Chereads / Peace Hunter / Chapter 260 - Chapter 260 : Rencana Kejahatan Besar Yang Terungkap

Chapter 260 - Chapter 260 : Rencana Kejahatan Besar Yang Terungkap

"Rencana kejahatan yang besar yang sedang dijalankan di kerajaan ini ?,"

"Apa yang dia bicarakan ?," ucap orang-orang yang datang untuk menonton sidang itu.

Mereka nampak bingung dengan apa yang diucapkan oleh nona Karina. Sementara itu, Duke James yang awalnya sedang duduk di kursinya, langsung bangun setelah melihat nona Karina yang datang dan menghentikan sidang itu.

"Apa-apaan ini, kepala akademi ? Anda tiba-tiba datang dan menghentikan jalannya sidang ini hanya untuk mengatakan kalau ada sebuah rencana kejahatan yang besar yang sedang dijalankan di kerajaan ini ? Tapi kenapa anda hanya memberikan sebuah batu kristal kepada Yang Mulia Hakim ? Memangnya bukti apa yang bisa didapatkan dari batu kristal itu ? Atau anda hanya mengulur-ngulur waktu saja untuk menunda jalannya sidang ini ?," tanya Duke James.

"Lebih baik anda diam dulu, tuan Duke," ucap nona Karina.

Duke James yang mendengar hal itu pun nampak marah, dia lalu mencoba menghampiri nona Karina.

"Berani sekali anda menyuruh saya untuk diam padahal anda hanyalah seorang kepala akademi dan saya sendiri merupakan seorang Duke. Kedudukan saya lebih tinggi daripada anda," ucap Duke James.

"Silahkan berbanggalah dengan gelar anda sebagai Duke, tuan Duke, karena sebentar lagi gelar anda itu akan dicabut," ucap nona Karina.

"Apa kau bilang ?," tanya Duke James yang semakin marah.

Duke James berniat untuk menyerang nona Karina tapi nona Karina langsung menggunakan sihir tumbuhannya untuk membuat tumbuhan yang mengikat pergerakan Duke James.

"Kau, beraninya kau melakukan ini!," ucap Duke James yang sedang terikat oleh tumbuhan yang berasal dari sihir nona Karina.

Orang-orang yang berada di ruang pengadilan itu nampak terkejut dengan apa yang dilakukan nona Karina, lalu para prajurit yang berjaga di ruang pengadilan itu pun terlihat sedang bersiap untuk menyerang nona Karina. Tetapi Ratu Kayana langsung menghentikan mereka semua.

"Berhenti, kalian semua," ucap Ratu Kayana.

Para prajurit yang bersiap untuk menyerang nona Karina pun langsung menoleh ke arah Ratu Kayana.

"Tetapi orang ini telah mengganggu jalannya sidang ini, Yang Mulia Ratu," ucap salah satu prajurit.

"Aku bilang berhenti! Kalian semua harus menuruti perkataanku," ucap Ratu Kayana yang nampak marah.

Ratu Kayana pun mulai mengeluarkan tekanan aura yang membuat udara yang ada di ruangan itu nampak berat. Tekanan aura yang dikeluarkan oleh Ratu Kayana membuat sebagian orang yang berada di ruang pengadilan itu kesulitan bernafas.

"Ya-yang Mulia Ratu, ke-kenapa anda membiarkan wanita ini bertingkah seenaknya ?," tanya Duke James.

"Lebih baik saat ini anda diam saja, tuan Duke," ucap Ratu Kayana sambil menatap tajam ke arah Duke James.

Duke James pun terkejut ketika Ratu Kayana menatapnya dengan tatapan tajam. Sementara itu, nona Karina terus berjalan ke tengah ruang pengadilan itu sambil melewati para prajurit yang hanya terdiam melihatnya. Nona Karina terus berjalan sampai akhirnya dia berhenti di depan tempatku duduk saat ini. Lalu nona Karina melihat ke atas ke tempat duduk hakim Roswald. Hakim Roswald sejak tadi terus memperhatikan batu kristal itu tanpa mempedulikan tentang apa yang terjadi di ruang pengadilan itu.

"Ada apa, Yang Mulia ? Kenapa anda sejak tadi terus memperhatikan batu kristal itu ?," tanya nona Karina

"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak percaya kalau aku bisa melihat benda ini lagi," ucap hakim Roswald.

"Kelihatannya anda pernah menggunakan benda itu sebelumnya ya, kalau begitu saya tidak perlu memberitahu cara penggunaannya terhadap anda," ucap nona Karina.

"Ya, aku memang pernah menggunakan benda ini. Kamu tadi bilang kalau di benda ini terdapat bukti sebuah rencana kejahatan yang besar kan ?," tanya hakim Roswald.

"Iya, Yang Mulia," ucap nona Karina.

"Kalau begitu aku akan memperdengarkan isi dari alat ini. Tetapi kelihatannya situasi di ruang pengadilan ini sedang tidak tenang," ucap hakim Roswald.

Hakim Roswald pun akhirnya menyadari kalau situasi di ruang pengadilan itu sedang tidak tenang. Itu karena Ratu Kayana yang terus mengeluarkan tekanan aura yang membuat sebagian orang di ruangan itu menjadi tidak nyaman dan kesulitan bernafas. Setelah hakim Roswald berkata seperti itu, nona Karina pun menoleh ke arah Ratu Kayana.

"Yang Mulia Ratu, tolong hentikan tekanan aura anda itu karena tekanan aura anda itu mengganggu jalannya sidang ini," ucap nona Karina.

Setelah diberitahu oleh nona Karina, Ratu Kayana pun langsung menghentikan tekanan auranya itu.

"Maaf," ucap Ratu Kayana.

Setelah tekanan aura milik Ratu Kayana menghilang dari ruangan itu, situasi di tempat itu pun perlahan kembali menjadi tenang.

"Sepertinya situasi sudah menjadi tenang, kalau begitu aku akan memperdengarkan isi dari alat ini," ucap hakim Roswald.

Hakim Roswald kemudian menyalurkan Mananya ke batu kristal itu. Beberapa saat kemudian, batu kristal itu pun mulai mengeluarkan suara.

"Kamu kira ancamanku ini main-main ya, Enzo ? Cepat katakan siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku dan apa alasannya, jika tidak, kali ini kaki kirimu yang akan aku potong,"

Suara yang terdengar dari batu kristal itu adalah suaraku. Itu suaraku ketika aku sedang menginterogasi Enzo. Suara dari batu kristal itu membuat orang-orang yang berada di tempat itu terkejut bahkan aku sendiri pun terkejut ketika mendengar suara dari batu kristal itu.

"Aku hanya diberitahu oleh nona Karina untuk mengaktifkan sebuah batu kristal yang diberikan kepadaku dengan menyalurkan sedikit Mana pada batu kristal itu, tetapi aku tidak diberitahu secara detail batu apa itu. Saat aku bilang kalau itu merupakan kristal komunikasi, nona Karina menjawab kalau itu bukan kristal komunikasi. Aku memang tahu kalau nona Karina sepertinya sedang merencanakan sesuatu dengan memberikanku batu kristal itu, tapi aku tidak menyangka kalau batu kristal itu mempunyai fungsi seperti itu," pikirku.

Lalu orang-orang yang mendengar suara dari batu kristal itu pun saling berbicara.

"Ternyata benar kalau anak itulah yang membunuh tuan muda Enzo,"

"Tapi tidakkah kamu dengar tadi kalau tuan muda Enzolah yang pada awalnya berniat untuk membunuh anak itu ?," ucap orang-orang itu.

Lalu batu kristal itu pun terus mengeluarkan suara saat aku sedang menginterogasi Enzo.

"O-orang yang menyuruhku untuk membunuhmu adalah senior Florian. Tidak hanya senior Florian, ayahandaku yang merupakan Duke San Angela juga menghubungiku lalu menyuruhku untuk membunuhmu. Orang-orang yang mencegat dan menyerangmu tadi juga diperintah dari orang yang sama,"

Setelah mendengar itu, beberapa orang yang berada di ruang pengadilan itu pun mulai menatap ke arah Duke James.

"A-apa ? T-tidak mungkin, aku tidak mungkin menyuruh anakku untuk melakukan pembunuhan," ucap Duke James yang masih terikat oleh tumbuhan.

Tidak hanya itu, orang-orang itu juga menatap ke arah Duke Darwin karena senior Florian merupakan anak dari Duke Darwin. Duke Darwin yang sebelumnya sedang duduk tenang di kursinya, langsung berdiri setelah mendengar suara yang berasal dari batu kristal itu. Wajahnya terlihat pucat dan gelisah.

"T-tidak, itu pasti fitnah. Tidak mungkin anakku melakukan hal itu," ucap Duke Darwin.

Tapi suara dari batu kristal itu tidak berhenti sampai disitu saja. Suara yang keluar dari batu kristal itu tetap berlanjut sampai akhirnya suara yang keluar dari batu kristal itu memberi tahu sesuatu yang sangat menghebohkan.

"Ayahandaku mengincar momen dimana keluarga San Lucia dan Yang Mulia Ratu datang bersamaan ke acara itu. I-itu karena beliau ingin membunuh seluruh keluarga San Lucia dan juga Yang Mulia Ratu secara bersamaan di acara itu,"

Setelah mendengar suara dari bola kristal itu, semua orang yang berada di ruangan itu pun sangat terkejut. Mereka semua sangat terkejut, kecuali nona Karina dan Ratu Kayana yang kemungkinan mereka sudah mendengar isi dari percakapan itu lebih dulu.

"Apa yang sebenarnya terjadi ?,"

"Tuan Duke San Angela berniat untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia ?,"

"Aku tidak menduga kalau tuan Duke San Angela berencana untuk melakukan hal itu," ucap orang-orang yang hadir di ruang pengadilan itu.

Wajah Duke James pun semakin pucat ketika semua orang mulai menatap ke arahnya dan mulai membicarakannya.

"Ti-tidak, aku tidak berniat untuk melakukan itu, aku bersumpah," ucap Duke James..

Setelah Duke James berkata seperti itu, tiba-tiba Duke Louis yang sebelumnya sedang duduk di kursinya langsung berdiri dan mulai melangkah menuju ke arah Duke James.

"Apa maksud anda , tuan James ? Anda berniat untuk membunuh seluruh keluarga saya ?," tanya Duke Louis yang tampak marah.

Duke Louis saat ini tengah berdiri di hadapan Duke James dan sedang menarik kerah pakaiannya.

"T-tidak tuan Louis, saya bersumpah kalau saya tidak berniat untuk melakukannya," ucap Duke James.

"Sudahlah, anda tidak perlu berbohong lagi, buktinya sudah jelas kalau anda berniat untuk membunuh seluruh keluarga saya karena yang mengatakan hal itu adalah anak anda sendiri," ucap Duke Louis.

Lalu Duke Louis bersiap untuk memukul wajah Duke James tetapi komandan Asier dengan sigap langsung mencegahnya.

"Hentikan, ayahanda," ucap komandan Asier.

"Lepaskan, Asier, apa kamu tidak dengar kalau dia berusaha untuk membunuh keluarga kita. Aku sebelumnya sudah menduga kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan acara ~Matchmaking Battle~ dan ternyata dugaanku benar kalau di acara itu dia berniat untuk membunuh kita dan bahkan juga dengan Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.

"Aku tahu, ayahanda, aku juga ikut mendengarkan tadi. Tapi saat ini lebih baik kita tenang terlebih dahulu," ucap komandan Asier.

"Apa yang dikatakan komandan Asier itu benar, tuan Duke San Lucia," ucap hakim Roswald yang tiba-tiba ikut berbicara.

Duke Louis pun menoleh ke arah hakim Roswald.

"Yang Mulia," ucap Duke Louis.

"Aku harap kalian semua tenang terlebih dahulu karena apa yang dibicarakan di batu kristal ini masih belum selesai," ucap hakim Roswald.

Orang-orang yang berada di ruang pengadilan itu pun mulai tenang kembali setelah diperintah oleh hakim Roswald. Lalu suara yang keluar dari batu kristal itu terus berlanjut.

"Selain itu, bukan hanya ayahandaku yaitu Duke San Angela saja yang terlibat dalam rencana ini. Duke San Minerva juga terlibat, dan juga orang yang membuat para 'subjek' ini yaitu-,"

Setelah itu, terdengar suara Enzo yang muntah darah dan kemudian suara dari batu kristal itu pun berhenti.

"Kelihatannya percakapan yang terdengar di batu kristal itu sudah berakhir," ucap hakim Roswald.

Setelah suara dari batu kristal itu berhenti, orang-orang di ruang pengadilan itu mulai heboh kembali.

"Sebelum tuan Enzo sempat mengatakan orang yang terakhir, sepertinya tuan Enzo sudah tewas lebih dulu,"

"Aku benar-benar tidak menyangka kalau tuan Duke San Angela dan tuan Duke San Minerva merencanakan untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia,"

"Daripada itu, apa yang dimaksud dengan 'subjek' yang tadi dibicarakan oleh tuan muda Enzo ?,"

"Setelah mendengar percakapan dari bola kristal tersebut, sepertinya anak itu tidak bersalah dalam insiden ini,"

"Itu benar, karena anak itu lah yang sejak awal ingin dibunuh oleh tuan muda Enzo. Anak itu terpaksa membunuh tuan muda Enzo sebagai aksi pembelaan diri,"

"Tapi aku tidak menyangka kalau anak itu bisa selamat. Di surat kabar sebelumnya, katanya anak itu sudah membunuh banyak orang di hutan Hevea selain tuan muda Enzo. Jika mendengar percakapan dari batu kristal itu, bukankah itu berarti orang-orang yang dia bunuh itu merupakan orang-orang yang berniat untuk membunuhnya ? Aku tidak menyangka dia masih selamat setelah melawan banyak orang yang berusaha membunuhnya," ucap orang-orang itu.

Orang-orang itu mulai saling berbicara setelah mendengar percakapan dari batu kristal itu. Sementara itu, Duke James dan Duke Darwin terlihat gelisah. Wajah mereka berdua semakin pucat.

"A-apa yang dibilang di batu kristal itu pasti hanyalah sebuah kebohongan. Itu fitnah yang dibuat oleh orang lain untuk memojokan kami," ucap Duke James.

"I-itu benar. Tidak mungkin kami sebagai seorang Duke tega merencanakan sesuatu seperti itu. Aku yakin percakapan yang terjadi di batu kristal itu adalah rekayasa yang dibuat oleh kepala akademi itu dan anak itu. Mereka berniat untuk menjelekkan kami," ucap Duke Darwin.

Aku dan nona Karina tidak menanggapi perkataan mereka dan memilih untuk diam.

"Tuh kan, kalian lihat. Mereka berdua saja terdiam. Mereka tidak berusaha menyangkal perkataan tuan Darwin yang berkata kalau itu adalah hasil rekayasa mereka. Maka itu sudah pasti kalau mereka lah yang merekayasa itu. Kelihatannya mereka membuat sihir ilusi yang ditanamkan di batu kristal itu dan membuat suara yang keluar dari batu kristal itu terdengar seperti suara putraku, Enzo," ucap Duke James.

Sebagian orang yang berada di ruang pengadilan itu merasa kalau perkataan Duke James ada benarnya. Orang-orang itu pun mulai bimbang untuk mendukung siapa.

"Tidak. Apa yang dibicarakan di batu kristal ini adalah percakapan yang asli, aku bisa menjamin itu," ucap hakim Roswald.

Duke James dan Duke Darwin pun terkejut mendengar perkataan hakim Roswald.

"Kenapa anda bisa dengan mudahnya berkata seperti itu, Yang Mulia ? Apa anda tidak merasa aneh dengan batu kristal itu ? Mana ada batu kristal yang bisa merekam suara dari suatu percakapan yang sudah berlalu," ucap Duke James.

"Tentu saja ada, Duke James. Batu kristal ini adalah contohnya. Sepertinya anda tidak tahu tentang batu kristal ini, jadi aku akan menjelaskannya. Batu kristal ini merupakan benda yang bisa merekam suatu suara dari suatu kejadian. Cara penggunaanya yaitu dengan memasukan sedikit mana ke dalam batu kristal ini saat mau merekam suara tersebut. Setelah dimasukan sedikit mana pada batu kristal ini, batu kristal ini pun menjadi bisa merekam suara yang terjadi di sekitarnya. Untuk menghentikan perekaman suara, tinggal memasukkan sedikit mana lagi ke dalam batu kristal tersebut. Lalu untuk mendengarkan rekaman suara di batu kristal ini, pengguna harus terus menyalurkan Mananya sampai suara di batu kristal ini berhenti. Itulah yang aku lakukan tadi, aku terus menyalurkan Mana ke batu kristal ini sampai suara di batu kristal ini berhenti. Batu kristal ini juga memiliki fitur untuk memotong rekaman yang dianggap tidak penting atau menghapus rekaman sepenuhnya dan mengganti dengan rekaman yang baru, tetapi aku tidak akan menjelaskan tentang ini lebih lanjut," ucap hakim Roswald.

"Pemilik batu kristal ini seharusnya mempunyai 2 buah batu kristal yang sama. Jika salah satu batu kristal digunakan untuk merekam, rekaman suara tersebut akan terdengar juga di batu kristal yang satu lagi. Jadi aku menduga kalau kepala akademi memberikan batu kristal itu kepada anak bernama Rid Archie dan membiarkan anak bernama Rid Archie itu merekam kejadian yang terjadi di hutan Hevea. Karena kepala akademi juga memiliki satu batu kristal lagi, dia tidak perlu khawatir dengan nasib batu kristal yang dipegang oleh Rid Archie. Tetapi jika kepala akademi sudah menyiapkan hal ini, apa itu berarti kalau kepala akademi sudah tahu kalau akan ada sesuatu yang menimpa anak bernama Rid Archie itu ?," pikir hakim Roswald.

Setelah mendengar perkataan hakim Roswald, Duke James pun terkejut, begitupun dengan Duke Darwin.

"Ke-kenapa anda tahu tentang benda itu, Yang Mulia ?," tanya Duke James.

"Bukankah aku sudah bilang sebelumnya kalau aku pernah menggunakan benda ini ? Benda ini merupakan benda yang dibuat oleh para Dwarf yang berada di kerajaan Dwarf. Aku pernah mencoba menggunakannya dulu saat aku mengunjungi kerajaan Dwarf. Bisa dibilang, benda ini merupakan salah satu benda termahal yang dijual di kerajaan Dwarf. Aku tidak menyangka kalau kepala akademi San Fulgen mempunyai benda ini, darimana anda bisa mendapatkan benda semahal ini ?," tanya hakim Roswald kepada nona Karina.

Nona Karina pun tersenyum setelah mendapat pertanyaan dari hakim Roswald.

"Anda tidak perlu tahu saya mendapatkan benda itu darimana, Yang Mulia. Daripada menanyakan soal itu, lebih baik anda memikirkan tentang apa yang harus dilakukan kepada dua orang Duke itu. Tidak, maksud saya adalah dua orang 'mantan' Duke itu," ucap nona Karina.

-Bersambung