya.

Ketika komandan Asier, komandan Keira dan nona Violetta sedang fokus melihat perseteruan komandan Ivana dan komandan Allister, mereka tidak menyadari kalau Ratu Kayana telah tiba di ruangan itu bersama dengan komandan Oliver. Ratu Kayana yang melihat komandan Ivana dan komandan Allister mulai saling menyerang pun langsung menggunakan sihir gravitasinya untuk menghentikan mereka.

-

Kembali ke saat ini.

Ratu Kayana sedang berdiri di pintu ruangan itu sambil melihat ke arah komandan Ivana dan komandan Allister yang sedang terbaring di lantai. Sementara komandan Ivana dan komandan Allister terlihat terkejut dan sedikit takut, karena saat ini Ratu Kayana tengah melihat ke arah mereka berdua dengan wajah yang marah.

"Aku memerintahkan kalian untuk datang kesini karena ada sesuatu yang ingin aku bahas, tetapi kalian malah mau bertarung di ruangan ini. Kalian berdua tahu sendiri kan apa efeknya jika kedua orang sekuat komandan prajurit sampai bertarung ? Apalagi dengan sihir yang dimiliki kalian, pertarungan kalian pastinya akan mengakibatkan munculnya badai salju hebat di istana ini. Apa kalian mau menghancurkan istana ini dengan badai salju yang kalian buat itu ?," tanya Ratu Kayana.

Ratu Kayana terus melihat ke arah komandan Ivana dan komandan Allister dengan wajah yang marah. Sementara, komandan Ivana dan komandan Allister hanya diam sambil menahan sakit karena tekanan sihir gravitasi yang diciptakan oleh Ratu Kayana.

"Saat ini moodku sedang sangat buruk karena banyak masalah yang terjadi baru-baru ini. Ditambah, sekarang kedua komandan prajurit milikku malah mau saling bertarung," ucap Ratu Kayana.

*Haaaahhhh

Ratu Kayana baru saja menghela nafasnya dengan panjang.

"Ini semua benar-benar merepotkan," ucap Ratu Kayana.

-Bersambung