Chereads / Peace Hunter / Chapter 163 - Chapter 163 : 8 Besar Turnamen Akademi, Chloe vs Nadine

Chapter 163 - Chapter 163 : 8 Besar Turnamen Akademi, Chloe vs Nadine

Di bangku penonton khusus tempat Yang Mulia Ratu dan Duke Remy berada.

"Sepertinya lawan putri Chloe saat ini cukup sulit, Yang Mulia Ratu. Menurut Amelia, putri dari Marquess of Armavir yang menjadi lawan putri Chloe saat ini merupakan murid terkuat di angkatannya. Bahkan dia lebih kuat dari Amelia," ucap Duke Remy.

"Begitu ya, lawannya Chloe kali ini cukup sulit ya. Tapi aku yakin kalau Chloe bisa mengalahkannya. Aku percaya dengan putriku sendiri," ucap Ratu Kayana.

Saat Duke Remy dan Yang Mulia Ratu tengah berbincang, Duke Remy melihat seseorang yang dia kenal dikerumunan penonton yang menonton turnamen itu.

"Orang itu kan ?," tanya Duke Remy.

-

Di ruang tunggu peserta tahun pertama.

"Ngomong-ngomong, Irene. Apa kamu tau seberapa kuat senior Nadine ? dia itu kakak sepupumu kan ?," tanyaku.

"Aku tidak begitu banyak tau tentang kekuatannya, tapi yang jelas dia itu bisa memakai sihir es dan juga mewarisi ~San Lucia Art~ sama sepertiku," ucap Irene.

"Charles sebelumnya memang bilang begitu, meskipun senior Nadine bukanlah anggota keluarga inti San Lucia, dia tetap mewarisi ~San Lucia Art~ tetapi aku penasaran bagaimana dia akan memakai ~San Lucia Art~ dengan senapannya itu," ucapku.

-

Kembali ke arena.

"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya nona Nora.

"Siap," ucap Chloe dan senior Nadine.

"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap nona Nora.

Nona Nora pun langsung menepi ke pinggir lapangan.

~All Ability Boost 2x~

Chloe langsung meningkatkan semua kemampuannya sebanyak 2 kali, lalu dia bersiap memegang busur panahnya untuk menembak.

~Fire Explosion Arrow : Quadruple~

Chloe langsung menembakkan 4 panah peledak ke arah senior Nadine. Karena efek ~All Ability Boost~ yang dipakai Chloe, panah itu pun juga mengalami peningkatan salah satunya adalah kecepatannya. Keempat panah itu pun dengan cepat mengarah ke arah senior Nadine. Tapi senior Nadine dengan cepat bereaksi dan langsung memegang senapannya.

~Great Frozen Explosion Bullet~

Senior Nadine memasukkan sebuah peluru ke dalam senapannya lalu mulai menembak salah satu dari keempat panah yang menuju ke arahnya. Dia memilih untuk menembakkan panah yang berada di tengah. Tembakan itu pun mengenai panah yang berada di tengah dan setelah tembakannya mengenai panah itu, tiba-tiba terjadi ledakan es yang lumayan besar. Ledakan itu membuat panah yang terkena tembakan itu dan tiga panah lainnya langsung membeku. Keempat panah yang membeku itu langsung jatuh ke lantai arena dan hancur.

"Apa ?!?!," ucap Chloe yang terkejut.

Melihat Chloe yang terkejut, senior Nadine langsung menyiapkan sebuah peluru lagi untuk ditembakkan kembali ke Chloe.

~Frozen Blunt Bullets~

Senior Nadine membuat 5 buah peluru lalu dimasukkan semua ke senapannya. Lalu dia pun bersiap untuk menembak.

*Dor

Senior Nadine langsung menembakkan peluru pertamanya ke arah Chloe. Peluru itu melesat sangat cepat sampai membuat Chloe tidak bisa beraksi sedikitpun. Peluru itu tepat mengenai bahu kiri Chloe dan membuat busur panah yang dipegang di tangan kiri Chloe terjatuh. Chloe terkejut ketika dia terkena tembakan itu namun dia lebih terkejut pada 'dampak' yang dia terima setelah terkena tembakan itu.

"Apa ?!?! Apa yang terjadi ? Setelah terkena peluru itu, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Rasanya tubuhku seperti membeku," pikir Chloe.

Senior Nadine tentu tahu dampak dari pelurunya itu, dia pun tanpa basa basi langsung menembakkan senjatanya ke arah Chloe lagi

*Dor

Tembakan kedua berhasil mengenai bahu kanan Chloe.

*Dor

Tembakan ketiga berhasil mengenai paha kiri Chloe.

*Dor

Tembakan keempat berhasil mengenai paha kanan Chloe.

*Dor

Dan tembakan terakhir, ditembakkan ke arah kepala Chloe dan peluru itu tepat mengenai dahinya. Chloe pun langsung terjatuh ke belakang setelah peluru itu mengenai dahinya. Para penonton yang melihat itu pun terkejut.

"A-apa pertandingannya sudah selesai ?,"

"Tidak mungkin, apa putri Chloe kalah ?," ucap para penonton yang bertanya-tanya.

Mereka nampak gelisah tapi kegelisahan mereka pun hilang setelah melihat Chloe mulai bangun lagi tak lama kemudian.

"Aduh...aduh..., sakit sekali. Tadi itu peluru tumpul ya," ucap Chloe.

"Aku tidak menyangka kalau kamu masih bisa bangkit lagi, putri Chloe. Biasanya peluru tumpul saja sudah cukup buatku untuk mengalahkan lawan-lawanku," ucap senior Nadine.

"Sepertinya ini berkat sihir peningkatan yang kulakukan tadi jadi efeknya tidak terlalu berbahaya. Mulai sekarang, jika kamu ingin mengalahkanku sepertinya kamu harus menggunakan peluru tajam, senior," ucap Chloe.

"Jika aku menggunakan peluru tajam, aku khawatir kalau itu akan membunuhmu, putri Chloe. Jangan khawatir, aku tetap bisa mengalahkanmu meskipun tidak memakai peluru tajam," ucap senior Nadine.

Senior Nadine langsung bersiap membuat peluru untuk senapannya lagi namun Chloe sudah memegang busurnya kembali dan bersiap untuk menyerang senior Nadine menggunakan panahnya.

~Fire Piercing Arrow : Sixtuplets~

Chloe bersiap menembakkan 6 buah panah dari busurnya. Namun ketika panah itu ditembakkan, tiba-tiba panah yang ditembakkan bertambah menjadi 18 panah. Senior Nadine terkejut melihat itu tapi dia langsung bereaksi dengan berusaha menghindari semua panah itu. Semua panah itu sangat cepat tapi senior Nadine mampu menghindari panah-panah itu walau tidak semua berhasil dia hindari. Beberapa panah ada yang berhasil mengenainya walaupun itu hanya sekedar luka gores saja. Luka goresan itu terdapat di pipi, tangan, kaki, perut dan pinggangnya.

"Aku beruntung hanya terkena goresan panah itu saja. Jika aku terkena panah-panah itu dengan telak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya," pikir senior Nadine.

Senior Nadine berpikir begitu setelah melihat lantai dan dinding arena yang rusak berat setelah terkena panah-panah itu.

"Tapi kenapa panahnya bisa bertambah menjadi 3 kali lipat, padahal panah yang ditembakkan di busurnya hanyalah 6 panah saja," pikir senior Nadine lagi.

Lalu dia melihat ke arah Chloe dan menyadari ada semacam lubang yang berada di atas kanan dan atas kiri Chloe.

"Apa itu ?," tanya senior Nadine sedikit terkejut.

"Hmmm, kamu bertanya-tanya tentang apa yang mengelilingiku ini ya, senior. Dua lubang ini berasal dari teknik keluargaku. Aku mencari-cari teknik yang cocok untuk dipakai olehku dan akhirnya menemukan teknik ini. ~San Fulgen Art Fire Technique : Fire Pocket Pit~, setiap aku menembakkan panahku lewat busurku, dari dalam 2 buah lubang yang berada di atasku ini juga akan menembakkan panah yang sama. Contohnya seperti ini, ~Fire Explosion Arrows~," ucap Chloe.

Chloe pun menembakkan sebuah panah peledak ke arah senior Nadine. Saat panah itu ditembakkan dari busurnya, panah yang sama pun keluar dari 2 buah lubang yang berada di atas kepala Chloe. Jadi total 3 panah peledak yang melesat ke arah senior Nadine. Namun senior Nadine langsung menyiapkan peluru esnya lagi dan menembakkan peluru es itu ke arah panah peledak itu. Ketiga panah itu pun membeku kembali dan hancur.

"Jadi seperti itulah cara kerjanya. Sejauh ini aku hanya dapat menciptakan 2 lubang, sebenarnya teknik ini bisa menciptakan lebih dari itu," ucap Chloe.

"Jika kamu bisa menciptakan banyak lubang dengan teknik itu, entah akan seberbahaya apa kamu nantinya, putri Chloe," ucap senior Nadine.

"Mari kita sudahi obrolannya, aku akan menyerangmu lagi kali ini, jadi setidaknya persiapkan dirimu, senior," ucap Chloe.

Chloe bersiap untuk menembak lagi dengan busur panahnya namun kali ini dia mengarahkan busur panahnya ke atas.

~Rain of Fire Arrows~

Chloe menembakkan sebuah panah ke atas dan setelah panah itu sampai atas, panah itu pun berubah menjadi puluhan panah api yang jatuh ke arena. Lubang yang berada di atas kepala Chloe juga menembakkan panah yang sama ke atas, jadi puluhan panah api yang jatuh ke arena bertambah menjadi 3 kali lipat. Panah-panah itu pun semakin dekat untuk menghujani arena itu dan tentunya senior Nadine juga.

"Aku tidak akan bisa menghindari panah-panah ini dengan cara biasa. Sepertinya tidak ada pilihan lain, aku harus menggunakan sihir itu," pikir senior Nadine.

Senior Nadine pun berjongkok dan meletakkan kedua tangannya di lantai arena.

~Wahai es yang dingin, penuhilah arena ini dengan bongkahan-bongkahan es yang dingin~

~Ice Magic : Field of Ice Floes~

Tiba-tiba, lantai arena turnamen berubah menjadi es dan bongkahan-bongkahan es pun mulai muncul di arena itu. Bongkahan-bongkahan es itu mempunyai berbagai bentuk, ada pilar es, ada sebuah bukit dan gunung es kecil, ada juga bongkahan es yang berbentuk kubah es dan lainnya. Senior Nadine saat ini berada di dalam kubah es dan saat panah-panah api itu mulai menghujani arena, dia pun tidak terkena panah-panah api itu karena berlindung di dalam kubah es. Bongkahan-bongkahan es yang ada di arena pun tidak mencair meskipun dihujani oleh banyak panah api. Chloe pun terkejut melihat hal itu. Bukan hanya Chloe, tapi juga para penonton lainnya juga ikut terkejut. Mereka terkejut melihat arena yang berubah menjadi tempat yang penuh dengan bongkahan-bongkahan es. Setelah mengetahui kalau arena sudah aman dari hujan panah api, senior Nadine pun keluar dari kubah esnya.

"Tadi kamu membacakan sebuah mantra kan, senior ? Jadi sihir ini adalah sihir tingkat tinggi ya ?," tanya Chloe yang terkejut.

"Iya, tapi meskipun ini sihir tingkat tinggi. Ini tidaklah dilarang karena yang dilarang hanyalah serangan yang mengakibatkan kematian. Aku hanya menggunakan sihir ini untuk melindungi diriku dari hujan panah api tadi dan juga arena yang kuubah ini setidaknya bisa membantuku untuk mengalahkanmu nantinya," ucap senior Nadine.

"Tidak mengherankan kalau kamu bisa mengalahkan putri Amelia yang bisa menggunakan sihir area kebun mawarnya, karena kamu sendiri juga bisa menggunakan sihir area," ucap Chloe.

"Tapi sihir ini membuatku menjadi sedikit lelah. Sepertinya aku harus cepat mengalahkanmu sebelum stamina dan Manaku habis, putri Chloe. Ayo kita segera selesaikan pertandingan ini," ucap senior Nadine sambil memasukkan peluru ke dalam senapannya.

-Bersambung