Setelah itu, para prajurit itu mulai melepaskan rantai yang mengikat tubuhku satu persatu. Setelah mereka selesai melepaskan rantai yang mengikat tubuhku, kedua tanganku langsung diborgol oleh mereka.
"Jangan berusaha melawan, lagipula dengan borgol ini kamu tidak akan bisa menggunakan sihir karena borgol ini dibuat dari material khusus untuk menyegel sihir. Jadi kalaupun kamu melawan, perlawananmu akan sia-sia," ucap salah satu prajurit itu.
"Kalaupun aku tidak diborgol, aku juga tidak akan melawan," ucapku.
"Aku tidak percaya kata-katamu itu. Sekarang ayo jalan untuk menuju gedung pengadilan kerajaan," ucap prajurit itu.
Sebelum aku berjalan pergi meninggalkan ruangan itu, aku melihat ke arah tuan tahanan.
"Sampai jumpai lagi, tuan. Kita mungkin akan bertemu lagi nanti," ucapku.
"Yah, jika kamu mendapatkan vonis hukuman mati, tentu saja kamu akan kembali kesini untuk menunggu waktunya kamu dihukum mati. Jadi kita pasti akan bertemu lagi," ucap tuan tahanan.
"Hahaha bukan itu maksudku. Maksudnya mungkin kita akan bertemu lagi nanti, di luar tempat ini," ucapku.
"Hahaha mana mungkin, aku sudah mendapatkan vonis seumur hidup di tempat ini jadi tidak mungkin aku keluar dari tempat ini," ucap tuan tahanan.
Saat kami sedang mengobrol, tiba-tiba prajurit yang berada di dekatku langsung membentakku.
"Hei, aku menyuruhmu untuk jalan bukan mengobrol!. Sekarang cepat jalan!," ucap prajurit itu.
"Baiklah, baiklah," ucapku.
Lalu aku pun mulai pergi meninggalkan ruang tahanan itu secara perlahan.
"Aku harap kamu mendapatkan hasil yang bagus di pengadilan nanti, nak," ucap tuan tahanan.
Aku yang mendengar perkataan tuan tahanan pun langsung menoleh ke arahnya. Aku pun langsung tersenyum mendengar itu.
"Terima kasih, tuan," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku terus berjalan keluar untuk meninggalkan ruang tahanan itu. Setelah aku berhasil keluar dari ruang tahanan itu, pintu ruang tahanan itu pun ditutup dan dikunci kembali. Ruang tahanan itu saat ini kembali hanya dihuni oleh tuan tahanan seorang diri.
Lalu setelah itu, karena aku ditahan di lantai B6 yang merupakan lantai paling bawah, aku pun berjalan kembali menaiki setiap lantai untuk mencapai lantai 1. Cukup lama aku berjalan, aku pun telah tiba di lantai 1 gedung penjara ini. Disana sudah ada beberapa prajurit yang sedang bersiap. Sepertinya para prajurit itu ditugaskan untuk mengantarku untuk menuju gedung pengadilan.
"Sebelum kamu pergi, kamu akan kami sembuhkan terlebih dahulu," ucap salah satu prajurit di lantai itu.
Setelah itu, beberapa prajurit pun mengelilingiku dan langsung menyembuhkanku dengan sebuah sihir penyembuhan. Karena ada banyak prajurit yang menyembuhkanku, penyembuhanku pun selesai dengan cepat. Kali ini, tubuhku sudah pulih dari seluruh luka yang ku alami sebelumnya.
"Sekarang tubuhku jadi lebih baik. Seharusnya kalian langsung menyembuhkanku setelah aku dipukuli oleh tuan Duke kemarin, kenapa baru sekarang kalian menyembuhkanku ketika aku mau pergi ke gedung pengadilan ? Apa kalian takut kalau tindakan kalian yang suka menyiksa, memukuli dan membiarkan para tahanan dipukuli oleh tamu yang datang akan ketahuan oleh pihak luar ?," tanyaku.
"Sudah, kamu jangan banyak tanya dan jangan banyak bicara!. Sekarang kami akan membersihkan seluruh tubuhmu karena saat ini tubuhmu penuh dengan noda darah," ucap prajurit itu.
Setelah itu, beberapa prajurit itu pun menyiram tubuhku dengan sihir air. Dan kemudian, mereka menggunakan sihir angin dan sihir api untuk mengeringkan tubuh dan pakaianku itu.
"Tubuhmu pun saat ini telah bersih. Sekarang waktunya kamu berangkat menuju ke gedung pengadilan," ucap prajurit itu.
Lalu beberapa prajurit yang ditugaskan untuk mengantarku pun langsung mendekatiku dan mengelilingiku. Aku pun berjalan meninggalkan gedung penjara itu sambil dikelilingi oleh prajurit itu. Setelah sampai diluar gedung, aku melihat beberapa kereta kuda yang terparkir di depan gedung tersebut. Kelihatannya kereta kuda itu yang akan mengantarkan kami untuk menuju gedung pengadilan. Dan benar saja, aku dituntun untuk berjalan ke arah kereta kuda yang terparkir itu. Lalu aku diarahkan ke kereta kuda yang berada di tengah dari banyaknya kereta kuda yang berbaris itu. Kemudian, seorang prajurit pun membukakan pintu kereta kuda tersebut dan menyuruhku untuk langsung masuk ke dalam kereta kuda tersebut. Aku pun menuruti perkataan prajurit itu dan langsung masuk ke dalam kereta kuda tersebut. Setelah aku sudah berada di dalam kereta kuda tersebut, 4 orang prajurit pun masuk untuk menjagaku di dalam kereta kuda tersebut. Sementara, para prajurit yang lain menaiki kereta kuda lain yang tersisa. Setelah semua prajurit yang mengantarku sudah menaiki kereta kuda masing-masing, salah seorang prajurit yang ikut menaiki kereta kuda yang sama denganku pun melihat ke luar dari jendela kereta kuda itu. Prajurit itu melihat ke arah kereta kuda yang berada di posisi paling depan. Saat melihat ke arah kereta kuda itu, terlihat prajurit itu mengangguk sekali dan kemudian prajurit itu pun kembali ke posisi duduknya semula.
"Kita berangkat sekarang," ucap prajurit itu yang sebelumnya sempat melihat ke luar itu.
Setelah dia mengatakan itu, kereta kuda yang berada di posisi depan secara perlahan mulai berjalan. Karena kereta kuda yang berada di posisi depan sudah berjalan, kereta kuda yang aku naiki pun juga ikut berjalan dan mengikuti kereta kuda yang ada di depannya. Rombongan kereta kuda ini pun mulai berjalan menuju gedung pengadilan.
-
10 menit kemudian.
Kami pun telah sampai di gedung pengadilan. Karena jarak penjara San Sabaneta dengan gedung pengadilan lumayan dekat, perjalanannya tidak memerlukan waktu yang lama. Saat sampai di gedung pengadilan, terlihat ada banyak orang yang sedang berkerumun di depan gedung itu. Rombongan kereta kuda yang digunakan untuk mengantarku pun menarik perhatian orang-orang itu. Orang-orang itu pun menengok ke arah rombongan kereta kuda yang sedang berjalan melewati mereka. Rombongan kereta kuda ini sedang berjalan menuju tempat parkir yang ada di halaman gedung pengadilan untuk memakirkan kereta-kereta kuda ini. Setelah sampai di tempat parkir halaman gedung ini, rombongan kereta kuda ini pun berhenti dan para prajurit yang ada di kereta kuda yang lain mulai keluar dari kereta kuda itu. Prajurit yang telah keluar itu mulai bergerak mendekat ke arah kereta kuda yang aku tumpangi. Salah seorang dari prajurit itu pun membukakan pintu kereta kuda yang ku tumpangi. Lalu keempat prajurit yang naik kereta kuda bersamaku mulai menarikku agar segera keluar dari kereta kuda itu. Lalu aku pun berhasil keluar dari kereta kuda itu.
Saat aku telah keluar dari kereta kuda itu, orang-orang yang sebelumnya terus memperhatikan rombongan kereta kuda yang ku tumpangi pun mulai gaduh. Mereka mendadak heboh setelah melihatku turun dari kereta kuda itu.
"Itu dia orangnya,"
"Jadi dia si pembunuh putra dari Duke San Angela,"
"Aku masih tidak menyangka kalau dia hanyalah seorang murid akademi,"
"Meski begitu, dia itu adalah pembunuh. Tidak peduli apapun dia," ucap orang-orang itu.
Beberapa dari orang itu ada yang meneriakkan kata-kata 'matilah kau, pembunuh' terhadapku dan sebagian lainnya meneriakkan kata-kata 'bebaskan dia' terhadapku. Sepertinya orang-orang yang berkumpul itu terpisah menjadi 2 kubu, ada yang mendukung agar aku dihukum mati dan ada yang mendukung agar aku dibebaskan.
"Aku mengerti kalau ada orang yang membenciku karena aku telah membunuh Enzo yang merupakan putra Duke, tapi aku tidak menyangka kalau ada yang mendukungku agar aku bisa dibebaskan. Apa mereka yang mendukungku itu adalah suruhan dari seseorang ?," pikirku.
Kemudian, aku dan para prajurit yang mengawalku terus berjalan menuju pintu depan gedung pengadilan. Akses untuk menuju pintu depan gedung pengadilan saat ini telah tertutup oleh orang-orang yang berkumpul itu, tapi para prajurit yang mengawalku dengan cepat langsung meminggirkan mereka semua untuk membuka jalan agar aku bisa lewat. Orang-orang itu pun langsung mundur ke belakang setelah dipaksa oleh prajurit-prajurit itu, aku pun bisa berjalan dengan mudah untuk menuju pintu depan gedung pengadilan. Aku terus berjalan sembari diiringi teriakan dari orang-orang itu. Namun, saat aku sedang fokus berjalan, aku mendengar ada seseorang yang memanggil namaku.
"Rid!!,"
Suara orang yang memanggilku itu terdengar sangat familiar. Aku pun langsung menoleh ke arah asal suara itu. Lalu aku pun melihat wajah-wajah yang tidak asing di mataku.
"Kalian, Kenapa kalian semua bisa ada disini ?," tanyaku yang sedikit terkejut.
-Bersambung