Chereads / Jatuh Cinta Dengan Dosen Nyebelin / Chapter 3 - Chapter 3 - Si Nyebelin Adalah Dosenku

Chapter 3 - Chapter 3 - Si Nyebelin Adalah Dosenku

Ya ampun, kalau begini caranya apa yang harus Alexa lakukan. Berpura-pura tidak kenal atau gimana ya. Takutnya kalau kenal nanti pasti banyak pertanyaan dari teman-teman.

"Kamu!." Pekinya tepat menunjuk ke arah Alexa.

"Iya, Pak.. Saya." ucap Alexa kebingungan tiba-tiba main di tunjuk-tunjuk. Memang ya, dari tadi Alexa sudah menduga pasti dia akan sadar bahwa ternyata ada Alexa di kelasnya. Namun, yang tidak habis pikir adalah pertanyaanya selanjutnya.

" Iya kamu, siapa nama kamu? Nama lengkap," Alexa bapak ganteng, celetuk Sarah. Lagi-lagi keberanian Sarah di atas rata-rata wanita normal.

" Nama saya Alexa Soetedja Pak. Kenapa pak?" tanya Alexa tanpa basa-basi. Belajar gila dari mana sih ini dosen, batinnya. Jelas-jelas baru 3 hari kemarin Ia bertemu dengannya. Jelas-jelas Ia tahu, bahwa Alexa adalah anak sahabat Mamahnya. Masih bisa-bisanya acting seperti tidak kenal. Apakah Ia ingin mengerjai Alexa.

Dengan cepat Kak Gerald menggelengkan kepalanya. Mengatakan dalam diam bahwa tidak apa-apa hanya bertanya saja. Seketika keheningan kembali terjadi. Sudah Alexa duga, cewek-cewek di kelas ini masih terkesima dengan ketampanan dosen muda ini. Mereka tidak tahu saja seberapa sombong dan menyebalkannya dosen muda ini. Pasti mereka juga akan mundur 1000 langkah jika tahu akan berhadapan dengannya.

"Kamu..," Tunjuknya lagi ke arah Alexa. Duh, kenapa si ni orang suka banget seenaknya nunjuk-nunjuk, Alexa ngedumel dalam hati. Seperti yang sudah Alexa duga, bahwa Kak Gerald akan mencari gara-gara dengannya.

"Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan asma?"

Wah.. sepertinya memang sejak awal dia tahu Alexa berada di kelasnya, Gerald sudah berancang-ancang untuk mengerjainya. Sepertinya Ia ingin melihat kemampuan Alexa. Sorry bos, sepertinya dia bermain dengan orang yang salah. Alexa, memang dahulu bukan orang yang pintar, namun dalam setahun ini, Alexa betul-betul belajar dengan baik.

" Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Asma dapat di derita oleh semua golongan usia baik muda ataupun tua. Penderita asma memliki saluran pernapasan yang lebih sensitif jika dibandingna dengan orang normal. Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa hal yang kerap menjadi pemicu asma, yaitu asap rokok, debu, bulu hewan, udara dingin infeksi virus dan paparan zat kimia dapat menjadi salah satu penyebabnya."

Gerald terdiam dan memandang Alexa, betul-betul anak kecil ini sekali lagi membuatnya terpana. Mungkin bukan hanya karena tampilan fisiknya, namun Ia juga cerdas. Gerald tidak ingin memperpanjang kejahilannya disini. Cukup dengan mengetahui bahwa Alexa berada di kelasnya saja sudah membuatnya terkejut dan ingin menjahilinya. Apakah Mamah tahu bahwa Alexa kuliah disini. Memang si, sejak awal Mamah hanya bercerita jika Alexa akan berkuliah di universitas terbaik di Malang dengan jurusan kedokteran, namun Mamah tidak pernah menyebutkan nama universitasnya. Aneh.. seperti sudah direncanakan.

Gerald kembali ke tempat duduknya dan mulai menulis penjelasan terkait bab pertama pelajarannya.

***

Tidak terasa sudah dua jam lebih matapelajaran Gerald. Ia segera bergegas menuju ruangganya untuk beristirahat. Kebetulan untuk sesi kelas kedua sedang kosong, Gerald baru akan kembali mengajar setelah jam istirahat berakhir. Namun sebelum Gerald meninggalkan kelas tersebut, Ia berusaha mencari sosok Alexa dengan pandangan matanya. Buru-buru Ia menghampiri Alexa yang sudah hampir sampai keluar pintu kelas.

"Kamu, Alexa, saya tunggu kamu di ruangan saya dalam 5 menit, ada materi yang ingin saya bahas dengan kamu," ucap Gerald.

"Saya juga yah pak ke ruangan bapak? saya bersedia banget kok pak. Kebetulan abis ini gaada kelas lagi pak, baru ada nanti setelah jam istirahat. Saya rela kok pak dikasih materi yang banyak sama bapak," ucap Sarah asal. Mendengar ucapan Sarah, Alexa segera menarik tangan Sarah, agar Sarah tidak semakin mengada-ngada.

"Sar, udah gila lu ya.. Dosen juga lu gas.. kalau ternyata itu dosen udh punya bini gimana?" ungkap Alexa kesal mengingatkan Sarah untuk mengerem bicaranya. Memang kalau soal cowok ganteng, Sarah tidak ada rem. Sebetulnya Alexa tidak peduli jika Sarah berbicara seperti itu sama Gerald toh dia juga tidak peduli Gerald sudah memiliki kekasih atau belum. Yang Alexa kesalkan adalah Sarah tanpa sadar memberikan informasi bahwa mereka sudah tidak ada kelas lagi setelah ini. Bagaimana jika Gerald sengaja memanggilnya untuk membahas tugas jurnal yang susah tersebut. Bisa-bisa baru keluar dari ruangan dia jam 1. Itu mah namanya jadi puasa makan siang, karena kan gamungkin Alexa makan setelah jam istirahat. Bisa-bisa nama dia jelek di mata dosen selanjutnya.

***

Alexa menghempaskan bukunya secara kasar ke meja. Mengingat bagaimana Gerald si menyebalkan itu menyiksa dirinya untuk membuat essay super panjang yang harus di selesaikan sebelum jam sepuluh besok pagi. Bukannya Alexa tipe mahasiswi yang malas, namun Ia merasanya dirinya benar-benar dikerjai oleh dosennya itu. Bagaimana tidak, teman-temannya yang lain sepertinya diberikan tugas yang wajar, kenapa dirinya mendapatkan tugas yang berbeda. Alasannya simple, karena katanya Alexa sudah tahu banyak terkait teori-teori dasar.

Alexa dengan malasnya mulai mengerjakan tugas tersebut di kantin kampus. Alexa ingin sekali membenturkan kepala Gerald, dosen sekaligus anak sahabat mamahnya itu karena sudah membuatnya mengerjakan tugas sesulit ini. Memang Alexa tidak sebodoh itu, namun ini adalah hari pertamanya. Belum juga mendapatkan ilmu yang banyak namun sudah disuruh mengerjakan essay yang isinya mungkin akan ngalor ngidul. Batinnya. Sewaktu di SMA dahulu, biasanya untuk urusan tugas menugas sesulit ini, Ia serahkan ke Aldiansya. Terlintas bayangan akan kenangan dahulu kembali keingatannya. Bagaimana keseruan mereka saat mengerjakan tugas bersama di rumah Alexa. Aldiansyah berpikir keras, sedangkan Alexa menghabiskan waktu mengerjakan tugasnya hanya untuk membaca novel romansa, mengkhayal, bermain game dan baper dengan alur drama Korea.

"Lex, kenapa muka lo cemberut begitu?" Alexa menatap kearah Sarah. Sarah yang sudah mengambil duduk di sampingnya dengan menu makan siang lengkap yaitu semangkok bakso dengan minuman dingin yang Ia bawa di tangannya.

" Si Pak Gerald dosen perjaka tua yang super nyebelin itu, berani-beraninya dia yaampun baru hari pertama udah membuat susah gue dengan essay yang luar biasa ini. Kalian mah enak, dikasih waktu 3 hari, lah gue masa katanya harus sudah mengumpulkan essay di mejanya besok siang sebelum jam istirahat. Kan gila yaa Sar, Yu." Alexa menggerutu mengambil es teh milik Sarah, meminumnya tanpa dosa.

Sebelumnya, Alexa dan Sarah mendapatkan teman baru lainnya, yaitu Ayu. Seorang gadis pendiam, yang cantik dan baik. Ayu juga sama dengan mereka, sama-sama berasal dari Jakarta, merantau ke Malang untuk menuntut ilmu. Melihat minumannya sisa setengah, Sarah mendengkus bete. "Kesal sih boleh tapi jangan minuman orang elu embat dong Xa." Sarah kembali beranjak untuk membeli minuman dingin lainnya.

Alexa tersenyum tanpa dosa. " Hehehe.. maafin yaa temanku sayang. Nanti Es tehnya gue yang bayar yaa cantik." sambil memanggil petugas kantin untuk memberikan beberapa pecahan uang lima ribu untuk membayar minum tersebut. Gerald dosen perjaka tua? Hmm sebetulnya ya tidak setua itu juga si, untuk urusan hubungannya, yaa memang Alexa belum pernah mendengar cerita apapun dari Tante Ira terkait kehidupan percintaan anaknya itu.

"Lo seenak jidat bilang Pak Gerald perjaka tua, dia itu jelas-jelas gamungkin jadi perjaka tua. Lo harus buka mata lo dongg Xa. Betapa hotnya dia, itu tadi lo sadar gak sih, pas dia gulung lengan bajunya, yaampun meleleh gue Xa liat tanggan kekernya. Uratnya keliatan gitu, duh jadi pengen di angkat-angkat." ucap Sarah membayangkan bagaimana lekuk tubuh Gerald.

Mendengar ucapan temannya itu, Alexa hanya bisa menggelengkan kepala. "Hot pala lo peyang! Apa jangan-jangan dia ada kelaian yaa Sar? Lo sadar gak sih tadi pas si Ayu coba mau manggil Pak Gerald, dia kayak gamau di sentuh gitu loh, padahal Ayu juga ga sengaja kan ya yu?" ucap Alexa memastikan situasi di kelas tadi kepada Ayu. Ayu yang sedari tadi mendengar percakapan kedua teman barunya tersebut hanya bisa menyimak. Ayu senang bisa berkenalan dengan Alexa dan Sarah. Dengan keceriaan mereka, Ayu merasa lebih hidup, karena sifat Ayu yang introvert.

"Hm.. gue sebenarnya ga terlalu yakin si apa dia takut apa nggak, yaa mungkin dia ngehindar karena gaenak kali Xa, masa dosen sama mahasiswanya sentuhan gitu." tutur Ayu memberikan pendapatnya. Alexa buru-buru menggeleng, membatin di dalam hati "Kenapa si semua orang seakan membelanya, segitu privilege kah Tampan itu". Masih ada puluhan penjelasan yang harus Ia tulis dalam essaynya. Kapan selesanya ini!! Alexa sudah tidak tahan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam, mata Alexa sudah mengantuk bukan main. Dasar, cowok nyebelin suka semena-mena nyiksa orang. Seharusnya malam ini Alexa sudah bisa berkencan dengan tumpukan novel romansanya atau dengan drama korea yang sedang Ia tunggu-tunggu setiap episodenya. Sebelumnya, Alexa telah berbincang dengan Mamahnya menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya sekaligus mengeluh tentang sikap Gerald kepadanya. Seharusnya, karena keluarga mereka dekat, Alexa mendapatkan keuntungan dong. Eh, tapi nyatanya malah sebaliknya. Mamahnya hanya dapat tertawa mendengar curhatan anaknya tersebut. Sesekali terdengar suara Kak Dila menyambar.

"Si Gerald itu nyebelin banget! Biarin aja gue sumpahin dia jomblo seribu tahun! Mana ada perempuan yang mau sama cowok jutek, jahat, nyebelin macam itu!" sumpah Alexa menutup malamnya tersebut dan kembali menyelesaikan essaynya.

***

Brakk..

Gerald menatap ke arah gadis yang membuka pintu ruangannya secara kasar. Gadis yang tidak ada manis-manisnya sama sekali, berjalan membawa tumpukan lembar yang diyakini olehnya adalah tugas gadis itu,

"Ini ya Pak!" Alexa meletakkan secara sebal tugas yang diberikan Gerald dengan harus mengorbankan mata, lengan dan romansa sebelum tidurnya. Tangan yang pegal-pegal akibat mengetik, mata yang sembab dan lelah akibat bergadang. "Kalau Bapak kasih tugas kira-kira dong Pak! Bapak sama yang lain aja baik, yang lain di kasih waktu tiga hari masa saya sendiri yang harus kerjain sistem kebut semalam biar hari ini selesai. Bapak tau ga, hal-hal kayak gini nih yang namanya melanggar HAM. Membuat tidur cantik dan mimpi indah saya harus terkorbankan! Harusnya kan karena kita sudah saling kenal, dan kedua keluarga sahabatan Bapak lebih iba sama saya. Ini malah gaada benefit apa-apa!" Alexa menatap kesal pada dosen yang tampan tapi super jutek tersebut.

Mungkin hanya Alexa yang kebal dengan pesona seorang Gerald Setyono. Sampai kapan pun Alexa merasa akan sebal dengan dosennya tersebut. Alexa mengambil duduk di depan Gerald setelah meletakkan sekumpulan essaynya. Ia terus memperhatikan gerak gerik Gerald, teganya dia.

"Saya tidak peduli, sudah menjadi tugas kamu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Jika kamu tidak mau, ya mudah kok, saya tinggal tulis saja C di nilai kamu". Gerald melihat sekilas tugas yang telah dikerjakan Alexa tersebut, membulak-balik halaman demi halaman di dalamnya. Setelah itu, membuangnya ke dalam tempat sampah.

What!!! Tugasnya di buang! Alexa sudah mengerjakan capek-capek dengan bersungguh-sungguh hingga bergadang semalaman nyatanya malah di buang. Alexa tidak terima dengan perlakukan dosen nyebelin tersebut dan segera melayangkan protes.

"Pak, itu tugas saya, kenapa dibuang? Saya sudah capek-capek mengerjakannya dengan sungguh-sungguh hingga bergadang, tapi malah dibuang! Bapak kok kejam banget ya jadi orang. Saya yakin kok seharusnya tidak banyak yang salah di dalam essay saya." gerutunya.

"Saya hanya bercanda kok, mau mengetes kamu saja. Mau lihat kamu berubah tidak jadi nenek sihir, eh ternyata tidak, tapi malah berubah jadi nenek lampir. hahahaha", ledek Gerald seraya mengingat kejadian sewaktu mereka kecil. Gerald kembali mengambil tugas Alexa dari tempat sampah dan meletakkannya di atas meja.

"Dasar nyebelin," desis Alexa. " Saya tahu", balas Gerald.

***

Daripada harus gila berhadapan dengan dosen stress itu, Alexa memutuskan tidak berlama-lama di ruangan tersebut. Selain karena Gerald akan ada kelas lagi, Alexa juga akan ada kelas. Alexa berusaha mencari ponselnya. Alexa menyelusuri lorong kampus dengan langkah cepat karena perdebatannya tadi, waktu yang tersisa hanya lima menit sebelum kelas di mulai.

Brug...

Sosok Aldiansyah sudah berada di depannya. Tanpa disengaja Alexa menabraknya saat sedang fokus mencari handphone di dalam tas.Terbesit rasa ingin melarikan diri dan pura-pura tidak mengenalnya. Bagaimana tidak, situasi saat ini hanya ada mereka berdua di lorong sepanjang ini. Apa yang harus Ia katakan. Alexa terlalu malas untuk berbasa-basi menanyakan kabar. Jika ingin berpura-pura tidak ingat, itu tidak mungkin.

Aldiansyah yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Alexa seperti menyadari bahwa Alexa bingung. Aldiansyah sangat yakin bahwa Alexa ingin menghindarinya. Dalam hati, Aldiansyah merasa bahwa sifat Alexa tidak berubah. Ia masih saja ceroboh. Ia ingat sekali bagaimana Alexa sering sekali menabrak sesuatu di depannya saat sedang tidak fokus, menyebabkan kekhawatirannya. Selain itu, hobi Alexa adalah meninggalkan barang-barangnya. Kalau tidak bulak-balik itu bukanlah Alexa. Belum sempat Aldiansyah membuka mulutnya, Alexa sudah bergegas kabur.

" Sorry banget ya kak, maaf.. aku pamit dulu ya karena buru-buru mau kelas." sahut Alexa berlari meninggalkan Aldiansyah.

Alexa terlihat sedikit ngos-ngosan ketika sampai di tempat duduknya. Hari ini Alexa duduk di pinggir, tidak terlalu pinggir namun masih ada space untuk bersandar. Hari ini Sarah tidak duduk di sebelahnya, karena Alexa dan Sarah sama-sama mencari tempat duduk yang dekat dengan sandaran. Sarah duduk di depan Alexa bersama dengan Ayu.

"Pagi Class," sapa seorang dosen wanita cantik. Sepertinya dosen tersebut masih muda. Terlihat sekali dari wajahnya, pasti dosen tersebut banyak menjadi incaran lelaki di kampus ini. Bagaimana tidak, lihat saja, baru dosen tersebut masuk, semua tatapan mata para mahasiswa laki-laki sudah tertuju padanya. Senyum-senyum pula.

Setelah selesai sesi perkenalan dan absen, tidak lama seorang laki-laki membuka pintu kelas. Krek... "Mohon maaf Ibu, saya terlambat. Tadi baru selesai meeting BEM," ungkapnya seraya memperhatikan seisi kelas. Tatapan kami bertemu. Lagi-lagi Aldiansyah, kok bisa-bisanya mereka sekalas. Bukannya seharusnya Aldiansyah sudah selesai dengan kelas ini. Apa jangan-jangan Ia mengulang ya. Batin Alexa seraya berusaha memfokuskan pandangannya ke buku.

Aldiansyah menyadari, ada sosok yang Ia kenali sedang duduk seorang diri sambil memperhatikan buku catatannya. Kebetulan sekali, Aldiansyah jadi bisa untuk duduk di sampingnya. "duduk disini boleh kan ya? masih kosong kan yah?" ujarnya bertanya. Namun karena Alexa terlalu malas untuk menjawab, Sarah dengan cepat menimpali hingga menoleh ke belakang. " Iya Kak, masih kosong banget. Silahkan kak, kasian juga teman aku duduk sendirian gitu". Ayu hanya memperhatikan Alexa dengan senyum-senyum.

"Hmm.. yaudah duduk aja." ucap Alexa malas. Ia sudah yakin betul, dua jam ke depan rasaya akan seperti sedang naik kora-kora. Deg-degan hingga ingin muntah.