Chereads / Peace Hunter / Chapter 61 - Chapter 61 : Pertandingan Harian Pertama

Chapter 61 - Chapter 61 : Pertandingan Harian Pertama

Setelah itu, kami pun pergi dari kantin untuk menuju gedung tahun pertama dan menuju lantai 2 gedung dimana disana terdapat arena untuk pertandingan pertama. Di sepanjang jalan menuju lantai kedua gedung tahun pertama, kami pun ngobrol dengan Masahiko Kotaro.

"Hei, aku harus memanggil namamu dengan apa ?," tanyaku.

"Panggil saja saya dengan Kotaro, tuan," ucap Kotaro.

"Baiklah, Kotaro. Pertama-tama, bisakah kamu berhenti memanggilku "tuan" ? Entah kenapa aku seperti bosmu saja," ucapku.

"Ah maafkan saya, tuan. Sepertinya saya belum bisa menghilangkan kebiasaan dari negara asal saya. Di negara asal saya, orang kuat wajib dihormati. Karena tuan Rid berada di posisi pertama pada ujian masuk, sudah pasti tuan Rid sangat kuat, apalagi saya juga melihat penampilan anda saat di ujian ke 3 sebelumnya. Keterampilan berpedang anda sangat menakjubkan. Oleh karena itu, saya memanggil anda menggunakan "tuan". Tidak hanya tuan Rid saja, tuan Noa, tuan Charles, tuan Enzo dan nona Chloe juga, kalian sangat kuat," ucap Kotaro.

"Begitu ya, kamu terbiasa dengan budaya di negara asalmu ya jadinya kamu memanggilku dengan "tuan". Tapi aku lebih suka kalau kamu memanggilku dengan menggunakan nama saja. Lagipula kita ini sama-sama murid di akademi ini. Tidak apa-apa kamu belum bisa langsung memanggilku dengan nama, lakukan dengan perlahan saja," ucapku.

"Aku juga. Aku saja tidak mau dipanggil dengan "pangeran" di akademi ini. Apalagi dengan "tuan"," ucap Charles.

"Aku juga tidak mau," ucap Enzo, Noa dan Chloe.

"Seperti yang dibilang oleh mereka. Aku dan mereka tidak suka dipanggil dengan memakai tuan atau nona. Jadi mulailah panggil kami menggunakan nama saja, Kotaro," ucapku.

"Ba-baiklah," ucap Kotaro.

"Ngomong-ngomong, Kotaro. Menurut perkenalan di kelas tadi, kamu itu berasal dari negara Kaminari ya ? Negara itu ada di seberang laut loh. Memang sih biasanya ada kuota ujian untuk anak dari luar San Fulgen tapi aku tidak yakin kalau negara Kaminari yang ada diseberang laut juga mendapatkan kuota untuk mengikuti ujian. Jadi bagaimana kamu bisa mengikuti ujian masuknya ?," tanya Charles.

"Dulu memang iya saya tinggal disana. Tapi sejak 3 tahun yang lalu, saya pindah dan tinggal di kota pelabuhan San Quentine. Jadi karena saya tinggal di wilayah San Fulgen, makannya saya bisa ikutan tes di akademi ini juga," ucap Kotaro.

"Owh begitu ya, ngomong-ngomong cara bicaramu itu formal banget ya seperti seorang pendekar. Apa keluargamu adalah keluarga pendekar, Kotaro ?," ucap Charles.

"Saat masih tinggal di Kaminari sih iya. Ayah dan ibu saya adalah seorang pendekar pedang. Pendekar adalah julukan bagi orang-orang yang ahli dalam bela diri maupun persenjataan dan bertugas untuk melindungi warga di negara Kaminari. Mungkin sama seperti prajurit kerajaan disini. Tapi sekarang karena kami sudah tinggal di San Fulgen, ayah dan ibu saya lebih memilih menjadi seorang pedagang daripada melanjutkan tugasnya menjadi seorang pendekar karena sudah berbeda negara juga. Jadi sekarang adalah giliran saya untuk melanjutkan tugas ayah dan ibu saya dulu. Memang saya tidak bisa menjadi pendekar di kerajaan ini tapi saya masih bisa menjadi prajurit di kerajaan ini. Meskipun begitu, jalan pendekar pedang pada diri saya tidak akan hilang," ucap Kotaro.

"Begitu ya. Itu alasan yang bagus," ucap Charles.

"Karena itulah sebagai pendekar pedang saya ingin bertanding dengan tuan Rid, ah maksud saya bertanding dengan Rid," ucap Kotaro.

"Daripada pertandingan harian, kamu kan bisa mengajakku latihan tanding saja. Jadi jika kamu kalah, setidaknya tidak ada pengurangan poin," ucapku.

"Anda harusnya tau, tuan Rid. Sensasi bertarung ketika latihan dan pertandingan sungguhan pasti akan berbeda. Makanya saya lebih memilih mengajukan pertandingan harian," ucap Kotaro.

"Begitu ya. Yah kamu memang benar, sensasinya pasti akan berbeda," ucapku.

"Dia memanggilku dengan "tuan" lagi," pikirku.

Setelah itu, kami pun sampai di gedung tahun pertama dan segera pergi menuju lantai ke 2. Di lantai kedua terdapat arena yang menyerupai dengan arena pada saat ujian masuk tahap ketiga, tapi terlihat lebih luas arena ini. Di arena ini sangat sepi, hanya terlihat 1 orang yang sedang duduk di bangku penonton, kelihatannya orang itu yang bertugas sebagai pengawas untuk pertandingan harian di lantai ini. Kami pun menghampiri pengawas itu. Pengawas itu sepertinya tahu kalau dia akan kita datangi dan pengawas itu langsung bangun dari duduknya.

"Wah, wah sepertinya kalian kesini mau melakukan pertandingan harian. Hmmm ada pangeran Charles, putri Chloe dan tuan muda Enzo juga rupanya," ucap pengawas itu.

"Tolong jangan panggil aku begitu saat aku masih menjadi murid disini, tuan pengawas," ucap Charles.

Chloe dan Enzo pun juga mengangguk.

"Hahaha baiklah. Izinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya adalah Elgin Durant, seperti yang kalian lihat, saya adalah pengawas untuk pertandingan harian di gedung tahun pertama lantai kedua. Jadi apa kalian kesini mau melakukan pertandingan harian atau cuma melihat-lihat saja," ucap pengawas Elgin.

"Kami kesini untuk melakukan pertandingan harian kok," ucap Charles.

"Owh bagus-bagus. Kalian adalah orang pertama yang akan melakukan pertandingan harian di tahun pertama ini. Karena sejak tadi di lantai 2 ini sampai lantai 5 belum mendapatkan laporan terjadinya pertandingan harian. Jadi pang- ehem maksudnya Charles, kamu ingin bertarung melawan siapa di pertandingan harian ini ?," tanya pengawas Elgin.

"Eh ah aku disini untuk mengantarkan temanku saja, bukan aku yang akan bertanding," ucap Charles.

"Owh begitu, jadi siapa yang akan bertanding ?," tanya pengawas Elgin.

"Aku yang akan bertanding, namaku adalah Rid Archie," ucapku sambil mengangkat tangan.

"Rid Archie ? owh jadi kamu yang mendapatkan peringkat pertama di ujian masuk akademi. Wah wah tidak disangka kalau kamu juga akan jadi orang pertama yang melakukan pertandingan harian. Lalu siapa yang akan menjadi lawanmu ?," ucap pengawas Elgin.

"Lawannya adalah saya, tuan. Nama saya adalah Masahiko Kotaro," ucap Kotaro sambil mengangkat tangannya juga.

"Baiklah, kalau begitu kita langsung menuju arena saja. Untuk para penonton silahkan duduk di bangku penonton saja," ucap pengawas Elgin.

Aku dan Kotaro pun berjalan mengikuti pengawas Elgin menuju arena. Sesampainya di arena, pengawas Elgin menjelaskan tentang peraturan di pertandingan harian ini.

"Peraturan di pertandingan harian ini kira-kira hampir sama dengan peraturan di ujian masuk tahap ketiga. Bedanya kalau saat di ujian masuk jika kalian menang tapi kalian terluka, poin kalian akan dikurangi. Kalau di pertandingan harian ini, tidak ada pengurangan poin bagi pemenang yang terluka atau kelelahan. Pemenang akan mendapat poin penuh. Tidak boleh menggunakan serangan atau sihir yang fatal kepada lawan yang bisa membuatnya cidera parah ataupun kematian. Disini tidak ada pengawas yang bisa menyembuhkan luka kalian setelah bertanding, biasanya setelah bertanding kalian akan disuruh untuk pergi ke gedung tengah untuk mendapatkan penyembuhan atau kalian bisa menyembuhkan diri kalian sendiri apabila kalian bisa menggunakan sihir penyembuhan. Pemenang akan ditentukan jika berhasil mengalahkan lawannya dengan membuatnya pingsan, lawannya menyerah atau pengawas pertandingan sendiri yang memberhentikan pertandingan itu apabila pengawas itu sudah menemukan pemenangnya. Apa ada pertanyaan ?," tanya pengawas Elgin.

"Tidak ada," ucap kami berdua.

"Hei, Kotaro. Bagaimana kalau kita membuat taruhan ? Jika aku menang, kamu harus menuruti 1 permintaanku dan jika aku kalah, aku akan menuruti 1 permintaanmu. Bagaimana ?," ucapku.

"Ada apa tu- maksudnya Rid, tiba-tiba mengajukan taruhan ?," tanya Kotaro.

"Tidak ada alasan khusus, jadi bagaimana kamu mau atau tidak ?," tanyaku.

"Baiklah kalau begitu, saya mau," ucap Kotaro.

"Baiklah, kita sepakat," ucapku.

"Baiklah kalau begitu, pertandingan harian dimulai," ucap pengawas Elgin.

Pengawas Elgin pun menepi ke pinggir arena.

"Baiklah, kalau begitu saya mulai," ucap Kotaro.

~Speed Boost~

~Wind Magic, Apply Magic Weapon, Wind Sword~

Kotaro bergerak cepat ke arahku sembari menyalurkan sihir angin pada pedangnya.

~Masahiko Art, Maple Tree Wind Slash~

Sebuah tebasan dilancarkan padaku, tapi aku menahannya dengan pedangku. Muncul hembusan angin yang sangat kuat setelah pedang kami saling beradu.

"~Masahiko Art~ ? ini teknik keluargamu ya, Kotaro ?," tanyaku.

"Ya itu benar. Saya tidak menyangka kalau anda bisa menahannya. Tidak mengherankan karena anda adalah peringkat 1 di ujian masuk," ucap Kotaro.

Kami terus beradu pedang sampai akhirnya Kotaro terdorong kebelakang karena tekanan pedangku yang lebih kuat dari tekanan pedangnya.

"~Masahiko Art, Maple Leaf Slash~

Kotaro bergerak ke arah ku lagi dan melancarkan tebasannya namun berhasil ku tahan lagi. Walaupun ku tahan dia terus melancarkan tebasan yang seperti tebasan beruntun itu. Tebasan itu dia lancarkan terus-terusan, tapi aku berhasil menahannya sampai akhirnya dia berhenti.

"Anda benar-benar hebat, tuan Rid," ucap Kotaro.

"Bukankah tadi sudah kubilang kalau jangan memanggilku dengan sebutan "tuan" ?," ucapku.

"Ah maaf, saya reflek karena melihat betapa kuatnya anda," ucap Kotaro.

"Hmmm karena kamu serius dan bukan orang yang menyebalkan seperti Javier. Maka aku akan serius dari awal juga. Coba tahan ini, Kotaro," ucapku.

"Huh ?," ucap Kotaro yang bingung.

Aku bergerak cepat ke arah Kotaro, Kotaro pun nampak terkejut melihat ku yang tiba-tiba berada di depannya.

"Apa ?!?!," ucap Kotaro terkejut.

~Sword Art, Half Moon Slash~

Aku menebas Kotaro dengan tebasan pedang yang membentuk seperti setengah bulan. Kotaro berniat menahan tebasan itu dengan pedangnya, namun dia malah terlempar membentur dinding arena. Dia nampak terduduk setelah menabrak dinding arena, namun dia tidak pingsan. Tapi dia mengalami luka yang lumayan karena membentur dinding arena apalagi sebelumnya dia tidak mengaktifkan sihir pertahanan atau defense boost. Setelah itu, Kotaro perlahan-lahan bangun.

"Anda memang luar biasa, tuan Rid. Sepertinya mustahil untuk mengalahkan anda. Oleh karena itu, saya menyerah," ucap Kotaro.

"Pertandingan harian antara Rid Archie melawan Masahiko Kotaro, pemenangnya adalah Rid Archie," ucap pengawas Elgin.

-Bersambung