Chereads / Peace Hunter / Chapter 223 - Chapter 223 : Kota di Dalam Gua

Chapter 223 - Chapter 223 : Kota di Dalam Gua

Feline, Fee dan rombongannya terus menyusuri Gurun Regnum. Mereka terus menyusuri hingga ke wilayah yang terdapat tebing-tebing tinggi di kanan dan kiri mereka. Kemudian, mereka melihat ada sebuah gua yang sangat besar yang ada di salah satu bagian bawah tebing. Mereka pun pergi menuju ke gua tersebut. Di depan gua tersebut ada sekitar belasan orang yang terdiri dari manusia, Elf dan Demi-Human yang sedang berjaga. Melihat ada rombongan kereta kuda yang mau masuk ke gua tersebut, belasan orang yang berjaga itu pun langsung mencegat rombongan itu.

"Siapa kalian ? Gua ini bukan tempat yang bisa seenaknya kalian masuki," ucap salah satu penjaga itu.

"Ini aku," ucap Feline yang muncul dari salah satu kereta kuda tersebut.

"Eh, nona Feline ?," tanya salah satu penjaga tersebut.

Dia pun terkejut ketika melihat kemunculan Feline. Tidak hanya Feline saja, Fee dan Ariu juga muncul dari kereta kuda tersebut.

"Nona Fee dan tuan Ariu juga ?!?!," ucap salah satu penjaga tersebut.

Semua penjaga itu terkejut melihat kemunculan mereka bertiga.

"Kalian bertiga sudah kembali ya dari misi di kerajaan yang sangat jauh," ucap salah satu penjaga itu.

"Iya, dan sekarang kami mau masuk ke dalam, apakah boleh ?," tanya Feline.

"Tentu saja, mana mungkin kami tidak memperbolehkan ~12 Rebelles Commander~ untuk memasuki markas utama," ucap salah satu penjaga tersebut.

Lalu semua penjaga tersebut pun menyingkir dari jalan agar tidak menghalangi semua kereta kuda yang ingin masuk ke dalam gua tersebut.

"Terima kasih ya," ucap Feline.

"Sama-sama, nona Feline," ucap salah satu penjaga tersebut.

"Ngomong-ngomong, apakah 'tuan Raven' sedang ada di dalam markas ?," tanya Feline.

"Iya, nona. Sebelumnya beliau pergi ke suatu tempat tapi saat ini beliau sedang ada di dalam. Para komandan yang lain ada di dalam markas, mereka sudah kembali dari misi yang diberikan kepada mereka," ucap penjaga tersebut.

"Begitu ya. Terima kasih atas informasinya," ucap Feline.

"Sama-sama, nona," ucap penjaga tersebut.

Lalu kereta kuda rombongan Feline pun masuk ke dalam gua tersebut. Awalnya gua tersebut terlihat seperti gua pada umumnya yang nampak sepi dan banyak bebatuan di sekitar dinding gua tersebut. Mereka pun terus masuk hingga ke bagian dalam gua tersebut. Semakin dalam mereka memasuki gua tersebut, luas gua tersebut pun juga semakin lebar. Sampai akhirnya mereka melihat ada banyak bangunan di bagian dalam gua tersebut. Ada bangunan yang kecil sampai ada juga bangunan yang besar dan menjulang tinggi. Bangunan-bangunan yang ada di dalam gua tersebut sudah cukup untuk menyatakan kalau di dalam gua tersebut adalah sebuah kota meskipun bukanlah sebuah kota yang besar. Siapa sangka kalau ada sebuah kota yang dibangun di dalam sebuah gua yang berada di gurun Regnum yang merupakan salah satu tempat berbahaya di benua utara.

Di kota itu dipenuhi oleh banyak orang dari banyak ras yang berbeda. Ada manusia, demi-human, elf dan lain-lainnya. Mereka terlihat menjalani aktifitas di dalam gua tersebut dengan normal tanpa adanya perseteruan meskipun mereka berasal dari ras yang berbeda.

Ketika sampai di depan kota tersebut, Feline dan rombongannya pun memutuskan berhenti dan mereka semua pun turun dari kereta kuda tersebut. Orang-orang yang berada di kota tersebut pun berhenti menjalani aktifitas mereka setelah melihat ada cukup banyak kereta kuda yang berhenti tepat di depan kota tersebut. Mereka semua memperhatikan siapa yang ada di dalam rombongan kereta tersebut. Lalu mereka pun langsung heboh begitu mengetahui ada Feline, Fee dan Ariu dalam rombongan kereta tersebut.

"Selamat datang kembali, nona Feline, nona Fee dan tuan Ariu,"

"Kami semua sangat merindukan kalian,"

"Apa kalian lelah ? Apa mau aku masakkan sesuatu untuk kalian ?,"

"Datanglah ke bar milikku, nona Feline, aku akan memberikan bir terbaikku untuk kalian," ucap orang-orang yang berada di kota itu.

"Seperti biasa, orang-orang di kota ini sangat ramah,"

"Terima kasih ya atas sambutan kalian tapi aku mohon maaf kalau tidak bisa menerima permintaan kalian sekarang karena aku harus melapor terlebih dahulu kepada 'tuan'," ucap Feline.

"Tidak apa-apa, nona Feline, tapi pastikan anda datang ke tempat kami begitu sedang luang ya," ucap salah satu warga kota itu.

"Iya, tenang saja. Sekarang kalian lanjutkan kembali aktifitas kalian," ucap Feline.

"Baik, nona," ucap para warga kota.

Mereka pun berhenti mengerumuni Feline dan yang lainnya dan mulai melanjutkan aktifitas mereka lagi. Feline, Fee dan Ariu pun tetap berjalan menyusuri jalanan kota sambil diikuti oleh para anak buah mereka. Mereka terlihat pergi menuju bangunan tertinggi yang ada di kota tersebut. Sesampainya di depan bangunan tersebut, Feline menyuruh para anak buahnya untuk berhenti.

"Kalian tidak perlu mengikuti kami lagi karena kami akan melapor langsung kepada 'tuan'. Karena sudah tidak ada tugas lagi maka kalian boleh liburan dan menikmati waktu libur kalian di kota ini. Terima kasih atas kerja keras kalian selama ini," ucap Feline.

"Baik, nona," ucap para anak buah.

Mereka pun mulai membubarkan diri dan menyebar ke seluruh penjuru kota itu untuk menikmati waktu libur mereka. Ludmila juga terlihat sedang pergi menuju ke salah satu bangunan yang ada di kota tersebut.

Sementara itu, Feline, Fee dan Ariu pun mulai memasuki bangunan tersebut. Bangunan itu sangat besar, bahkan jarak lantai dengan langit-langit di dalam bangunan tersebut sangat tinggi, mungkin sekitar kurang lebih 10 meter. Di dalam gedung tersebut tidak terlihat ada orang lain selain mereka bertiga. Mereka bertiga terus menyusuri lorong bangunan tersebut.

"Meskipun kadang kamu itu pemalas, tapi aku akui kalau kamu sangat ahli dalam mengatur dan memimpin mereka," ucap Fee.

"Aku tidak pemalas, tapi aku mengakui kalau aku suka tidur lebih lama dari kalian," ucap Feline.

"Lalu apa itu bukan termasuk pemalas ?," tanya Fee.

"Jika kebiasaan tidurku tidak mengganggu misi yang diberikan padaku, maka aku bukanlah pemalas, hehe," ucap Feline.

Disaat mereka sedang mengobrol saat hendak menyusuri lorong di bangunan tersebut, tiba-tiba muncul sekumpulan air di samping Feline. Sekumpulan air itu dengan cepat langsung membentuk wujud seorang wanita.

"Wah, wah, lihat siapa ini. Lama tidak berju-," ucap wanita itu.

Tetapi belum sempat wanita itu menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba Feline langsung menghantam kepala wanita itu dengan tangan kanannya. Kepala wanita itu pun langsung hancur dan membuat sekitar tempat tersebut berceceran cairan dari kepala wanita yang hancur tersebut. Tetapi, cairan yang berceceran itu bukanlah darah, melainkan air. Air yang berceceran itu pun mulai bergerak kembali ke arah wanita yang kepalanya sudah hancur itu. Kepala wanita itu pun perlahan mulai pulih sampai akhirnya kepala wanita itu pun sudah pulih total seperti sedia kala.

"Ya ampun, seperti biasa kamu itu tidak ramah terhadapku ya, Feline," ucap wanita itu.

"Aku sudah bilang beberapa kali kepadamu untuk tidak mengagetkanku, Undine," ucap Feline.

Wanita yang sedang berbicara dengan Feline ternyata bernama Undine.

"Ahahaha maaf, maaf. Habisnya lucu sekali melihatmu yang selalu terkejut ketika aku muncul di dekatmu. Aku penasaran jika orang lain yang mengagetkanmu, apakah kamu akan menghancurkan kepala orang itu juga atau tidak ?," tanya Undine.

Feline tidak menjawab pertanyaan Undine dan hanya menatapnya dengan mata sinis.

"Lama tidak berjumpa, nona Undine," ucap Fee dan Ariu.

"Lama tidak berjumpa juga, Fee, Ariu. Kalian memang anak yang baik ya karena kalian masih memanggilku dengan sebutan 'nona', tidak seperti kucing kecil kita ini yang tidak pernah sekalipun memanggilku 'nona', padahal aku lebih kuat darinya," ucap Undine.

"Kau berisik sekali, Undine," ucap Feline.

"Ahahaha, sepertinya kucing kecil kita ini sedang ma-," ucap Undine.

Belum sempat Undine menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba sebuah panah menerjang tubuhnya. Panah itu sangat kuat sampai membuat tubuh bagian atas Undine yaitu mulai dari perut hingga ke kepalanya sampai hancur. Tetapi yang anehnya, panah itu terlihat tidak menembus tubuh Undine dan menghancurkan dinding di belakangnya, seolah panah itu langsung lenyap setelah menghancurkan tubuh Undine.

"Tertawamu benar-benar membuatku kesal, Undine," ucap seorang wanita yang berada di lorong tepat di depan Feline dan yang lainnya.

Feline nampak sedang memperhatikan siapa wanita yang berada di depannya. Beberapa saat kemudian, Feline pun langsung menyadari siapa yang berada di depannya itu.

"Saria," ucap Feline.

Dihadapan Feline dan yang lainnya saat ini berdiri seorang Elf wanita yang sedang memegang busur panah. Wanita itu bernama Saria.

"Lama tidak bertemu, Feline, Fee, Ariu," ucap Saria.

"Ya, lama tidak bertemu juga, Saria," ucap Fee.

"Sepertinya anda nampak sehat, nona Saria," ucap Ariu.

"Yah seperti yang kamu lihat," ucap Saria.

Ketika mereka sedang mengobrol, tiba-tiba tubuh bagian atas Undine mulai pulih kembali seperti sedia kala.

"Bukankah kalian sedikit keterlaluan ? Aku tahu kalau kalian tidak bisa melukaiku, tapi bukan berarti kalian bisa seenaknya menghancurkan tubuhku ini," ucap Undine.

"Itu kesalahanmu sendiri karena telah membuat orang lain kesal, Undine," ucap Saria.

"Yah aku tidak menyangkalnya kalau aku kadang memang suka membuat kesal orang lain. Daripada itu, kalian semua mau pergi ke ruang pertemuan kan ? Ayo kita kesana bersama-sama sekarang, sepertinya 'tuan Raven' sudah menunggu," ucap Undine.

Mendengar perkataan Undine, mereka pun bergegas menuju ke ruang pertemuan tanpa memperdulikan tentang apa yang terjadi sebelumnya.

-

Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di sebuah ruangan yang sangat luas.

"Kalian bertiga baru sampai ya ? Aku dengar kalian gagal dalam menjalankan misi yang diberikan oleh 'tuan'," ucap seorang pria.

Feline menengok ke arah pria yang berbicara itu. Pria itu berada di pojok ruang pertemuan itu. Dia memiliki tubuh yang besar dan juga tinggi, tingginya hampir menyentuh langit-langit ruangan itu. Pria itu berasal dari ras Raksasa. Sepertinya alasan bangunan ini dibangun dengan memiliki langit-langit yang tinggi adalah karena pria ini.

"Iya, kami bertiga memang gagal dalam menjalankan misi yang diberikan 'tuan'," ucap Feline.

"Meski begitu, kenapa kalian tidak memutuskan untuk langsung kembali kesini ? Kenapa baru tiba sekarang ? Sepertinya selama ini kalian sedang bersenang-senang di tempat lain ya padahal kalian telah gagal dalam misi," ucap raksasa itu.

"Tolong tunggu sebentar tuan-," ucap Fee.

Belum sempat Fee selesai berbicara, tiba-tiba Feline memberi isyarat agar tidak menyela pembicaraannya.

"Ini kesalahanku karena aku yang menyuruh para rombongan untuk berhenti di setiap negara yang kami kunjungi dalam perjalanan kesini. Jika memang harus dihukum, aku yang pantas untuk dihukum karena aku yang bersalah, mereka tidak bersalah sedikitpun," ucap Feline.

"Syukurlah kalau kamu sadar diri akan kesalahanmu, kira-kira hukuman apa yang pantas untukmu ya ?," tanya raksasa itu.

"Aku memang pantas dihukum tapi itu oleh tuan Raven sendiri dan bukan oleh dirimu. Kenapa kamu malah terlihat antusias dalam memberikanku hukuman ?," tanya Feline.

"Kucing keparat, semakin hari kamu semakin berani sekali ya dalam berbicara," ucap raksasa itu.

"Hohohoho aku kagum denganmu, kucing. Meskipun kamu gagal dalam menjalankan misi, kamu masih bisa berbicara seperti itu," ucap seorang pria tua.

Pria tua itu bertubuh kecil dengan memiliki telinga runcing. Pria tua itu berasal dari ras Dwarf. Pria tua itu terlihat sedang mengendarai sebuah golem yang seluruh tubuhnya terbuat dari baja. Golem itu berukuran cukup besar, mungkin ukurannya sama seperti pria raksasa tadi. Terlihat ada 2 elf perempuan yang masih muda tengah duduk di bahu golem tersebut. 2 Elf perempuan itu terlihat seperti saudara kembar karena memiliki wajah yang mirip. Kedua mata mereka pun mirip karena sama-sama memiliki bola mata dengan warna yang berbeda.

"Aku tidak butuh pujian dari cebol maniak rongsokan sepertimu," ucap Feline.

"Seperti biasa kamu tidak ada sopan-sopannya denganku yang merupakan orang yang lebih tua darimu," ucap pria tua tersebut.

Selain mereka, ada orang lain lagi yang berada di ruangan tersebut. Ada seorang pria yang memiliki tanduk dan ekor seperti ekor reptil. Ada seorang wanita yang berwujud seperti manusia tetapi beberapa bagian tubuhnya diselimuti oleh perban, satu matanya pun juga diselimuti oleh perban. Wanita itu terlihat membawa sebuah sabit besar di belakang tubuhnya. Dan yang terakhir, ada seorang pria manusia yang memakai topi. Di pinggangnya terdapat sebuah pedang dan ada juga dua senapan kecil yang dia taruh di samping kedua pahanya. Total ada 12 orang yang berada di ruangan tersebut. Sementara itu, Feline terlihat masih berbincang atau lebih tepatnya berdebat dengan pria tua dari ras Dwarf tersebut.

Saat mereka berdua sedang berdebat, tiba-tiba pria bertopi dan Undine langsung berlutut. Yang lainnya pun bingung melihat mereka berdua tiba-tiba berlutut.

"Semuanya tolong diam karena tuan Raven telah tiba," ucap pria bertopi.

Saat mereka sedang fokus melihat apa yang dilakukan pria bertopi dan Undine, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang mengenakan topeng di tengah ruangan tersebut. Mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran orang tersebut. Setelah terkejut dengan kehadiran orang tersebut, mereka pun langsung berlutut kepada orang tersebut.

"Salam hormat, tuan Raven," ucap mereka semua.

Pria yang mengenakan topeng bernama tuan Raven, dia adalah 'tuan' yang disebut oleh Feline dan Fee.

"Seperti biasa ya kalian selalu bersikap seperti ini begitu aku datang. Sudah cukup sikap formalnya, sekarang bangunlah," ucap tuan Raven.

Mereka semua pun berdiri kembali setelah diperintah oleh tuan Raven.

"Sebelumnya kami ingin meminta maaf, tuan Raven, karena beberapa dari kami tidak menyadari kedatangan anda," ucap Undine.

"Tidak apa-apa. Nah sudah cukup untuk basa-basinya, sekarang aku ingin mendengarkan laporan dari kalian semua," ucap tuan Raven.

-Bersambung