Chereads / Peace Hunter / Chapter 292 - Chapter 292 : Pertemuan Komandan Prajurit San Fulgen

Chapter 292 - Chapter 292 : Pertemuan Komandan Prajurit San Fulgen

Di halaman istana kerajaan, White Palace.

Terlihat kereta kuda yang ditumpangi oleh komandan Asier baru saja tiba di halaman istana dan langsung berhenti di area parkir untuk kereta kuda. Setelah kereta kuda itu berhenti, komandan Asier pun langsung turun dari kereta kuda itu. Komandan Asier terlihat mengenakan kemeja berwarna putih dengan jubah panjang yang melapisi seragamnya. Pada bagian depan kemeja yang dia pakai tepatnya di saku seragamnya, terdapat lambang serigala berwarna perpaduan putih dan biru. Pada bagian depan dan bagian belakang jubah panjang yang komandan Asier kenakan pun juga terdapat lambang serigala.

Setelah turun dari kereta kuda, komandan Asier pun langsung berjalan perlahan menuju pintu masuk istana kerajaan. Namun saat komandan Asier sedang berjalan menuju pintu masuk istana kerajaan, datang sebuah kereta kuda dari arah gerbang masuk wilayah istana. Kereta kuda itu terus melaju dan tiba-tiba berhenti tepat di samping komandan Asier. Komandan Asier yang melihat kereta kuda itu berhenti pun menghentikan langkahnya. Lalu pintu kereta kuda itu pun terbuka. Terlihat seorang wanita berambut putih dan mengenakan kimono bermotif salju keluar dari kereta kuda itu. Wanita itu juga mengenakan jubah panjang yang melapisi kimononya itu. Pada bagian depan dan bagian belakang jubah panjangnya itu, terdapat lambang burung hantu berwarna putih seperti salju. Rambut putih yang dimiliki oleh wanita itu terlihat mirip dengan rambut komandan Asier dan juga keluarga San Lucia lainnya. Wanita itu terlihat membawa sebuah katana di pinggangnya. Wanita itu lalu berjalan menghampiri komandan Asier.

"Lama tidak berjumpa, Asier," ucap wanita itu.

"Lama tidak berjumpa juga, kak Ivana," ucap komandan Asier.

Wanita yang menghampiri komandan Asier bernama Ivana Shirayuki Emerald, yang merupakan komandan pasukan prajurit 'Snow Owl'.

"Bagaimana kabarmu, Asier ? Aku dengar kemarin kamu berhadapan dengan orang-orang yang berubah menjadi iblis di gedung pengadilan. Apa kamu terluka ketika berhadapan dengan para iblis itu ?," tanya komandan Ivana.

"Kemarin aku mengalami beberapa luka ketika melawan para iblis itu, tetapi luka itu sudah pulih karena aku langsung pergi ke gereja Sancta Lux setelah menghabisi para iblis itu," ucap komandan Asier.

"Begitu ya, baguslah," ucap komandan Ivana.

"Ngomong-ngomong, kak Ivana, kamu sudah mendengar kabar tentang rencana pembunuhan Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga kita kan ? Bagaimana pendapatmu tentang itu ?," tanya komandan Asier.

"Hmmm pendapatku ya. Menurutku, orang yang merencanakan hal itu adalah orang yang bodoh. Apa menurut mereka, mereka bisa membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga kita hanya dengan sebuah subjek percobaan seperti itu ? Memang aku baru mengetahui kalau mereka membuat subjek percobaan yang menggunakan jantung Elf dan sesuatu yang berhubungan dengan iblis untuk membuat subjek percobaan iblis. Tetapi kamu sendiri tahu kan tentang kabar beberapa subjek percobaan itu ? Beberapa subjek percobaan jantung Elf dan iblis dapat dengan mudah dibunuh oleh Rid Archie seorang diri di hutan Hevea. Sementara, beberapa orang yang tiba-tiba berubah menjadi iblis dapat dengan mudah dikalahkan oleh kamu, Yang Mulia Ratu, komandan Oliver dan juga Rid Archie di gedung pengadilan. Jika kita anggap orang-orang yang berubah menjadi iblis itu memiliki kekuatan yang sama dengan subjek percobaan iblis, maka itu berarti subjek percobaan itu sangat lemah. Mustahil mereka bisa membunuh Yang Mulia Ratu yang merupakan penyihir terkuat di kerajaan ini dan seluruh keluarga kita yang merupakan salah satu keluarga terkuat di kerajaan ini dengan subjek percobaan yang lemah itu. Tidakkah kamu setuju dengan hal itu, Asier ?," tanya komandan Ivana.

"Apa yang kamu katakan ada benarnya, kak Ivana. Namun ada kemungkinan kalau mereka masih menyembunyikan kartu as mereka untuk rencana ini. Jika mereka merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga kita, mereka pasti yakin kalau mereka bisa melakukan itu. Maka dari itu, ayahanda tetap waspada dan berhati-hati terhadap rencana mereka. Ayahanda bahkan menyuruh seluruh keluarga San Lucia untuk tinggal sementara di kota San Lucia. Yah meskipun ada beberapa dari bagian dari keluarga itu yang menolak," ucap komandan Asier.

"Kamu ada benarnya, mungkin mereka masih menyembunyikan kartu as. Tapi aku masih tetap berpikir kalau orang yang merencanakan rencana ini adalah orang yang bodoh," ucap komandan Ivana.

"Yah pokoknya kita harus lebih hati-hati saja ke depannya, kak Ivana. Ngomong-ngomong, apa kak Ivana diperintahkan oleh ayahanda untuk menjaga keluarga San Lucia yang tinggal di wilayah San Quentine ?," tanya komandan Asier.

"Iya, aku diperintah oleh tuan Louis untuk menjaga keluarga San Lucia yang masih tinggal di wilayah San Quentine. Tapi aku sudah bilang ke tuan Louis kalau aku tidak mungkin bisa menjaga mereka setiap saat, karena aku harus menjalankan tugasku untuk menjaga keseluruhan wilayah San Quentine. Jika terjadi apa-apa dengan mereka, itu salah mereka sendiri karena tidak pindah sementara ke kota San Lucia. Bagaimana denganmu ? Apakah kamu juga diperintah hal yang sama ?," tanya komandan Ivana.

"Iya, aku juga diperintah hal yang sama oleh ayahanda, aku diperintah untuk menjaga keluarga San Lucia yang masih tinggal di wilayah San Angela. Aku juga merespon sama seperti yang kamu katakan, kak Ivana," ucap komandan Asier.

"Begitu ya, jadi kita diperintah hal yang sama," ucap komandan Ivana.

Lalu komandan Ivana melihat ke sekitarnya.

"Ah, aku lupa kalau kita datang kesini karena Yang Mulia Ratu mengundang kita, tetapi kita malah asik mengobrol disini. Lebih baik kita berbicara sambil berjalan masuk ke dalam istana saja, Asier," ucap komandan Ivana.

"Baik," ucap komandan Asier.

Lalu komandan Asier dan komandan Ivana pun berjalan menuju pintu masuk istana kerajaan. Mereka berjalan sambil berbicara tentang suatu hal.

"Bagaimana kabar paman dan bibi, kak Ivana ?," tanya komandan Asier.

"Mereka berdua baik-baik saja. Namun terkadang ibunda terlihat tidak baik-baik saja. Beliau sepertinya sedang memikirkan tentang kampung halamannya yaitu negeri Kaminari," ucap komandan Ivana.

"Negeri Kaminari ya, aku dengar di negeri itu saat ini masih mengalami perang saudara," ucap komandan Asier.

"Iya. Perang saudara di negeri Kaminari sudah berlangsung bahkan sejak ibundaku masih tinggal di negeri itu. Lalu kemudian beliau melarikan diri bersama dengan teman-teman dan keluarganya dari negeri itu dan sampai di kerajaan San Fulgen. Setelah itu, beliau bertemu dengan ayahanda dan kemudian menikah. Namun, meski beliau sudah melarikan diri dari negeri itu, beliau terkadang masih memikirkan negeri itu yang merupakan kampung halamannya. Mungkin beliau mendengar suatu kabar yang menyebutkan kalau dalam dua tahun ini, perang saudara yang berlangsung di negeri Kaminari bertambah dahsyat. Mungkin kabar itu lah yang membuat beliau terus kepikiran dengan kampung halamannya," ucap komandan Ivana.

"Begitu ya, yah itu wajar jika beliau terus memikirkan tentang kampung halamannya jika kampung halamannya sedang berada dalam situasi seperti itu," ucap komandan Asier.

"Ya, kamu benar. Daripada itu, bagaimana keadaan Irene, Asier ? Apa kamu sudah bertemu dengannya ?," tanya komandan Ivana.

"Aku terakhir kali bertemu Irene saat dia dan Nadine berkunjung ke Snow Palace untuk mengajukan proposal bantuan dana untuk turnamen dan festival akademi. Saat itu, Irene baik-baik saja, kak Ivana. Saat ini pun aku yakin kalau Irene juga baik-baik saja. Apalagi saat ini dia sudah memiliki pasangan. Pasti pasangannya itu akan selalu memastikan agar Irene baik-baik saja," ucap komandan Asier.

"Pasangan Irene, Rid Archie ya. Aku tidak pernah bertemu dengannya dan aku juga tidak pernah melihatnya ketika bertarung secara langsung. Namun jika melihat sepak terjang dia yang selalu muncul di surat kabar, aku sangat yakin kalau dia itu orang yang kuat. Irene beruntung sekali bisa mendapatkan pasangan seperti dia," ucap komandan Ivana.

"Iya, kamu benar, kak Ivana," ucap komandan Asier.

"Bagaimana dengan kamu sendiri, Asier ? Kapan kamu akan mendapatkan pasangan ?," tanya komandan Ivana.

"Hmmm entahlah, bagaimana dengan kak Ivana sendiri ? Kamu kan juga belum mempunyai pasangan," ucap komandan Asier.

"Aku tidak terlalu memikirkan tentang itu saat ini," ucap komandan Ivana.

"Kalau begitu aku juga," ucap komandan Asier.

"Kamu lebih baik segera mendapatkan pasangan, Asier. Kamu itu bagian dari keluarga utama di keluarga San Lucia. Suatu saat, kamu yang akan menjadi Duke selanjutnya menggantikan tuan Louis. Jika kamu menjadi Duke namun kamu tidak memiliki pasangan, San Lucia tidak akan memiliki Duchess. Sedangkan aku hanyalah berasal dari keluarga cabang, jadi mau aku punya pasangan atau tidak itu tidak masalah untukku," ucap komandan Ivana.

"Yah, kak Ivana ada benarnya. Mungkin aku harus memikirkan tentang itu mulai saat ini," ucap komandan Asier.

"Itu bagus, Asier. Lalu, Asier, bagaimana keadaan nona Arlet ?," tanya komandan Ivana.

Komandan Asier nampak terdiam sejenak lalu setelah itu dia pun mulai menjawab pertanyaan itu.

"Beliau masih 'tertidur', kak Ivana," ucap komandan Asier.

"Begitu ya, maafkan aku karena telah menanyakan tentang ini," ucap komandan Ivana.

"Tidak apa-apa, kak Ivana. Lagipula kamu hanya ingin menanyakan kabarnya," ucap komandan Asier.

Lalu komandan Asier dan komandan Ivana pun terus melangkah menuju pintu masuk istana kerajaan. Ketika mereka berdua sudah berada di pintu masuk istana, terlihat ada beberapa prajurit yang menunggu mereka. Beberapa prajurit itu terlihat memberi hormat kepada komandan Asier dan komandan Ivana. Lalu setelah itu, salah satu dari prajurit itu pun mulai berbicara.

"Selamat datang di White Palace, komandan Asier dan komandan Ivana. Komandan Oliver sudah memberitahu kami untuk menyambut kalian dan mengantarkan kalian ke ruang pertemuan. Silahkan ikuti kami," ucap prajurit itu.

"Baik," ucap komandan Asier dan komandan Ivana.

Lalu komandan Asier, komandan Ivana dan para prajurit itu pun melangkah masuk ke istana kerajaan.

Setelah cukup lama berjalan, mereka sampai di depan pintu suatu ruangan. Pintu itu terlihat berukuran lebih besar daripada pintu biasanya.

"Disini ruangannya, komandan Asier, komandan Ivana," ucap salah satu prajurit.

Lalu beberapa prajurit pun mulai membuka pintu itu. Saat pintu itu terbuka, terlihat di ruangan itu ada meja besar yang berbentuk bulat dengan kursi-kursi yang mengelilingi meja itu. Di meja itu juga terdapat beberapa makanan dan minuman. Terlihat sudah ada dua orang yang sedang duduk di kursi pada meja itu.

"Silahkan masuk, komandan Asier, komandan Ivana," ucap prajurit itu.

Lalu komandan Asier dan komandan Ivana pun masuk ke dalam ruangan itu.

"Silahkan duduk di kursi yang telah disediakan dan dimohon untuk menunggu kedatangan komandan Oliver dan Yang Mulia Ratu ke ruangan ini. Kalau begitu, kami semua izin pergi meninggalkan ruangan ini terlebih dahulu," ucap prajurit itu.

"Iya, terima kasih ya," ucap komandan Asier.

"Sama-sama, komandan Asier," ucap prajurit itu.

Lalu para prajurit yang mengantar komandan Asier dan komandan Ivana pun mulai pergi meninggalkan ruangan itu. Pintu ruangan itu pun ditutup kembali.

Komandan Asier dan komandan Ivana pun mulai duduk di kursi yang disediakan.

"Lama tidak berjumpa, nona Ivana," ucap seorang wanita.

Wanita itu merupakan salah satu dari dua yang sudah berada di ruangan ini sebelum datangnya komandan Asier dan komandan Ivana. Komandan Ivana lalu melihat ke arah wanita yang berbicara dengannya.

"Ah, nona Keira, lama tidak berjumpa juga," ucap komandan Ivana.

Wanita yang berbicara dengan komandan Ivana adalah komandan prajurit 'Silver Peacock', komandan Keira.

"Asier juga, lama tidak berjumpa," ucap komandan Keira.

"Iya, lama tidak berjumpa juga, nona Keira," ucap komandan Asier.

Kemudian, komandan Keira dan komandan Ivana pun saling mengobrol. Sementara komandan Asier melihat ke arah satu orang lagi yang sudah berada di ruangan itu. Orang itu adalah seorang wanita dan dia sedang membaca sebuah buku di ruangan itu. Komandan Asier merasa kalau dia mengenal wanita itu. Dia pun terus melihat ke arah wanita itu.

"Violetta ?," tanya komandan Asier.

Komandan Asier benar, wanita yang sedang membaca buku itu adalah nona Violetta. Nona Violetta yang sedang membaca buku pun sedikit terkejut ketika mendengar namanya dipanggil. Nona Violetta lalu menoleh ke arah orang yang memanggilnya.

"Ah, Asier ya," ucap nona Violetta.

"Iya, ini aku. Ternyata benar kalau kamu adalah Violetta. Lama tidak berjumpa, Violetta. Terakhir kita bertemu saat duel waktu itu ya," ucap komandan Asier.

"Iya, ternyata kamu masih mengingatnya. Lama tidak berjumpa juga, Asier. Aku minta maaf karena tidak menyapamu lebih dulu karena sejak tadi aku fokus untuk membaca buku," ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa, Violetta. Daripada itu, kenapa kamu ada disini ?," tanya komandan Asier.

"Aku diperintah oleh komandan Oliver untuk datang kesini. Saat ini, aku adalah komandan prajurit yang menjaga akademi," ucap nona Violetta.

"Aku sudah mengetahui kalau akademi saat ini mempunyai komandan yang bertugas untuk memimpin para prajurit yang menjaga akademi. Tetapi aku tidak menyangka kalau komandan itu adalah kamu,"

"Kamu sudah lama sekali tidak terlihat atau terdengar kabarnya sejak duel waktu itu, kemana saja kamu selama ini ?," tanya komandan Asier.

"Ceritanya panjang, Asier," ucap nona Violetta.

Lalu komandan Asier dan nona Violetta pun saling mengobrol. Tidak lama kemudian, pintu ruangan itu pun terbuka kembali. Komandan Asier, nona Violetta, komandan Keira dan komandan Ivana pun melihat ke arah pintu yang terbuka itu. Terlihat beberapa prajurit sedang mengantar seorang pria dengan postur tinggi dan besar ke dalam ruangan itu. Pria itu memiliki luka seperti luka tebasan di wajahnya. Pria itu kemudian masuk ke dalam ruangan itu.

"Sepertinya kalian semua sudah datang ya," ucap pria itu.

Pria itu terus melangkah masuk ke dalam ruangan. Pria itu pun terus memperhatikan seisi ruangan itu sambil berjalan. Kemudian dia melihat ke arah komandan Ivana, komandan Keira, komandan Asier sampai ke arah nona Violetta. Ketika pria itu melihat ke arah nona Violetta, pria itu tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Sepertinya ada seseorang yang seharusnya tidak berada di ruangan ini," ucap pria itu.

-Bersambung