Di suatu tempat yang tidak berada jauh dari gedung pengadilan kerajaan San Fulgen.
Terlihat ada 2 sosok iblis yang mengacau di tempat itu. 2 iblis itu bisa mengacau di tempat itu karena sebelumnya mereka tengah mengejar sekelompok orang yang melarikan diri dari serangan iblis yang terjadi di gedung pengadilan. Saat ini 2 iblis itu sedang ditangani oleh beberapa prajurit di tempat itu. Prajurit yang berada di tempat itu mengenakan seragam yang sama dengan yang dipakai oleh komandan Mina.
"Bagaimana cara kita menghadapi kedua iblis itu ? Kita memang berhasil menyerangnya dan melukainya, tetapi semua serangan yang kita lancarkan ke dua iblis itu tidaklah fatal," ucap seorang prajurit.
"Pokoknya kita terus serang aja kedua iblis itu. Jangan sampai kita membiarkan kedua iblis itu terus mengacau di tempat ini," ucap prajurit yang lainnya.
Para prajurit itu pun terus menyerang kedua iblis itu dengan sihir dan senjata yang dimiliki mereka. Namun meskipun mereka terus menyerang kedua iblis itu, kedua iblis itu masih belumlah tumbang karena serangan yang mereka lakukan tidak menimbulkan luka yang fatal bagi kedua iblis itu. Kedua iblis itu pun masih bisa melawan balik saat diserang oleh para prajurit itu. Sebagian dari para prajurit itu pun terluka karena serangan dari kedua iblis itu.
"Meski kita terus menyerang mereka, mereka tetap tidak tumbang. Justru prajurit di pihak kitalah yang satu persatu mulai tumbang akibat diserang oleh mereka. Andai saja komandan Mina ada disini, pasti kedua iblis itu bisa ditangani dengan mudah olehnya," ucap seorang prajurit.
"Itu benar, tapi saat ini komandan Mina sedang menjaga tuan Duke San Lucia, jadi kita sendiri yang harus mengalahkan kedua iblis itu," ucap prajurit yang lainnya.
Kedua iblis itu terus menyerang para prajurit yang sedang menyerang mereka. Saat kedua iblis itu sedang menyerang para prajurit itu, tiba-tiba terdengar dua buah suara tembakan senjata. Suara tembakan senjata itu membuat terkejut para prajurit yang ada di tempat itu. Setelah suara tembakan senjata itu terdengar, tiba-tiba salah satu dari kedua iblis itu mulai terjatuh dan terbaring di jalan. Terlihat ada sebuah lubang di kepala dan dada kiri dari iblis yang tumbang itu. Iblis yang terbaring itu pun tidak bergerak kembali. Para prajurit yang berada di tempat itu pun terkejut saat melihat salah satu iblis yang tiba-tiba tumbang itu. Kemudian, mereka pun langsung menoleh ke arah asal suara tembakan senjata itu. Mereka melihat ada seorang wanita yang sedang memegang sebuah senapan tangan atau handgun di tangan kirinya dan sebuah rapier di tangan kanannya. Wanita itu saat ini tengah mengarahkan senapannya ke iblis yang tumbang itu, yang berarti wanita itu lah yang membuat iblis itu tumbang. Para prajurit yang melihat wanita itu pun langsung tersenyum dan bersorak. Karena wanita yang mereka lihat itu adalah komandan Mina.
"Komandan Mina, akhirnya anda datang," ucap prajurit itu sambil bersorak.
Komandan Mina tidak menanggapi sorakan prajurit itu. Komandan Mina justru langsung menembaki satu iblis yang masih tersisa dari kedua iblis itu. Tapi iblis itu menyadari tembakan yang dilancarkan oleh komandan Mina dan dengan cepat langsung menghindari tembakan-tembakan itu. Meskipun tembakan yang dilancarkan oleh komandan Mina berhasil dihindari oleh iblis itu, tetapi setidaknya tembakan itu membuat iblis itu tidak jadi menyerang para prajurit itu dan memilih untuk menjaga jarak. Lalu, komandan Mina pun mulai berjalan ke para prajurit yang berkumpul itu.
"Aku minta maaf karena datang terlambat," ucap komandan Mina.
"Tidak apa-apa, komandan. Justru kami senang karena komandan tetap datang untuk membantu kami," ucap seorang prajurit.
"Itu benar, komandan," ucap prajurit yang lainnya.
"Begitu ya," ucap komandan Mina.
"Tapi ngomong-ngomong, komandan, jika anda datang kesini, bagaimana dengan tuan Duke ? Bukankah anda yang bertugas untuk menjaga dan melindungi tuan Duke ?," tanya seorang prajurit.
"Tuan Duke bilang kalau beliau tidak akan kenapa-kenapa disana. Lagipula di tempat tuan Duke saat ini sudah ada banyak prajurit yang menjaga tempat itu. Karena itu, tuan Duke memerintahkanku untuk menyusul kalian. Tuan Duke berpikiran kalau kalian mungkin akan kesulitan jika berhadapan dengan iblis yang berhasil keluar dari wilayah gedung pengadilan dan ternyata apa yang dipikirkan tuan Duke ternyata benar. Untung saja aku langsung menuruti perintah dari tuan Duke. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi dengan kalian," ucap komandan Mina.
"Seperti biasa, tuan Duke sangat perhatian kepada kita. Bahkan beliau memerintahkan komandan Mina yang seharusnya menjaga beliau untuk membantu kita," ucap seorang prajurit.
"Itu benar, tuan Duke San Lucia memang sangatlah baik," ucap prajurit yang lainnya.
"Untuk sekarang lebih baik kalian segera sembuhkan rekan-rekan kalian yang terluka. Biar aku saja yang menghadapi iblis itu," ucap komandan Mina.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Para prajurit itu pun langsung bergegas untuk menyembuhkan rekan-rekan mereka yang terluka. Sementara itu, komandan Mina lalu berbalik arah dan berjalan perlahan menuju iblis yang sebelumnya menjaga jarak darinya. Komandan Mina berjalan sambil memegang handgun dan rapier di tangannya. Kemudian, komandan Mina pun langsung menembakkan senjatanya itu ke arah iblis itu.
-
Sementara itu di depan gedung pengadilan.
Komandan Oliver dan komandan Asier saat ini terus menghadapi para iblis yang sedang mengepung mereka.
~San Lucia Art : Freezing Air Slash~
Komandan Asier menyerang dua sosok iblis dengan tebasannya itu. Dua iblis itu pun terkena tebasan yang dilakukan komandan Asier dengan telak dan membuat tubuh mereka berdua langsung terpotong. Lalu di bekas potongan tubuh mereka itu ada bongkahan es beku yang cukup besar. Setelah tubuh kedua iblis itu terpotong, iblis itu pun langsung tumbang dan terbaring di tanah. Setelah komandan Asier melakukan serangan itu, tiba-tiba ada sebuah tebasan yang berasal dari ~Dark Magic~ yang mengarah kepadanya. Komandan Asier pun bersiap untuk menahan serangan itu.
~Ice Magic : Ice Wall~
Komandan Asier menciptakan sebuah dinding es untuk menahan tebasan itu. Namun dinding es itu langsung hancur ketika terkena oleh tebasan itu. Tebasan itu pun mengarah ke komandan Asier tapi komandan Asier dengan cepat langsung menghindari serangan itu. Komandan Oliver yang melihat komandan Asier sedang bertarung pun langsung berteriak ke komandan Asier. Komandan Oliver memutuskan untuk berteriak karena jarak antara mereka berdua saat ini cukup jauh, jadi jika tidak berteriak suara beliau belum tentu akan terdengar.
"Asier, jangan mencoba untuk menahan serangan dari ~Dark Magic~ dengan sihirmu. Serangan dari ~Dark Magic~ dapat dengan mudah menghancurkan serangan atau pertahanan dari sihir lainnya. Meskipun kamu bisa menahan serangan dari ~Dark Magic~ dengan sihir elemen lain yang lebih kuat dari ~Dark Magic~ itu sendiri tapi aku sarankan untuk tidak berusaha menahannya. Itu karena kita belum tahu serangan dari ~Dark Magic~ yang dilancarkannya itu lebih kuat atau lebih lemah dari sihir yang kita gunakan!," teriak komandan Oliver.
"Baik, komandan. Terima kasih atas informasinya," ucap komandan Asier.
Komandan Asier lalu melesat ke arah iblis yang menyerangnya dengan tebasan sebelumnya. Iblis yang menyerang komandan Asier dengan tebasan ~Dark Magic~ itu adalah komandan Luka. Komandan Luka terus menyerang komandan Asier dengan tebasan dari pedangnya yang sudah dialiri oleh ~Dark Magic~ tetapi komandan Asier dapat dengan mudah menghindarinya. Lalu komandan Asier bersiap dengan pedangnya untuk menyerang komandan Luka.
~San Lucia Art : Freezing Air Slash~
Komandan Asier menyerang komandan Luka dengan tekniknya itu tetapi komandan Luka dengan cepat langsung menahan serangan itu dengan pedangnya yang sudah dialiri oleh sihir kegelapan. Kedua pedang mereka pun saling berbenturan.
"Aku tidak menyangka kalau kita akan saling bertarung seperti ini, komandan Luka. Kita memang dulunya sudah sering berdebat dan tidak menyukai satu sama lain tapi kita tidak pernah berpikiran untuk saling bertarung. Melihat dirimu yang berubah menjadi iblis seperti ini dan bahkan tidak berbicara sedikitpun, sepertinya saat ini kamu sudah dirubah paksa oleh seseorang dan orang itulah yang mengendalikanmu saat ini," ucap komandan Asier.
Komandan Luka tidak menanggapi perkataan komandan Asier. Dia terus memegang pedangnya untuk terus menekan pedang milik komandan Asier. Namun, tiba-tiba pedang yang dipegang oleh komandan Luka mulai membeku secara perlahan.
"Aku akan segera mengakhiri penderitaanmu agar kamu tidak dikendalikan lagi oleh seseorang, komandan Luka," ucap komandan Asier.
Komandan Asier lalu meningkatkan kekuatannya untuk menekan komandan Luka. Komandan Luka pun secara perlahan mulai terdorong mundur dalam adu pedang itu. Pedang yang digunakan komandan Luka pun telah membeku sepenuhnya. Lalu beberapa saat kemudian, komandan Luka pun kalah dalam adu pedang itu dan membuatnya terpental menghantam dinding gerbang gedung pengadila. Tempat yang dihantam oleh komandan Luka pun mulai dipenuhi oleh debu asap.
Sementara itu, setelah komandan Asier berhasil menghempaskan komandan Luka, 5 sosok iblis melesat ke arahnya dan bersiap menyerangnya dari belakang. Komandan Asier pun mengetahui itu, dia pun langsung menoleh dan bersiap menyerang 5 iblis itu menggunakan pedangnya. Tetapi saat komandan Asier tengah bersiap untuk menyerang 5 iblis itu, komandan Luka tiba-tiba melesat dengan cepat dari balik asap dan langsung menyerang komandan Asier menggunakan cakarnya. Komandan Asier mengetahui itu dan dia dengan cepat langsung menghindari serangan dari komandan Luka. Tapi serangan komandan Luka sangat cepat sehingga membuat komandan Asier tidak bisa menghindari serangan itu sepenuhnya. Tangan kanan komandan Asier pun terluka karena tergores oleh serangan komandan Luka.
Komandan Asier lalu melihat tangannya yang terluka itu, kemudian dia mulai menoleh ke arah komandan Luka. Terlihat di tubuh komandan Luka saat ini ada bongkahan es yang cukup besar yang menempel pada tubuhnya itu. Meskipun ada bongkahan es yang menempel pada tubuhnya, komandan Luka masih belumlah tumbang.
"Bahkan dengan luka serangan itu pun kamu masih belum tumbang. Sepertinya memang sulit untuk mengalahkan orang kuat yang berubah menjadi iblis. Aku beruntung karena kamu tidak punya kesadaran sendiri dikarenakan kamu saat ini sedang dikendalikan. Jika kamu punya kesadaran sendiri, mungkin aku sudah dikalahkan sejak tadi. Karena dari yang aku tahu, kamu itu ahli dalam menggunakan pedang, komandan. Jika kamu menjadi iblis dan mempunyai kesadaran sendiri, kemampuanmu dalam berpedang pasti akan bertambah kuat. Maka dari itu aku bersyukur karena kamu tidak punya kesadaran sendiri," ucap komandan Asier.
Sementara itu, 5 iblis yang sebelumnya mencoba menyerang komandan Asier, saat ini kembali bersiap untuk menyerang komandan Asier. Terlihat mereka saat ini tengah membuka mulutnya untuk menembakkan sihir kegelapan dari mulut mereka. Sihir kegelapan itu pun dilesatkan ke arah komandan Asier namun komandan Asier dapat dengan mudah menghindari semua serangan sihir itu.
Setelah diserang oleh iblis itu, komandan Asier bersiap untuk menyerang balik kelima iblis itu.
~Ice Magic : Rain of Snowflakes~
Tiba-tiba beberapa kepingan salju mulai turun dan menghujani 5 iblis itu. Beberapa kepingan salju itu terlihat menempel di tubuh 5 iblis itu. Lalu tiba-tiba komandan Asier melesat dengan cepat dan bersiap menebas mereka berlima menggunakan pedangnya.
~San Lucia Art Secret Technique : Rain of Snowflakes - Death Slash~
Bagian tubuh dari 5 iblis yang terkena kepingan salju pun langsung terpotong setelah ditebas oleh komandan Asier. Entah itu leher, tangan, badan ataupun kaki, semua anggota tubuh yang tertempel oleh kepingan salju dari sihir komandan Asier akan langsung terpotong. Kelima iblis itu pun langsung tumbang dengan tubuh yang telah terpotong-potong.
Setelah komandan Asier melakukan serangan itu, komandan Luka pun kembali melesat ke arah komandan Asier untuk menyerangnya menggunakan cakar yang telah dialiri oleh sihir kegelapan. Tetapi komandan Asier mengetahui itu dan dengan cepat menahan serangan itu menggunakan pedangnya. Pedang komandan Asier dan cakar komandan Luka pun saling beradu.
"Sayang sekali kamu tidak berada di dekat kelima iblis yang tadi, komandan Luka. Jika kamu berada di dekat kelima iblis itu, kamu pasti akan terkena hujan kepingan salju itu. Dengan begitu, aku bisa memotong tubuhmu dengan mudah. Untuk sekarang, aku tidak akan menggunakan teknik itu dalam pertarungan satu lawan satu melawanmu, karena teknik itu lebih baik digunakan ketika aku sedang dikepung seperti tadi," ucap komandan Asier.
-
Sementara itu, komandan Oliver saat ini tengah bertarung melawan Duke James dan 3 sosok iblis lainnya. 3 sosok iblis itu terus menyerang komandan Oliver secara bersamaan. Meski begitu, komandan Oliver dengan mudah menahan dan menghindari serangan itu. Saat komandan Oliver tengah menghindari serangan dari 3 iblis itu, Duke James melesat dengan cepat mendekati komandan Oliver dan bersiap menyerangnya. Tetapi komandan Oliver menyadari hal itu dan langsung menghindari serangan dari Duke James. Namun serangannya sangatlah cepat sehingga komandan Oliver tetap terluka karena tidak mampu menghindari serangan itu dengan sempurna.
"Iblis tuan James itu selalu menyerangku disaat aku sedang fokus dalam melawan 3 iblis itu. Sedangkan jika aku sedang fokus dalam melawan tuan James, ketiga iblis itu yang akan menyerangku. Mereka mungkin terlihat tidak memiliki pikiran sendiri karena sedang dikendalikan tetapi mereka bisa menggunakan strategi yang merepotkan dalam menyerangku,"
"Aku harus mengalahkan salah satu di antara tuan James atau 3 iblis itu agar aku tidak kewalahan dalam melawan mereka. Dan sepertinya aku harus mengalahkan 3 iblis itu terlebih dahulu, karena ketiga iblis itu terlihat lebih mudah untuk dikalahkan daripada tuan James," pikir komandan Oliver.
Lalu komandan Oliver pun bersiap untuk menyerang 3 iblis itu.
-
Disaat yang sama di tempat Rid berada.
"Aku harus membantu mereka dalam mengalahkan iblis itu. Tetapi saat ini aku tidak memiliki senjata karena senjata akademi yang aku bawa sebelumnya sudah disita. Jika aku menggunakan senjata dari ~Storage~, aku takut kalau orang lain akan curiga tentang bagaimana aku bisa mendapatkan senjata itu. Sepertinya aku harus menggunakan senjata yang dibuat dari sihir," ucapku.
Lalu aku bersiap untuk membuat senjata dari sihir.
~Fire Magic : Create Magic Weapon : Fire Lance~
~Electric Magic : Create Magic Weapon : Electric Lance~
Aku menciptakan dua buah tombak yang terbuat dari sihir api dan sihir listrik. Tidak lupa juga aku menambahkan cukup banyak Mana pada tombak yang aku buat itu karena lawan kali ini merupakan iblis yang sulit untuk dilukai secara fatal apabila tidak menggunakan Mana pada senjata atau sihir.
"Aku akan melemparkan kedua tombak ini kepada para iblis itu. Setelah itu baru aku akan membuat pedang untuk aku pakai dalam melawan iblis yang tersisa," pikirku.
Setelah membuat dua buah tombak itu, aku melihat ke ujung tembok yang hancur itu. Di ujung tembok yang hancur itu terlihat bagian depan gedung pengadilan kerajaan San Fulgen. Dan di bagian depan gedung itu aku merasakan aura dari komandan Oliver dan komandan Asier. Lalu aku juga merasakan aura dari seseorang yang menendangku tadi yaitu aura dari Duke James yang telah berubah menjadi iblis. Aura Duke James terlihat berbeda sebelum dan sesudah beliau menjadi iblis. Tapi aku sudah mengetahui aura beliau ketika sudah menjadi iblis karena ketika beliau menendangku disitulah aku sudah merasakan aura milik beliau setelah berubah menjadi iblis.
"Sepertinya komandan Oliver dan komandan Asier tengah bertarung dengan tuan Duke San Angela yang sudah berubah menjadi iblis. Selain itu ada beberapa aura lain yang sepertinya mereka juga adalah iblis yang sedang dilawan oleh komandan Oliver dan komandan Asier. Aku akan membantu mereka dalam melawan iblis-iblis itu. Tetapi sebelum itu, aku akan membuat tuan Duke San Angela membayar perbuatan yang dia sudah lakukan kepadaku terlebih dahulu," ucapku.
Setelah itu, aku pun langsung melesat ke arah dinding yang hancur itu untuk menuju gedung pengadilan yang ada di ujung dinding yang hancur itu.
-
Kembali ke tempat komandan Oliver berada.
Komandan Oliver saat ini telah memotong kepala dari 3 iblis yang melawannya. Komandan Oliver memotong kepala 3 iblis itu dengan cepat menggunakan teknik pedangnya. Namun setelah komandan Oliver sudah berhasil membunuh 3 iblis itu, muncul 2 iblis yang lain yang bersiap untuk menyerangnya. Komandan Oliver pun bersiap untuk menyerang 2 iblis itu. Tetapi disaat yang sama, Duke James juga sedang bersiap untuk menyerang komandan Oliver.
"Jika aku menyerang kedua iblis itu, iblis tuan James akan bisa menyerangku. Sebaliknya jika aku menyerang iblis tuan James, kedua iblis itu yang akan bisa menyerangku. Ini benar-benar membuatku bingung. Aku tidak menyangka kalau mereka bisa membentuk strategi seperti ini padahal kelihatannya mereka tidak punya pemikiran sendiri," pikir komandan Oliver.
Komandan Oliver pun terdiam sebentar untuk berpikir dan menentukan iblis mana yang akan beliau serang. Namun saat beliau sedang berpikir, tiba-tiba sebuah tombak api dengan cepat melesat ke arah Duke James. Tombak api itu pun berhasil menusuk tubuh Duke James meskipun tombak itu tidak berhasil menembus tubuhnya. Karena tombak api itu, Duke James pun gagal untuk menyerang komandan Oliver. Komandan Oliver pun terkejut dengan munculnya tombak api itu secara tiba-tiba. Lalu beliau menoleh ke arah datangnya tombak api itu. Komandan Oliver melihat Rid yang sedang melesat ke tempatnya sambil membawa sebuah tombak yang terbuat dari sihir listrik.
"Tuan muda Rid ?!," ucap komandan Oliver.
Sementara itu, aku melihat komandan Oliver sedang terkejut ketika melihatku. Tapi aku langsung berteriak ke komandan Oliver karena saat ini ada dua sosok iblis yang berusaha menyerangnya.
"Komandan Oliver, ada dua sosok iblis yang berusaha menyerangmu!," teriakku.
Komandan Oliver pun baru menyadari kembali kalau ada 2 iblis yang berusaha menyerangnya. Lalu beliau pun langsung menyerang kedua iblis itu dengan cepat sebelum kedua iblis itu sempat menyerangnya.
~Lightning Sword Art : Lightning Speed Slash~
Komandan Oliver pun memotong kepala dari kedua iblis itu dengan cepat. Kedua iblis itu pun langsung tumbang dan terbaring di tanah.
Sementara itu, setelah melihat komandan Oliver yang sudah menghabisi kedua iblis itu, aku langsung menoleh ke arah Duke James yang sedang berusaha untuk menarik keluar tombak api yang menusuknya itu.
"Aku sudah menduga kalau Mana yang aku salurkan di tombak itu tidak cukup untuk menembus kulitmu karena sepertinya kamu berbeda dengan iblis yang lainnya. Oleh karena itu, aku menyiapkan tombak ini agar bisa 'digabungkan' dengan tombak api itu. Aku akan membuatmu membayar perbuatanmu yang sebelumnya, tuan Duke San Angela," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku langsung melempar tombak listrik yang ada di tanganku ke arah Duke James. Tombak itu mengarah tepat ke tombak api yang masih menusuk tubuh Duke James. Saat tombak listrik itu menyentuh tombak api yang menusuk tubuh Duke James, terjadilah ledakan besar yang mengguncang tempat itu dan area di sekitarnya.
-
Sementara itu, di sebuah pasar yang berada di ibukota San Estella.
Pasar itu berada tidak begitu jauh dari gedung pengadilan. Orang-orang yang berada di pasar itu saat ini sedang terkejut karena mendengar sebuah ledakan yang cukup besar.
"Ledakan apa itu ?," ucap salah satu pedagang di pasar itu.
"Entahlah. Sebelumnya aku juga mendengar beberapa suara benturan, apa ada sesuatu insiden yang terjadi di ibukota ini ?," ucap pedagang yang lainnya.
Meski terdengar suara ledakan, orang-orang yang berada di pasar itu masih melanjutkan aktivitas mereka untuk membeli atau berjualan.
Sementara itu, di depan toko yang menjual buah-buahan.
Terlihat ada seorang wanita yang mengenakan jubah panjang tengah berhenti di depan toko itu. Kemudian pedagang yang berjualan di toko itu pun memberikan sekantung buah apel kepada wanita itu.
"Ini buah apelnya, nona," ucap pedagang itu.
"Terima kasih. Kalau begitu ini uangnya, kembaliannya ambil saja untukmu, tuan," ucap wanita itu.
Ternyata wanita yang berhenti di depan toko itu sedang membeli buah yang dijual di toko itu.
"Tapi ini kembaliannya masih terlalu banyak, nona," ucap pedagang itu.
"Sudah tidak apa-apa, ambil saja," ucap wanita itu.
"Baiklah, terima kasih banyak, nona," ucap pedagang itu.
Wanita itu tidak membalas apa-apa dan hanya tersenyum. Kemudian, tiba-tiba datang sekelompok prajurit ke tempat itu. Sekelompok prajurit itu memberitahu kalau saat ini sedang ada penyerangan di gedung pengadilan kerajaan San Fulgen. Penyerangan itu dilakukan oleh orang-orang yang tiba-tiba berubah menjadi iblis dan saat ini beberapa prajurit sedang bersiaga di sekitar gedung pengadilan itu untuk melawan para iblis itu. Sekelompok prajurit itu juga menyuruh orang-orang yang saat ini tengah menjalankan aktivitas di pasar itu untuk segera mengungsi atau mencari perlindungan karena iblis yang menyerang gedung pengadilan bisa saja tiba di pasar itu.
"Jadi suara ledakan itu berasal dari pertarungan yang terjadi di gedung pengadilan ? Dan mereka saat ini sedang bertarung melawan orang-orang yang tiba-tiba berubah menjadi iblis ? Bagaimana bisa mereka menjadi iblis ? Apa yang sebenarnya terjadi ?," tanya salah satu pedagang.
"Jangan memikirkan tentang itu terlebih dahulu. Lebih baik saat ini kita segera mengungsi karena para iblis itu bisa saja datang kemari," ucap pedagang yang lainnya.
"Yah kamu benar," ucap pedagang yang sebelumnya.
Lalu mereka yang berdagang di pasar itu pun mulai menutup toko mereka dan mulai mengungsi. Para pembeli yang berniat untuk membeli barang di pasar itu pun juga ikut mengungsi. Sementara itu wanita berjubah panjang yang membeli apel sebelumnya terlihat masih berada di pasar itu. Wanita itu sama sekali tidak panik dan juga tidak berusaha untuk ikut mengungsi. Wanita itu lalu mulai mengambil sebuah apel dari sekantung apel yang dibelinya. Lalu wanita itu pun mulai memakan apel itu. Saat wanita itu sedang memakan apel itu menggunakan tangan kanannya, tangan kanannya itu tersingkap dari jubah panjangnya itu. Terlihat di tangan kanannya itu terdapat tato bercorak bunga yang memanjang dari jari tangannya hingga ke bahunya dan tato itu berwarna hitam pekat.
"Ada penyerangan yang dilakukan oleh orang-orang yang tiba-tiba berubah menjadi iblis, ya. Pantas saja sejak tadi aku merasakan aura keberadaan iblis di kota ini. Sepertinya yang melakukan penyerangan itu adalah Remy karena aku merasakan kalau iblis-iblis yang menyerang itu memiliki darahku yang sebelumnya kuberikan kepada Remy. Kelihatannya dia sudah bersiap untuk menjalankan rencananya itu ya,"
"Selain itu, selain aura keberadaan para iblis itu, aku juga merasakan adanya aura keberadaan yang lain. Aura ini.....entah kenapa sangat familiar," ucap wanita itu.
-Bersambung