Chereads / Peace Hunter / Chapter 268 - Chapter 268 : Gravity Compression - Sphere

Chapter 268 - Chapter 268 : Gravity Compression - Sphere

Ledakan besar yang terjadi di depan gedung pengadilan membuat orang-orang yang berada di sekitar tempat itu sangat terkejut.

-

Di halaman parkir yang berada di samping kiri gedung pengadilan.

"Ledakan besar apa itu ?,"

"Ledakan itu terjadi di depan gedung pengadilan,"

"Apa yang sedang terjadi ?," tanya orang-orang yang berada di area itu.

Para prajurit dan hakim Roswald yang menjaga area itu pun terlihat sedang bersiaga.

"Beberapa dari kalian tolong ikut aku untuk melihat apa yang sedang terjadi di depan gedung pengadilan," ucap hakim Roswald.

"Baik, Yang Mulia," ucap para prajurit itu.

Lalu beberapa prajurit itu mengikuti hakim Roswald untuk memeriksa apa yang sedang terjadi di depan gedung pengadilan. Sementara prajurit sisanya terus berjaga di area halaman parkir gedung pengadilan. Saat mereka tiba di sisi kiri dari bagian depan gedung pengadilan, mereka terkejut ketika melihat ada kobaran api besar yang ada di depan gedung pengadilan. Lalu mereka melihat ada komandan Oliver dan Rid Archie yang sedang berada tepat di depan gedung pengadilan dan beberapa iblis yang sedang menjaga jarak dari komandan Oliver dan Rid Archie. Mereka juga melihat komandan Asier yang sedang bertarung dengan komandan Luka di sisi kanan dari bagian depan gedung pengadilan.

"Siapa yang membuat kobaran api yang besar itu ? Dan kenapa Rid Archie bisa ada di depan gedung pengadilan ? bukannya tadi dia terhempas sangat jauh setelah diserang oleh tuan Duke San Angela yang berubah menjadi iblis ?," pikir hakim Roswald.

Tapi hakim Roswald tidak berlama-lama memikirkan itu, beliau langsung menyuruh para prajurit yang mengikutinya untuk kembali.

"Sepertinya tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan di depan gedung pengadilan. Memang ada kobaran api besar yang entah datang darimana, tetapi komandan Oliver dan komandan Asier terlihat baik-baik saja. Kalau begitu ayo kita kembali ke tempat penjagaan kita," ucap hakim Roswald.

"Baik, Yang Mulia," ucap para prajurit yang mengikuti hakim Roswald.

Lalu mereka semua pun kembali ke tempat penjagaan mereka di halaman parkir gedung pengadilan.

-

Di depan gedung pengadilan.

Kobaran api besar muncul setelah terjadinya ledakan besar yang diakibatkan dari tombak listrik buatanku yang kulemparkan dan mengenai tombak api yang menusuk tubuh Duke James. Lalu aku pun terus memperhatikan kobaran api besar yang berada dihadapanku.

"Dengan ledakan yang besar tadi dan kobaran api yang masih menyala ini seharusnya sudah cukup untuk membunuh Duke San Angela yang telah berubah menjadi iblis," pikirku.

Lalu saat aku sedang memperhatikan kobaran api itu, aku langsung menoleh ke sisi kiriku dan melihat komandan Oliver yang sedang berjalan ke arahku. Di tubuh komandan Oliver saat ini terlihat ada beberapa luka goresan.

"Kelihatannya kamu baik-baik saja meski telah diserang dan dihempaskan oleh tuan James, tuan muda Rid," ucap komandan Oliver.

"Yah seperti yang anda lihat, komandan, saya baik-baik saja," ucapku.

"Aku berterima kasih karena kamu telah membantuku untuk menyerang tuan James. Karena sebelumnya situasiku sedang terjepit karena diserang oleh 2 iblis di sisi kiriku dan tuan James di sisi kananku. Tuan James jadi berhenti menyerangku setelah kamu menyerangnya dan itu membuatku bisa menyerang 2 iblis di sisi kiriku," ucap komandan Oliver.

"Tidak perlu berterima kasih, komandan Oliver. Justru saya ingin meminta maaf karena telah mencuri mangsa anda, karena saya yakin kalau anda bisa mengatasi mereka semua sekaligus meskipun anda sedang berada di situasi terjepit seperti itu," ucapku.

"Jangan terlalu memujiku, tuan muda Rid. Apa yang aku katakan tadi adalah kebenaran karena aku memang benar-benar berada di situasi yang terjepit. Jika yang aku lawan adalah manusia, meskipun dalam posisi terkepung dari berbagai arah mungkin aku bisa mengalahkan mereka. Tetapi yang aku lawan saat ini adalah sekelompok iblis. Pergerakan mereka itu cepat, apalagi pergerakan dari tuan James yang sudah berubah menjadi iblis. Dia lebih cepat dari iblis-iblis lainnya,"

"Sepertinya kekuatan yang dimiliki oleh seseorang sebelum mereka menjadi iblis akan menjadi meningkat setelah mereka menjadi iblis. Contohnya, kebanyakan dari mereka yang berubah menjadi iblis di gedung pengadilan adalah para rakyat atau bangsawan biasa yang tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk bertarung. Setelah menjadi iblis, fisik dan kekuatan mereka bertambah kuat, kecepatan mereka pun juga meningkat. Tapi aku masih bisa untuk menghadapi mereka karena meskipun mereka bertambah kuat, mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup sebelum menjadi iblis, maka dari itu meskipun kekuatan mereka meningkat setelah menjadi iblis, kekuatan mereka masih berada dibawahku,"

"Tapi jika seseorang sudah memiliki kekuatan yang cukup kuat atau lebih dari itu sebelum dia berubah menjadi iblis, maka orang itu akan menjadi lebih kuat lagi setelah mereka menjadi iblis. Contohnya seperti tuan Darwin, tuan James, Marquess Marcelo dan komandan Luka. Mereka itu sudah kuat saat masih menjadi manusia, ditambah sekarang mereka tiba-tiba berubah menjadi iblis, maka mereka akan bertambah lebih kuat lagi. Kekuatan mereka bisa menjadi setara denganku atau bahkan melebihiku. Tapi beruntungnya, sepertinya mereka yang berubah menjadi iblis adalah orang-orang yang berada di bawah pengaruh dan perintah seseorang. Mereka tidak memiliki pemikiran sendiri, jadi ketika mereka diperintahkan untuk mengacau atau membunuh orang-orang di tempat ini, mereka tidak memiliki teknik bertempur dan hanya menyerang dengan serangan dasar yang dimiliki mereka. Jika mereka memiliki pemikiran sendiri setelah berubah menjadi iblis, melawan mereka akan sangat menyulitkan karena mereka pasti akan menggunakan banyak sihir dan teknik yang merepotkan," ucap komandan Oliver.

"Begitu ya. Jadi tuan Duke San Angela itu sudah kuat sebelum beliau menjadi iblis. Pantas saja beliau sangat cepat ketika beliau sudah menjadi iblis," ucapku.

"Iya, aku sendiri bahkan tidak bisa merespon kecepatannya saat dia berusaha menyerang putri Caroline. Tapi aku terkejut kalau kamu bisa merespon kecepatannya dan langsung bertukar posisi dengan putri Caroline agar tuan James lah yang menyerangmu, tuan muda Rid," ucap komandan Oliver.

"Itu hanya kebetulan saja kalau saya bisa merespon kecepatannya, komandan. Tapi tetap saja setelah itu saya terhempas karena diserang oleh beliau," ucapku.

"Hmmm begitu ya. Ngomong-ngomong, kamu tidak perlu menyebut tuan James dengan panggilan 'beliau' lagi, tuan muda Rid. Lagipula tuan James saat ini bukanlah tuan James yang dikenal karena dia sudah berubah menjadi iblis. Terlebih lagi, tuan James sudah merencanakan hal yang buruk dengan memerintahkan beberapa orang untuk membunuhmu, jadi kamu tidak perlu memanggilnya dengan sopan lagi," ucap komandan Oliver.

"Komandan benar, karena tuan Duke San Angela saat ini sudah berubah menjadi iblis dan juga beliau telah merencanakan hal yang buruk kepada saya, sepertinya saya harus berhenti memanggilnya dengan sopan. Tapi entah kenapa jika saya sedang membicarakan tentang orang tua atau orang terhormat, saya selalu kebiasaan memanggil mereka dengan panggilan sopan. Sepertinya saya harus terbiasa untuk berhenti memanggil tuan Duke San Angela dengan panggilan yang sopan," ucapku.

"Begitu ya, kamu pasti diajarkan tata krama yang baik, tuan muda Rid. Karena kamu selalu terbiasa berbicara dengan sopan saat membicarakan orang tua atau orang terhormat," ucap komandan Oliver.

Saat kami berdua sedang mengobrol sambil memperhatikan kobaran api besar dihadapan kami, tiba-tiba komandan Asier datang dan menghampiri kami berdua.

"Ternyata yang membuat ledakan besar itu adalah kamu ya, Rid. Aku tadi mendengar suara ledakan yang besar tetapi tidak sempat melihat apa yang menyebabkan ledakan besar itu karena aku sedang fokus bertarung dengan komandan Luka," ucap komandan Asier.

Terlihat tubuh komandan Asier saat ini terdapat cukup banyak luka goresan.

"Iya, kakak Asier. Aku yang menyebabkan ledakan itu," ucapku.

"Asier, jika kamu ada disini, apa itu artinya kamu sudah mengalahkan komandan Luka ?," tanya komandan Oliver.

"Iya, komandan. Anda bisa lihat sendiri bagaimana keadaan komandan Luka saat ini," ucap komandan Asier.

Lalu aku dan komandan Asier pun menoleh ke sisi kanan bagian depan gedung pengadilan. Terlihat ada bongkahan es yang muncul di beberapa titik di tempat itu. Tanah di tempat itu pun juga membeku di beberapa titik. Lalu di tempat itu terlihat ada cukup banyak iblis yang terbaring dengan kondisi membeku ataupun dengan kondisi tubuh yang sudah terpotong-potong. Lalu di bagian tengah dari tempat itu, terlihat komandan Luka yang sedang tertancap oleh sebuah pedang es berukuran besar. Pedang es berukuran besar itu berhasil menembus tubuhnya itu tepat di bagian dadanya. Bagian dada yang tertancap pedang itu secara perlahan mulai membeku dan pembekuan itu mulai menjalar ke bagian tubuh yang lain. Tidak hanya dadanya saja yang tertancap pedang, kedua kaki, kedua lengan dan kepalanya pun juga tertancap pedang es yang berukuran normal sama seperti pedang yang sedang dipegang oleh komandan Asier saat ini. Bagian tubuh yang tertancap pedang es itu juga secara perlahan mulai membeku. Tidak lama kemudian, seluruh tubuh dari komandan Luka pun telah membeku sepenuhnya dan setelah itu tubuh yang membeku itu pun mulai retak lalu hancur berkeping-keping.

"Dengan tubuh yang sudah hancur berkeping-keping seperti itu, sudah pasti kalau komandan Luka sudah dikalahkan. Kerja bagus, Asier," ucap komandan Oliver.

"Bukan apa-apa, komandan. Lalu bagaimana dengan Duke James ? Apa dia berhasil dikalahkan ?," tanya komandan Asier.

"Duke James saat ini tengah berada di dalam kobaran api yang besar itu. Ledakan yang besar tadi terjadi akibat serangan yang dilakukan tuan muda Rid kepada Duke James," ucap komandan Oliver.

"Begitu ya, jadi ledakan itu terjadi akibat Rid yang menyerang Duke James. Dengan ledakan besar tadi ditambah dengan tubuhnya yang berada di kobaran api yang besar itu, sepertinya dapat disimpulkan kalau Duke James sudah tewas," ucap komandan Asier.

"Iya, sepertinya begitu. Duke James juga terlihat tidak berusaha keluar dari kobaran api yang besar itu yang berarti dia sudah tidak dapat bergerak dan tewas akibat serangan yang dilakukan oleh tuan muda Rid," ucap komandan Oliver.

"Hebat juga kamu, Rid, karena telah berhasil membunuh Duke James yang sudah berubah menjadi iblis. Padahal aku yakin kalau Duke James yang sudah berubah menjadi iblis itu sangat kuat. Tidak hanya kecepatannya yang sangat cepat, fisiknya pun juga kuat karena serangan yang aku dan komandan Oliver berdua lakukan kepadanya tidak dapat menimbulkan luka yang fatal," ucap komandan Asier.

"Aku bisa menyerang Duke San Angela karena be- dia sedang fokus untuk menyerang komandan Oliver. Jadi aku menyerangnya dengan tiba-tiba dan itu membuatnya bisa terkena seranganku. Sebenarnya pada awalnya aku juga tidak yakin kalau seranganku akan mampu untuk menewaskannya, tapi tidak kusangka dia tidak bergerak kembali setelah terkena serangan itu," ucapku.

"Daripada itu, kita memang saat ini sudah mengalahkan Duke James dan komandan Luka, tapi kita masih belum bisa untuk bersantai. Karena masih ada beberapa iblis yang masih harus kita tangani," ucap komandan Oliver sambil melihat sekelilingnya.

Komandan Oliver melihat ada beberapa iblis yang masih mengelilingi kami, jumlah iblis yang mengelilingi kami saat ini hanya tinggal sedikit karena komandan Oliver dan komandan Asier sudah membunuh beberapa dari mereka.

"Anda benar, komandan. Sepertinya kita harus menghabisi mereka semua terlebih dahulu baru setelah itu kita bisa bersantai," ucap komandan Asier yang bersiap menyerang beberapa iblis itu menggunakan pedangnya.

Komandan Oliver pun juga terlihat sedang bersiap untuk menyerang mereka. Melihat mereka berdua yang sudah bersiap menyerang, aku langsung membuat sebuah pedang menggunakan sihirku.

~Ice Magic : Create Magic Weapon : Ice Sword~

Aku membuat sebuah pedang es dengan sihirku. Aku pun juga ikut bersiap untuk menyerang para iblis itu.

Saat kami bertiga sedang bersiap untuk menyerang para iblis itu, tiba-tiba kami merasakan tekanan Aura yang kuat yang berada tepat di atas kami. Kami bertiga pun langsung menoleh ke atas.

"Tekanan aura ini.....," ucap komandan Asier.

"Tidak salah lagi, ini adalah tekanan aura milik Yang Mulia Ratu. Apa yang sedang beliau lakukan di atas sana ?," tanya komandan Oliver.

Saat kami sedang menoleh ke atas, tiba-tiba sebuah lengan jatuh tepat di dekat kami. Kami bertiga pun terkejut melihat itu.

"Sebuah lengan ?," tanyaku.

"Lengan siapa ini ?," tanya komandan Asier.

Kami memperhatikan lengan itu dengan lebih teliti. Dari bentuknua itu, lengan itu merupakan lengan kanan dan di lengan itu terdapat tato bercorak berwarna hitam pekat. Itu berarti lengan itu merupakan lengan dari seorang iblis.

"Jika ini adalah lengan dari seorang iblis, apakah itu berarti Yang Mulia Ratu saat ini sedang berhadapan dengan iblis di atas sana ?," tanya komandan Oliver.

-

Di atas langit yang berada tepat di atas gedung pengadilan.

Terlihat Duke Darwin saat ini telah kehilangan lengan kanannya. Pada bagian lengan yang terputus itu, keluar darah yang sangat banyak. Tetapi, meski Duke Darwin telah kehilangan lengan kanannya, Duke Darwin terus menyerang Ratu Kayana dengan menembakkan sihir kegelapan dari mulutnya. Ratu Kayana terus menghindari serangan-serangan itu dengan terbang ke berbagai arah. Sambil menghindari serangan-serangan itu, Ratu Kayana juga berusaha mendekati Duke Darwin. Ketika berhasil mendekati Duke Darwin, Ratu Kayana berniat untuk menyentuh Duke Darwin dengan telapak tangannya tetapi Duke Darwin dengan cepat langsung menghindari itu dan menjaga jarak dari Ratu Kayana.

"Aku masih tidak menyangka kalau kamu bisa bergerak dengan cepat meskipun sedang berada di udara. Aku hanya berniat untuk menyentuhmu, tetapi kamu malah menghindar. Padahal kamu telah mendapatkan kesempatan langka untuk disentuh oleh seorang Ratu sepertiku karena aku jarang sekali menyentuh orang lain tapi kesempatan langka itu malah kamu sia-siakan. Apa kamu takut kalau anggota tubuhmu akan terlepas lagi setelah aku sentuh ? Sama seperti lengan kananmu itu ?," tanya Ratu Kayana.

Duke Darwin hanya terdiam dan tidak menanggapi Ratu Kayana.

"Haahhh, percuma saja mengajak bicara orang yang saat ini sedang dikendalikan. Aku juga sudah lelah bermain-main, sekarang waktunya untuk serius membunuhmu," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana lalu menggerakkan kedua tangannya dan seluruh jari tangannya. Ratu Kayana membentuk sebuah bola dengan kedua tangan dan jari-jarinya. Dan gerakan tangannya itu diarahkan ke Duke Darwin.

~Gravity Magic : Gravity Compression - Sphere~

Tiba-tiba Duke Darwin terlihat sedang meraba-raba sekelilingnya. Dia saat ini tengah berada di langit tapi dia meraba-raba seolah sedang berada di dalam sebuah objek yang tidak terlihat. Duke Darwin berusaha meloloskan diri dan memberontak tetapi tidak bisa. Dia mencoba untuk menembakkan serangan sihir kegelapan dari mulutnya ke arah Ratu Kayana tetapi sihir kegelapan itu langsung meledak setelah dilesatkan. Sihir kegelapan itu seharusnya meledak setelah mengenai sebuah objek. Melihat sihir kegelapan itu langsung meledak setelah baru saja dilesatkan, itu berarti dihadapan Duke Darwin saat ini terdapat objek tidak terlihat. Objek itu adalah objek tidak terlihat yang saat ini tengah mengurung dirinya. Tapi sebenarnya yang mengurung Duke Darwin bukanlah sebuah objek, melainkan sebuah tekanan gravitasi dari segala arah. Tekanan gravitasi yang mengurung Duke Darwin berbentuk seperti bola.

Lalu Ratu Kayana secara perlahan mulai mengecilkan ukuran bola yang dibentuk oleh kedua tangannya. Awalnya Duke Darwin berdiri secara bebas di dalam objek bola tersebut, tapi setelah Ratu Kayana mengecilkan ukuran bola tersebut, tubuh Duke Darwin secara perlahan mulai menekuk. Kaki, tangan dan kepalanya mulai menekuk mengikuti ukuran bola yang mengecil itu. Duke Darwin berusaha memberontak dan memaksa untuk meregangkan anggota tubuhnya itu, tetapi tidak bisa karena tekanan gravitasi yang mengurungnya itu sangat kuat.

"Tidak perlu mencoba untuk memberontak atau melepaskan diri dari tekanan gravitasi itu karena apa yang kamu lakukan itu sia-sia saja," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana pun terus mengecilkan ukuran bola tersebut. Semakin kecil ukuran bola tersebut, anggota tubuh Duke Darwin pun semakin menekuk sampai membuat tulang dari anggota tubuh yang menekuk itu mulai patah dan hancur. Tubuhnya pun secara perlahan berubah bentuk menjadi bola sesuai dengan bentuk tekanan gravitasi yang dibuat oleh Ratu Kayana. Ratu Kayana terus mengecilkan ukuran bola tersebut dan setelah sampai di ukuran terkecil, Ratu Kayana langsung menyatukan kedua tangannya itu dengan menggenggamnya. Dan disaat yang sama, tubuh Duke Darwin yang saat ini sudah berubah menjadi bola, langsung hancur dan menjadi pipih atau gepeng. Tidak ada satupun darah yang keluar dari tubuh itu karena pengaruh sihir gravitasi milik Ratu Kayana.

"Untungnya aku saat ini sudah berada jauh dari bangunan atau suatu objek jadi aku bisa menggunakan teknik ini. Jika aku berada di dekat bangunan atau objek, teknik ini akan mempengaruhi bangunan atau objek yang ada di sekitarnya. Bangunan atau objek yang ada di sekitarnya akan langsung tertarik secara paksa ke tekanan gravitasi yang aku buat," ucap Ratu Kayana.

Setelah menghancurkan tubuh Duke Darwin, Ratu Kayana pun menghilangkan pengaruh tekniknya dan tubuh Duke Darwin yang sudah hancur dan menjadi pipih itu pun jatuh ke bawah. Darah mulai mengucur deras keluar dari tubuh yang sudah hancur itu. Ratu Kayana pun terus melihat ke arah tubuh Duke Darwin yang terjatuh itu.

"Setelah ini, sepertinya aku harus meminta maaf kepada nona Harriet karena membuat tubuh suaminya menjadi seperti itu. Tubuh yang sudah hancur seperti itu, tentu sangat tidak nyaman untuk dilihat," ucap Ratu Kayana.

-Bersambung