Chereads / Peace Hunter / Chapter 130 - Chapter 130 : Orang Yang Harus Diwaspadai

Chapter 130 - Chapter 130 : Orang Yang Harus Diwaspadai

Beberapa hari kemudian.

"Jadi kamu akhirnya memutuskan bergabung dengan Elevrad ya ?," tanya nona Karina.

"Iya, nona," jawabku.

Saat ini aku sedang berada di ruangan kepala akademi bersama nona Karina. Alasan aku berada disini adalah karena sebelumnya aku diperintahkan oleh senior Gretta untuk memberikan beberapa dokumen yang sudah diselesaikan oleh Elevrad ke kepala Akademi.

"Jadi bagaimana pendapatmu setelah kamu bergabung dengan Elevrad ? Apakah melelahkan ?," tanya nona Karina.

"Aku belum bisa bilang kalau bergabung dengan Elevrad itu melelahkan karena aku baru beberapa hari bergabung. Lagipula untuk junior sepertiku, tugas yang harus kukerjakan hanya sedikit saja," ucapku.

"Yah kamu benar juga," ucap nona Karina.

"Tapi bergabung dengan Elevrad membuatku mendapatkan pengalaman baru, nantinya aku bisa berinteraksi dengan tokoh-tokoh penting di negara ini. Dan lagi semua senior di Elevrad sangat baik kepada aku yang merupakan juniornya, bisa dibilang tidak ada diskriminasi dari mereka terhadapku. Padahal hampir kebanyakan anggota Elevrad merupakan bangsawan tapi mereka masih memperlakukanku dengan baik," ucapku.

"Mungkin saja mereka melakukan itu karena aturan di akademi ini dan Elevrad merupakan organisasi di akademi ini yang harus menegakkan peraturan di akademi ini. Tidak mungkinkan mereka sendiri melanggar peraturan dengan mendiskriminasi orang lain padahal mereka adalah anggota penegak peraturan ?," tanya nona Karina.

"Ya, anda ada benarnya, nona," ucapku.

Memang mereka terlihat baik di luar, bisa saja mereka memiliki ketidaksukaan sendiri di dalam hatinya. Sejauh ini aku tidak menemukan adanya ketidaksukaan terhadapku dari anggota-anggota Elevrad lainnya ketika membaca pikiran mereka. Tapi aku tetap harus waspada tentang hal itu.

"Aku senang karena kamu bergabung dengan Elevrad dan memutuskan untuk membantu akademi dengan partisipasimu sebagai anggota Elevrad. Tapi kamu harus hati-hati, Rid. Kamu tidak lupa kan dengan kemungkinan-kemungkinan yang dibicarakan oleh kakakku sebelumnya ?," tanya nona Karina.

"Tentang kemungkinan kalau aku akan dibunuh agar Irene kembali berpartisipasi dalam ~Matchmaking Battle~ ?," tanyaku.

"Benar, dan kemungkinan itu akan dilakukan oleh salah satu dari ketiga Duke lainnya selain Duke San Lucia. Di Elevrad, ada putra-putri dari ketiga Duke tersebut yaitu Enzo yang merupakan putra dari Duke San Angela, Amelia yang merupakan putri dari Duke San Quentine dan juga merupakan lawan yang akan dihadapi Irene di ~Matchmaking Battle~ dan Florian yang merupakan putra dari Duke San Minerva dan juga sekaligus wakil ketua Elevrad saat ini. Tidak lupa juga ketua Elevrad saat ini yaitu Vyn, dia itu merupakan keponakan dari Duke San Quentine dan sepupu dari Amelia. Kamu harus hati-hati dan waspada dengan mereka yang kusebutkan ini. Siapa tau mereka akan mengirimkan informasi tentangmu kepada ayah mereka. Dan mereka juga bisa menjebakmu atas perintah ayah mereka,"

"Kemungkinan-Kemungkinan yang dibicarakan oleh kakakku sebelumnya memang belum tentu benar, tapi juga berarti belum tentu salah. Jadi tidak ada salahnya kan untuk berwaspada ?," ucap nona Karina.

"Anda tidak perlu khawatir, nona, karena aku sudah mempertimbangkan tentang adanya hal itu sebelum memutuskan bergabung dengan Elevrad. Aku berterima kasih karena nona sudah mengingatkanku lagi," ucapku.

"Baiklah, kalau begitu kamu boleh pergi. Pasti kamu masih ada tugas lain yang harus kamu selesaikan kan ?," ucap nona Karina.

"Kalau begitu saya izin pamit dulu, nona," ucapku.

"Iya, jangan lupa untuk selalu waspada, Rid," ucap nona Karina.

"Siap, nona," ucapku.

Lalu aku pun pergi dari ruang kepala akademi. Setelah keluar dari ruangan kepala akademi, aku menyusuri lorong di lantai itu untuk menuju tangga.

"Tanpa diingatkan oleh nona Karina pun, aku selalu mengingat kemungkinan-kemungkinan yang dibicarakan oleh Yang Mulia Ratu. Salah satu alasan aku bergabung dengan Elevrad adalah untuk mencari bukti dari kemungkinan-kemungkinan itu. Elevrad merupakan satu-satunya organisasi di akademi ini. Dan putra-putri dari para Duke juga bergabung dengan Elevrad. Dengan aku yang bergabung dengan Elevrad, aku bisa mendapatkan informasi secara diam-diam dari putra-putri para Duke dan mengawasi gerak-gerik mereka dari jarak dekat," pikirku.

-

Setelah aku bergabung dengan Elevrad, setiap hari saat hari pembelajaran, aku selalu pergi ke gedung Elevrad setelah melakukan pertandingan harian. Aku merasa tidak enak sama Noa dan Kotaro karena harus meninggalkan mereka berdua karena kami harus mengerjakan tugas-tugas kami di Elevrad. Memang sejak aku dan yang lainnya bergabung dengan Elevrad, waktu bersama kami saat pulang belajar pun berkurang. Tapi kami tetap berkumpul ketika hari libur dan ketika tidak ada tugas di Elevrad saat libur.

Saat di Elevrad, aku biasanya hanya membantu mengerjakan beberapa dokumen lalu selesai. Jika tidak ada dokumen yang harus aku kerjakan, biasanya aku patroli keliling akademi untuk mencari pelanggar peraturan. Kadang aku menemukan beberapa pelanggar dan harus menertibkan mereka sendiri. Ada yang langsung berhenti melakukan kegiatan yang melanggar peraturan ketika aku menunjukkan Bros Elevradku dan ada juga yang malah menantang balik dan kadang langsung menyerangku meskipun aku sudah menunjukkan Brosku itu. Tentu saja aku tidak tinggal diam di situasi seperti itu dan langsung menyerang kembali mereka. Untungnya sebagai anggota Elevrad, aku diizinkan untuk memakai kekerasan ketika menindak pelanggar. Setelah menindak pelanggar tersebut, tidak lupa juga aku melaporkan tentang mereka ke akademi agar diberikan hukuman.

-

Waktu pun terus berlalu dan tidak terasa sekarang sudah hampir mendekati akhir Maret, yang berarti sebentar lagi ujian ketiga akan dimulai. Dan seperti biasa saat mau mendekati ujian, kita terus melakukan pelajaran di tempat latihan tahun pertama. Daripada disebut sebagai 'pelajaran', mungkin lebih tepatnya kalau dibilang sebagai 'latihan sendiri-sendiri'. Karena memang saat menggunakan tempat latihan untuk belajar, kami biasanya lebih sering melakukan latihan sendiri ataupun bersama teman kami. Walaupun kadang-kadang kami juga diajari suatu teknik atau kemampuan baru oleh tuan Alan.

Sementara itu, saat ini aku sedang latih tanding dengan Charles dan Chloe. Charles terus menyerangku dari jarak dekat sementara Chloe menyerangku dari jarak jauh. Setiap Chloe menembakkan panah apinya itu, aku selalu menangkis panahnya dengan pedangku ini dan disitu aku merasakan ada perbedaan dari panah yang dilesatkan Chloe dibanding dengan latih tanding sebelumnya.

"Sepertinya kamu selalu berlatih dengan sungguh-sungguh ya, Chloe. Aku bisa merasakan kalau panah api yang kau tembakkan itu lebih kuat dari yang sebelumnya," ucapku.

"Itu perasaanmu saja, Rid," ucap Chloe.

Lalu aku terus melawan mereka berdua sampai akhirnya aku pun berhasil menang lagi di latih tanding itu.

"Tidak peduli seberapa banyak kita berdua berlatih tanding melawannya. Sepertinya memang tidak mungkin untuk mengalahkan, Rid," ucap Charles.

"Kamu benar, kakak. Walaupun kita berdua memakai kekuatan penuh, tidak mungkin kita bisa mengalahkannya," ucap Chloe.

"Kenapa kalian berdua jadi terobsesi untuk mengalahkanku ? bukannya tujuan kalian berdua berlatih tanding untuk melatih koordinasi antara kalian berdua saja ?," tanyaku.

"Ya itu memang benar, tapi jika kita berhasil mengalahkanmu, bukannya itu menandakan kalau koordinasi kita sudah bagus ?," tanya Charles.

"Masuk akal juga," ucapku.

Lalu sesi latihan pun berakhir karena sebentar lagi pembelajaran di hari ini akan selesai.

-

Ketika tuan Alan ingin menutup pembelajaran hari ini, seorang murid bertanya kepada tuan Alan.

"Tuan Alan, seminggu lagi kan kita akan melaksanakan ujian ketiga, apakah tidak ada sedikit bocoran tentang apa yang harus kita lakukan di ujian ketiga tersebut ?," tanya murid itu.

"Hmmm benar juga, aku hampir lupa. Untuk ujian ketiga ini sepertinya akan mudah bagi kalian yang sudah belajar dan berlatih sejauh ini. Karena ujian ketiga akan mirip dengan ujian pertama," ucap tuan Alan.

"Mirip dengan ujian pertama ?,"

"Apa kita akan melawan boneka-boneka kayu itu lagi ?,"

"Jika melawan boneka-boneka kayu itu lagi, aku pasti akan dengan mudah menyelesaikannya. Meskipun sebelumnya aku kesusahan melewati ujian pertama, tapi sekarang sudah berbeda," ucap murid-murid lainnya.

"Aku bilang mirip ujian pertama bukan berarti jenis ujiannya akan sama. Mungkin saja yang mirip itu salah satu unsur di ujian itu yang mirip dengan ujian pertama. Ya silahkan tebak-tebak sendiri saja dan jangan lupa untuk mempersiapkan diri kalian,"

"Karena pembelajaran hari ini sudah berakhir, kalau begitu aku pamit dulu. Sampai jumpa, semuanya," ucap tuan Alan.

"Sampai jumpa, tuan," ucap kami semua.

Lalu tuan Alan pun pergi meninggalkan tempat latihan.

"Kira-kira kita akan melakukan apa ya di ujian ketiga kali ini. Menurut tuan Alan, ujian ketiga itu sama dengan ujian pertama. Sepertinya ujian ini akan bersifat perorangan lagi dan kita disuruh untuk melawan sesuatu lagi," ucap Charles.

"Ya, aku pikir begitu," ucapku.

"Ngomong-ngomong, Rid. Apa kamu akan serius untuk menyelesaikan ujian kali ini ?," tanya Noa.

"Iya, kenapa memangnya ?," tanyaku.

"Padahal poinmu sudah mencapai 30.000 poin lebih tapi kamu masih akan serius dalam menyelesaikan ujian ini ? Kenapa kamu tidak santai-santai saja, kalau kamu tidak dapat poin pun kamu masih mempunyai poin yang aman untuk menaiki tahun kedua," ucap Noa.

"Aku tidak akan bersantai meskipun poinku sudah mencapai 150.000 poin. Bersantai bukanlah gayaku," ucapku.

"Tapi melihat poinmu yang semakin besar nominalnya membuatku insecure," ucap Noa.

Aku pun hanya tertawa mendengar perkataan Noa

-

Lalu seminggu pun telah berlalu dan hari ini, ujian ketiga pun dimulai.

-Bersambung