Kepala Enzo pun terputus dari badannya dan melayang di udara. Beberapa saat melayang di udara, kepala Enzo pun jatuh ke tanah. Tubuhnya pun mulai tumbang dan terbaring di tanah. Darah segar mengalir deras dari leher yang sudah terpotong itu.
Dengan ini, Enzo telah dinyatakan tewas. Sangkar listrik yang terbuat dari sihir Enzo pun langsung menghilang setelah Enzo tewas.
Lalu, setelah menebas Enzo, aku melihat ke arah tubuhnya yang terbaring tanpa kepala.
"Dengan begini, berakhir sudah," ucapku.
Kemudian, aku melihat ke pakaian dan pedang yang kugunakan. Pakaian dan pedang yang aku gunakan saat ini terdapat banyak darah mereka yang sudah aku bunuh. Darah mereka pun juga mengenai beberapa bagian tubuhku.
"Sepertinya aku harus membersihkan diri," ucapku.
~Water Magic : Small Rain~
Aku membuat sebuah bola air berukuran sedang lalu aku menembakkan bola air itu ke atasku. Bola air itu pun meledak dan setelah itu rintik-rintik air yang cukup deras pun mulai jatuh membasahiku. Air yang membasahiku ini secara perlahan mulai menghilangkan darah yang terdapat di tubuh, pakaian dan pedangku. Beberapa menit kemudian, tubuh, pakaian dan pedangku pun sudah bersih seluruhnya. Setelah itu aku langsung mengeringkan tubuh dan pakaianku dengan perpaduan sihir api dan sihir angin. Saat aku sedang mengeringkan tubuh dan pakaianku, aku kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Enzo sebelumnya.
"Enzo tadi menatapku dengan wajah yang sangat pucat. Dia terlihat panik dan berkata 'mata itu'. Memangnya ada apa dengan mataku ?," pikirku.
Lalu aku melihat ke bawahku yang kebetulan terdapat genangan air yang muncul setelah aku membersihkan tubuhku tadi. Saat aku melihat genangan air itu, muncul pantulan wajahku di genangan air itu. Aku pun melihat pantulan wajahku itu dengan serius.
"Hmmmm tidak ada apa-apa pada mataku, mataku terlihat normal seperti biasanya. Apa mungkin Enzo sedang berhalusinasi karena sangat panik yang membuat dia melihat sesuatu di mataku ?," ucapku.
Beberapa saat kemudian, tubuhku yang sebelumnya basah terkena air pun sudah kering sepenuhnya. Lalu, aku melihat area sekitarku. Area hutan tempatku berada saat ini bisa dibilang tidak terlalu parah kerusakannya. Meskipun ada beberapa pohon yang rusak, setidaknya tidak separah area lain yang keseluruhan area hutannya telah hancur terbakar ataupun membeku. Saat aku sedang memperhatikan area sekitarku, aku melihat sebuah pedang yang masih di pegang oleh tangan kanan Enzo yang sebelumnya telah terputus. Kemudian aku pun menghampiri pedang itu dan mengambilnya.
"Pedang ini, kelihatannya ini pedang asli," ucapku sambil melihat dan memperhatikan pedang itu.
Kemudian, aku mencoba untuk mengaliri sebuah sihir elemen ke pedang itu. Aku memilih untuk mengaliri pedang itu dengan sihir listrik sama seperti yang sebelumnya Enzo gunakan. Aku pun berhasil untuk mengaliri pedang itu dan pedang itu kini dialiri oleh sihir listrikku.
"Jika aku bisa mengaliri sebuah sihir kepada pedang ini, sepertinya pedang ini bukanlah sebuah senjata kontrak. Hmmm, ah benar juga, aku lupa kalau meskipun senjata ini merupakan senjata kontrak, kontrak yang telah dijalin oleh pemiliknya akan langsung menghilang begitu pemiliknya mati. Karena itulah aku bisa mengaliri sihirku ke senjata ini,"
"Aku akan menganggap kalau senjata ini merupakan senjata kontrak. Karena senjata ini telah terputus kontrak dengan pemiliknya, berarti sekarang senjata ini bebas untuk dipakai siapa saja. Kalau begitu lebih baik aku menyimpannya di ~storage~, siapa tau senjata ini akan berguna nantinya. Meskipun aku tidak akan menggunakan senjata ini karena aku sudah memiliki dua buah pedang peninggalan orang tuaku," pikirku.
Setelah itu, aku pun memasukkan pedang itu ke ~Storage~.
"Kalau tidak salah ada beberapa senjata lagi yang cukup bagus untuk aku ambil, salah satunya pedang milik Javier. Kalau begitu aku akan mengambil senjata-senjata yang bagus itu," pikirku.
Kemudian, aku pun menjelajahi area hutan itu lagi untuk mencari senjata-senjata yang menurutku memiliki kualitas yang bagus lalu mengambilnya dan menaruhnya di ~Storage~.
-
Beberapa menit kemudian, setelah menaruh senjata-senjata itu di ~Storage~, aku kembali ke tempat dimana tubuh Enzo berada dan aku mulai memikirkan sesuatu untuk ke depannya.
"Setelah ini apa yang harus aku lakukan ? Pembunuhan yang aku lakukan ini tidak bisa ditutup-tutupi mengingat ada Enzo yang terbunuh. Awalnya aku berniat menuju kota San Angela bersama dengan Enzo, dan kemudian malah berakhir seperti ini. Jika aku menghilangkan jejak dan jasad Enzo, orang lain akan curiga mengingat aku pergi bersamanya,"
"Aku bisa saja memanfaatkan para prajurit yang mengenakan pakaian bandit itu dan mengatakan kalau Enzo tewas oleh para bandit yang menyerang kereta kuda kami, tapi entah kenapa itu tidak cukup kuat untuk dijadikan alasan. Dan juga, tidak mungkin aku bilang kalau aku diserang oleh Enzo dan orang-orang ini tanpa adanya bukti yang kuat,"
"Ini cukup rumit, berbeda dengan saat aku diserang di hutan yang berada di dekat kediaman Duke San Minerva. Saat itu aku sedang sendirian dan langsung diserang oleh para prajurit itu. Jadi meskipun aku sudah membunuh mereka, tidak akan ada yang tahu tentang itu kecuali orang yang sudah memerintah mereka. Jika saja tadi aku diserang saat sedang sendirian juga, tidak sedang menaiki kereta kuda dan tidak pergi bersama Enzo, mungkin aku bisa tenang sama seperti yang terjadi di hutan San Minerva," pikirku.
Aku terus memikirkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, tetapi aku tetap tidak menemukan solusinya.
"Aku tetap tidak menemukan solusi yang tepat. Ya sudahlah, aku hanya tinggal 'mengikuti arus' saja. Daripada itu, aku masih kepikiran dengan apa yang dikatakan Enzo tentang alasan mereka ingin membunuhku. Mereka berniat untuk membunuhku agar Irene kembali menjadi peserta 'Matchmaking Battle'. Dengan kembalinya Irene menjadi peserta acara itu, keluarga San Lucia yang biasanya tidak suka menghadiri acara semacam itu akan hadir juga. Dan di acara itulah mereka berniat untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Terlebih yang merencanakan ini merupakan Duke San Minerva, Duke San Angela dan satu orang lagi yang tidak diketahui. Aku jadi tahu alasan kenapa Duke San Minerva mengutus prajuritnya untuk membunuhku saat di hutan San Minerva. Ini benar-benar tidak bisa dipercaya,"
"Aku mengerti alasan mereka ingin membunuh Yang Mulia Ratu pasti ada hubungannya dengan kepemimpinan Yang Mulia Ratu saat ini. Karena aku pernah bertemu langsung Yang Mulia Ratu, aku tahu kalau beliau merupakan orang yang baik dan beliau juga dicintai oleh rakyatnya. Tetapi, sepertinya ada beberapa bangsawan yang tidak menyukai kepemimpinan Yang Mulia Ratu dan mereka berusaha untuk membunuhnya dan mengambil posisinya. Tetapi aku tidak mengerti kenapa mereka juga ingin membunuh seluruh keluarga San Lucia,"
"Meskipun kerajaan San Fulgen terlihat damai dari luar, tetapi ternyata di dalamnya ada sesuatu seperti ini. Aku harus memberitahu tentang ini kepada mereka semua yang terlibat, tetapi aku tidak tahu apakah mereka akan mempercayaiku atau tidak. Dan juga, aku harus melakukan sesuatu agar rencana mereka tidak berjalan dengan lancar. Dan satu-satunya hal yang bisa aku lakukan saat ini untuk menggagalkan rencana mereka adalah agar tetap menjadi pasangan Irene," ucapku.
Setelah aku mengatakan itu, tiba-tiba ada banyak orang yang datang ke tempatku.
"Apa-apaan ini ? Apa yang terjadi disini ?," tanya salah satu orang itu.
Kemudian orang itu melihat ke arah jasad Enzo yang tidak memiliki kepala.
"T-tuan muda Enzo ?!?!," ucap orang itu.
Orang itu dengan cepat langsung menghampiri tubuh Enzo. Dia memperhatikan jasad Enzo, selain tanpa kepala, tubuh Enzo juga telah kehilangan lengan kanan dan kaki kanannya. Orang itu pun melihat ke sekitarnya dan dia menemukan kepala, lengan kanan dan kaki kanan Enzo. Kemudian orang itu langsung menoleh ke arahku.
"Kau!, berani sekali kau membunuh tuan muda Enzo. Apa kau tidak tahu kalau dia merupakan putra dari seorang Duke ?!," ucap orang itu yang mulai marah.
"Sepertinya anda salah sangka, tuan. Bukan saya yang membunuh, Enzo," ucapku.
"Jika bukan kau, lalu siapa ?!?!," tanya orang itu.
Kemudian, seorang wanita datang menghampiri kami berdua.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini, komandan Luka ? Anda bilang kalau prajurit anda sedang membasmi monster di tempat ini, tapi tidak terlihat satupun mayat monster di tempat ini," ucap wanita itu.
Wanita itu mengenakan jubah panjang dan di jubahnya itu terdapat lambang serigala kecil.
"Lambang itu sama seperti lambang yang dikenakan kakak Asier. Wanita itu berasal dari pasukan 'Frost Wolf' ya," pikirku.
"Kamu serius berbicara seperti itu disaat seperti ini ? Apa kamu tidak lihat ini ? Ini merupakan jasad tuan muda Enzo. Tuan muda Enzo sudah dibunuh secara sadis oleh seseorang. Jika kamu memang ingin mencari mayat monster itu, cari saja sana. Aku yakin mayat monster itu juga sudah hancur mengingat ada beberapa area hutan ini yang juga sudah hancur," ucap orang itu.
Wanita itu pun terdiam, setelah itu dia melihat ke jasad Enzo.
"Daripada itu, kau, karena kau telah membunuh tuan muda Enzo, aku Luka Saric sebagai komandan dari prajurit Duke San Angela, aku memutuskan untuk membunuhmu saat ini juga. Kalian semua, bersiap untuk membunuhnya," ucap komandan Luka.
Beberapa orang yang mengenakan seragam yang sama dengan komandan Luka pun mulai mendekat ke arahku. Kelihatannya orang-orang itu merupakan prajurit Duke San Angela yang dipimpin oleh komandan Luka. Lalu komandan Luka dan para prajuritnya pun mulai mengepungku. Mereka semua terlihat sudah bersiap dengan memegang senjata mereka masing-masing.
"Tunggu sebentar, apa yang anda lakukan, komandan Luka ? Bagaimana bisa anda berencana membunuhnya sedangkan belum ada bukti kuat apakah benar dia membunuhnya atau tidak. Lagipula, jika benar dia bersalah, anda tidak berhak untuk menghukumnya langsung, biar pengadilan kerajaan yang menghukumnya," ucap wanita itu.
"Kamu berisik sekali, Sara," ucap komandan Luka.
"Jika anda bersikeras untuk melakukan itu, maka saya akan menganggap kalau anda melanggar aturan dan hukum kerajaan ini. Anda bisa terkena hukuman jika tetap bersikeras melanggar," ucap wanita itu.
"Tch, sialan. Kalian semua, turunkan senjata," ucap komandan Luka.
Komandan Luka dan para prajuritnya pun menurunkan senjata mereka tetapi mereka masih mengepungku saat ini.
"Sekarang biar saya yang ambil alih ini. Saya akan menanyakan sesuatu terlebih dahulu kepadanya," ucap wanita itu.
"Terserah kau saja," ucap komandan Luka.
Lalu wanita itu pun berjalan mendekat ke arahku.
"Halo, perkenalkan namaku adalah Sara Veldavana, aku adalah wakil komandan pasukan 'Frost Wolf'. Kamu itu Rid Archie kan ?," tanya wakil komandan Sara.
"Jadi dia merupakan wakil komandannya kakak Asier ya," pikirku.
"Itu benar, nona. Saya tidak menyangka kalau saya akan dikenal oleh orang sepenting nona," ucapku.
"Aku yakin seluruh kerajaan ini sudah mengenalmu setelah insiden penyerang di akademi itu, apalagi komandan Asier sering kali membahas tentangmu. Daripada itu, meskipun kamu sedang dikepung seperti ini, kamu terlihat sangat tenang ya," ucap wakil komandan Sara.
"Itu karena saya yakin kalau saya tidak berbuat salah, nona. Makanya saya masih bisa bersikap tenang," ucapku.
"Begitu ya. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, apa benar kalau kamu yang membunuh tuan muda Enzo yang merupakan putra dari Duke San Angela ?," tanya wakil komandan Sara.
"Tidak, nona. Saya tidak membunuhnya," ucapku.
"Kau pembohong," ucap komandan Luka yang tiba-tiba ikut berbicara.
"Jika memang saya yang membunuh Enzo, seharusnya tubuh dan pedang saya saat ini telah bermandikan oleh darahnya. Tetapi bisa dilihat saat ini kalau tubuh dan pedang saya tidak terkena sedikitpun oleh suatu darah. Dan juga coba saja anda periksa pedang yang saya bawa ini. Ini merupakan pedang milik akademi, apa menurut anda pedang ini bisa digunakan untuk membunuh seseorang hingga tubuhnya terpotong-potong ?," tanyaku.
Komandan Luka pun terdiam.
"Jadi kamu tidak membunuh tuan muda Enzo ya. Kalau begitu, apa kamu tahu penyebab sebenarnya tuan muda Enzo bisa tewas seperti ini ? Dan juga, kenapa kamu dan tuan muda Enzo bisa berada di hutan ini, bukankah kalian berdua itu merupakan murid San Fulgen Akademiya ?," tanya wakil komandan Sara.
"Aku sudah menduga kalau aku akan ditanya seperti ini, sepertinya aku harus menggunakan alasan itu," pikirku.
"Saya akan menceritakan kenapa Enzo bisa tewas seperti ini. Pada awalnya, saya dan Enzo berniat untuk pergi ke kota San Angela untuk mengantarkan sebuah proposal ke kediaman Duke San Angela. Itulah yang membuat saya dan Enzo bisa berada di luar akademi saat ini. Lalu saat saya berada di jalan yang berada di dalam hutan Hevea, tiba-tiba kereta kuda kami diserang oleh sekelompok bandit. Sopir dan kedua prajurit yang ikut bersama kami sudah tewas lebih dulu oleh para bandit itu. Kemudian saya dan Enzo memutuskan untuk melawan para bandit itu. Tapi karena jumlah para bandit itu sangat banyak, kami pun dikeroyok oleh para bandit itu sehingga membuat kami terpisah. Setelah itu, saya berhasil mengalahkan para bandit yang menyerang saya dan berniat pergi untuk membantu Enzo. Tetapi saat saya menghampiri Enzo, dia sudah tewas dengan kondisi seperti itu. Kemudian saya pun langsung memburu dan membunuh para bandit yang membunuh Enzo," ucapku.
"Begitu ya. Ngomong-ngomong, saat kamu berada di hutan ini, kamu melihat sangkar listrik berukuran besar kan ? Apa kamu tahu siapa yang membuat sangkar listrik itu ?," tanya wakil komandan Sara.
"Sangkar listrik itu dibuat oleh salah satu bandit yang menyerang kami agar kami tidak bisa melarikan diri, nona," ucapku.
"Jadi sangkar listrik itu dibuat oleh salah satu bandit yang menyerangmu ya. Jadi apa yang terjadi di dalam sangkar listrik itu adalah pertarungan yang kalian lakukan dalam melawan para bandit itu. Tetapi kenapa komandan Luka memberikan penjelasan yang berbeda ? Komandan Luka bilang kalau di dalam sangkar listrik itu, telah terjadi pembasmian monster yang ada di hutan itu. Jadi siapa sebenarnya yang telah berbohong ?," tanya wakil komandan Sara.
"Tentu saja anak itu yang berbohong, apa yang aku jelaskan kepadamu tadi adalah kebenaran," ucap komandan Luka.
"Apa yang saya ceritakan juga merupakan kebenaran. Jika anda tidak percaya, silahkan anda periksa di area hutan ini dan anda akan menemukan orang-orang yang berpakaian bandit yang telah tewas," ucapku.
"Begitu ya. Kalian semua, coba periksa dan cari orang-orang yang berpakaian bandit itu," ucap wakil komandan Sara kepada para prajuritnya.
"Baik, wakil komandan," ucap para prajurit 'Frost Wolf'.
Tetapi saat mereka hendak pergi untuk mencari orang-orang itu, komandan Luka langsung menghentikan mereka.
"Tidak perlu, biar para prajuritku saja yang mencari mereka. Lagipula jumlah prajurit Duke yang kubawa lebih banyak dengan prajurit 'Frost Wolf' disini. Kamu tidak keberatan kan, wakil komandan Sara ?," tanya komandan Luka.
"Baiklah, kalian semua tetap di posisi kalian saat ini," ucap wakil komandan Sara.
"Baik, wakil komandan," ucap para prajurit 'Frost Wolf'.
Setelah itu, para prajurit Duke pun langsung Berkeliling untuk mencari orang-orang itu.
-
Beberapa menit kemudian.
Para prajurit Duke itu kembali sambil membawa beberapa mayat dengan kondisi anggota tubuh yang utuh dan yang tidak utuh. Setelah itu, mereka pun langsung meletakkan mayat-mayat itu di tanah.
"Kami sudah berkeliling ke seluruh hutan, komandan. Tapi kami tidak menemukan adanya mayat ataupun orang yang berpakaian bandit. Sebaliknya, kami malah menemukan mayat beberapa prajurit Duke San Angela yang ditugaskan untuk membasmi monster di hutan ini. Silahkan anda lihat sendiri, komandan," ucap salah satu dari prajurit itu.
Komandan Luka pun memeriksa mayat-mayat itu dengan teliti.
"Ini benar, mereka memang para prajuritku. Bisa terlihat jelas dari seragam yang mereka pakai. Kamu lihat sendiri kan, wakil komandan Sara ? Aku tidak berbohong soal itu, aku memang mengutus para prajuritku untuk melakukan pembasmian di hutan ini. Sebaliknya, anak inilah yang berbohong. Sudah pasti dia lah yang membunuh tuan muda Enzo dan juga para prajurit yang aku tugaskan ini," ucap komandan Luka.
Setelah komandan Luka mengatakan itu, semua orang yang ada disitu pun langsung melihat ke arahku.
"Aku yakin kalau para prajurit yang aku bunuh itu masih mengenakan pakaian bandit. Hmm jadi begitu ya, alasan kenapa dia menghentikan para prajurit 'Frost Wolf' dan memilih untuk mengutus para prajuritnya sendiri untuk mencari mayat itu adalah untuk mengganti pakaian yang dikenakan oleh prajurit yang tewas itu. Dengan mengganti seragam para prajurit itu, itu membuat alasan yang kupakai terdengar seperti sebuah kebohongan. Sudah kuduga kalau percuma saja menggunakan alasan ini. Tidak, meskipun aku menggunakan alasan yang bagus dengan bukti yang kuat, mereka pasti akan tetap menggunakan suatu cara untuk memojokkanku seperti ini. Para prajurit Duke itu adalah orang-orang yang mengawasi area luar hutan ketika penyerangan terhadapku sedang berlangsung. Itu berarti mereka secara tidak langsung juga terlibat dalam rencana untuk membunuhku," pikirku.
"Bagaimana Rid Archie, apa kamu punya bantahan atau alasan lain terkait hal ini ?," tanya wakil komandan Sara.
Aku pun terdiam mendengar perkataan wakil komandan Sara.
"Jika tidak ada, aku akan menahanmu dan membawamu ke penjara kerajaan San Fulgen yang berada di ibukota San Estella. Kamu akan ditahan sementara disana sampai pengadilan memutuskan hukuman apa yang akan kamu dapatkan," ucap wakil komandan Sara.
"Jadi aku sudah terkena jebakan mereka ya. Ini benar-benar merepotkan," pikirku.
-Bersambung