Setelah berhasil menyerang Elaina dengan telak, Irene langsung menaruh kembali rapiernya di pinggangnya.
"Aku akui kalau kemampuanmu itu luar biasa, putri pedang. Jika aku melawanmu disaat aku masih baru pertama kali masuk ke akademi ini, aku mungkin akan kalah karena saat itu aku masih terlalu lemah. Tapi saat ini berbeda, aku sudah bertambah kuat karena sering berlatih dengan Rid. Tapi tentu saja kekuatan ini belum cukup untuk bisa mengalahkan 'Naga itu'," ucap Irene.
Elaina tidak bergerak lagi setelah terkena serangan itu, sepertinya kali ini Elaina benar-benar sudah tumbang. Tuan Elgin yang melihat itu pun langsung mengumumkan hasilnya.
"Pertandingan harian antara Irene Emerald San Lucia melawan Elaina Stabile, pemenangnya adalah.....Irene Emerald San Lucia," ucap pengawas Elgin.
Murid-murid tahun pertama yang mendengar itu pun terdiam. Mereka juga terkejut mendengar pengumuman itu.
"Putri pedang sudah tumbang ?? Ini tidak mungkin kan ?,".
"Meskipun aku tidak ingin mempercayainya, tapi itu benar. Nona Elaina telah tumbang dengan bagian depan tubuhnya yang membeku membentuk simbol 'X',".
"Putri es menakutkan, dia bahkan mengalahkan putri pedang dengan mudah,"
"Putri Pedang merupakan peringkat pertama di tahun angkatan kami, tetapi dia tidak bisa melukai putri es sedikitpun," ucap murid-murid itu.
Sementara itu, Chloe, Leandra, Lily dan yang lainnya pun bertepuk tangan dan bersorak untuk Irene.
-
Di suatu tempat duduk dimana senior Vanina, senior Nadine dan putri Amelia berada.
"Sepertinya Irene bertambah kuat. Dia bahkan belum menggunakan seluruh kekuatannya. Kelihatannya dia akan menjadi lawan yang berat untuk turnamen akademi tahun ini. Bukankah begitu, Nadine, Amelia ?," tanya senior Vanina.
"Itu benar. Sepertinya sejak dia kalah melawanku di pertandingan harian setahun yang lalu, dia mulai berlatih dengan keras untuk menjadi kuat. Tetapi, bukan hanya dia saja yang berlatih dengan keras, akupun juga begitu terlebih setelah dia berhasil mengalahkanku di turnamen akademi sebelumnya. Di turnamen akademi tahun ini, aku akan membalaskan kekalahanku," ucap putri Amelia.
"Tidak hanya kamu saja yang berpikiran seperti itu, putri Amelia. Aku juga ingin mengalahkan Irene untuk membalaskan kekalahanku di turnamen akademi sebelumnya," ucap senior Nadine.
"Ahaha lucu sekali melihat kalian berdua yang dikalahkan Irene di turnamen sebelumnya, saat ini sama-sama ingin membalas dendam ke Irene," ucap senior Vanina.
-
Sementara itu, di tempat duduk Rid, Charles, Chloe dan yang lainnya.
"Cara Irene mengalahkan Elaina tadi, bukankah sama seperti cara senior Gretta ketika mengalahkan Irene di turnamen akademi sebelumnya. Mereka sama-sama memanfaatkan kabut," ucap Chloe.
"Itu benar. Tapi sedikit berbeda dengan dengan cara yang dipakai senior Gretta. Senior Gretta tidak hanya memakai kabut untuk menutupi pandangan lawannya, tetapi juga dipakai untuk menyerang lawannya. Berbeda dengan Irene yang hanya menggunakan kabut es itu untuk menutupi pandangan lawannya, sedangkan dia menyerang menggunakan teknik yang tidak berhubungan dengan kabut es tersebut,"
"Sebenarnya Irene bisa menggunakan kabut es itu untuk menyerang juga karena kabut es itu masih berhubungan dengan sihir es milik Irene. Tapi mungkin Irene belum mengetahui cara untuk menyerang menggunakan kabut es itu. Yah dia bisa melakukan itu secara bertahap. Perjalanannya untuk terus bertambah kuat masih panjang," ucapku.
Lalu aku melihat ke arah Irene yang masih berada di arena pertandingan.
"Sepertinya aku terlalu khawatir berlebihan padanya dan mengira kalau dia bisa saja kalah. Padahal aku sudah melatihnya sejauh ini, apalagi saat libur 1 bulan kemarin, aku melatihnya cukup lama setiap harinya dibandingkan dengan hari yang biasanya. Jadi aku tahu betul kalau Irene sudah berkembang sangat pesat dibandingkan saat pertama kali dia datang ke akademi ini. Melihatnya kekuatannya yang sekarang, aku sangat yakin kalau Irene merupakan murid perempuan terkuat di akademi saat ini.
"Mungkin aku harus mentraktirnya sesuatu sebagai permintaan maaf karena aku pernah berpikiran kalau dia bisa saja kalah melawan putri pedang seolah aku meremehkan kekuatannya," pikirku.
"Tapi aku tidak menyangka kalau Elaina akan dikalahkan semudah itu oleh Irene. Padahal aku sering berlatih tanding dengannya tapi aku tidak menyangka kalau Irene akan sekuat ini," ucap Chloe.
"Kamu juga pasti sudah bertambah kuat, Chloe. Kamu bilang kalau dulu kamu dan Charles selalu kalah ketika berlatih tanding dengan putri pedang. Tetapi saat ini jika kamu dan Charles melawan putri pedang, aku yakin kalau kalian berdua dapat menang melawannya," ucapku.
"Begitu ya. Kalau kamu bilang begitu, sepertinya aku harus mencoba untuk melawannya," ucap Chloe.
-
Kembali ke arena pertandingan.
Irene masih melihat ke arah Elaina yang masih tidak sadarkan diri.
"Karena kamu sudah kalah, maka kamu harus menepati janjimu untuk bergabung langsung dengan Elevrad dan jangan pernah berpikir untuk mengencani Rid lagi. Tapi aku tidak akan mempermasalahkan apabila kamu ingin dekat dan akrab dengan Rid, tentu saja sebagai senior dan junior,"
"Hmmm meskipun aku berbicara begini, sepertinya kamu juga tidak akan bisa mendengarku," ucap Irene.
Lalu Irene pun berbalik dan melangkah kembali ke bangku penonton, sementara Elaina masih tidak sadarkan diri di arena dengan kondisi tubuh bagian depan membeku. Situasi itu membuat tuan Elgin sedikit panik, dia pun menghampiri tubuh Elaina. Dia memperhatikan kalau tubuh Elaina tidak bisa lepas dari bongkahan es yang juga menyatu dengan lantai arena. Untuk mencairkan es itu, dibutuhkan seseorang yang bisa menggunakan sihir api untuk mencairkan es tersebut. Lalu tuan Elgin pun bertanya kepada para murid yang menonton di bangku penonton.
"Apakah ada dari kalian yang bisa menggunakan sihir api ? Murid ini harus dibawa ke ruang perawatan karena aku takut kondisinya parah, tetapi murid ini tidak bisa dibawa saat ini karena es yang membeku di bagian depan tubuhnya juga menyatu dengan lantai arena. Untuk itu, aku membutuhkan seseorang yang bisa menggunakan sihir api untuk mencairkan es ini," ucap tuan Elgin.
Dari banyaknya murid yang ada di bangku penonton, tidak ada satupun yang bersedia untuk mencairkan es itu. Sepertinya mereka takut kalau mereka malah akan melukai putri pedang dengan sihir api mereka saat mencoba mencairkan es itu.
"Sepertinya mereka tidak berani untuk mencairkan es itu, kalau begitu biar aku saja," ucap Chloe.
Tapi, aku langsung berdiri setelah Chloe mengatakan itu.
"Kamu tetap disini saja, Chloe. Biar aku saja yang mencairkan es itu," ucapku.
"Baiklah," ucap Chloe.
Lalu aku langsung melompat dari bangku penonton menuju arena pertandingan. Aku mendarat tepat di samping Irene yang masih berada di arena pertandingan. Dia sepertinya khawatir karena efek serangannya ke Elaina membuat panik banyak orang.
"Selamat karena telah memenangkan pertandingannya, Irene," ucapku.
Irene pun langsung menoleh ke arahku dengan terkejut.
"Rid ?!?!," ucap Irene.
"Kamu tidak perlu khawatir, biar aku saja yang mengatasinya," ucapku.
Aku pun langsung berjalan menuju Elaina dan tuan Elgin yang berada di sampingnya.
"Tuan Elgin, biar saya saja yang mencairkan es itu," ucapku.
"Baiklah, silahkan Rid," ucap tuan Elgin.
Aku lalu mendekat ke tubuh Elaina yang membeku.
"Tuan Elgin bilang kalau putri pedang harus dibawa ke ruang perawatan untuk mengecek kondisinya, takut kondisinya parah. Kalau begitu biar aku sembuhkan saja dia sekalian mencairkan es yang menempel di tubuhnya," pikirku.
Aku lalu mengarahkan tangan kananku ke arah Elaina.
~Fire Magic : Healing Fire Blanket~
Aku mengeluarkan sebuah sihir api dari tangan kananku. Api itu pun langsung menyelimuti tubuh Elaina. Murid-murid yang melihat itu pun terkejut.
"Apa yang dilakukan Rid Archie ?,"
"Apa dia mau membakar putri pedang ?," ucap murid-murid itu.
Lalu es yang menempel di tubuh Elaina pun mulai mencair. Es itu terus mencair sampai akhirnya seluruh es yang menempel di tubuh Elaina dan di lantai arena pun telah mencair sepenuhnya. Luka di tubuh Elaina pun perlahan juga mulai pulih.
"Tidak hanya mencairkan es itu, tetapi api itu juga memulihkan lukanya," pikir tuan Elgin yang terkejut
Setelah luka di seluruh tubuhnya sudah pulih, api yang menyelimuti tubuhnya pun menghilang. Setelah itu, Elaina perlahan mulai sadarkan diri.
"Ughh, apa yang terjadi kepadaku ?," ucap Elaina yang nampak bingung.
"Kamu tidak sadarkan diri tadi setelah terkena serangan Irene dan kalah," ucapku.
"Begitu ya, jadi aku kalah melawan senior Irene. Ngomong-ngomong, kenapa kamu ada disini, senior Rid ?," tanya Elaina.
"Aku disini untuk membantu menyembuhkanmu. Setelah kamu terkena serangan oleh Irene, bisa dibilang kondisimu agak mengkhawatirkan. Makanya aku datang untuk menyembuhkanmu," ucapku.
"Begitu ya, terima kasih, senior Rid," ucap Elaina.
"Sama-sama," ucapku.
Irene pun juga datang menghampiri kami yang sedang mengobrol. Elaina pun melihat ke arah Irene yang datang menghampirinya.
"Karena aku kalah dalam melawanmu, aku akan menepati janjiku, senior Irene. Aku akan langsung bergabung dengan Elevrad dan tidak akan berpikiran untuk berkencan dengan senior Rid lagi," ucap Elaina.
"Baguslah kalau kamu menepati janjimu," ucap Irene.
"Besok, setelah pelajaran di akademi selesai, kamu datanglah ke ruangan Elevrad yang berada di lantai 7 gedung tengah akademi. Kami akan menunggumu disana," ucapku.
"Baiklah, senior Rid," ucap Elaina.
Aku dan Irene pun langsung pergi meninggalkan Elaina untuk kembali ke bangku penonton.
Elaina lalu memperhatikan tubuhnya untuk memeriksa apakah masih ada luka di tubuhnya. Tetapi semua luka di tubuhnya sudah menghilang karena sudah disembuhkan oleh Rid. Lalu Elaina melihat ke arah Rid yang sedang mengobrol dengan Irene.
"Bahkan dia juga bisa menggunakan sihir penyembuhan ya. Aku kalah dengan mudahnya dari senior Irene dan itu membuatku terkejut karena aku baru mengetahui kalau senior Irene itu sangat kuat. Dia bahkan terlihat tidak menggunakan seluruh kekuatannya. Tetapi senior Irene bilang kalau di angkatannya itu, senior Rid belum pernah kalah sama sekali yang berarti senior Irene juga tidak mampu mengalahkan senior Rid. Jika senior Irene yang sekuat itu saja tidak bisa mengalahkan Rid, seberapa kuat senior Rid ?,"
"Aku tahu kalau senior Rid itu sangat kuat karena aku melihat sendiri saat dia mengalahkan Javier hanya dengan satu bantingan ke tanah ketika aku sedang jalan-jalan pagi di sekitar gedung lobi akademi beberapa hari yang lalu. Tetapi, saat itu aku yakin kalau senior Rid belum mengeluarkan seluruh kekuatannya. Kalau begitu, seberapa kuat dia jika dia mengeluarkan seluruh kekuatannya ?,"
"Mungkin ini hanya perkiraanku saja, tetapi aku yakin kalau senior Rid lebih kuat dari kakakku saat ini. Dan bukan tidak mungkin kalau suatu saat nanti, dia akan menjadi orang yang lebih kuat dari ayahku, sang Raja Pedang," pikir Elaina.
-Bersambung