Chereads / Peace Hunter / Chapter 270 - Chapter 270 : Kekhawatiran Dua Komandan

Chapter 270 - Chapter 270 : Kekhawatiran Dua Komandan

Melihat Ratu Kayana yang sedang ditusuk oleh Duke James, aku dengan cepat langsung menyerang Duke James.

~Palm Shockwave Punch~

Aku memukul wajah Duke James menggunakan pukulan telapak tangan. Pukulan itu membuat darah keluar dari mulut dan hidungnya. Setelah itu, dia pun terhempas menghantam dinding gedung pengadilan hingga hancur. Ratu Kayana pun langsung terduduk setelah Duke James terhempas menghantam dinding gedung pengadilan. Ratu Kayana terduduk sambil memegangi dadanya yang telah berlubang. Komandan Asier dan komandan Oliver yang melihat itu pun langsung menghampiri Ratu Kayana.

"Yang Mulia Ratu, bertahanlah!," ucap komandan Asier dan komandan Oliver.

Sementara itu, aku saat ini sedang memperhatikan sekitar tempat kami berada untuk berjaga-jaga semisal ada iblis lain yang tiba-tiba menyerang. Setelah merasa kalau situasi sudah aman, aku pun menoleh ke arah Ratu Kayana yang sedang terduduk sambil dikelilingi oleh komandan Oliver dan komandan Asier. Saat aku sedang memperhatikan Ratu Kayana, entah kenapa aku merasa ada yang aneh.

"Bertahanlah, Yang Mulia Ratu! Kami berdua akan membawa anda untuk segera disembuhkan," ucap komandan Oliver.

"Tidak perlu, tuan Oliver.....lagipula ini sudah terlambat...luka parah seperti ini mustahil untuk disembuhkan," ucap Ratu Kayana.

"Pokoknya kami berdua akan membawa anda untuk disembuhkan. Teruslah bertahan, Yang Mulia Ratu!," ucap komandan Oliver.

Komandan Oliver dan komandan Asier lalu bersiap untuk membopong Ratu Kayana.

"Sudahlah....tuan Oliver.....tidak perlu melakukan hal itu. Lagipula...aku baik-baik saja," ucap Ratu Kayana.

"Apanya yang baik-baik saja ? Ada lubang besar di dada anda dan anda bilang anda baik-baik saja ?," tanya komandan Oliver.

"Iya, aku baik-baik saja.....karena tubuh ini bukanlah tubuh asliku," ucap Ratu Kayana.

Lalu tubuh Ratu Kayana yang bersiap untuk dibopong oleh komandan Asier dan komandan Oliver tiba-tiba berubah menjadi air secara perlahan. Komandan Oliver dan komandan Asier pun terkejut melihat tubuh Ratu Kayana yang berubah menjadi air secara perlahan. Aku pun juga terkejut melihat hal itu.

"Tubuh Ratu Kayana berubah menjadi air ? Jangan bilang kalau tubuh itu hanyalah clone miliknya ?," pikirku.

"Tadi itu hampir saja.....," ucap Ratu Kayana.

Saat mendengar suara Ratu Kayana, kami bertiga pun langsung menoleh ke arah suara Ratu Kayana itu berasal. Suara itu berasal dari atap gedung pengadilan. Saat kami melihat ke atap gedung pengadilan, kami melihat Ratu Kayana yang sedang duduk di pinggir atap gedung pengadilan, sama seperti yang beliau lakukan sebelumnya.

".....Untungnya aku sudah berjaga-jaga dengan menyuruh clone buatanku untuk menemui kalian terlebih dahulu," lanjut Ratu Kayana.

Komandan Oliver pun terkejut melihat Ratu Kayana yang sedang berada di atap gedung pengadilan.

"Yang Mulia Ratu ?," tanya komandan Oliver.

"Iya, ini aku," ucap Ratu Kayana.

"Jadi yang baru saja terkena serangan itu hanyalah clone milik anda saja ?," tanya komandan Oliver.

"Iya, itu benar," ucap Ratu Kayana.

"Kenapa anda tidak bilang terlebih dahulu, Yang Mulia Ratu ? Apa anda tidak tahu kalau saya sangat khawatir ? apalagi setelah melihat anda tiba-tiba ditusuk tepat di dada anda," ucap komandan Oliver.

"Jika aku memberitahu anda terlebih dahulu, aku jadi tidak bisa membuat kejutan. Maaf ya karena telah membuat kalian bertiga khawatir. Tapi tuan Oliver, anda kan sudah tahu kalau aku bisa menggunakan clone yang terbuat dari sihir elemen, seharusnya anda dapat dengan mudah menyadari kalau aku yang tertusuk itu hanyalah sebuah clone," ucap Ratu Kayana.

"Dalam situasi seperti itu, saya tidak sempat berpikir jernih karena saya keburu panik melihat anda yang tiba-tiba ditusuk oleh tuan James," ucap komandan Oliver.

"Saya juga, Yang Mulia Ratu. Saya sangat panik melihat anda yang tiba-tiba tertusuk," ucap komandan Asier.

"Maaf ya," ucap Ratu Kayana.

Lalu Ratu Kayana pun turun dari atap dan menghampiri kami bertiga. Aku pun memperhatikan Ratu Kayana yang sedang menghampiri kami.

"Pantas saja ada sesuatu yang aneh saat aku melihat tubuh Ratu Kayana sebelumnya. Meskipun dia telah ditusuk hingga membuat dadanya berlubang, tetapi tidak ada darah yang keluar dari dadanya yang berlubang itu. Ternyata tubuh itu adalah clone," pikirku.

Saat Rid sedang fokus memikirkan tentang itu, Ratu Kayana pun melihat ke arah Rid.

"Ada apa, Rid ?," tanya Ratu Kayana.

"Tidak ada apa-apa, Yang Mulia Ratu. Ngomong-ngomong, jika anda yang sebelumnya adalah sebuah clone, apa itu berarti anda yang saat ini juga merupakan sebuah clone ?," tanyaku.

"Hmmm entahlah, coba kamu tebak sendiri. Daripada itu, lebih baik sekarang kita lihat keadaan tuan James. Jika dia masih hidup, lebih baik kita segera menghabisinya," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucapku, komandan Oliver dan komandan Asier.

Kami berempat pun langsung menuju tempat Duke James menghantam dinding setelah kupukul. Saat kami sudah sampai di tempat Duke James, kami melihat Duke James tengah terbaring di dekat dinding yang hancur dengan keadaan kepala yang sudah dipenuhi darah. Selain itu, sebagian besar tubuhnya juga dipenuhi oleh luka bakar akibat ledakan dan kobaran api yang mengenai tubuhnya sebelumnya. Meski Duke James tengah terbaring dengan kondisi seperti itu, kami berempat tetap bersiaga mengingat Duke James bisa saja tiba-tiba menyerang seperti sebelumnya. Kemudian, Ratu Kayana mengarahkan tangan kanannya ke arah Duke James. Saat Ratu Kayana sedang mengarahkan tangan kanannya kepada Duke James, tiba-tiba Duke James terbangun dan berusaha untuk menyerang Ratu Kayana. Tapi setelah itu, Duke James tiba-tiba menghantam tanah saat hendak menyerang Ratu Kayana. Duke James berusaha bangkit untuk kembali menyerang tetapi tubuhnya tidak bisa digerakkan dan hanya bisa terbaring di tanah. Tubuhnya seperti sedang ditekan oleh sebuah beban berat yang membuat dia tidak bisa bergerak.

"Aku tidak menyangka kalau dia masih bisa bergerak meski dengan kondisi tubuh yang seperti itu. Kalian bertiga, menjauh lah sedikit dariku," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap kami bertiga.

Setelah itu, Ratu Kayana mengeluarkan tekanan aura yang sangat kuat. Sementara itu, Duke James semakin berusaha memberontak. 'Beban berat' yang saat ini sedang menekan tubuhnya semakin bertambah kuat. Tanah yang berada di bawah Duke James mulai retak secara perlahan. Retakan tanah itu semakin besar sampai akhirnya retakan itu membuat sebuah lubang yang cukup besar. Duke James pun terjatuh ke dalam lubang itu.

Ratu Kayana lalu berjalan perlahan mendekati lubang itu lalu melihat ke dalam lubang itu. Terlihat Duke James berada cukup dalam di dalam lubang itu. Tubuhnya masih terbaring sambil menahan 'beban berat' yang menekan tubuhnya. Setelah itu, Ratu Kayana mengangkat tangan kanannya ke atas.

~San Fulgen Art Secret Technique : Rain of Five Elemental Swords~

Di atas Ratu Kayana, muncul banyak pedang yang terbuat dari kelima sihir elemen dasar yaitu air, api, tanah, angin dan listrik. Setelah itu, Ratu Kayana menurunkan tangan kanannya dan mengarahkan tangan kanannya itu ke bawah lubang tempat Duke James berada. Pedang-pedang yang berada di atas Ratu Kayana pun langsung melesat ke dalam lubang itu dan menyerang Duke James secara bertubi-tubi. Ratu Kayana terus melihati Duke James yang sedang diserang bertubi-tubi oleh pedang-pedang itu. Lalu setelah pedang terakhir sudah menyerang Duke James, nona Karina langsung menghentakkan kakinya ke tanah. Dan tiba-tiba, lubang yang cukup besar itu langsung menutup dengan cepat. Duke James pun terkurung di dalam lubang itu dengan kondisi yang hanya Ratu Kayana saja yang tahu.

Setelah itu, Ratu Kayana pun berbalik dan kembali menghampiri kami bertiga.

"Anda baik-baik saja, Yang Mulia Ratu ?, tanya komandan Oliver.

"Iya. Maaf ya, sepertinya aku tidak bisa memberikan pemakaman yang layak untuk Duke James. Aku malah langsung menguburnya setelah menyerangnya seperti itu. Kira-kira nona Claret akan marah kepadaku atau tidak ya ?," tanya Ratu Kayana.

"Lebih baik anda tidak perlu memikirkan soal itu, Yang Mulia Ratu. Tuan James sudah merencanakan sesuatu yang jahat kepada anda, jadi anda bebas untuk melakukan apapun kepadanya setelah anda membunuhnya. Lagipula, rakyat kerajaan San Fulgen pastinya juga tidak akan peduli dengan pemakaman yang layak untuk tuan James. Meskipun tuan James merupakan seorang Duke, tapi dia adalah kriminal berat karena merencanakan pembunuhan terhadap anda dan seluruh keluarga San Lucia. Para rakyat mungkin malah akan mengacaukan acara pemakaman itu apabila acara pemakaman itu diadakan. Mereka mungkin tidak sudi melihat adanya acara pemakaman yang layak bagi seorang kriminal berat. Jadi anda tidak perlu memikirkan tentang pemakaman yang layak bagi tuan James, begitupun juga dengan tuan Darwin yang tubuhnya masih ada meskipun tubuhnya itu telah menjadi seonggok daging,"

"Lalu, anda tidak perlu meminta maaf kepada nona Claret ataupun nona Harriet, bisa saja mereka berdua juga terlibat dalam rencana untuk membunuh anda dan seluruh keluarga San Lucia," ucap komandan Oliver.

"Hmmm anda ada benarnya, tuan Oliver. Lebih baik aku tidak perlu memikirkan tentang hal-hal itu. Daripada itu, lebih baik sekarang kita memeriksa ke dalam gedung pengadilan, anda bilang kalau kepala akademi, tuan Remy dan Marquess Marcelo yang telah berubah menjadi iblis masih ada di dalam gedung pengadilan kan ?," tanya Ratu Kayana.

"Itu benar, Yang Mulia Ratu. Mereka masih ada di dalam," ucap komandan Oliver.

"Kalau begitu lebih baik sekarang kita pergi ke dalam untuk memeriksa keadaan mereka. Tetapi sebelum itu, kalian berdua, tubuh kalian saat ini terdapat beberapa luka, lebih baik kalian segera sembuhkan luka pada tubuh kalian itu. Takutnya nanti malah akan tambah berbahaya mengingat luka itu disebabkan oleh iblis," ucap Ratu Kayana kepada komandan Asier dan komandan Oliver.

"Anda tidak perlu khawatir, Yang Mulia Ratu. Ini hanyalah luka goresan saja, jadi tidak akan ada masalah. Setelah situasi di tempat ini benar-benar sudah aman, baru kami akan pergi untuk menyembuhkan luka-luka ini," ucap komandan Oliver.

Komandan Asier pun mengangguk.

"Sudahlah, sekarang kalian berdua pergi saja ke tempat itu, sebelum tempat itu menjadi ramai karena iblis-iblis itu tidak hanya melukai kalian saja. Kalian pergi sekarang dan tidak perlu menemaniku untuk memeriksa gedung pengadilan, lagipula saat ini masih ada Rid yang akan menemaniku," ucap Ratu Kayana.

"Tetapi, Yang Mulia Ratu-," ucap komandan Oliver.

Belum sempat komandan Oliver menyelesaikan perkataannya, Ratu Kayana pun langsung memotong perkataan komandan Oliver.

"Aku bilang pergi," ucap Ratu Kayana.

Kelihatannya Ratu Kayana bersikeras ingin membuat komandan Oliver dan komandan Asier untuk pergi menyembuhkan luka mereka, tetapi komandan Oliver nampak menolak untuk pergi saat ini. Ratu Kayana dan komandan Oliver pun masih terus berdebat. Lalu aku pun memutuskan untuk menghentikan perdebatan mereka.

"Hentikan perdebatan kalian berdua, Yang Mulia Ratu, komandan Oliver," ucapku.

Ratu Kayana dan komandan Oliver pun berhenti berdebat setelah mendengar perkataanku.

"Kalian berdebat karena Yang Mulia Ratu ingin komandan Oliver dan kakak Asier agar segera pergi ke tempat penyembuhan, sedangkan komandan Oliver tidak mau karena beliau ingin pergi setelah situasi benar-benar aman. Jika memang begitu, masalah akan selesai apabila komandan Oliver dan kakak Asier dapat disembuhkan saat ini juga. Biar saya saja yang menyembuhkan mereka berdua," ucapku.

Ratu Kayana, komandan Oliver dan komandan Asier pun terdiam setelah mendengar perkataanku. Kemudian, aku mengarahkan tangan kiriku ke arah komandan Oliver, sementara tangan kananku diarahkan ke komandan Asier.

~Full Healing~

Aku pun langsung menyembuhkan komandan Oliver dan komandan Asier dengan sihir penyembuhan milikku. Tidak berselang lama, luka-luka pada tubuh komandan Oliver dan komandan Asier pun telah sembuh. Tubuh mereka berdua saat ini pun telah pulih sepenuhnya.

Komandan Oliver dan komandan Asier pun terkejut setelah melihat tubuh mereka yang sudah pulih sepenuhnya. Begitupun juga dengan Ratu Kayana setelah melihat tubuh komandan Oliver dan komandan Asier. Melihat mereka bertiga yang terkejut itu membuatku bingung.

"Kenapa mereka terlihat bingung setelah aku berhasil menyembuhkan mereka ? Apa karena mereka baru mengetahui kalau aku bisa menggunakan sihir penyembuhan ? Tetapi komandan Oliver sebelumnya sudah melihatku menggunakan sihir penyembuhan saat aku sedang menyembuhkan orang-orang yang terluka setelah insiden penyerang akademi, seharusnya saat ini beliau tidak terkejut lagi. Jadi kenapa beliau juga ikut terkejut ?," pikirku.

Saat aku sedang memikirkan itu, tiba-tiba Ratu Kayana mulai berbicara.

"Tuan Oliver, Asier, apa luka-luka yang terdapat pada tubuh kalian sebelumnya berasal dari serangan ~Dark Magic~ ?," tanya Ratu Kayana.

"Tidak semuanya berasal dari serangan yang berasal dari ~Dark Magic~, Yang Mulia Ratu, karena ada beberapa serangan yang berasal dari serangan fisik biasa . Tetapi luka yang diakibatkan oleh ~Dark Magic~ di tubuh saya ini lebih banyak daripada luka yang diakibatkan serangan fisik biasa," ucap komandan Oliver.

"Saya pun juga sama dengan komandan Oliver, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Asier.

"Begitu ya. Tetapi saat ini semua luka itu sudah hilang dan tubuh kalian sudah pulih sepenuhnya ?," tanya Ratu Kayana.

"Itu benar, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver dan komandan Asier.

Lalu setelah itu, Ratu Kayana pun menoleh ke arahku.

"Aku pernah membaca buku informasi tentang ~Dark Magic~ dan pernah juga mendengar beberapa informasi tentang itu. Menurut informasi itu, luka yang diakibatkan oleh serangan ~Dark Magic~ tidak bisa disembuhkan dengan sihir penyembuhan biasa. Luka itu hanya bisa disembuhkan oleh ramuan penyembuh yang dimiliki oleh gereja Sancta Lux atau dengan sihir penyembuhan yang berasal dari ~Light Magic~. Karena itulah, apa yang terjadi barusan benar-benar membuatku terkejut sekaligus bingung,"

"Rid, kenapa kamu bisa menyembuhkan mereka berdua dengan sihir penyembuhanmu ?," tanya Ratu Kayana.

-Bersambung