Senior Florian yang terhempas menghantam bagian depan gedung lobi akademi membuat terkejut banyak orang yang berada di dekat gedung itu.
"Apa itu ?!?!,"
"Ada sesuatu yang menghantam bagian depan gedung lobi akademi,"
"Aku tidak tahu apa itu karena sesuatu itu terhempas sangat cepat menghantam gedung lobi akademi," ucap orang-orang itu.
Orang-orang yang berada di dekat gedung itu tidak mengetahui apa yang menghantam gedung itu karena saat ini, di depan gedung lobi akademi sedang diselimuti debu asap yang membuat mereka tidak bisa melihat dengan jelas apa yang menghantam gedung itu. Disaat orang-orang yang berada di dekat gedung itu sedang terkejut karena sesuatu yang menghantam gedung itu, para prajurit yang berjaga di dekat gedung itu semakin bersiaga dan memperkuat penjagaan mereka agar orang-orang terutama para murid tidak mendekat ke area yang meliputi gedung lobi akademi sampai gerbang akademi.
Sementara itu, setelah menghempaskan senior Florian dan menaruh pedang miliknya di pinggangnya, nona Violetta mulai berjalan menuju gedung lobi akademi untuk memeriksa keadaan senior Florian. Nona Violetta berjalan sambil memperhatikan kedua tangannya.
"Aku kira aku tidak gemetar lagi saat hanya bertarung melawan Rid, tetapi ternyata aku juga tidak gemetar saat bertarung dengan ketua Elevrad itu. Sepertinya aku benar-benar sembuh dari trauma yang kumiliki. Dan yang menyembuhkanku adalah Rid, entah bagaimana caranya dia bisa menyembuhkanku. Yah, aku tidak perlu terlalu memikirkan tentang hal itu, yang terpenting adalah saat ini aku sudah pulih sepenuhnya dan bisa bekerja dengan benar," ucap nona Violetta.
Nona Violetta terus berjalan sampai akhirnya dia sudah berada di depan gedung lobi akademi. Para prajurit yang berjaga di dekat gedung itu, tepatnya di jalan menuju asrama murid dan jalan menuju gedung penginapan staf & tamu akademi pun terkejut melihat nona Violetta yang berada di depan gedung lobi akademi.
"Komandan Violetta ?!?! Jika komandan Violetta ada disitu, apa itu berarti sesuatu yang menghantam gedung itu adalah..," ucap salah satu dari prajurit yang berjaga.
Nona Violetta terus berjalan mendekat ke arah bagian depan gedung lobi akademi yang sudah hancur karena dihantam oleh senior Florian. Debu asap terlihat masih menyelimuti tempat itu. Namun, kemudian nona Violetta tiba-tiba menggerakkan tangan kanannya ke arah kanan. Setelah itu, debu asap yang menyelimuti tempat itu pun tiba-tiba mulai menghilang secara perlahan. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat senior Florian yang sudah tidak sadarkan diri dengan kondisi mulut dan perut yang mengeluarkan darah. Senior Florian tidak sadarkan diri setelah terkena serangan nona Violetta dan membuatnya menghantam bagian depan gedung lobi akademi, tepatnya menghantam tangga yang berada di depan pintu akses gedung lobi akademi. Kondisi tangga itu mengalami kerusakan yang cukup parah setelah dihantam oleh senior Florian.
Setelah melihat senior Florian yang sudah tidak sadarkan diri, nona Violetta lalu menyentuh kerah bagian belakang senior Florian. Nona Violetta lalu menarik dan menyeret senior Florian yang sedang tidak sadarkan diri dan membawanya ke arah para prajurit yang sedang berjaga di jalan menuju asrama murid. Namun sebelum pergi ke jalan menuju asrama murid, nona Violetta sempat melihat ke arah jalan yang menuju gedung penginapan staf dan tamu lalu memberikan kode atau isyarat kepada para prajurit yang berjaga disana untuk berhenti melakukan penjagaan. Para prajurit itu pun mengerti dengan kode yang diberikan oleh nona Violetta, kemudian mereka pun menyusul nona Violetta ke jalan menuju asrama murid untuk bergabung dengan prajurit yang berjaga disana.
Sesampainya di jalan itu, nona Violetta lalu meletakkan senior Florian di jalan.
"Kalian tolong urus dia. Tolong sembuhkan dia namun jangan sampai pulih sepenuhnya, dan jangan lupa untuk mengikat dia dengan kuat agar dia tidak bisa melarikan diri," ucap nona Violetta.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Beberapa prajurit lalu mulai menyembuhkan senior Florian, sementara beberapa prajurit yang lain terlihat pergi untuk mencari benda yang bisa digunakan untuk mengikat senior Florian. Sementara untuk prajurit sisanya sedang berjaga di sekitar nona Violetta dan senior Florian agar orang lain khususnya para murid tidak bisa mendekat.
Setelah itu, terdengar suara ribut-ribut antara para prajurit dengan seseorang yang berada dari arah jalan menuju area pertokoan. Nona Violetta yang mendengar hal itu pun penasaran.
"Ada suara ribut-ribut apa itu ?," tanya nona Violetta.
"Ah, itu komandan, ada seorang pengajar yang kelihatannya ingin menemui anda untuk bertanya tentang keributan yang terjadi sebelumnya. Rekan-rekan yang lain sedang menahan pengajar itu agar tidak mendekati anda karena kami pikir anda saat ini sedang lelah setelah bertarung dengan putra dari tuan Duke San Minerva," ucap salah satu prajurit.
"Aku tersentuh kalian begitu memikirkanku, bahkan sampai menahan orang-orang agar tidak mendekatiku karena kalian berpikir aku sedang lelah. Namun aku tidak lelah sama sekali. Oleh karena itu, tolong biarkan orang itu menghampiriku. Aku yakin dia butuh penjelasan tentang keributan yang terjadi sebelumnya," ucap nona Violetta.
"Baik, komandan," ucap prajurit itu.
Lalu prajurit itu menghampiri para prajurit yang sedang menahan pengajar itu. Prajurit itu memberitahu untuk membiarkan pengajar itu menghampiri nona Violetta. Para prajurit itu pun menurut dan membiarkan pengajar itu menghampiri nona Violetta. Lalu pengajar itu pun mulai berjalan untuk menghampiri nona Violetta dengan tergesa-gesa sampai akhirnya pengajar itu berhasil menghampiri nona Violetta.
"Akhirnya aku bisa mengobrol denganmu juga," ucap pengajar itu.
"Aku pikir siapa pengajar yang dimaksud oleh para prajuritku, ternyata anda ya, tuan Alan," ucap nona Violetta.
Ternyata pengajar yang sebelumnya terlihat ribut-ribut dengan para prajurit adalah tuan Alan. Terlihat nona Nora juga berada di belakang tuan Alan.
"Apa yang sebenarnya terjadi, nona Violetta ? kenapa kamu tiba-tiba bertarung dengan Florian dan bahkan kamu ingin menangkapnya," ucap tuan Alan.
"Ini atas perintah nona Karina, tuan Alan," ucap nona Violetta.
"Nona Karina ?," tanya tuan Alan yang nampak bingung.
"Iya. Nona Karina memerintahkanku untuk menangkap dan menahan Florian karena dia adalah pelaku yang menyuruh Enzo, putra dari Duke San Angela untuk membunuh Rid Archie di hutan Hevea," ucap nona Violetta.
"Florian menyuruh Enzo untuk membunuh Rid ? Bukannya insiden yang terjadi di hutan Hevea merupakan perbuatan Rid yang membunuh Enzo karena mungkin Rid memiliki dendam kepada Enzo. Lalu para prajurit Duke San Angela yang kebetulan sedang berada di hutan itu, melihat Rid yang telah membunuh Enzo. Mereka pun langsung ingin membunuh Rid namun malah Rid yang berhasil membunuh mereka semua," ucap tuan Alan.
"Kejadian yang sebenarnya bukan seperti itu, tuan Alan. Nona Karina memberitahuku kalau kejadian yang sebenarnya terjadi adalah Rid Archie ingin dibunuh di hutan itu oleh Enzo dan orang-orang yang disebut sebagai prajurit Duke San Angela. Salah satu yang memerintahkan orang-orang itu untuk membunuh Rid Archie adalah Florian, putra dari tuan Duke San Minerva," ucap nona Violetta.
"Apa ?!?! Jadi kejadian sebenarnya seperti itu ?," tanya tuan Alan yang terkejut.
"Iya," ucap nona Violetta.
Tuan Alan masih terkejut mendengar hal itu, begitupun dengan nona Nora yang berada di belakangnya. Setelah itu, tiba-tiba ada seseorang yang berlari menuju nona Violetta. Para prajurit yang berjaga di sekitar nona Violetta berusaha menahan orang itu, namun mereka tidak dapat menahan orang itu. Lalu orang itu pun kini berada di hadapan nona Violetta. Orang yang kini berada di hadapan nona Violetta adalah Irene.
"Nona Violetta, bagaimana dengan Rid ? Bagaimana dengan hasil sidang yang sedang dijalaninya ?," tanya Irene.
"Aku pikir siapa yang bergegas kemari, ternyata kamu ya, putri Irene. Kelihatannya kamu sangat mengkhawatirkan pacarmu itu," ucap nona Violetta.
"Tolong jawab pertanyaan saya, nona Violetta," ucap Irene dengan tegas.
Nona Violetta sempat terkejut mendengar Irene yang berbicara tegas, namun tak lama kemudian nona Violetta pun tersenyum.
"Kamu tidak perlu khawatir, Rid Archie baik-baik saja. Nona Karina memberitahuku kalau Rid Archie dinyatakan tidak bersalah dalam insiden itu. Rid Archie memang telah membunuh putra dari tuan Duke San Angela, tidak hanya itu, dia pun juga telah membunuh putra dari Marquess Rovinj dan banyak prajurit Duke San Angela di hutan itu. Namun apa yang dia lakukan itu adalah sebuah upaya membela diri dari mereka yang mau membunuhnya. Jadi kamu tidak perlu khawatir, putri Irene. Rid Archie pasti akan kembali kesini, entah nanti sore atau malam, atau bisa juga keesokan harinya," ucap nona Violetta.
Irene yang mendengar jawaban dari nona Violetta nampak lega.
"Begitu ya, syukurlah," ucap Irene.
Sementara itu, nona Violetta tersenyum sambil melihat wajah Irene.
"Nona Violetta, aku masih ada pertanyaan. Apa kamu tahu apa alasan Florian menyuruh Enzo untuk membunuh Rid ? Pasti ada suatu alasan kenapa mereka ingin membunuh Rid kan ? Selain itu, kamu bilang tadi kalau Florian merupakan salah satu yang memerintahkan orang-orang itu untuk membunuh Rid di hutan Hevea, itu berarti ada pelaku lain yang memerintahkan orang-orang itu, siapa pelaku lain itu ?," tanya tuan Alan.
"Aku yakin kalau anda mempunyai banyak pertanyaan tentang hal itu, tuan Alan. Namun aku minta maaf karena aku tidak bisa memberitahukan dengan detail meski aku sudah diberitahu oleh nona Karina. Aku merasa kalau ini bukanlah tugasku untuk memberitahukan detailnya kepada anda. Lebih baik anda tunggu saja nona Karina kembali ke akademi lalu tanyakanlah kepada beliau atau anda bisa menunggu keesokan harinya. Karena aku yakin, apa yang sebenarnya terjadi di gedung pengadilan tadi akan dimuat dalam surat kabar yang akan terbit besok," ucap nona Violetta.
"Begitu ya, anda benar juga. Aku minta maaf karena telah menanyakan banyak hal kepada anda," ucap tuan Alan.
"Tidak apa-apa, tuan Alan. Apa anda ada perlu lagi denganku, tuan Alan ?," tanya nona Violetta.
"Tidak ada," ucap tuan Alan.
"Kalau kamu, putri Irene ?," tanya nona Violetta.
"Tidak ada juga," ucap Irene.
"Baiklah, kalau begitu aku mau pamit dulu karena aku harus menyiapkan prajuritku untuk membawa putra dari tuan Duke San Minerva ke penjara San Sabaneta. Aku permisi dulu," ucap nona Violetta.
"Silahkan, nona," ucap tuan Alan.
Lalu nona Violetta pun berbalik dan menatap ke arah senior Florian yang tergeletak di jalan dengan kondisi tidak sadarkan diri. Terlihat sebagian luka pada tubuhnya telah pulih. Tubuhnya pun saat ini sudah dalam kondisi terikat.
"Kalian, tolong bawa dia menuju gerbang akademi," ucap nona Violetta.
"Baik, komandan," ucap beberapa prajurit.
Beberapa prajurit lalu membopong senior Florian dan membawanya ke gerbang akademi, sementara nona Violetta juga ikut berjalan di belakang mereka. Tidak lama kemudian, nona Violetta tiba-tiba berbalik dan menatap ke arah Irene.
"Putri Irene, tolong sampaikan keadaan Rid Archie kepada teman-temannya juga. Aku yakin mereka khawatir dan cemas dengan keadaan Rid Archie," ucap nona Violetta dengan suara yang cukup keras.
"Iya, saya akan sampaikan," ucap Irene.
"Baguslah kalau begitu," ucap nona Violetta.
Lalu nona Violetta berbalik kembali dan melanjutkan langkahnya menuju gerbang akademi.
-
Kembali ke halaman parkir gedung pengadilan.
Diskusi masih berlangsung di tempat itu. Komandan Oliver saat ini juga sudah bergabung kembali untuk mengikuti diskusi yang berlangsung di tempat itu.
"Sudah diputuskan, aku akan menghapus acara ~Matchmaking Battle~ itu. Aku tidak peduli apabila suamiku berencana untuk mempertahankan acara itu, aku akan tetap menghapusnya," ucap Ratu Kayana.
Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, tiba-tiba kristal komunikasi yang berada di meja nona Karina terlihat bercahaya. Nona Karina yang melihat hal itu langsung mengambil kristal komunikasi itu.
"Halo,"
"Kerja bagus, Violetta,"
"Hmmm begitu ya. Tidak apa-apa, lagipula sepertinya memang sulit untuk mengatasi dia. Sekali lagi kerja bagus karena berhasil menangkapnya hidup-hidup. Pastikan dia dibawa ke penjara San Sabaneta dengan aman dan selamat,"
"Oke, kalau begitu aku tutup dulu panggilannya," ucap nona Karina saat sedang berbicara dengan kristal komunikasi miliknya.
Setelah selesai berbicara lewat kristal komunikasi itu, nona Karina menaruh kristal itu kembali ke atas mejanya. Lalu nona Karina mulai berbicara dengan Ratu Kayana.
"Saya baru mendapatkan kabar dari Violetta, Yang Mulia Ratu. Dia bilang dia sudah menangkap dan menahan Florian hidup-hidup dan saat ini dia sedang mengutus para prajuritnya untuk membawa Florian ke penjara San Sabaneta. Dia tidak bisa mengantar langsung kesana karena dia harus menjaga akademi saat ini,"
"Selain itu, saya juga mendapatkan kabar kalau beberapa tempat di akademi saat ini tengah mengalami kerusakan parah akibat Florian yang mengamuk saat hendak ditangkap. Meski begitu, tidak ada korban luka ataupun tewas dari kejadian mengamuknya Florian karena Violetta dapat mengatasi Florian dengan tepat dan mudah," ucap nona Karina.
"Begitu ya, Violetta melakukan tugasnya dengan baik. Mungkin aku harus memberinya bonus karena sudah bekerja dengan baik. Selain itu, soal beberapa tempat di akademi yang hancur, aku akan mengirim beberapa anak buahku untuk membantu memulihkan tempat yang hancur itu. Anda tidak perlu khawatir soal itu, kepala akademi," ucap Ratu Kayana.
"Terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina.
"Karena Florian saat ini sudah ditangkap, kita tinggal menunggu hasil pencarian bukti-bukti lain yang dilakukan Keira di kediaman tuan Darwin dan yang dilakukan Asier di kediaman tuan James," ucap Ratu Kayana.
-
Sementara itu, di atap gedung pengadilan.
Terlihat seorang wanita yang memakai jubah panjang yang sebelumnya muncul di pasar ibukota San Estella sedang berada di atap gedung pengadilan. Wanita itu sedang melihat-lihat bagian depan gedung pengadilan dan sekitarnya dari atap gedung pengadilan. Terlihat ada banyak orang yang saat ini berada di bagian depan gedung pengadilan dan sekitarnya. Kebanyakan orang yang yang berada di depan gedung pengadilan adalah para rakyat biasa ataupun para bangsawan. Sepertinya mereka datang ke depan gedung pengadilan untuk mencari tahu tentang keributan yang terjadi sebelumnya. Terlebih, di depan gedung pengadilan juga terdapat banyak mayat iblis yang menarik perhatian dan membuat orang-orang itu berkumpul di depan gedung pengadilan.
"Hmm pantas saja keberadaan para iblis yang aku rasakan sebelumnya kini sudah menghilang seluruhnya. Ternyata mereka semua sudah dikalahkan ya. Sepertinya para manusia yang berada di kerajaan ini cukup kuat juga sampai bisa mengalahkan para iblis itu meskipun mereka hanyalah iblis tingkat rendah dan ada beberapa yang hampir mencapai tingkat menengah," ucap wanita itu.
Lalu wanita itu berjalan ke sisi lain dari atap gedung itu. Kini wanita itu melihat ke arah tempat diskusi yang dilaksanakan di halaman parkir gedung pengadilan. Wanita itu terlihat sedang mengamati orang-orang yang berada di halaman parkir gedung pengadilan. Wanita itu mengamati orang-orang itu secara satu persatu sampai akhirnya wanita itu mulai mengamati Rid. Ketika melihat ke arah Rid, wanita itu terlihat sangat terkejut.
"Anak itu ?!??," ucap wanita itu sambil terkejut.
-
Kembali ke tempat diskusi di halaman parkir gedung pengadilan.
Aku merasakan ada seseorang yang sedang mengamatiku di atap gedung pengadilan. Aku pun langsung menoleh ke arah atap gedung pengadilan namun aku tidak menemukan atau melihat seseorang disana. Aku hanya melihat ada beberapa kelopak bunga berwarna hitam yang berterbangan di atap gedung pengadilan.
Caroline yang berada di sebelahku nampak bingung ketika melihatku terus menatap ke arah atap gedung pengadilan.
"Ada apa, kakak Rid ? Kenapa kamu terus menatap ke arah atap gedung pengadilan ?," tanya Caroline.
"Tidak ada apa-apa, Caroline. Kebetulan aku hanya ingin melihat ke atap saja," ucapku.
"Begitu ya," ucap Caroline.
-
Sementara itu, di suatu jalan kecil yang berada tidak jauh dari gedung pengadilan.
Jalan itu terlihat sangat sepi, lalu tiba-tiba muncul banyak kelopak bunga berwarna hitam di jalan itu. Kelopak-kelopak bunga berwarna hitam itu mulai menyatu dan membentuk wujud seorang wanita yang memakai jubah panjang. Wanita itu adalah wanita yang sebelumnya berada di atap gedung pengadilan.
"Aku tidak menyangka kalau anak itu bisa menyadari keberadaanku, padahal aku sudah menghilangkan seluruh hawa keberadaanku. Selain itu, aku benar-benar terkejut ketika melihat wajah anak itu. Aku tidak percaya ini, anak itu....wajahnya mirip sekali dengan 'tuan muda' saat dia masih muda dulu," ucap wanita itu.
Lalu wanita itu mulai membuka tudung kepala yang menutupi kepalanya dengan tangan kanannya. Di tangan kanannya itu, terdapat tato berwarna hitam pekat dengan corak rangkaian bunga yang memanjang dari bahu hingga jari tangan kanannya. Sementara itu, di wajahnya terlihat juga ada tato berwarna hitam pekat dengan corak rangkaian bunga yang memanjang dari dahi kanan melewati mata kanannya hingga ke pipi bagian kanan bawahnya. Setelah membuka tudung kepalanya itu, wanita itu terlihat sedang memejamkan matanya. Tidak lama kemudian, wanita itu pun mulai membuka matanya kembali. Terlihat wanita itu memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Selain itu, wanita itu juga memiliki pupil yang berbentuk seperti sebuah bunga Lily. Pupil matanya itu berwarna merah pekat seperti sebuah darah.
"Aku penasaran apakah anak itu hanya kebetulan memiliki wajah yang mirip dengan 'tuan muda' atau mungkin rumor yang beredar 'itu' ternyata adalah benar," ucap wanita itu.
-Bersambung