Chereads / Peace Hunter / Chapter 222 - Chapter 222 : Percobaan Lain Duke Remy

Chapter 222 - Chapter 222 : Percobaan Lain Duke Remy

Masih di salah satu ruangan yang berada di kediaman Duke San Quentine. Ketiga Duke terlihat masih mendiskusikan sesuatu.

"Ngomong-ngomong, tuan Remy, bolehkah aku bertanya sesuatu ? Tapi ini tidak ada sangkut pautnya dengan rencana kita ini," ucap Duke James.

"Mau bertanya apa, tuan James ?," tanya Duke Remy.

"Ini tentang putri anda, Violetta, ah atau mungkin lebih tepatnya mantan putri anda. Aku dengar dia baru saja kembali dari Holy Kingdom. Dengan kembalinya dia ke Holy Kingdom, bukankah itu berarti dia sudah tidak menjadi Holy Knights lagi dan memilih untuk menyetujui tawaran Ratu Kayana untuk menjadi komandan para prajurit yang menjaga San Fulgen Akademiya ?," tanya Duke James.

"Violetta sempat berkunjung kemari tadi pagi tetapi dia langsung pergi lagi menuju Ibukota. Aku tidak berbicara dengannya jadi aku tidak tahu apakah dia berhenti menjadi Holy Knights apa tidak. Tetapi dengan dia yang pergi menuju ibukota, sudah dipastikan kalau dia sepertinya setuju dengan tawaran Ratu Kayana," ucap Duke Remy.

"Jika dia menjadi komandan prajurit yang menjaga San Fulgen Akademiya, sepertinya akan sulit untuk menyerang akademi untuk kedepannya," ucap Duke James.

"Iya, tapi sejak awal kita tidak memiliki rencana untuk menyerang akademi," ucap Duke Remy.

"Aku tahu itu. Tapi ketika aku tadi membicarakan tentang menyerang akademi, aku jadi kepikiran dengan kelompok misterius yang menyerang akademi sebelumnya. Kenapa kita tidak mencoba berkontak dengan mereka ? Kita bisa mengajukan kerja sama dengan mereka untuk memperkuat pasukan kita," ucap Duke James.

"Tidak ada yang bisa melacak keberadaan mereka jadi kita pun juga tidak bisa berkontak dengan mereka. Daripada itu, sepertinya mereka memiliki tujuan yang berbeda dengan kita. Jika kita bekerja sama dengan mereka, ada kemungkinan mereka malah menghambat rencana kita," ucap Duke Remy.

"Yah, anda ada benarnya," ucap Duke James.

"Ngomong-ngomong, tuan Remy. Tadi saat anda dengan tuan James membicarakan tentang Violetta, aku jadi kepikiran soal sesuatu. Apakah Violetta memiliki jantung Elf juga ?," tanya Duke Darwin.

"Tidak, Violetta tidak memiliki jantung Elf di tubuhnya. Setelah kita memulai percobaan 'subjek' ini, aku sama sekali tidak berpikir untuk memberi jantung Elf kepada Violetta karena tanpa jantung Elf pun dia sudah kuat, yah meskipun dia bisa menjadi sangat kuat apabila aku memberinya jantung Elf. Tapi kurasa keputusanku sudah tepat untuk tidak memberikannya jantung Elf karena seperti yang kalian tahu kalau hubunganku dengan Violetta sedang buruk. Jika sebelumnya dia menerima jantung Elf dan hubungan kami memburuk seperti ini, mungkin aku harus mengambil jantung Elf miliknya meskipun artinya aku harus membunuhnya. Karena aku tidak butuh 'subjek' yang tidak patuh kepadaku," ucap Duke Remy.

"Lalu apakah dia juga tau tentang rencana kita ini ?," tanya Duke James.

"Tidak, aku tidak memberitahunya tentang rencana kita ini, bahkan aku tidak memberi tahunya tentang percobaan-percobaan yang aku lakukan. Karena dia bukanlah seorang 'subjek' maka aku tidak perlu memberitahunya tentang rencana ini. Aku bersyukur karena tidak memberitahunya setelah mengetahui kalau hubungan kita akan seperti ini. Tapi yah, kalaupun dia mengetahui percobaanku dan rencana kita, aku ragu kalau dia akan membocorkan tentang ini karena istriku dan Amelia juga terlibat dalam hal yang aku lakukan. Meski hubungan aku dan Violetta sangat buruk, Violetta masih berhubungan baik dengan ibunya dan juga Amelia. Jika dia membocorkan tentang ini, itu berarti dia akan membuat ibunya dan Amelia dalam bahaya," ucap Duke Remy.

"Begitu ya, yah itu bagus apabila dia tidak membocorkan rencana kita," ucap Duke James.

"Lalu bagaimana dengan percobaanmu yang 'itu' ? Apakah hasil percobaan 'itu' sudah bisa untuk digunakan karena anda bilang percobaan 'itu' merupakan kartu AS anda dalam mengsukseskan rencana kita ini," ucap Duke Darwin.

"Percobaannya sudah selesai. Aku juga sudah menguji hasilnya dan hasil percobaannya pun sukses. Dengan ini kita bisa menggunakan hasil percobaan ini untuk menjalankan rencana kita untuk membunuh Ratu Kayana dan seluruh keluarga San Lucia," ucap Duke Remy.

"Woh, itu kabar yang menggembirakan. Aku tidak sabar untuk melihat hasil percobaan apa itu," ucap Duke Darwin.

"Aku minta maaf kepada kalian berdua karena aku tidak bisa menunjukan hasil percobaan ini kepada kalian berdua. Hal ini untuk mencegah terjadinya kebocoran informasi. Tapi kalian tenang saja, aku pastikan kalau hasil dari percobaan ini adalah hasil terbaik yang mengalahkan percobaan para 'subjek'. Kalian tinggal nantikan saja eksekusi dari percobaan ini saat kita mau membunuh Ratu Kayana dan seluruh keluarga San Lucia," ucap Duke Remy.

"Begitu ya, sayang sekali karena aku tidak bisa melihat percobaan apa itu. Tapi aku percaya pada anda, tuan Remy. Sebelumnya juga anda tidak memberitahu lebih detail tentang percobaan para 'subjek' tapi setelah berhasil, hasil percobaannya sangat bagus. Jadi meskipun percobaan yang sekarang ini anda memutuskan menyembunyikannya, aku tidak masalah akan hal itu. Aku akan menunggu untuk eksekusi hasil percobaannya nanti," ucap Duke Darwin.

"Aku juga percaya pada anda, tuan Remy," ucap Duke James.

"Terima kasih karena telah mempercayaiku, kalian berdua," ucap Duke Remy.

*Knock *Knock *Knock

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan tempat mereka bertiga berdiskusi.

"Masuk," ucap Duke Remy.

Lalu pintu ruangan itu pun terbuka dan masuklah seorang pelayan wanita sambil membawa 3 cangkir teh dan juga beberapa cemilan.

"Saya minta maaf karena telah mengganggu rapat anda, tuan Duke. Saya datang kesini untuk membawakan minuman dan makanan yang sebelumnya anda minta," ucap pelayan itu.

"Terima kasih, tolong sajikan minuman dan makanan itu di meja," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan Duke," ucap pelayan itu.

Pelayan itu pun berjalan menuju meja tempat mereka berdiskusi, lalu pelayan itu pun menyajikan makanan dan minuman itu di meja. Tapi ada yang aneh dari sikap pelayan itu. Pelayan itu nampak kaku ketika menyajikan makanan dan minuman itu. Langkah kakinya pun juga aneh ketika dia berjalan menuju meja tempat duduk para Duke. Selain itu, pelayan itu tidak memiliki ekspresi, bahkan matanya pun seperti mata orang mati.

Setelah menyajikan makanan dan minuman, pelayan itu pun pergi menuju pintu ruangan dengan langkah anehnya itu.

"Kalau begitu, saya permisi dulu, tuan Duke. Panggil saja jika ada perlu lagi," ucap pelayan itu.

"Iya," ucap Duke Remy.

Lalu pelayan itu pun pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kalian berdua, silahkan diminum tehnya. Pasti kalian haus kan karena tadi kita sudah berbicara panjang lebar," ucap Duke Remy.

"Tuan Remy tahu saja, kalau begitu aku minum ya tehnya," ucap Duke Darwin.

"Silahkan," ucap Duke Remy.

Duke Darwin pun mengambil cangkir yang berada di depannya, begitupun dengan Duke James. Lalu mereka pun langsung meminum teh yang ada di cangkir tersebut. Melihat kedua Duke itu meminum teh yang disediakan, Duke Remy tiba-tiba tersenyum.

-

Pada sore harinya di kediaman Marquess Rovinj.

Terlihat Marquess Marcelo dan Javier tengah berada di salah satu ruangan di kediaman itu. Sepertinya Javier telah kembali dari San Fulgen Akademiya.

"Beruntung tuan Duke tidak mengambil jantung Elf milikmu setelah mengetahui kalau kamu telah gagal untuk yang kedua kalinya. Kamu harus bersyukur, Javier," ucap Marquess Marcelo.

"Iya. Sekarang tolong berikan aku banyak budak, ayah. Aku sedang sangat kesal sekarang," ucap Javier.

"Haaaahhh, baiklah. Lebih baik kamu membunuh banyak budak daripada menghancurkan kediaman ini. Kamu tunggu saja di ruang bawah tanah, aku akan segera mempersiapkan budak yang kamu minta," ucap Marquess Marcelo.

"Iya," ucap Javier.

Marquess Marcelo pun pergi meninggalkan Javier. Setelah Marquess Marcelo pergi, Javier nampak kesal dan mulai menghancurkan beberapa barang yang ada di ruangan itu.

"Rid Archie!!!! Dasar keparat, kau sudah mempermalukanku lagi. Akan aku pastikan untuk membakarmu sampai menjadi debu apabila kita bertemu lagi," ucap Javier.

-

Disaat yang sama, di San Fulgen Akademiya.

Di ruangan kepala akademi, terlihat nona Karina tengah berbicara dengan seseorang melalui kristal komunikasi.

"Jadi Javier sempat menyerang Rid saat dia bertemu dengan Rid, tapi Rid dengan mudah menumbangkannya ?," tanya orang di kristal komunikasi itu.

"Iya, kakak," ucap nona Karina.

Nona Karina memanggil orang itu dengan sebutan 'kakak', yang berarti orang yang sedang berbicara dengan Karina adalah Ratu Kayana.

"Kelihatannya dia masih menyimpan dendam dengan Rid karena pernah dikalahkan Rid tahun lalu atau mungkin ada sebuah permintaan untuk membunuh Rid," ucap Ratu Kayana.

"Permintaan untuk membunuh Rid ya, memang ada kemungkinan seperti itu apalagi setelah dia berkencan dengan Irene. Sebelumnya dia juga sempat mau dibunuh oleh beberapa prajurit Duke San Minerva, tapi untungnya dia berhasil selamat," ucap nona Karina.

"Aku tidak tahu apa alasan Duke San Minerva ingin membunuh Rid, kalaupun aku bertanya langsung pada beliau, beliau pasti langsung menyangkalnya. Sayang sekali kalau kita tidak mempunyai bukti dan informasi tentang itu," ucap Ratu Kayana.

"Iya, kamu benar," ucap nona Karina.

Lalu tiba-tiba obrolan mereka menjadi hening.

"Tunggu sebentar, aku punya rencana yang sangat bagus," ucap Ratu Kayana.

"Rencana apa itu ?,' tanya nona Karina.

"Bagaimana kalau kita menggunakan Rid untuk menjebak orang-orang yang ingin membunuhnya, siapa tahu kita bisa mendapatkan informasi lain dari orang-orang itu, salah satunya mungkin tentang para 'subjek'," ucap Ratu Kayana.

"Berhenti menggunakan salah satu muridku sebagai alat rencanamu, kak," ucap nona Karina.

"Apa salahnya ? Kamu tidak perlu khawatir, Rid pasti bisa mengatasinya," ucap Ratu Kayana.

"Haaaah baiklah. Jadi rencana apa yang kamu pikirkan dengan menggunakan Rid ?," tanya nona Karina.

-

Di suatu tempat yang jauh dari kerajaan San Fulgen.

Tempat itu berisi hamparan pasir yang sangat luas dan ada banyak monster yang berkeliaran di tempat itu. Sementara itu, ada sebuah rombongan yang terdiri dari para manusia dan Demi-Human menyusuri tempat itu dengan menggunakan kereta kuda. Mereka nampak tahu kondisi wilayah tersebut karena mereka menyusuri tempat itu dengan melewati daerah yang tidak terdapat monster.

"Akhirnya kita sampai juga di Gurun Regnum. Sudah berapa lama ya sejak kita meninggalkan kerajaan San Fulgen ? Sepertinya sudah sebulan lebih, sungguh perjalanan yang sangat panjang sekali," ucap Feline.

Terlihat Feline tengah berbaring di salah satu kereta kuda yang ada pada rombongan tersebut.

"Itu karena kamu yang meminta berhenti selama beberapa hari setiap kita mengunjungi kerajaan dan negara lain dalam perjalanan menuju kesini. Jika kamu tidak meminta seperti itu, perjalanan kita akan lebih cepat," ucap Fee.

Fee terlihat sedang menyamar dalam wujud manusia. Tidak hanya Feline dan Fee saja yang ada di rombongan tersebut, Ariu pun juga terlihat dalam rombongan itu. Bahkan Ludmila juga terlihat, dia dalam kondisi yang baik-baik saja setelah dikalahkan oleh Rid.

"Yah apa boleh buat kan ? Lagipula pada akhirnya kita sampai juga di Gurun Regnum. Nah sekarang, ayo kita segera pergi ke markas utama. Kita harus segera bertemu langsung dengan 'tuan'," ucap Feline.

-Bersambung