Chereads / Peace Hunter / Chapter 281 - Chapter 281 : Kembalinya Rid ke Akademi part 2

Chapter 281 - Chapter 281 : Kembalinya Rid ke Akademi part 2

Irene yang tiba-tiba melompat dan memelukku membuatku jatuh sambil terduduk. Irene pun masih tetap memelukku yang sedang terduduk. Orang-orang yang menyambutku terlihat hanya diam saat melihatku. Sebagian besar dari mereka menunjukkan ekspresi terkejut ketika Irene tiba-tiba datang memelukku. Aku pun juga terkejut saat Irene tiba-tiba melompat dan memelukku.

"Irene....," ucapku.

Irene masih terus memelukku bahkan aku merasakan kalau pelukannya semakin lama terasa semakin kuat. Aku mencoba untuk melihat wajah Irene namun wajahnya tidak terlihat karena saat ini Irene sedang memelukku sambil mendekapkan wajahnya di dadaku.

"Aku tidak tahu Irene saat ini beneran khawatir denganku atau tidak, namun jika Irene memutuskan untuk memelukku, maka lebih baik aku juga memeluknya," pikirku.

Lalu aku pun menggerakkan kedua tanganku yang sebelumnya hanya bersentuhan di jalan. Kemudian aku langsung mendekap bagian belakang tubuh Irene dengan kedua tanganku untuk memeluknya. Aku memutuskan untuk memeluk Irene sampai dia sendiri yang menghentikan pelukannya itu.

-

Beberapa menit kemudian.

Irene mulai melepaskan kedua tangannya yang sebelumnya mendekap di belakang tubuhku. Irene pun juga mengangkat kepalanya kembali yang sebelumnya mendekap di dadaku. Irene pun mulai melepaskan pelukannya, aku yang mengetahui hal itu pun juga mulai melepaskan pelukanku. Lalu setelah itu, Irene pun melihat ke arahku.

"Maaf, Rid, karena tiba-tiba memelukmu. Kamu pasti merasa tidak nyaman kan ?," tanya Irene.

Saat aku melihat wajah Irene, wajahnya nampak normal seperti biasanya.

"Tidak, kok. Aku tidak merasa tidak nyaman. Jika aku merasa tidak nyaman, aku sudah berusaha melepaskan pelukanmu saat kamu masih memelukku," ucapku.

"Ya, kamu benar juga," ucap Irene.

"Permisi, aku paham kalau kalian ingin melepas rindu dengan berpelukan tetapi tolong jangan lakukan itu di tempat umum seperti ini," ucap nona Karina yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan kami.

"Maafkan saya, nona Karina," ucap Irene.

Irene pun mulai berdiri secara perlahan. Lalu Irene menjulurkan tangannya ke arahku. Aku pun mengambil uluran tangan itu dan setelah itu Irene menarik tanganku untuk membantuku berdiri. Aku pun berhasil berdiri dengan bantuan Irene.

"Terima kasih, Irene," ucapku.

"Sama-sama," ucap Irene.

Setelah aku telah berdiri, nona Karina pun mendekat ke arahku.

"Ayo kita masuk ke dalam, Rid," ucap nona Karina.

"Bagaimana dengan sopir dan prajurit yang mengantar kita, nona ?," tanyaku.

Lalu aku menoleh ke belakang untuk melihat sopir dan prajurit yang mengantar kami berdua. Tetapi di belakangku terlihat tidak ada apa-apa, kereta kuda yang mengantar kami pun juga tidak ada.

"Aku sudah berterima kasih kepada mereka dan mereka sudah aku suruh pulang saat kamu sedang sibuk berpelukan dengan Irene," ucap nona Karina.

"Begitu ya, pantas saja aku tidak melihat mereka," ucapku.

"Ayo masuk, kamu harus segera pergi ke asramamu untuk beristirahat apalagi setelah mengalami kejadian di ruang pengadilan tadi. Kamu juga besok harus belajar kembali di kelasmu. Dan juga, kamu bisa melanjutkan bermesra-mesraan dengan Irene di kamarmu. Maka dari itu segeralah kembali ke asramamu," ucap nona Karina.

"Aku tidak akan bermesra-mesraan di asramaku, nona," ucapku.

"Kamu memang bilang begitu tetapi siapa yang tahu bagaimana nantinya," ucap nona Karina.

Sementara itu, Irene hanya diam saja mendengar kami berdua berbicara. Setelah itu, kami bertiga pun mulai berjalan masuk ke wilayah akademi. Orang-orang yang datang menyambutku mulai membukakan jalan agar aku bisa lewat dan masuk ke dalam akademi. Di antara kerumunan orang-orang itu, aku bisa mendengar kalau beberapa dari mereka sedang membicarakan tentang Irene yang memelukku dengan tiba-tiba.

"Aku tidak menyangka kalau putri es tiba-tiba memeluk Rid,"

"Iya, aku juga tidak menyangkanya. Padahal putri es itu biasanya bersikap dingin kepada orang lain tetapi sepertinya dia tidak bersikap seperti itu kepada Rid,"

"Bukannya itu wajar ? Lagipula Rid adalah pacarnya, mana mungkin dia bersikap dingin kepada pacarnya sendiri,"

"Itu benar, sepertinya alasan putri es memeluk Rid adalah karena dia lega melihat Rid yang sudah dibebaskan dan dinyatakan tidak bersalah,"

"Melihat putri es yang memeluk Rid seperti itu, bisa dipastikan kalau putri es memanglah pacarnya Rid," ucap orang-orang itu.

Aku hanya tersenyum saja mendengar perkataan mereka. Sementara itu, saat aku, Irene dan nona Karina sedang berjalan menyusuri jalan akademi, tiba-tiba Noa berlari dengan cepat ke arahku dan dia pun langsung memegang kedua bahuku dengan kedua tangannya. Noa memegang kedua bahuku dengan wajah yang tertunduk ke bawah.

"Noa...," ucapku.

"Syukurlah kamu sudah dinyatakan tidak bersalah, Rid. Aku sangat khawatir apabila kamu dinyatakan bersalah dan menerima hukuman berat. Jika itu terjadi, aku akan kehilangan teman pertamaku di akademi ini," ucap Noa dengan wajah yang masih tertunduk ke bawah.

"Maaf telah membuatmu khawatir, Noa," ucapku.

"Bukan hanya Noa saja, Rid. Kami semua pun juga khawatir," ucap Charles yang tiba-tiba datang menghampiriku.

Tidak hanya Charles saja, namun ada Chloe, Kotaro, Julie, Leandra, Lily dan Lillian. Aku sebelumnya melihat mereka berada di antara kerumunan itu, namun mereka tidak berusaha mendekatiku mungkin karena mereka tidak bisa menerobos banyaknya orang di kerumunan itu.

"Bahkan nona pun sangat khawatir kepadamu, Rid. Terlihat dia langsung memelukmu begitu melihat kamu yang sudah kembali," ucap Leandra.

"Itu benar," ucap Lily.

Aku pun menoleh ke arah Irene. Irene hanya terdiam tanpa merespon perkataan Leandra dan Lily. Ekspresi wajahnya pun terlihat seperti biasanya. Aku pun tersenyum melihat Irene lalu setelah itu aku menoleh kembali ke arah Charles dan yang lainnya.

"Kalian semua, maaf telah membuat khawatir," ucapku.

"Tidak perlu minta maaf, Rid, yang terpenting saat ini kamu telah kembali," ucap Chloe.

"Itu benar, Rid. Dan Noa, mau sampai kapan lagi kamu terus memegangi kedua bahu Rid ? Dan kenapa juga wajahmu saat ini tertunduk ke bawah ? Apa kamu sedang menangis ?," tanya Charles.

"Aku tidak menangis," ucap Noa sambil mengangkat wajahnya kembali.

Noa pun juga mulai melepaskan tangannya dari kedua bahuku.

"Aku pikir kamu sedang menangis," ucap Charles.

"Mana mungkin aku menangis," ucap Noa.

Lalu kami semua pun mulai mengobrol. Sementara itu, nona Karina melihat ke arah Rid dan yang lainnya yang sedang mengobrol sambil tersenyum. Kemudian, nona Violetta tiba-tiba datang dan menghampiri nona Karina.

"Syukurlah sidangnya berjalan dengan lancar dan anda pun juga berhasil menyelamatkan Rid, nona," ucap nona Violetta.

"Violetta ya. Aku dengar kalau beberapa tempat di akademi ini mengalami kerusakan tetapi sejauh yang aku lihat tidak ada satupun kerusakan di tempat ini. Apa kerusakannya sudah diperbaiki ?," tanya nona Karina.

"Sudah, nona. Tadi para anak buah Yang Mulia Ratu datang dan langsung memperbaiki tempat-tempat yang rusak dengan Artifact yang mereka bawa. Setelah selesai memperbaiki, mereka langsung kembali lagi ke istana," ucap nona Violetta.

"Iya, tadi Yang Mulia Ratu juga bilang kalau beliau akan menghubungi anak buahnya untuk memperbaiki beberapa tempat di akademi. Aku hanya tidak menyangka kalau beliau bergerak cepat untuk memperbaiki akademi ini. Ngomong-ngomong, Violetta, kamu tidak mau menghampiri Rid dan berbicara dengannya ? Bukankah kamu yang bilang kepadaku untuk menyelamatkan Rid namun ketika Rid sudah diselamatkan, kamu malah tidak menghampiri Rid dan berbicara dengannya," ucap nona Karina.

"Aku memang dekat dengan Rid karena kami sering melakukan latihan tanding, namun tidak ada yang tahu soal itu kecuali anda, nona. Jika aku menghampiri Rid dan berbicara dengannya sekarang, aku terkesan seperti kenal dekat dengan Rid. Lagipula besok pasti dia akan datang untuk latihan tanding lagi denganku, aku bisa berbicara dengannya besok saat latih tanding," ucap nona Violetta.

"Hmmm begitu ya," ucap nona Karina.

"Daripada itu, nona, apa yang nona katakan tadi lewat kristal komunikasi itu benar ? Soal sidang dan sesuatu yang terjadi di gedung pengadilan," ucap nona Violetta.

"Iya, itu benar. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa menantikan surat kabar yang akan beredar keesokan harinya. Aku yakin kabar soal ini akan beredar keesokan harinya ke seluruh kerajaan, karena tadi ada banyak anggota Diganta yang sedang menanyai orang-orang dan mengambil gambar di gedung pengadilan," ucap nona Karina.

"Tidak, aku percaya dengan perkataan anda, nona. Aku hanya masih terkejut setelah mendengar perkataan anda soal sidang dan apa yang terjadi di gedung pengadilan. Jika kabar soal itu beredar ke seluruh kerajaan ini, aku yakin seluruh kerajaan ini akan gembar," ucap nona Violetta.

"Itu sudah pasti. Kabar itu akan menghebohkan seluruh kerajaan ini keesokan harinya," ucap nona Karina.

Saat nona Karina dan nona Violetta sedang berbicara, muncul senior Darryl yang datang dan langsung menghampiri nona Karina. Tidak hanya senior Darryl saja, terlihat ada senior Klara dan senior Nichelle yang ikut menghampiri nona Karina. Mereka bertiga adalah anggota Elevrad tahun keempat, sama seperti senior Florian.

"Nona Karina," ucap senior Darryl.

Nona Karina pun menoleh ke arah senior Darryl yang menghampirinya.

"Ada apa, Darryl ?," tanya nona Karina.

"Kami ingin meminta penjelasan tentang penangkapan ketua, tidak, maksudku Florian. Seperti yang anda tahu, kami bertiga merupakan teman dari Florian, tidak hanya di Elevrad tetapi juga di angkatan kami. Kami masih terkejut dengan penangkapan Florian yang tiba-tiba, nona. Kami ingin meminta penjelasan lengkap tentang alasan penangkapan Florian," ucap senior Darryl.

"Saya juga ingin meminta penjelasan soal itu, nona. Tentang alasan kenapa Florian menyuruh Enzo untuk membunuh Rid, pasti ada alasan terkait hal itu," ucap tuan Alan yang juga tiba-tiba datang menghampiri nona Karina.

Terlihat nona Nora juga berada di belakang tuan Alan.

"Alan," ucap nona Karina.

"Ah sebelum itu, saya ucapkan selamat datang kembali, nona," ucap tuan Alan.

Nona Karina lalu terdiam.

"Nona ?," tanya senior Darryl yang bingung kenapa nona Karina terdiam.

Lalu nona Karina pun mulai berbicara.

"Kelihatannya kalian ingin mengetahui tentang alasan Florian menyuruh Enzo untuk membunuh Rid sehingga membuatnya ditangkap. Aku akan menjelaskan alasannya kepada kalian, tidak hanya itu, aku akan menjelaskan tentang apa yang terjadi saat sidang yang berlangsung di gedung pengadilan. Tapi aku tidak hanya menjelaskan kepada kalian saja," ucap nona Karina.

"Apa maksudnya, nona ?," tanya senior Darryl.

Nona Karina tidak menjawab dan beliau memilih untuk menoleh ke arah kerumunan orang yang berada di sekitar Rid.

"Kalian semua, segera berkumpul ke depan gedung lobi akademi. Ada sesuatu yang harus aku sampaikan," ucap nona Karina dengan suara yang sedikit keras.

Kerumunan orang itu pun terkejut dengan suara keras nona Karina dan langsung menoleh ke arah nona Karina.

"Para murid, tolong bawa teman-teman kalian ke depan gedung lobi akademi. Para pengajar dan prajurit juga tolong bawa rekan-rekan kalian ke depan gedung lobi akademi. Bawa dan kumpulkan semuanya, jangan sampai ada seorang pun yang tertinggal saat aku sedang menyampaikan sesuatu ini," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucap semua orang yang berada di tempat itu.

Lalu mereka semua mulai berjalan menuju gedung lobi akademi. Beberapa dari mereka memeriksa bangunan atau tempat lain untuk mencari orang-orang yang mungkin belum tahu tentang nona Karina yang ingin menyampaikan sesuatu. Sementara senior Darryl, senior Klara dan senior Nichelle masih berada di dekat nona Karina. Mereka bertiga belum beranjak pergi ke gedung lobi akademi ataupun mencari teman-teman mereka yang lain. Sementara tuan Alan dan nona Nora sudah pergi untuk memberitahu rekan-rekan mereka.

"Aku akan pergi ke depan gedung lobi akademi duluan. Aku paham kalau kalian mungkin tidak percaya soal penangkapan Florian, apalagi kalian merupakan teman-teman Florian dari angkatan yang sama, bahkan dari kelas yang sama. Oleh karena itu, aku akan menjelaskan secara lengkap tentang alasan penangkapan Florian dan tentang apa yang terjadi saat sidang di gedung pengadilan. Pastikan kalian bertiga juga ikut datang ke depan gedung lobi akademi untuk mendengarkan penjelasanku," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucap senior Darryl.

Senior Klara dan senior Nichelle tidak berkata apa-apa tetapi mereka berdua mengangguk setelah mendengar perkataan nona Karina.

Lalu nona Karina pun berjalan menuju gedung lobi akademi

-

20 menit kemudian.

Semua orang di akademi ini terlihat sudah berkumpul di depan gedung lobi akademi. Nona Karina pun juga sudah berada di depan semua orang itu dan bersiap untuk menyampaikan sesuatu.

"Sepertinya kalian semua sudah berkumpul, kalau begitu aku akan mulai sekarang. Aku yakin kalian mungkin terkejut soal penangkapan Florian yang merupakan ketua Elevrad saat ini saat siang tadi. Penangkapan dilakukan sendiri oleh Violetta dan para prajuritnya yang menjaga akademi ini. Namun penangkapan itu tidak berjalan mudah karena Florian melakukan perlawanan yang membuat beberapa tempat di akademi ini mengalami kerusakan. Meski begitu, pada akhirnya Florian berhasil diamankan dan ditahan,"

"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa Florian sampai ditangkap. Beberapa dari kalian mungkin sudah mendengar sebagian kecil dari alasan penangkapan Florian. Namun kalian masih bertanya-tanya karena alasan penangkapan Florian itu tidaklah lengkap dan detail. Oleh karena itu, aku disini akan memberitahu kalian secara lengkap tentang alasan penangkapan Florian. Tidak hanya itu, aku juga akan memberitahu tentang apa yang terjadi saat sidang di gedung pengadilan siang tadi karena sidang tadi ada hubungannya dengan penangkapan Florian," ucap nona Karina.

-Bersambung