Chereads / Peace Hunter / Chapter 245 - Chapter 245 : Pengantaran Proposal part 2

Chapter 245 - Chapter 245 : Pengantaran Proposal part 2

Keesokan harinya, pukul 4 pagi.

Seperti biasa, aku berlatih tanding dengan nona Violetta di taman akademi. Setelah cukup lama berlatih tanding, aku pun berbicara dengan nona Violetta.

"Nona Violetta, apa kamu pernah pergi ke kota San Angela ?," tanyaku.

"Kota San Angela ? Aku pernah kesana, memangnya ada apa ?," tanya nona Violetta.

"Nanti jam 8 pagi aku akan pergi ke kota San Angela untuk mengantarkan proposal ke kediaman tuan Duke San Angela. Aku hanya ingin tahu kota San Angela itu seperti apa," ucapku.

"Ah benar juga, kamu itu wakil ketua Elevrad ya maka kamu harus mengantarkan proposal ke salah satu kediaman Duke. Baiklah, aku akan memberitahumu. Karena kamu adalah murid tahun kedua saat ini, maka kamu pasti pernah ke kota San Minerva saat masih menjadi murid tahun pertama untuk melaksanakan ujian keempat kan ? Kota San Angela tidak jauh berbeda dengan kota San Minerva. Kualitas udara di kota itu sangat bagus dan sejuk karena di kota itu juga terdapat banyak pohon dan tumbuhan yang menghiasi kota itu. Tapi suhu di sekitar kota itu cukup panas dibandingkan dengan kota San Minerva dan kota lainnya. Jadi aku sarankan kamu jangan memakai pakaian yang tebal jika ingin berkunjung ke kota itu. Selain itu, karena kota itu merupakan pusat wilayah San Angela dan wilayah San Angela sendiri berbatasan langsung dengan wilayah kerajaan Sedona, di kota itu juga banyak budak terutama budak dari ras Demi-Human yang berkeliaran bersama pemiliknya. Alasan kenapa banyak budak di kota itu karena pusat perdagangan budak di kerajaan ini ada di kota San Angela. Jujur, aku tidak nyaman saat berada disana karena aku sendiri merasa kasihan dengan budak-budak itu karena sebelumnya aku mempunyai rekan kerja dari ras-ras lain. Melihat ras-ras lain seperti mereka dijadikan budak, aku tidak tega," ucap nona Violetta.

"Aku sendiri juga tidak tega melihat budak-budak yang ada di kerajaan ini. Kerajaan ini memang harus dirubah agar tidak melegalkan perbudakan lagi," ucapku.

"Aku setuju denganmu tapi untuk merubah kerajaan ini tidaklah semudah itu. Bahkan jika kamu mempunyai status bangsawan yang tinggi, tidak mudah bagimu untuk merubah kerajaan ini," ucap nona Violetta.

"Ya, aku tahu. Ngomong-ngomong, terima kasih karena telah memberikanku informasi tentang kota itu, nona Violetta," ucapku.

"Sama-sama, Rid," ucap nona Violetta.

"Aku akan memberikanmu oleh-oleh nanti, nona Violetta. Tapi aku tidak tahu oleh-oleh khas kota San Angela itu apa saja. Apa ada sesuatu yang kamu inginkan dari kota San Angela, nona ?," tanyaku.

"Tidak perlu membelikanku oleh-oleh, lagipula kamu juga pasti akan membelikan banyak oleh-oleh untuk temanmu yang lain. Jika kamu membelikanku oleh-oleh, nanti uangmu akan habis. Lebih baik kamu simpan saja uang pemberian dari akademi," ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa, nona. Lagipula uangku masih banyak, apalagi aku juga mendapatkan banyak uang setelah memenangkan turnamen akademi," ucapku.

"Aku juga mendapatkan banyak uang dari Yang Mulia Ratu karena kontribusiku dalam menggagalkan para penyerang yang menyerang akademi sebelumnya," pikirku.

"Yah kalau kamu memaksa maka apa boleh buat. Tidak ada yang aku inginkan secara khusus dari oleh-oleh di kota San Angela, aku akan menerima apapun oleh-oleh yang akan kamu berikan. Tapi, aku lebih berharap mendapatkan oleh-oleh makanan, apapun itu," ucap nona Violetta.

"Baiklah, nona," ucapku.

"Makanan ya," pikirku.

Aku penasaran apakah nona Violetta itu sebenarnya suka makan, tetapi aku memutuskan untuk tidak menanyakannya karena itu akan dianggap tidak sopan.

"Ngomong-ngomong, nona Violetta tahu betul tentang murid akademi ini. Apakah dulu nona Violetta merupakan murid akademi ini juga ?," tanyaku.

"Iya, aku dulunya merupakan murid akademi ini juga. Aku lulus dari akademi ini 6 tahun yang lalu saat aku berumur 21 tahun. Saat ini, umurku sudah 27 tahun. Karena kamu sudah berada di tahun kedua, aku tebak kalau umurmu itu 18 atau 19 tahun," ucap nona Violetta.

"Aku sudah 19 tahun sekarang. Hmm, itu artinya aku dan nona berbeda 8 tahun ya," ucapku.

"Itu benar. Umur kita hanyalah berbeda 8 tahun, daripada memanggil nona, kamu bisa memanggilku 'kakak'," ucap nona Violetta.

"Apa nona sedang menggodaku ?," tanyaku.

"Aku hanya bercanda, aku tidak masalah dipanggil dengan 'nona'," ucap nona Violetta.

Ketika aku dan nona Violetta sedang mengobrol, tiba-tiba datang nona Karina ke taman akademi.

"Sepertinya kalian sedang asik mengobrol ya," ucap nona Karina.

"Nona Karina ?," ucapku sedikit terkejut.

"Tumben sekali melihat nona pagi-pagi ada disini," ucap nona Violetta.

"Aku kesini karena aku ingin menemui Rid. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya," ucap nona Karina.

"Menemui Rid ya. Ngomong-ngomong, kenapa nona bisa tahu kalau Rid ada disini ?," tanya nona Violetta.

"Selama ini aku sudah tahu kalau kamu dan Rid sering berlatih tanding di taman ini di jam segini. Makanya aku datang ke taman ini di jam segini untuk menemui Rid," ucap nona Karina.

"Aku tidak menyangka kalau nona sudah tahu tentang latih tanding yang dilakukan kami berdua. Aku minta maaf karena telah menggunakan taman ini sebagai tempat latih tanding, nona," ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa, lagipula tidak ada kerusakan yang terjadi meskipun kalian berlatih tanding di taman ini. Daripada itu, aku ingin mengobrol berdua saja dengan Rid karena itu apa kamu tidak keberatan apabila aku membawa Rid pergi ke suatu tempat untuk berbicara berdua dengannya ?," tanya nona Karina.

"Aku tidak keberatan, nona. Lagipula latih tanding antara aku dan dia sudah selesai," ucap nona Violetta.

"Baiklah. Kalau begitu, ikut aku, Rid. Ada yang ingin kubicarakan denganmu," ucap nona Karina.

"Baiklah, nona. Kalau begitu, aku pergi dulu, nona Violetta," ucapku.

"Iya, silahkan," ucap nona Violetta.

Aku pun pergi mengikuti nona Karina dan meninggalkan nona Violetta yang masih berada di taman. Aku terus mengikuti nona Karina yang mulai berjalan masuk menuju hutan akademi. Beberapa saat kami berjalan menyusuri hutan, nona Karina pun berhenti.

"Sepertinya ini tempat yang cocok untuk membicarakan ini," ucap nona Karina.

"Memangnya ada perlu apa, nona ? Sampai membicarakan ini di tempat seperti ini ?," tanyaku.

"Aku dengar kamu nanti akan pergi ke kota San Angela untuk mengantarkan proposal kepada Duke San Angela," ucap nona Karina.

"Itu benar, nona. Aku pergi bersama dengan ditemani Enzo yang merupakan putra Duke San Angela," ucapku.

"Begitu ya," ucap nona Karina.

Lalu nona Karina mengambil sesuatu dari saku pakaiannya.

"Bawalah ini," ucap nona Karina sambil memberikanku sebuah kristal yang mirip dengan kristal komunikasi.

"Kristal komunikasi ?," tanyaku.

"Bukan, benda ini bukan kristal komunikasi. Tapi yang jelas benda ini akan berguna untukmu jika ada sesuatu yang mencurigakan nantinya," ucap nona Karina.

"Hmmm begitu ya. Terima kasih karena telah memberikan benda ini, nona," ucapku.

"Iya. Jangan lupa untuk terus mengaktifkan benda itu ketika kamu sudah berangkat menuju kota San Angela," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucapku.

"Dan juga, jangan lupa untuk selalu waspada, Rid. Aku yakin kamu tidak lupa kalau kamu kemungkinan menjadi incaran banyak orang karena menjadi pasangan Irene saat ini," ucap nona Karina.

"Baik, nona. Aku tidak akan lupa soal itu," ucapku.

Lalu aku pun melihat benda yang diberikan nona Karina dengan serius.

"Jadi tidak hanya aku yang menyadari kalau kemungkinan ada sesuatu yang akan terjadi di perjalananku menuju kota San Angela ya. Nona Karina juga menyadarinya dan sampai memberikan benda ini," pikirku.

Setelah itu, aku pun memasukan benda itu ke saku pakaianku.

-

Pukul 8 pagi di gerbang akademi.

Saat ini, aku, Irene, Charles, Chloe, dan Enzo sedang bersiap untuk menaiki kereta kuda yang akan mengantar kami menuju tujuan kami masing-masing. Sementara itu, Noa dan yang lainnya ikut mengantar kepergian kami.

"Kalian tidak perlu repot-repot mengantar kami. Lagipula kami cuma pergi selama seharian saja, nanti sore atau malam juga pulang," ucapku.

"Tidak apa-apa. Lagipula kita juga tidak tahu mau melakukan apa saat ini, jadi kita memutuskan untuk pergi mengantarkan kepergian kalian," ucap Julie.

"Begitu ya. Ngomong-ngomong, Noa, aku minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku untuk main bersama di hari Sabtu ini karena seperti yang kamu lihat, aku harus pergi ke kota San Angela," ucapku.

"Santai saja, Rid, lagipula masih ada hari esok. Yang terpenting jangan lupakan oleh-oleh untukku," ucap Noa.

"Aku pasti akan membelikannya untukmu, tenang saja," ucapku.

"Baguslah. Aku juga mengharapkan oleh-oleh dari kalian," ucap Noa.

"Kamu tidak perlu khawatir, Noa," ucap Chloe.

"Itu benar," ucap Charles.

Sementara itu, Irene dan Enzo terlihat hanya diam saja. Lalu anggota Elevrad yang lainnya pun sudah mulai menaiki kereta kuda masing-masing.

"Sudah waktunya untuk berangkat. Kalau begitu, kami pergi dulu," ucapku.

"Hati-hati kalian," ucap Noa dan yang lainnya.

Aku pun langsung bergegas untuk menaiki kereta kuda yang akan mengantarku dan Enzo menuju kota San Angela. Tetapi saat aku hendak menaiki kereta kuda itu, Irene tiba-tiba menghentikanku.

"Tunggu sebentar, Rid," ucap Irene.

Aku pun langsung berhenti setelah mendengar Irene yang menghentikanku.

"Ada apa, Irene ?," tanyaku.

"Aku hanya ingin bilang hati-hati dalam perjalananmu menuju kota San Angela," ucap Irene.

Aku pun tersenyum mendengar perkataan Irene.

"Kamu juga, hati-hati dalam perjalananmu menuju kota San Lucia," ucapku.

"Iya," ucap Irene.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Irene. Sampai nanti," ucapku.

"Kalau begitu aku juga, sampai nanti juga, Rid," ucap Irene.

Setelah mengatakan itu, aku pun menaiki kereta kuda yang akan mengantarku menuju kota San Angela, sementara Irene langsung bergegas menaiki kereta kuda yang akan mengantarnya menuju kota San Lucia.

"Kalian berdua terlihat seperti pasangan yang serasi," ucap Enzo.

"Menurutku itu normal untuk mengucapkan itu ketika hendak berpisah," ucapku.

"Hendak berpisah, ya," ucap Enzo.

"Kalian berdua, apa kalian sudah siap berangkat ?," tanya sopir kereta kuda kepada kami berdua.

"Siap, tuan," ucap kami berdua.

"Apa tidak ada barang atau sesuatu yang tertinggal ?," tanya sopir itu.

"Tidak, tuan," ucap kami berdua.

"Baiklah. Kalau begitu, kita berangkat sekarang," ucap sopir itu.

Kereta kuda itupun perlahan mulai berjalan meninggalkan gerbang akademi untuk menuju kota San Angela. Begitupun juga dengan kereta kuda yang lain, mereka perlahan mulai pergi untuk menuju tujuan mereka masing-masing.

Beberapa menit kemudian, kereta kuda yang menuju kota San Angela mulai pergi meninggalkan ibukota San Estella. Kereta kuda itu terus melaju dengan kecepatan yang stabil. Semakin melajunya kereta kuda itu, semakin dekat juga 'insiden itu' akan terjadi. Insiden yang akan terjadi sebentar lagi, akan menghebohkan seluruh kerajaan San Fulgen. Tidak hanya itu, 'insiden itu' juga akan menjadi pemicu terjadinya beberapa insiden lain yang akan terjadi nantinya.

-Bersambung