Chereads / Peace Hunter / Chapter 289 - Chapter 289 : Kekhawatiran Para Murid

Chapter 289 - Chapter 289 : Kekhawatiran Para Murid

Setelah membaca surat kabar yang terbit hari ini bersama Irene, kami berdua pun langsung menuju ke kelas. Ketika sampai di kelas, terlihat sudah ada beberapa murid yang sudah datang. Mereka terlihat juga sedang membaca surat kabar yang terbit hari ini dan membicarakannya dengan murid yang lainnya. Ketika aku datang ke kelas, murid-murid itu langsung menoleh ke arahku. Lalu saat aku sudah duduk di kursiku, beberapa dari mereka pun langsung menghampiriku.

"Rid, aku tidak menyangka kalau kamu akan mengalami kejadian seperti ini,"

"Itu benar, sampai diincar oleh tuan Duke San Minerva dan tuan Duke San Angela untuk dibunuh, itu benar-benar mengerikan," ucap murid-murid itu.

"Yah memang hal itu sangat mengerikan, tapi kalian tidak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja," ucapku.

Lalu murid-murid itu terus menanyakan tentang apa yang terjadi di gedung pengadilan dari sudut pandangku. Aku pun menjelaskan kepada mereka semua tentang apa yang terjadi. Penjelasan yang kuberikan kepada mereka tidak berbeda jauh dengan yang tercantum di surat kabar itu.

"Begitu ya, aku awalnya tidak percaya kalau kedua Duke tiba-tiba berubah menjadi iblis. Tetapi melihat foto mereka berdua yang berubah menjadi iblis tercantum di surat kabar ini, aku jadi mempercayainya. Aku masih tidak menyangkanya,"

"Daripada itu, kamu hebat sekali, Rid. Kamu banyak dimuat di surat kabar ini bahkan fotomu juga banyak tercantum di surat kabar ini. Kamu membantu komandan Asier dan juga komandan Oliver dalam mengalahkan para iblis yang menyerang gedung pengadilan. Kamu bahkan juga melawan tuan Duke San Angela yang telah berubah menjadi iblis,"

"Itu benar, selain itu kamu juga mampu membunuh semua orang yang berniat untuk membunuhmu di hutan Hevea. Bahkan beberapa 'subjek' percobaan yang mau digunakan untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia dapat kamu bunuh di hutan Hevea,"

"Bagaimana caranya kamu dapat membunuh mereka di hutan Hevea, Rid ?,"

"Bagaimana caranya kamu dapat membunuh para iblis itu, Rid ? Meskipun mereka hanyalah iblis berdarah campuran karena mereka pada awalnya adalah manusia, tetapi membunuh mereka seharusnya tidak semudah itu. Mereka itu iblis loh, salah satu ras terkuat yang menguasai benua selatan. Seharusnya tidak mudah untuk membunuh mereka namun kamu bisa dengan mudah membunuh mereka. Bagaimana caramu membunuh mereka ?," tanya murid-murid itu.

Murid-murid yang mengerumuniku saat ini terus membombardirku dengan banyak pertanyaan. Sementara Irene yang duduk di sampingku hanya diam saja sambil membaca buku yang dia bawa. Lalu aku pun menjawab pertanyaan mereka seadanya.

"Begitu ya. Yah itu masuk akal jika mereka yang berubah menjadi iblis adalah iblis lemah. Jika mereka berubah menjadi iblis kuat yang setingkat dengan komandan pasukan iblis, mungkin kerajaan ini akan dihancurkan oleh ras Malaikat,"

"Itu benar. Tuan Alan pernah memberitahu kita kalau kerajaan Framtida hancur lebur oleh ras Malaikat karena ada seorang komandan pasukan iblis yang menyusup dan mengacau di kerajaan itu. Hanya untuk mengalahkan seorang komandan pasukan iblis, ras Malaikat sampai harus menghancurkan seluruh kerajaan. Bisa dibayangkan seberapa berbahayanya komandan pasukan iblis itu,"

"Iya, kita masih beruntung karena ras Malaikat tidak datang untuk menghancurkan kerajaan kita karena yang menyerang kerajaan kita hanyalah iblis lemah," ucap murid-murid itu.

Murid-murid yang mengerumuniku itu terus membicarakan tentang iblis yang menyerang gedung pengadilan.

"Daripada itu, aku tidak menyangka kalau Raja Albert terlibat dalam rencana pembunuhan Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia,"

"Iya, aku juga tidak menyangkanya. Padahal Yang Mulia Ratu adalah istri Raja Albert sendiri. Mengapa beliau terlibat dalam rencana pembunuhan istrinya ?,"

"Mungkin Raja Albert ingin membunuh Yang Mulia Ratu untuk menggantikan Yang Mulia Ratu memimpin kerajaan ini. Beliau ingin menguasai kerajaan ini,"

"Sepertinya begitu. Bagaimana ya perasaan pangeran Charles dan putri Chloe begitu mengetahui kalau ayah mereka terlibat dalam rencana pembunuhan ibu mereka ?," ucap murid-murid itu.

Mendengar murid-murid itu berbicara, aku pun juga kepikiran dengan perasaannya Charles dan Chloe. Pasti berat bagi mereka begitu mengetahui kalau ayah mereka sendiri berniat untuk membunuh ibu mereka. Disaat aku sedang memikirkan tentang itu, Noa, Kotaro, Julie, Leandra dan Lily pun tiba di kelas. Mereka langsung bergegas menghampiriku.

"Fotomu banyak sekali tercantum di surat kabar ini, Rid. Sepertinya kamu akan bertambah populer lagi," ucap Noa.

"Rid itu sudah populer sebelum surat kabar ini terbit," ucap Kotaro.

"Aku tahu itu, Kotaro. Maka dari itu aku bilang kalau dia akan bertambah populer lagi," ucap Noa.

"Aksi-aksimu yang tercantum dalam sebuah foto di surat kabar ini keren sekali, Rid. Kamu membantu dalam mengalahkan iblis-iblis yang menyerang gedung pengadilan, bahkan kamu juga melawan tuan Duke San Angela yang telah berubah menjadi iblis," ucap Julie.

"Itu benar. Saat melihat aksimu bersama komandan Asier dan komandan Oliver, entah kenapa aku merasa seperti melihat 3 komandan prajurit kerajaan," ucap Noa.

"Kamu bisa saja, Noa. Aku masih belum selevel atau setingkat dengan komandan prajurit kerajaan, aku masih seorang murid," ucapku.

"Aku kan hanya 'merasa' saja, Rid," ucap Noa.

Lalu Noa dan yang lainnya pun terus berbicara tentang diriku yang tercantum di surat kabar itu. Sementara aku terus melihat ke arah mereka yang sedang berbicara.

"Aku lega melihat mereka yang tidak lagi mengkhawatirkanku meskipun sudah membaca surat kabar itu," pikirku.

"Daripada itu, aku merasa khawatir dengan Charles dan Chloe," ucap Noa.

"Iya, aku tidak menyangka kalau Raja Albert yang merupakan ayah dari Charles dan Chloe terlibat dalam rencana pembunuhan ibu mereka," ucap Julie.

"Mungkin ini alasan kenapa Charles dan Chloe tidak datang untuk latihan tadi pagi. Mereka berdua sudah mengetahui lebih dulu tentang hal itu," ucap Kotaro.

"Sepertinya begitu. Kira-kira Charles dan Chloe akan hadir ke kelas ini atau tidak ya ? Bagaimana menurutmu, Rid ?," tanya Julie.

"Entahlah. Jika mereka tidak hadir pun itu wajar, sepertinya mereka berdua masih harus menenangkan diri setelah mengetahui tentang ayah mereka yang terlibat dalam rencana pembunuhan ibu mereka," ucapku.

"Ya, kamu benar," ucap Julie.

Disaat kami sedang membicarakan Charles dan Chloe, tiba-tiba Charles dan Chloe datang ke kelas. Kami pun terkejut melihat Charles dan Chloe yang datang ke kelas, begitupun dengan murid-murid yang lain.

"Charles, Chloe, akhirnya kalian datang," ucap Noa yang langsung menghampiri Charles dan Chloe.

Kami pun juga langsung menghampiri Charles dan Chloe.

"Ah, maaf karena telah membuat kalian semua khawatir. Aku juga minta maaf karena kami berdua tadi tidak datang latihan pagi," ucap Charles.

"Tidak apa-apa, Charles," ucap Noa.

Aku melihat ke arah Charles dan Chloe lalu memperhatikan wajah mereka. Wajah mereka berdua terlihat lelah. Sepertinya mereka berdua tidak tidur tadi malam. Mungkin karena mereka masih kepikiran tentang ayah mereka.

"Maaf, kalian semua, aku dan Chloe mau duduk ke tempat duduk kami terlebih dahulu. Sepertinya tidak sopan untuk terus berdiri disini karena takut menghalangi jalan murid lain yang ingin masuk ke kelas," ucap Charles.

"Ah, kamu benar juga, kalau begitu silahkan, Charles, Chloe," ucap Noa.

"Iya," ucap Charles.

Sementara Chloe sejak tadi hanya diam saja. Dia tidak berbicara sedikitpun.

Lalu Charles dan Chloe pun duduk di bangku mereka masing-masing. Kami pun langsung menghampiri Charles dan Chloe yang sudah duduk di tempat duduk mereka. Namun saat kami mau berbicara dengan Charles dan Chloe, tiba-tiba tuan Alan datang ke kelas.

"Selamat pagi, kalian semua," ucap tuan Alan.

"Selamat pagi, tuan," ucap kami semua.

"Segera duduk ke tempat duduk kalian masing-masing karena pelajaran hari ini akan segera dimulai," ucap tuan Alan.

Setelah mendengar itu, kami semua pun langsung duduk di tempat duduk kami masing-masing. Kami tidak jadi berbicara dengan Charles dan Chloe karena datangnya tuan Alan.

"Kelihatannya kamu sudah hadir kembali untuk mengikuti pelajaran ini ya, Rid," ucap tuan Alan.

"Iya, tuan. Maaf karena kemarin aku telah membolos di pelajaran anda," ucapku.

"Tidak apa-apa, lagipula kemarin kamu bolos karena sedang terkena masalah. Tapi syukurlah masalah itu kali ini telah selesai," ucap tuan Alan.

"Iya, tuan," ucapku.

"Baiklah, kalau begitu kita langsung mulai saja pelajaran hari ini. Sebelum itu, aku tahu kalau kalian masih heboh dan terkejut dengan surat kabar yang terbit hari ini. Surat kabar itu tidak hanya menghebohkan seluruh akademi ini tetapi seluruh kerajaan San Fulgen ini. Meski begitu, aku harap kalian tidak membahas tentang surat kabar itu saat jam pelajaran. Aku ingin kalian fokus dalam pelajaran ini dan jangan membicarakan hal-hal di luar pelajaran. Apa kalian paham ?," tanya tuan Alan.

"Paham, tuan," ucap kami semua.

"Bagus. Kalau begitu, pelajaran dimulai," ucap tuan Alan.

-

Saat jam istirahat.

Charles dan Chloe terlihat terburu-buru meninggalkan kelas. Lalu Noa pun langsung mengejar mereka berdua.

"Tunggu, Charles, Chloe, kalian mau kemana ? Apa kalian tidak mau makan siang bersama ?," tanya Noa setelah berhasil mengejar Charles dan Chloe.

"Maaf, Noa, kali ini kami berdua tidak makan siang bersama dulu," ucap Charles.

Lalu Charles dan Chloe pun melanjutkan langkah mereka untuk pergi ke suatu tempat.

Noa pun berniat mengejar mereka berdua lagi, namun aku yang sebelumnya mengikuti Noa saat mengejar Charles dan Chloe langsung menahan Noa dengan tanganku.

"Sudah, Noa, tidak perlu mengejar mereka berdua lagi. Biarkan saja mereka berdua, sepertinya mereka berdua masih perlu menenangkan diri," ucapku.

"Baik, Rid, sepertinya aku terlalu memaksa," ucap Noa.

"Kita biarkan saja mereka untuk sementara. Lebih baik sekarang kita pergi ke kantin untuk makan siang," ucapku.

"Iya," ucap Noa.

Lalu aku dan Noa pun kembali ke kelas terlebih dahulu untuk mengajak yang lainnya. Setelah itu, kami semua pun pergi ke kantin untuk makan siang.

-

Setelah makan siang, kami berniat untuk melakukan pertandingan harian untuk hari ini, maka dari itu kami pun memutuskan untuk kembali ke gedung untuk murid tahun kedua.

Saat kami mau masuk ke gedung tahun kedua, aku melihat Elaina sedang berdiri di pintu masuk gedung tahun kedua. Elaina pun juga melihat ke arah kami dan setelah itu dia pun langsung menghampiri kami.

"Akhirnya aku bertemu dengan kalian juga, senior Rid, senior Irene," ucap Elaina.

"Memangnya ada perlu apa, Elaina ? Kamu bahkan sampai menunggu di depan gedung tahun kedua," ucapku.

"Alasan aku menemuimu sebenarnya karena aku ingin membicarakan tentang surat kabar yang terbit hari ini, senior Rid. Tetapi saat ini, hal itu tidak lah penting. Aku datang menemuimu karena aku ingin menyampaikan pesan dari nona Karina. Sebelumnya beliau menghampiriku dan teman-temanku yang lain yang kebetulan sesama anggota Elevrad. Lalu beliau menyuruh kami untuk memberitahu anggota Elevrad yang lain untuk berkumpul di ruangan Elevrad setelah makan siang. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk pergi memberitahu anggota Elevrad tahun kedua, sementara teman-temanku pergi untuk memberitahu anggota Elevrad tahun ketiga dan keempat," ucap Elaina.

"Begitu ya, jadi kamu datang menemuiku untuk menyampaikan pesan dari nona Karina. Padahal aku saat ini adalah wakil ketua Elevrad tetapi nona Karina malah tidak menyampaikan pesan itu secara langsung kepadaku," ucapku.

"Mungkin awalnya nona Karina ingin menemuimu untuk menyampaikan pesan itu. Tetapi karena beliau kebetulan langsung bertemu denganku dan teman-temanku, dan agar tidak memakan banyak waktu karena harus mencarimu terlebih dahulu, beliau langsung menyuruh kami untuk menyampaikan pesan itu," ucap Elaina.

"Sepertinya begitu," ucapku.

"Alasan aku memutuskan untuk pergi memberitahu anggota Elevrad tahun kedua adalah karena anggota Elevrad tahun kedua selalu bersama. Sebagai contoh, jika aku berhasil menemukanmu, maka itu sama saja aku telah berhasil menemukan anggota Elevrad tahun kedua yang lainnya. Karena anggota Elevrad tahun kedua yang lain seperti senior Irene, senior Charles dan senior Chloe pasti akan selalu bersamamu. Namun sepertinya perhitunganku kali ini salah. Kamu memang bersama dengan senior Irene, tetapi aku tidak melihat senior Charles dan senior Chloe. Kemana perginya mereka, senior Rid ?," tanya Elaina.

"Mereka berdua saat ini sedang menenangkan diri. Kamu pasti tahu alasannya jika sudah membaca surat kabar itu. Meskipun kamu mencari mereka, sepertinya mereka tidak akan ikut untuk berkumpul," ucapku.

"Ah, benar juga. Sepertinya mereka kepikiran dengan Raja Albert," ucap Elaina.

"Iya. Oleh karena itu, biarkan mereka saat ini untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Aku dan Irene yang akan pergi untuk berkumpul sebagai anggota Elevrad tahun kedua," ucapku.

"Baiklah, senior Rid. Kalau begitu kalian berdua langsung pergi saja ke ruangan Elevrad seperti biasa, aku juga akan pergi bersama kalian," ucap Elaina.

"Baiklah. Kalian semua, maaf ya, sepertinya saat ini aku tidak bisa melakukan pertandingan harian. Aku harus berkumpul dengan anggota Elevrad yang lainnya terlebih dahulu," ucapku kepada Noa dan yang lainnya.

"Tidak apa-apa, Rid. Kalau begitu kami melakukan pertandingan harian duluan ya," ucap Noa.

"Iya. Semangat kalian, semua," ucapku.

Lalu Noa dan yang lainnya pun pergi memasuki gedung tahun kedua.

"Ayo kita pergi, Irene," ucapku.

"Iya," ucap Irene.

Sementara aku, Irene dan juga Elaina pergi menuju ruangan Elevrad yang berada di gedung tengah.

-

Di ruangan Elevrad.

Saat kami masuk ke dalam ruangan itu, terlihat sudah ada banyak anggota Elevrad lain yang sudah datang. Nona Karina pun juga sudah datang dan kini beliau sedang duduk di kursi yang sebelumnya digunakan senior Florian sebagai ketua Elevrad.

"Kenapa hanya kalian berdua saja, Rid, Irene ? Kemana Charles dan Chloe ?," tanya nona Karina.

"Maaf, nona. Charles dan Chloe tidak bisa ikut berkumpul karena mereka berdua masih harus menenangkan diri terlebih dahulu. Tentu anda pasti tahu alasannya jika anda susah membaca surat kabar yang terbit hari ini," ucapku.

"Begitu ya. Yah, aku tahu alasan kenapa mereka harus menenangkan diri. Baiklah, aku tidak akan mempermasalahkan mereka jika tidak hadir. Kalau begitu, kalian silahkan duduk," ucap nona Karina.

Lalu kami pun duduk di kursi kosong yang masih tersedia. Setelah semua anggota Elevrad telah duduk, nona Karina pun lanjut berbicara.

"Alasan aku menyuruh kalian berkumpul di ruangan ini adalah karena aku ingin menyampaikan sesuatu. Seperti yang kalian tahu, ketua Elevrad saat ini, yaitu Florian, telah ditangkap karena menjadi pelaku yang merencanakan pembunuhan terhadap Rid di Hutan Hevea. Alasan mereka membunuh Rid adalah karena Rid adalah kunci bagi mereka agar bisa menjalankan rencana untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia,"

"Tetapi aku menyuruh kalian berkumpul bukan untuk membahas tentang rencana pembunuhan itu melainkan untuk membahas posisi ketua Elevrad yang kosong karena ditahannya Florian. Tidak adanya posisi ketua di Elevrad saat ini akan menyebabkan tidak adanya pemimpin yang mengurus dan mengatur Elevrad untuk menyelenggarakan acara di akademi ini. Untuk itu, aku sebagai kepala akademi akan menunjuk ketua Elevrad yang baru untuk mengisi posisi ketua Elevrad yang kosong,"

"Aku akan langsung mulai saja. Rid Archie, sebagai wakil ketua Elevrad saat ini, aku menaikkan jabatanmu menjadi ketua Elevrad yang baru," ucap nona Karina.

-Bersambung