Alexa tidak menyangka Aldiansyah sekelas dengannya pada matakuliah ini. Lalu kenapa coba Aldiansyah harus duduk di sampingnya. Padahal tidak jauh dari kursi mereka, masih banyak kursi kosong.
"Lex.. Alexa," panggil Aldiansyah sambil memperhatikan wajah Alexa. Sebetulnya Alexa sudah sadar jika Aldiansyah sedang memperhatikan dirinya. Dia memperhatikan Alexa seakan-akan papan tulis berada di pipinya.
"Ya kenapa?" tutur Alexa tanpa menoleh ke arah Aldiansyah." Bener kan lo Alexa? Alexa teman gue? Sahabat gue. Gila Xa, lo kemana aja? Lo kenapa gaada kabar? Kenapa coba nomor telfon gue lo block? terus pas gue telfon ke rumah lo selalu gaada? Itu alesan lo aja kan buat ngehindarin gue!" Aldiansyah merundung Alexa dengan berbagai pertanyaan.
Masa sih, dia gatau kenapa Alexa seperti itu. Apakah Aldiansyah lupa apa yang terjadi sebelumnya. Menyebalkan. Alexa enggan menjawab semua pertanyaan tersebut dan memilih diam. Tentu saja bukan Aldiansyah, jika Ia menyerah. Kejahilan mulai dilakukannya seperti yang dulu. Mulai dari menyenggol-nyenggol tangannya terus. Lalu dilanjuti dengan injak kaki bahkan sampai kelas selesai Aldiansyah masih terus mengusiknya.
" Ya, terima kasih semuanya, sampai bertemu di minggu depan," ucap dosen cantik tadi yang ternyata bernama Lily. Bukannya segera beranjak dari tempat duduk Aldiansyah dengan sengaja tetap diam. Seakan-akan tidak ingin membiarkan Alexa keluar dari kursinya. Alexa yang mulai sebal akhirnya angkat bicara.
"Apa si Al, ngapain si ga gerak-gerak. Gue masih ada kelas lagi nih nanti jam 3 sore. Kebetulan gue laper mau makan di kantin bareng temen-temen gue. Bisa ga sekarang lo geserrrrr?" ucap Alexa kesal. Aldiansyah yang merasa senang akhirnya mendapat tanggapan Alexa semakin menjadi-jadi.
"Iyaudah deh gue geser, tapi gue juga diajak gak nih ke kantin? Kali aja kan lo mau merayakan pertemuan kita kembali. Gak kangen lo apa sama sobi lo ini,"ucapnya seakan-akan tidak pernah ada kejadian apapun di masa lalu. Alexa melonggo mendengar jawaban gamblang yang terucap dari mulut Aldiansyah. Bener-bener ini orang nggak ada rasa bersalahnya. Batin Alexa.
Sebelum Alexa ingin memprotes apa yang diucapkan Aldiansyah, dengan cepat tangan Aldiansyah telah merebut ponsel Alexa. Ia mulai mencari ke bagian kontak dan buru-buru mengunblock kontaknya dari handphone tersebut. "Awas ya lo kalau berani-beraninya ngeblock gue lagi. Gue samperin lo ke kostan lo, pokoknya gue cari lo sampe ke ujung Malang. Pasti kali ini, gue gabakal kehilangan lo." ucapnya seraya berdiri membiarkan Alexa lewat dan mengikutinya.
Sarah yang sedari tadi melihat tingkah kedua orang di belakangnya pun geleng-geleng dan semakin penasaran, apa yang sebenarnya terjadi dahulu. Bisa-bisanya Alexa bersikap jutek terhadap laki-laki tampan dan lucu ini. Kalau dia adalah Alexa, pasti apapun kesalahannya itu, sudah dimaafkan. "Kak Al, yakin gapapa nih gabung sama kita yang cewek-cewek ini? Atau Kak Al mau berduaan aja sama Alexa?" Sarah bertanya sambil memperhatikan ekspresi Aldiansyah. Sebetulnya, Sarah sungguh tidak apa-apa jika Alexa akan makan berdua dengan Aldiansyah. Sekalian mereka menyelesaikan permasalahannya tersebut. Karena sebetulnya Ia juga belum terlalu lapar dan ingin menghabiskan waktu di perpustakaan kampus membaca novel yang baru Ia beli.
Hari ini kebetulan Ayu izin untuk tidak mengikuti kelas selanjutnya, dan memutuskan untuk pulang dikarenakan ada urusan keluarga yang mendadak. Aldiansyah menatap wanita yang berdiri di sebelah Alexa tersebut. Tau aja ini anak, kalau gue lagi mau berdua sama Alexa, batin Aldiansyah. "Boleh banget kalau lo ga keberatan. Btw, nama lo siapa ya? kayaknya kita belum pernah kenalan deh. Nah karena lo adalah temannya Alexa, berarti untuk kedepannya lo juga akan jadi temen gue. Salam kenal ya."tutur Aldiansyah ramah, tersenyum kepada Sarah. "Sarah kak, Sarah Juwita. Tapi panggil aja Sarah. Seneng bisa kenal sama Kak Al yang ganteng.. hehehe tapi sebenarnya kita seumuran tau.. jadi biar lebih akrab kalau panggil Aldiansyah aja boleh gakkk?" celetuk Sarah.
"Boleh banget! Yaudah kita tinggal ke kantin ya," tutup Aldiansyah sambil menarik tangan Alexa. Aldiansyah menuntun Alexa ke kantin kampus yang berada di ujung lorong. Alexa sudah beberapa kali mencoba melepaskan genggaman Aldiansya, karena Ia masih kesal dengannya. Namun bukan hanya itu saja, saat ini semua tatapan mata mahasiswi di fakultas ini tertuju padanya yang sedang berjalan. Aldiansyah sepanjang perjalanan masih saja menggerutu terkait sikap Alexa yang jutek dan hilang kabar.
Mereka hampir mencapai kantin kampus, sebelum akhirnya langkah Alexa terhenti karena melihat sosok Gerald yang sedang memperhatikan adegan tarik-menarik tangan tersebut. Terlihat dari pancaran mata Gerald merasakan ketidaksukaan dengan apa yang Ia lihat. Buru-buru Alexa melepaskan genggaman tangan Aldiansyah. Aldiansyah yang langsung menyadarinya ikut berhenti dan menatap Alexa. "Kenapa lagi si Xa? Itu kantin udah di depan mata. Jangan bilang tiba-tiba lo berubah pikiran buat makan bareng gue. Ini tuh masalah kita harus di lurusin tau gak biar ga berlarut-larut. Marahan selama tiga hari aja ga boleh, apalagi ini kita sampe tahunan!"seru Aldiansyah tidak menyadari alasan Alexa berhenti.
Alexa bergumam dalam hati, kenapa dia harus merasa tidak enak dengan dosen menyebalkannya itu. Toh kalau dia mau mengadukan Alexa ke mamahnya karena dikira berpacaran, Mamah Alexa juga sudah tahu tentang Aldiansyah. Semua orang di rumah Alexa juga sudah tahu bahwa Aldiansyah dan Alexa berteman. Lagi peduli apa si Gerald itu dengan kejadian ini. Tidak mau memperpanjang overthingkingnya itu, Alexa bergegas berjalan ke dalam kantin. " Yaudah, ayo buruan. Tapi gausah pakek gandeng-gandeng. Gue masih kesel banget nih sama lo," gumam Alexa mempercepat langkahnya.
Saat sampai di kantin, baru saja mereka duduk, segerombolan laki-laki menghampiri Aldiansyah seraya meledeknya karena sudah berhasil menggaet mahasiswi baru. "Cie udah dapet aja nih lo Al, gercep banget.. langsung diajak lunch yang kesiangan bareng lagi, keren dah ah emang temen gue ini," celetuk Deon sambil menyenggol Angga. Teman-temannya yang lain hanya bisa tertawa-tawa sambil menunjuk. Namun sebelum semuanya berkepanjangan, Aldiansyah langsung memberikan statement ke teman-temannya tersebut. "Wehhh.. enak aja lo pada. Ini sahabat gue dulu, sobi gue banget ini. Namanya Alexa. Temen gue dari jaman belum numbuh kumis kali ini mah," ucap Aldiansyah sambil memegang lengan Alexa dan mengangkatnya menunjukkan kedekatan mereka ke hadapan teman-teman Aldiansyah.
"Oh jadi cuma temen ya Al, bisa dong kalau gue yang gebet. Cantik banget temen lo, ampun dah mata gue langsung berbunga,"canda Angga. Sebetulnya di dalam hati Angga memang sudah merasa tertarik dengan Alexa. Tidak seperti Deon yang langsung tertarik dengan Sarah. "Yaa.. kalau itu, gue gabisa support ya bro, tergantung temen gue ini. Tapi gue bakal bener-bener seleksi cowok-cowok yang boleh deketin dia. Secara ini anak polos, ehh gatau deh masih polos gasi Xa?" ucap Aldiansyah meledek ke Alexa. Sebetulnya Aldiansyah juga merasa penasaran dengan update kehidupan Alexa selama menghilang. Barangkali yakan Alexa sudah punya pacar. Alexa yang mendengar ucapan Aldiansyah tersebut langsung nyolot " Enak aja lo Al, elo tuh yang udah gak polos dari lahir". Siang itu, suasana terasa hangat. Momen saat mereka bersekolah dahulu terulang kembali. Keakraban dan kejahilan yang terjalin, sungguh membuat Alexa berpikir untuk mengakhiri rasa bencinya terhadap Aldiansyah.
Hari ini Aldiansyah sudah meminta maaf lebih dari 100 x terkait kejadian dahulu. Dia berkata bahwa Ia tidak bermaksud melakukan hal tersebut. Aldiansyah tidak tahu bahwa teman-teman akan meledek Alexa sebegitunya hingga bertahun-tahun. Aldiansyah memang menyangi Alexa, namun saat itu Ia tidak tahu, apa yang harus dia lakukan. Jujur Ia tidak pernah kepikiran untuk bisa bersama Alexa sebagai sepasang kekasih. Namun setelah Alexa menghilang begitu saja, rasa sepi di hatinya menjalar.
Aldiansyah sudah sering kali membuka hatinya dan berpacaran dengan wanita lain, namun lagi-lagi Ia mencari sosok Alexa di setiap wanita yang Ia kencani. Melihat Alexa yang sudah banyak bercerita, membuat Aldiansyah senang. Akhirnya Alexa memaafkanya.
"Al lo dengerin gak sih yang gue omongin? Kayaknya yaaa, orang-orang di kampus ini pasti mikirnya lo ngedeketin gue deh. Gue ngeri kayak dulu, pasti gue dibilang ga pantes buat lo. Padahal kan sekarang ya kita emang beneran temenan, dan perasaan gue ke elo udh gaada." ucap Alexa berbohong. Diam-diam Alexa berusaha menenangkan hatinya untuk mengetahui respon Aldiansyah atas perkataanya tersebut.
Nyam..nyam..nyam...
Aldiansyah malah memakan bagian kulit ayam krispy kesukaan Alexa. "Al..... bener-bener lo ya!! Gue lagi ngomong malah lo mengambil kesempatan buat nyuri kulit ayam yang gue udah sisain dari tadi. Balikin gak kulit ayam gue, pokoknya gue ga iklas, lo muntahin kek apa kek, pokoknya gue gamau ada di dalam perut lo itu kulit ayam," kesal Alexa mencubit lengan Aldiansyah. Aldiansyah hanya tertawa terbahak-bahak mendengar omelan Alexa tersebut. Akhirnya, hatinya kembali hangat.
***
Alexa telah berpisah dengan Aldiansyah beberapa menit yang lalu. Aldiansyah akan bergegas ke ruang BEM sedangkan Alexa ingin menyamper Sarah yang dari tadi di perpustakaan sambil membawakan burger sebagai sogokan untuknya dari Aldiansyah. Di sepanjang koridor kampus, Alexa tersenyum- senyum sendiri seperti orang gila yang sedang jatuh cinta. Yap, jatuh cinta. Alexa memang dari dulu hingga kini masih selalu menyukai Aldiansyah. Apakah cinta diam-diam dan sepihaknya tersebut akan berlanjut terus. Kapan ujungnya berakhir, Alexa sebetulnya takut persaannya akan semakin dalam, karena Alexa tau Ia tidak akan pernah menyatakan perasaanya lagi kepada Aldiansyah seperti dahulu. Ia sudah meyakinkan dirinya bahwa hubunganya akan selalu sebatas sahabat.
"Senyum-senyum aja, dikira orang gila loh lo nanti," tiba-tiba terdengar suara dari belakang Alexa. Sadar seperti ada yang berbicara dengannya , Alexa langsung berhenti dan menoleh kebelakang. Ketika Alexa melihat sosok tersebut, Alexa keget dan kehilangan keseimbangannya. Alexa hampir terjatuh sebelum lengan kekar Gerald menangkapnya dan membetulkan posisi Alexa. Gerald yang melihat kecerobohan Alexa segera mengomelinya. "Gimana sih, jalan aja gak bener! Ceroboh banget. Kalau jatoh gimana. Bukan sakitnya, tapi nanti gue yang dikira bikin lo jatoh lagi", Gerald berusaha menahan suara beratnya agar tidak terlalu terdengar. Gerald merasa tidak enak jika ada yang memperhatikannya saat sedang bersama Alexa.
Alexa merasa kesal, kenapa sih Gerald selalu muncul tiba-tiba. Udah kayak tuyul, bisa muncul dimana aja. "Yaa.. Bapak lagian ngagetin saya. Saya kan kaget, tiba-tiba ada suara di belakang saya. Saya pikir saya indigo mendengar bisikan gaib. Eh pas saya nenggok, ternyata bener, raja Jin lagi di belakang saya". Timpal Alexa kesal dan tidak terima diomelin Gerald.
Dalam hati Gerald sebenarnya ingin tertawa mendengar omelan Alexa, lucu banget sih ini anak, batinnya. Namun karena Ia tidak mau terlihat yang gimana-gimana, Gerald berusaha tak acuh dan berjalan menuju ruang dosen. " Yee dasar, orang lagi ngomong malah main jalan aja. Dosen nyebelin" oceh Alexa meninggikan suaranya agar terdengar oleh Gerald. Kesal. Baru juga Alexa merasa senang dan berbunga-bunga eh malah dihancurkan oleh Gerald.
Alexa pun menyusul berjalan ke arah yang berbeda. Saat samapai di depan perpusatakan Alexa menelfon temannya itu. "Temanku sayang yuk, keluar dari tempat persembunyianmu itu. Gue udah di depan perpus nih, bawain burger dari Aldiansyah. Katanya sogokan buat lo. hehehe..." terdengar suara Alexa di telfon. Sarah yang sebetulnya belum ingin menutup novelnya, mau tidak mau harus bergegas. Selain karena lapar ingin makan burger, mereka juga harus segera ke kelas." Okeh, wait ya beb," tutup Sarah. Saat mereka sudah bertemu Sarah mengajukan puluhan pertanyaan terkait Alexa dan Aldiansyah. Karena Alexa sudah menganggap Sarah Sahabatnya, Alexapun terbuka menceritakan semuanya. Sarah yang melihat foto Alexa dulu sempat tertawa namun menit selanjutnya Sarah merasa sedih dengan kisah sahabatnya tersebut. Alexa benar-benar perempuan yang baik, manis dan menyenangkan di mata Sarah. Aldiansyah benar-benar bodoh tidak bisa melihat itu semua.
"Xa, im sorry to hear that. Maafin juga tadi gue sempet ngakak pas lihat foto lo dulu. Tapi di dalam lubuk hati gue terdalam, gue amat sangat salut melihat perubahan lo. Gue rasa si Al buta deh gabisa melihat innerbeauty lo. Emang ya lakik demennya pasti sama cewek yang cakep, fisik doang. Padahal mah hatinya bisa aja busuk." tuturnya. Sarah pun menyarankan agar Alexa membuat strategi untuk bisa mendapatkan hati Aldiansyah. Menurutnya, Aldiansyah sebenarnya mencintai Alexa, namun dia belum sadar dan mengerti aja. Mungkin kalau dibuat cemburu secara langsung, dia baru sadar.
"Xa, coba deh lo deket sama cowok lain. Mungkin selama ini dia gak ngerasa apa-apa sama lo karena dia ga sadar sama perasaanya sendiri. Kali aja pas ada cowok yang ngedeketin lo dia jadi sadar. Hm.. tapi siapa ya cowoknya. Lo mau cowo yang seangkatan sama kita apa yang seangkatan sama dia nih Xa?"ujar Sarah bersemangat dengan ide cemerlangnya. Alexa sebenarnya tertarik dengan ide Sarah, tapi apakah benar ada cowok yang suka sama dia. Selain itu, bukankah ini seperti mempermainkan perasaan laki-laki yang dekat dengan dia nantinya? Mungkin Alexa harus membuat kesepakatan terlebih dahulu, sehingga tidak ada hati yang tersakiti nantinya.
***
Kelas pada matapelajaran terakhirpun berakhir. Belum semua anak di kelas tersebut keluar, tiba-tiba sosok Angga, Sahabat Aldiansyah menghampiri Sarah. "Sar, yuk, pulang. Gak lupa kan kamu sama plan date kita?" ucapnya. Alexa yang tidak tahu bahwa diam-diam sahabatnya sudah sering bertemu dengan Angga terkejut. "Loh, Kak Angga" ucap Alexa. "Angga aja Xa", ucapnya agar tidak terlihat tua. Toh usia mereka semua sama. Sarah yang dari tadi memperhatikan tingkah Alexa tertawa. Sarah yakin Alexa pasti bingung sejak kapan mereka dekat. Sebelum beranjak pergi Sarahpun memberikan penjelasan terkait kedekatannya degan Angga. Ternyata Sarah sudah dekat dengan Angga sejak hari pertama ospek! Gercep banget, batin Alexa. Namun, Alexa sangat senang akhirnya sahabatnya tersebut bisa mendapatkan laki-laki yang Ia taksir sejak awal di kampus ini. Tidak lupa Angga pun menyampaikan salam Aldiansyah kepada Alexa seraya memberitahukan Alexa bahwa Aldiansya akan mengajaknya bertemu pukul 7 malam dan akan menjemputnya di kostan.
Alexa tersipu malu, sok romantis. Kenapa bukan dia saja yang menghubungi Alexa langsung. Toh kontak Aldiansyah sudah tidak di block. Setelah Sarah pergi, tidak lama Alexa juga berjalan pulang menuju kostannya, dengan senyuman. Alexa sudah tidak sabar untuk bersiap-siap dan ingin terlihat cantik.
****
Pukul sudah menunjukkan jam 7 malam. Alexa sudah siap dengan pakaiannya. Terlihat Alexa menggunakan Celana kulot berwarna hitam dipadukan dengan tanktop hitam dan gardigan rajutan berwarna biru tua dengan motif. Suhu udara di Kota Malang malam itu cukup dingin, sehingga membuat Alexa memutuskan untuk memakan gardingan yang hangat.
Tok tok...
Terdengar suara ketukan pintu kamar kostanya. Alexa bergebas bangun dari kursi dan meraih tas serta memasukkan handphon ke dalamnya. Pasti itu Aldiansyah, gumamnya pelan. Namun, ketika pintu terbuka, Alexa terkejut, ternyata sosok yang telah berdiri di depan pintunya adalah Gerald.