Setelah berjalan melewati lantai dari lantai 5 tempat ujian ketiga berlangsung, kami pun akhirnya sampai di lobi lantai satu. Lobi lantai 1 sudah dipenuhi peserta yang ingin melihat total poin mereka dan apakah mereka lulus atau tidak. Karena kami berlima meninggalkan arenanya belakangan, jadinya kami harus mengantri untuk melihat daftar peserta yang lolos.
"Kenapa kita harus mengantri juga ya ? padahal kita sudah pasti lolos. Terlebih kamu Rid, poin mu itu kan sempurna, kenapa kamu ikutan mengantri untuk melihat poin akhirnya juga," ucap Noa.
"Memangnya tidak boleh ? aku hanya penasaran ingin melihat-lihat saja," ucapku.
Kami pun melanjutkan mengantri untuk melihat poin kita masing-masing. Sedikit demi sedikit antrian pun mulai maju, para peserta yang sudah melihat poin akhir mereka pun keluar dari barisan. Ada yang senang dan gembira karena berhasil lolos masuk ke akademi, ada juga yang sedih dan kecewa karena tidak berhasil lolos ke akademi.
"Yes, aku berada di posisi ke 100, aku berhasil lolos masuk ke akademi,"
"Aku juga berhasil lolos, aku ada di posisi ke 150,"
"Aku juga lolos,"
"A-aku tidak berhasil lolos ? padahal aku berhasil mendapatkan nilai sempurna di ujian kedua. Cuma gara-gara aku kalah di ujian ketiga ini membuatku tidak lolos,"
"Aku juga tidak lolos, rasanya aku ingin menangis,"
"Sepertinya aku akan mengulangnya tahun depan," ucap para peserta setelah melihat daftar peserta yang lolos di papan pengumuman itu.
Selain dari mereka yang sudah lolos dan tidak lolos, ada pula peserta yang masih bingung dan menunggu pertandingan selanjutnya karena poin dari beberapa yang lolos sama dengan poin dari beberapa yang tidak lolos. Sesuai peraturan, kalau poinnya sama akan di lanjutkan dengan pertandingan lagi sesama mereka yang poinnya sama.
"Aku berada di posisi yang tidak lolos karena posisi ku berada di luar 200 yaitu 205, tapi poin ku sama dengan poin yang berada di posisi 193-200. Sepertinya aku masih ada harapan untuk lolos karena akan diadakan pertandingan lagi,"
"Ah s*al, aku belum pasti lolos karena poin ku sama dengan mereka yang posisinya berada di bawah 200. Kalau begini aku pasti dipaksa bertarung lagi," ucap mereka yang poinnya sama.
Setelah beberapa saat mengantri, akhirnya tiba giliran kami untuk melihat-lihat daftar peserta yang lolos. Terdapat 5 kertas yang berisi nama-nama peserta yang lolos yang ditampilkan di papan pengumuman, setiap kertas berisikan 40 daftar peserta yang lolos. Selain 5 kertas itu, ada pula kertas yang memuat daftar peserta yang tidak lolos. Namaku berada di kertas paling kiri yang memuat posisi 1 sampai 40. Dan namaku berada di posisi 1.
Daftar Peserta Yang Lolos Ujian Masuk San Fulgen Academiya :
1. Rid Archie 500 Poin
2. Irene Emerald San Lucia 495 Poin
3. Charles Estella San Fulgen 475 Poin
4. Chloe Estella San Fulgen 475 Poin
5. Enzo William San Angela 475 Poin
6. Noa Sigisbert 475 Poin
Setidaknya itu yang tertulis di nomor 1 sampai 6 di kertas yang paling kiri yang memuat daftar 40 peserta yang lolos.
"Aku berada di posisi 3 ya, dan Chloe ada diposisi 4," ucap Charles.
"Lumayan bagus ya kak, setidaknya kita berada di posisi 5 besar," ucap Chloe.
"Iya, itu benar," ucap Charles menanggapi.
"Aku berada di posisi 5," ucap Enzo.
"Kalau aku berada di posisi 6, sementara itu Rid berada di posisi 1," ucap Noa.
"Ya itu wajar, karena Rid meraih nilai sempurna di semua ujian, jadinya dia berada di posisi 1," ucap Charles.
Aku hanya diam sambil melihat daftar peserta itu. Selagi aku diam, terdengar bisik-bisik dari peserta dibelakangku.
"Itu Rid Archie,"
"Dia mendapatkan nilai sempurna di 3 ujian,"
"Dia berada di posisi 1 di atas putri es,"
"Dia luar biasa bahkan nilainya melampaui putri es serta pangeran dan putri," ucap para peserta yang berada di belakangku.
"Sepertinya kamu sudah mulai populer ya, Rid ?," tanya Noa yang mendengar peserta yang membicarakanku.
"Tidak heran sih, karena dia berada di urutan pertama peserta yang berhasil lolos ujian masuk. Jadi pasti banyak yang membicarakannya," ucap Charles.
"Itu benar," ucap Chloe menanggapi.
"Aku jadi iri, aku juga ingin menjadi populer," ucap Noa.
"Tenang saja, kamu pasti bakal populer kok," ucap Charles
"Kamu kan berada di urutan ke 6, Noa. Bukankah itu sudah bagus. Kamu ada di posisi 10 besar," ucap Chloe.
"Hmm benar juga sih, sepertinya aku tinggal menunggu saja sampai orang-orang membicarakanku," ucap Noa.
"Kalau kamu populer dan didekati seorang bangsawan, kamu harus belajar agar tidak gugup terlebih dahulu, Noa," ucapku.
"Mana ada aku gugup saat berbicara dengan bangsawan," ucap Noa.
"Lah tadi saat Charles dan Chloe pertama kali mengajak berkenalan, kamu tiba-tiba menjadi gugup. Sekarang saja kamu sudah terbiasa berbicara dengan mereka berdua," ucapku.
"Yah kamu tau kan, Charles dan Chloe itu kan pangeran dan putri dari kerajaan ini. Mana mungkin aku tidak gugup didekati oleh mereka. Tapi nanti jika didekati oleh bangsawan lain pasti aku tidak akan gugup," ucap Noa.
"Palingan nantinya kamu akan tetap gugup dan aku akan menjadi orang yang pertama menertawakan kegugupanmu," ucapku.
"Kur*ng aj*r kamu, Rid," ucap Noa yang sedikit kesal.
"Hahahaha," tawa Charles dan lainnya.
"Karena kita sudah melihat daftar peserta yang lolos, sekarang kita pergi saja dari sini. Beri kesempatan buat peserta lain yang ingin melihatnya," ucapku.
"Iya Rid, kamu benar. Ayo kita pergi dan menunggu informasi selanjutnya," ucap Charles.
Kami pun pergi dari papan pengumuman itu.
-
Setelah itu, giliran Putri Irene dan kedua asistennya yang ingin melihat papan pengumuman. Para Peserta yang melihat Putri Irene mendekati papan pengumuman, segera menjauh dan memberi jalan kepada putri Irene. Mereka masih memiliki rasa takut kepada putri Irene gara-gara serangan yang dilancarkan putri Irene sebelumnya. Putri Irene mengalahkan Jeremy dengan 1 serangan dan memberikan luka beku kepadanya, memberikan rasa takut kepada peserta yang lain.
"Entah kenapa mereka semua seperti menjauh dan sengaja memberikan jalan ke kita," ucap Lily.
"Iya, aku tidak tahu kenapa," ucap Leandra.
"Tapi dengan ini setidaknya kita jadi tidak perlu mengantri untuk melihat papan pengumumannya," ucap Lily.
Mereka pun tiba di papan pengumuman dan langsung melihat daftar itu.
"Nona ada di posisi kedua ya, dan si Rid itu ada di posisi pertama," ucap Leandra.
"Lihat ini, Lea. Nama kita ada di nomor 24 dan 25. Kita masih berada di 1 daftar dengan Nona," ucap Lily.
"Kamu benar, Lily," ucap Leandra yang segera melihat namanya di daftar.
"....," Putri Irene hanya diam melihat daftar itu.
"Ada apa Nona ?," tanya Leandra yang melihat Putri Irene hanya diam.
"Tidak ada-apa," ucap putri Irene.
"Kalian sudah selesai melihat daftarnya ? Jika sudah selesai, kita harus segera pergi dari sini," ucap putri Irene.
"Sudah, Nona. Baiklah kalau begitu," ucap Leandra.
Putri Irene dan kedua asistennya pun pergi dari papan pengumuman itu. Peserta yang sebelumnya hanya memperhatikan putri Irene, segera menuju papan pengumuman itu untuk melihat hasil mereka.
-
Setelah beberapa saat menunggu di lobi, pengawas Alan dan beberapa pengawas yang lain pun muncul.
"Halo semuanya, apa kalian sudah melihat daftar peserta yang berhasil lolos ?," ucap pengawas Alan.
"Sudah," ucap semua peserta.
"Baiklah kalau begitu, sekarang aku akan memulai untuk mengakhiri ujian masuk ini," ucap pengawas Alan.
-Bersambung