Chereads / Peace Hunter / Chapter 233 - Chapter 233 : Trauma Violetta

Chapter 233 - Chapter 233 : Trauma Violetta

Setelah seluruh kota itu tersapu bersih, Undine pun langsung turun ke bawah setelah sebelumnya melayang di atas kota. Dia pun berdiri di atas genangan air yang masih tertinggal di bekas kota itu. 5 Naga air buatan yang menemaninya sebelumnya perlahan mulai mencair dan berubah menjadi sekumpulan air biasa yang jatuh ke tanah. Lalu Undine pun memperhatikan sekeliling tempatnya berdiri saat ini. Sekeliling tempatnya berdiri saat ini hanya tersisa tanah dan bebatuan yang dibuat menjadi jalanan kota. Tidak ada satupun bangunan ataupun pepohonan yang berada di sekelilingnya karena semua itu sudah tersapu bersih oleh ombak buatannya.

"Tugasku untuk menghancurkan beberapa kota di Holy Kingdom dan membunuh beberapa Holy Knights telah selesai, sekarang waktunya untuk pulang. Rasanya lelah sekali, saat aku pulang nanti sepertinya aku harus mengkonsumsi beberapa makanan dan minuman," ucap Undine.

Terlihat saat ini Undine telah kembali menjadi dirinya yang biasanya.

"Ah, aku baru menyadari kenapa aku malah membunuh Roh tingkat menengah yang Holy Knights itu punya. Padahal aku bisa menangkapnya dan memberikannya kepada Melgus agar dia bisa membuat senjata sihir dari Roh itu. Ya sudahlah, yang penting aku sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh tuan," ucap Undine.

Sementara itu, ombak yang sebelumnya menyapu bersih kota tempat berlangsungnya pertarungan antara nona Violetta dan Lucas melawan Undine mulai mengalir deras ke sungai yang berada di dekat kota itu. Jumlah air yang banyak itu membuat sungai itu mengalami ketinggian debit air dan membuatnya meluap. Sungai yang meluap itu membuat banjir beberapa wilayah di Holy Kingdom yang dilewati oleh sungai itu.

Di dalam aliran sungai yang meluap itu, ada nona Violetta yang tengah berusaha untuk mencapai permukaan air untuk mencari udara agar dia bisa bernafas. Tetapi, tanpa kedua tangannya yang telah terpotong, dia kesulitan untuk menggapai permukaan air dan terus terombang-ambing di dalam aliran sungai tersebut. Semakin lama nona Violetta berada di dalam aliran sungai tersebut, nona Violetta semakin kehabisan nafas. Pandangannya pun mulai gelap. Nona Violetta pun pasrah dan tidak berusaha menggerakkan tubuhnya lagi. Dia sudah pasrah apabila dia bakal mati saat itu.

-

Nona Violetta lalu terbangun di sebuah ruangan yang dindingnya di dominasi oleh warna putih dan emas.

"Dimana ini ? Bukankah aku seharusnya sudah mati karena tenggelam ?," tanya nona Violetta yang bingung.

Nona Violetta merasa bingung karena ingatan terakhirnya sebelum tidak sadarkan diri adalah saat terombang-ambing di dalam aliran sungai. Nona Violetta terus memperhatikan seluruh ruangan itu, lalu dia menyadari ada suatu hal yang aneh. Suatu hal yang aneh itu bukan tentang ruangan itu, melainkan tentang tubuhnya. Nona Violetta lalu memperhatikan anggota tubuhnya dan dia terkejut setelah menyadari kalau kedua tangannya telah tersambung kembali.

"Kedua tanganku sudah tersambung kembali ?? Apakah ini mimpi ??," tanya nona Violetta.

Dia menangis terharu begitu mengetahui kalau kedua tangannya sudah tersambung kembali. Nona Violetta pun mencubit pipinya untuk memastikan kalau itu bukanlah mimpi, dan dia pun merasakan sakit setelah mencubit pipinya itu yang menandakan kalau dia saat ini tidaklah berada di dalam mimpi. Kemudian, dia melihat pedangnya juga berada di ruangan itu. Pedang yang dilapisi sarung pedang miliknya itu tengah bersandar di dinding ruangan itu. Nona Violetta pun mendekati pedangnya itu dan langsung mengambilnya kembali. Tetapi saat dia tengah menggenggam pedangnya, tiba-tiba pedangnya terjatuh dari genggamannya. Hal itu dikarenakan tangannya yang gemetar dengan hebat saat menggenggam pedangnya itu. Dia teringat dengan pertarungannya melawan Undine dan itu membuatnya merasa ketakutan.

Nona Violetta pun berusaha menenangkan dirinya dengan menarik dan membuang nafasnya. Lalu dia mencoba untuk mengambil pedangnya kembali tetapi tangannya masih gemetaran saat memegang pedangnya itu. Meskipun tangannya masih gemetar, dia tetap memaksakan untuk memegang pedangnya itu sampai akhirnya pedangnya berhasil dia taruh di pinggangnya. Meski nona Violetta sudah berhasil menaruh pedangnya di pinggangnya, gemetar di tangannya masih belum berhenti. Tapi nona Violetta mengabaikan itu dan memutuskan untuk pergi ke sebuah pintu yang berada di ujung ruangan itu. Nona Violetta berusaha untuk keluar dari ruangan ini.

Setelah mencapai pintu dan membuka pintu itu, ternyata di balik pintu itu terdapat ruangan besar yang terlihat seperti sebuah gereja karena sangat banyak kursi yang berjejer di ruangan itu meskipun saat itu kondisinya sedang sepi. Di bagian depan ruangan itu juga terdapat patung raksasa yang menyerupai seperti manusia namun memiliki 2 pasang sayap seperti sayap seekor burung. Patung raksasa itu terbuat dari emas yang sangat berkilauan. Patung itu tidak memiliki wajah, sama seperti patung yang ada di gereja yang ada di kediaman Duke San Minerva. Dinding di dalam bagian gereja itu juga didominasi oleh warna putih dengan perpaduan warna emas, begitupun dengan interior yang ada di dalam gereja itu.

"Tempat ini, bukankah ini gereja Angelica Castitat ?," tanya nona Violetta yang bingung.

"Sepertinya anda sudah sadar," ucap seorang wanita.

Ketika nona Violetta sedang bingung, datang seorang Elf perempuan yang berpakaian seperti biarawati. Pakaian biarawati itu berwarna dominan putih dengan perpaduan sedikit warna emas. Di leher biarawati itu terdapat sebuah kalung yang berbentuk seperti huruf 'I' berukuran besar berwarna emas dengan dua pasang sayap berwarna putih di bagian kanan dan kiri huruf 'I' tersebut. Kalung yang dikenakan biarawati itu memiliki bentuk yang sama dengan lambang yang dipakai Holy Knights di seragam mereka.

"Teresia," ucap nona Violetta begitu melihat Elf itu.

"Sepertinya anda masih mengingat saya," ucap Teresia.

"Kenapa aku bisa ada disini, Teresia ? Seingatku, aku sedang tenggelam di aliran sungai yang deras dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi," ucap nona Violetta.

"Anda ditemukan oleh beberapa penduduk yang sedang mengevakuasi penduduk lain di sebuah bencana banjir yang melanda salah satu kota di bagian timur Holy Kingdom. Kedua tangan anda dan pedang milik anda ditemukan setelahnya dalam jarak yang cukup jauh dari tempat ditemukannya anda. Kemudian, beberapa prajurit Holy Kingdom pun menjemput anda dan membawa anda, potongan tangan anda dan pedang milik anda ke gereja ini. Saat itu, anda sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, wajar bagi anda kalau tidak mengingat apa yang telah terjadi,"

"Lalu beberapa Holy Priests pun mulai menyembuhkan anda dan menyambungkan tangan anda kembali, bahkan nona Maiden juga ikut membantu dalam penyembuhan anda. Setelah penyembuhan selesai, hanya tinggal menunggu anda untuk sadar saja dan anda baru sadar setelah 5 hari sejak pertama kali ditemukan," ucap Teresia.

"Jadi aku sudah tidak sadarkan diri selama 5 hari ya, maaf karena telah merepotkan. Aku harus berterima kasih kepadamu dan juga nona Maiden nanti karena telah membantu menyembuhkanku dan merawatku," ucap nona Violetta.

"Itu sudah menjadi tugas saya dalam merawat anda, nona, jadi anda tidak perlu berterima kasih," ucap Teresia.

"Kalian para Holy Priests selalu seperti ini. Ngomong-ngomong, apa cuma aku saja yang ditemukan dalam banjir itu ? Bagaimana dengan Lucas ?," tanya nona Violetta.

"Tuan Lucas ditemukan satu hari setelah anda ditemukan. Dengan kondisi tuan Lucas yang seperti itu, mustahil bagi kami untuk menyelamatkannya bahkan nona Maiden tidak bisa membangkitkannya kembali karena kematian tuan Lucas sudah melewati waktu yang ditentukan agar bisa dibangkitkan. Dua hari kemudian, kami mengadakan pemakaman untuk tuan Lucas. Kami juga mengadakan pemakaman massal untuk para penduduk yang tewas karena insiden penghancuran kota dan bencana banjir," ucap Teresia.

"Begitu ya," ucap nona Violetta.

Nona Violetta kembali terpukul setelah mendengar kabar tentang Lucas. Raut wajahnya terlihat sedih, kedua tangannya pun kembali gemetar. Teresia memperhatikan kedua tangan nona Violetta yang gemetar.

"Mari kita kembali ke ruangan anda sebelumnya, nona. Anda terlihat masih belum pulih total. Saya akan merawat anda," ucap Teresia.

"Baiklah," ucap nona Violetta.

Nona Violetta dan Teresia pun kembali ke ruangan tempat nona Violetta dirawat sebelumnya.

-

Beberapa hari setelah itu.

Nona Violetta terlihat sedang berlatih mengayunkan pedang di depan halaman sebuah bangunan yang sangat besar. Di atas bangunan itu terdapat ukiran besar yang mirip dengan lambang yang dipakai oleh para Holy Knights di seragam mereka. Selain itu, di halaman bangunan itu banyak terdapat patung yang menyerupai seorang manusia dengan 2 pasang sayap di punggung mereka.

Nona Violetta terus mengayunkan pedangnya itu. Saat dia mengayunkan pedangnya itu, terkadang tangannya kembali gemetar meskipun frekuensi gemetar tangannya tidak sesering yang sebelumnya.

"Meskipun saat ini gemetar di tanganku tidak sesering sebelumnya, aku tetap merasa tidak nyaman akan hal ini. Padahal Teresia, Holy Priests yang lainnya dan bahkan beberapa kali nona Maiden juga telah membantu untuk menyembuhkanku, tetapi gemetar di tanganku tidak menghilang sepenuhnya. Jika seperti ini terus, ini akan mengganggu tugasku sebagai Holy Knights," pikir nona Violetta.

Nona Violetta kembali mengayunkan pedangnya. Namun, tiba-tiba dia teringat dengan pertarungannya melawan Undine dan teringat juga dengan apa yang terjadi dengan Lucas dan dirinya saat melawan Undine. Setelah teringat kejadian itu, pedang yang dipegang oleh nona Violetta pun terjatuh dan tangannya kembali gemetar dengan cukup hebat. Nona Violetta pun jatuh terduduk dengan tatapan kosong. Beberapa orang yang melihat nona Violetta dalam keadaan seperti itu langsung bergegas menghampiri nona Violetta dan menolongnya.

-

2 hari setelah kejadian itu, di ruangan utama gereja Angelica Castitat.

Di ruangan itu terdapat nona Violetta, seorang pria yang menyerupai manusia namun memiliki tanduk dan ekor seperti Naga yang mengenakan seragam yang sama dengan nona Violetta dan seorang wanita berambut pirang dengan kedua mata yang tertutup oleh kain putih yang pakaiannya sekilas mirip dengan pakaian biarawati namun terlihat berbeda. Wanita itu berada di depan patung raksasa yang berada di bagian depan ruangan tersebut. Wanita itu terlihat sedang memegang sebuah kalung yang berbentuk sama dengan lambang yang ada pada seragam Holy Knights. Pakaian yang dikenakan wanita itu juga terdapat lambang yang sama di bagian depan dan belakang pakaiannya.

"Apa keputusanmu sudah bulat, Violetta ? Kamu benar-benar mau keluar dari Holy Knights ?," tanya pria bertanduk itu.

"Itu benar, Leader. Alasannya karena saat ini kondisi saya tidak memungkinkan untuk melanjutkan tugas saya sebagai Holy Knights. Setiap saya memegang pedang, tangan saya menjadi gemetaran. Dan kadang saya mengalami trauma ketika mengingat tentang apa yang terjadi ketika saya melawan 'makhluk itu'. Dengan kondisi seperti ini, saya akan mengganggu pekerjaan saya sebagai Holy Knights. Maka dari itu, saya memutuskan untuk keluar dari Holy Knights," ucap nona Violetta.

"Begitu ya. Aku tidak keberatan apabila kamu mau keluar dari Holy Knights, tapi kamu harus mendapatkan persetujuan juga dari nona Maiden. Bagaimana dengan anda, nona ?," tanya pria bertanduk itu.

Pria bertanduk itu bertanya kepada wanita yang berada di depan patung raksasa.

"Jika memang itu adalah keputusan Violetta sendiri, maka aku akan mengizinkannya," ucap nona Maiden.

"Terima kasih, Leader, Nona Maiden," ucap nona Violetta.

"Setelah ini, kamu kembali ke tempatmu tinggal dan bereskan semua barang-barangmu. Tinggalkan barang-barang yang berhubungan dengan Holy Knights di tempatmu tinggal," ucap pria bertanduk itu.

"Baik, Leader. Kalau begitu, saya permisi dulu," ucap nona Violetta yang mulai beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.

"Tunggu sebentar, Violetta," ucap nona Maiden yang mencegah nona Violetta untuk pergi.

Nona Violetta pun memberhentikan langkahnya.

"Ada apa, nona Maiden ?," tanya Nona Violetta.

"Ada sesuatu yang mau aku bicarakan denganmu sebelum kamu pergi. Tetapi aku mau membicarakan hal ini berdua saja denganmu. Untuk itu, Dragia, tolong tinggalkan ruangan ini," ucap nona Maiden.

"Baiklah, nona," ucap pria bertanduk yang bernama Dragia.

"Dan juga, tolong panggilkan 'Terra' dan suruh dia datang untuk menemuiku setelah aku berbincang dengan Violetta. Aku akan memberikan tugas kepadanya," ucap nona Maiden.

"Baik, nona. Kalau begitu, saya permisi dulu," ucap Dragia.

Dragia pun meninggalkan ruangan itu.

"Akhirnya kita bisa berbicara berdua. Tapi sebelum itu, maafkan aku karena tidak bisa menyembuhkan traumamu itu sepenuhnya. Sepertinya traumamu sangat parah sampai aku sendiri pun tidak bisa menyembuhkannya," ucap nona Maiden.

"Tidak apa-apa, nona Maiden. Justru aku berterima kasih karena nona telah membantu dalam menyembuhkanku," ucap nona Violetta.

"Iya, sama-sama," ucap nona Maiden.

Lalu nona Maiden mulai berjalan mendekati nona Violetta.

"Hal yang mau aku bicarakan berdua denganmu menyangkut soal identitasku dan juga dengan beberapa rahasia Holy Knights. Kamu yang merupakan anggota Holy Knights tentu tahu tentang ini dan karena kamu sekarang sudah memutuskan untuk keluar dari Holy Knights, maka kamu harus berjanji untuk tidak memberitahukan tentang ini kepada siapapun," ucap nona Maiden.

"Saya berjanji, nona. Saya tidak akan memberitahukan tentang ini kepada siapapun," ucap nona Violetta dengan lantang.

Nona Violetta mengatakan itu tanpa keraguan sedikitpun.

"Aku percaya kepadamu, tapi aku harus memberikanmu suatu 'perjanjian' agar kamu benar-benar tidak akan memberitahukan tentang identitasku dan juga rahasia Holy Knights," ucap nona Maiden.

~Light Magic : Life Binding Chains~

Nona Maiden membuat sebuah rantai yang terbuat dari cahaya, lalu rantai itu masuk ke dalam tubuh nona Violetta.

"Apa ini, nona Maiden ?!?!," tanya nona Violetta yang terkejut saat melihat sebuah rantai masuk ke dalam tubuhnya.

"Aku sudah bilang kalau aku harus memberimu sebuah 'perjanjian'. Rantai itu bertujuan untuk mengikat beberapa organ vitalmu seperti jantung dan otak. Jika kamu memberitahukan tentang identitasku dan rahasia Holy Knights, rantai itu akan mengikat organ vitalmu dengan kencang sampai organ vital itu hancur dan setelah itu kamu akan mengalami kematian," ucap nona Maiden.

Nona Maiden perlahan membuka kain putih yang menutupi matanya.

"Tapi aku benar-benar tidak akan memberitahu tentang itu kepada siapapun, jadi hal ini terlalu berlebihan, nona Maiden," ucap nona Violetta.

Terlihat nona Violetta tiba-tiba merasa ketakutan ketika berbincang dengan nona Maiden. Kedua tangannya kembali gemetar. Tidak hanya tangannya, tapi seluruh tubuhnya pun gemetar.

"Maafkan aku, Violetta. Tapi aku harus tetap waspada dengan hal apapun. Dengan rantai yang aku berikan kepadamu itu, setidaknya aku bisa tenang karena aku benar-benar yakin kalau kamu tidak akan memberitahu tentang itu kepada siapapun, terutama tentang indentitasku. Selain itu, kamu juga harus merahasiakan tentang apa yang terjadi di antara kita saat ini," ucap nona Maiden.

Nona Maiden sedang memegang kain putih penutup matanya di tangannya. Saat ini, mata nona Maiden tidak tertutup apapun. Awalnya kedua mata dalam keadaan tertutup lalu perlahan kedua mata nona Maiden pun terbuka. Terlihat kedua matanya berwarna emas dan di bola mata berwarna emasnya itu, terdapat bentuk '+' di dalamnya.

~Flashback berakhir~

-

Aku terus memanggil nama nona Violetta dari dekat sambil sesekali menyentuhnya. Lama-kelamaan, nona Violetta pun merespon.

"Huh, apa yang baru saja terjadi ?," tanya nona Violetta.

"Sepertinya nona Violetta sudah kembali seperti biasa," ucapku.

"Apa yang terjadi denganku sebelumnya ?," tanya nona Violetta.

"Sebelumnya aku berhasil menyerang kedua tangan nona dan membuat pedang milik nona terlempar. Tetapi setelah itu, nona tiba-tiba terdiam dengan tatapan kosong sambil melihat kedua tangan nona yang terluka," ucapku.

"Begitu ya. Maaf karena telah membuatmu kerepotan," ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa, nona," ucapku.

Nona Violetta lalu melangkah untuk mengambil pedangnya, lalu setelah itu dia menaruh pedangnya kembali ke pinggangnya.

"Kita sudahi saja latih tanding kita kali ini. Lagipula kamu juga telah berhasil menyerangku. Seperti yang aku bilang sebelumnya, kamu sangat hebat," ucap nona Violetta.

"Yah meskipun tubuhku menjadi penuh luka seperti ini," ucapku.

"Aku minta maaf untuk hal itu," ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa, nona. Lagipula aku bisa mengatasi ini," ucapku.

~Full Healing~

Seluruh luka pada tubuhku pun langsung sembuh setelah aku memakai sihir itu. Nona Violetta yang melihat itu pun terkejut.

"Apa-apaan kecepatan sihir penyembuhannya itu, bahkan lebih cepat dari efek penyembuhan dari 'Holy Potion'," pikir nona Violetta.

"Jadi kamu bisa menggunakan sihir penyembuhan ya," ucap nona Violetta.

"Iya, nona. Ngomong-ngomong, maaf kalau saya menanyakan hal ini, nona, tetapi apakah nona punya trauma akan sesuatu ? Karena saya menilai tentang apa yang dialami nona itu merupakan sebuah trauma," ucapku.

Nona Violetta terkejut mendengar perkataanku, tapi setelah itu dia pun tersenyum.

"Kamu benar. Aku memiliki trauma akibat sesuatu yang terjadi di pekerjaanku sebelumnya. Sesuatu yang terjadi itu menyebabkan kematian temanku dan juga hampir membuatku mengalami kematian,"

"Setiap teringat tentang itu, aku selalu ketakutan dan gemetaran, bahkan tatapanku menjadi kosong," ucap nona Violetta.

"Begitu ya. Saya memang belum pernah mengalami trauma selama ini jadi saya tidak tahu harus mengatakan apa, tetapi izinkan saya untuk mengatakan ini. Saya harap nona Violetta bisa segera bangkit dan melupakan masa lalu nona agar nona tidak terus-terusan mengalami trauma seperti itu. Memang sepertinya akan sulit, tapi saya yakin kalau nona bisa mengatasinya," ucapku.

"Yah kamu benar, jika aku terus-terusan seperti ini, ini akan mengganggu pekerjaanku sebagai Komandan Prajurit yang menjaga akademi ini," ucap nona Violetta.

Lalu aku memperhatikan sekeliling taman tempat kami berada. Untungnya tidak ada bunga yang rusak akibat latih tanding yang kami lakukan. Kemudian, aku pun melihat ke langit. Dari warna langit yang aku lihat, sepertinya saat ini waktu sudah berada di antara pukul setengah 5 hingga pukul 5 pagi.

"Sepertinya sebentar lagi teman-teman saya akan datang ke tempat latihan, kalau begitu saya harus pergi, nona. Tapi sebelum itu.....," ucapku yang langsung menghampiri nona Violetta.

~Full Healing~

"Izinkan saya untuk menyembuhkan anda terlebih dahulu," ucapku.

Luka di tangan nona Violetta pun langsung sembuh setelah aku sembuhkan menggunakan sihirku. Hal itu membuat nona Violetta sangat terkejut. Saking terkejutnya, nona Violetta sampai tidak bisa berkata-kata. Hal itu membuatku bingung, padahal teman-temanku yang telah melihatku menggunakan sihir penyembuhan tidak seterkejut nona Violetta.

"Ada apa, nona ?," tanyaku.

"Tidak ada apa-apa. Terima kasih ya karena telah menyembuhkanku," ucap nona Violetta.

"Sama-sama, nona. Kalau begitu, saya pergi dulu, nona," ucapku.

"Iya. Lain kali berlatih tanding denganku lagi ya," ucap nona Violetta.

"Baiklah, nona," ucapku.

Lalu aku pun pergi dari taman itu dan meninggalkan nona Violetta.

Setelah Rid pergi, nona Violetta pun melihat dan memperhatikan kedua tangannya. Luka yang diberikan Rid di kedua tangannya sudah menghilang sepenuhnya. Tapi nona Violetta tidak melihat tangannya untuk memperhatikan luka yang diberikan Rid, melainkan untuk memperhatikan apakah tangannya masih gemetar atau tidak. Sekian lama, dia memperhatikan kedua tangannya, tangannya itu tidak juga bergetar. Bahkan dia mencoba memegang pedang dengan kedua tangannya itu dan mencoba menebas tangannya itu menggunakan pedangnya, tetapi tangannya tidak gemetar kembali. Nona Violetta juga berusaha mengingat kejadian yang dialaminya saat melawan Undine, tapi setelah itu nona Violetta nampak tidak kenapa-kenapa. Hal itu membuat nona Violetta sangat terkejut.

"Bahkan nona Maiden tidak bisa menyembuhkan traumaku sepenuhnya, tetapi dia bisa menyembuhkan traumaku sepenuhnya ? Apa itu berarti sihir penyembuhan miliknya lebih baik dari yang digunakan oleh nona Maiden ?,"

"Aku tidak tahu dia menyadari tentang kekuatan penyembuhannya itu atau tidak, tetapi.....," pikir nona Violetta.

Lalu nona Violetta melihat ke arah Rid yang terus berjalan menjauhi taman.

"Rid Archie, siapa kamu sebenarnya ?," ucap nona Violetta.

-Bersambung