Chereads / Jatuh Cinta Dengan Dosen Nyebelin / Chapter 6 - Chapter 6 - Ciuman Pertama

Chapter 6 - Chapter 6 - Ciuman Pertama

Alexa terbangun masih dengan ingatan semalam. Kenapa??? Kenapa Ia harus membalas ciuman si Gerald itu. Apa Ia sudah tidak waras. Seharusnya dari awal dia menolak, batin Alexa sambil bergegas bangun dari tempat tidurnya dan buru-buru mandi.

Tidak butuh waktu lama, Alexa sudah bergegas menuju ke kampus. Dari kejadian first kissnya itu, Alexa sudah tidak membuka ponselnya. Entah siapa saja orang yang sudah menghubunginya. OMG!! Ia lupa menelfon mamahnya. Setelah sampai kampus, sepanjang perjalanan ke kelas, Alexa sudah menghubungi Mamahnya. Menceritakan alasan Ia tidak menelfon. Mamah Alexa ternyata sudah tahu bahwa Alexa semalam makan malam di rumah sahabatnya itu bersama dengan Gerald. Diam-diam Gerald telah menghubungi Mamah Alexa dan meminta izin.

"Oh, jadi Mamah sekarang dapat laporan agenda Alexa dari si nyebelin itu ya?"tanya Alexa sebal. Sejak kapan mamahnya jadi dekat dengan Gerald. "Hehehe.. ya abis gimana dong, mamah kan butuh ada orang yang ngejagain kamu disana. Yaa kalau Tante Ira aja, pasti agak susah dong, karena kan tante sibuk suka ikut-ikut suaminya,"ucap mamah Alexa pembelaan.

"Yaudah deh mah, nanti malem Alexa lanjut lagi ya telfonnya. Alexa ada kelas pagi nih, sekarang udah di depan kelas persis, mau masuk. Alexa agak telat soalnya takut dosennya udah dateng,"ucap Alexa sambil menutup sambungan telpon di genggamannya.

Diam-diam Alexa membuka pintu kelas. Krek...

Terlihat semua teman-temannya sudah fokus dengan catatan mereka masing-masing. Sarah yang sadar akan kehadiran Alexa menoleh dan memanggil Alexa dengan isyarat. Sarah sudah menyediakan kursi tepat di sampingnya. Syukurlah temannya itu, sudah ngetag tempat untuknya. Karena kelas hari ini terlihat padat sekali. Kursi kosong hanya ada di bagian depan saja. Alexa memperhatikan ruangan, sampai pandangan Alexa terfokus di meja paling depan. Meja dosen. Shit.. Ternyata hari ini kelasnya Gerald, batin Alexa. Seketika Alexa terasa panas dan sedikit panik. Gerald yang sudah memperhatikan Alexa sejak wanita itu masuk, melihat pipi Alexa yang putih terlihat memerah. Rasa geli di dalam hatinya membuatnya tidak sengaja tersenyum.

Seluruh wanita di kelas memperhatikan senyuman tampan dari dosen dihadapannya tersebut. Semua terkesima. Gerald yang biasanya berwajah dingin saat ini sedang memperlihatkan senyumnya dengan lesung pipi yang terlihat jelas. "Aduh Pak Gerald senyumnya menawan banget, bikin makin fokus kuliah,"celetuk wanita yang duduk di pojok sebelah kanan Alexa. Tanpa disadari Alexa mencibir, "apanya yang ganteng. Udah kayak patung liberty gt, kaku"ucapnya pelan. Sarah yang mendengar ucapan sahabatnya tersebut hanya bisa tertawa. "Patung liberty kalau seganteng itu, pengen gue buat juga di rumah xa,"imbuhnya sambil memuji ketampanan Gerald.

Malas menanggapi respon temannya, Alexa bergegas mengeluarkan catatan di tasnya. Alexa mulai mencatat materi yang dijelaskan Gerald. Namun, tiba-tiba Alexa merasakan ada yang mencolek dirinya dari belakang, "Xa.. Alexa.. wah budeg nih gue panggil dari tadi nggak sadar-sadar. Udah gue senyumin dari lo masuk sampe duduk, juga gak sadar," ucap Aldiansyah yang ternyata dari tadi memang duduk di belakangnya. Bisa-bisanya Alexa tidak sadar ada Aldiansyah di belakangnya. Gerald yang memang sudah tidak asing dengan wajah laki-laki itu seketika memperhatikan gerak gerik kedua mahasiswanya itu.

"Yaampun Al, gue beneran ga sadar lo dari tadi di sini. Kenapa? Kalau mau ngobrol nanti dulu ya, ada kuis nih entar. Gue gamau nilai gue jelekkk karena ga fokus merhatiin. Nanti gue jelasin kenapa semalem kita gajadi." tutur Alexa. Aldiansyah merasa heran, sejak kapan temannya itu menjadi sosok yang fokus belajar. Padahal dulu, Alexa yang lebih sering mengajaknya ngobrol ketika di sekolah. "Ciee si fokus nih sekarang! yaudah belajar yang pinter ya nak..."tutur Aldiansyah lembut seraya mengelus rambut Alexa.

"Berani-beraninya itu anak nyentuh rambut Alexa. Mainin rambutnya. Sialan, kalau gue bukan dosen udah gue buat pelajar tuh ke tangannya biar ga berani lagi nyentuh milik gue,"ucap Gerald membatin. Sekarang semua mata di kelas itu memperhatikan Alexa. Buru-buru Alexa menepis tangan Aldiansyah dari rambutnya. "Jangan-jangan pada mikir yang enggak-enggak nih karena Aldiansyah. Pasti dikira gue pacaran di kelas," batinnya. Namun bukan perihal Aldiansyah yang membuat tatapan teman-temannya memperhatikannya, namun, ekspresi Gerald yang begitu marah yang saat ini sedang menatap mereka berdua.

"Tolong ya kalau mau pacaran, jangan di kelas saya. Kalian baru semester pertama aja kuliahnya sudah main-main. Gimana mau jadi dokter, belajarnya aja asal-asalan. Jangan sampai karena kelalaian kalian belajar saat ini, malah berdampak di dunia kerja nantinya,"ketus Gerald. Gerald seperti memang tidak menyadari, bahwa Aldiansyah seharusnya memang tidak berada di kelasnya. Alexa yang menyadari bahwa dirinya memang salah hanya memperhatikan catatannya, menunggu agar Gerald kembali melanjutkan pembahasan materi hari itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Gerald pun mengakhiri kelasnya hari ini. Aldiansyah yang sudah semangat untuk mengobrol dengan Alexa, membantu Alexa untuk merapikan buku-bukunya. Sarah yang duduk di samping Alexa sudah menuju ke kantin duluan untuk menemui Deon, pacar barunya yang sekaligus sahabat Aldiansyah. "Yuk Xa, makan siang bareng-bareng. Si Sarah temen lo juga tadi udah otw ke kantin duluan kan buat makan bareng Deon", ajak Aldiansyah. "Iya sebentar, gue mau nanya perihal kuis tadi ke tu dosen. Kenapa ya jawaban soal nomor dua gue bisa salah. Bukannya itu pertanyaan untuk mengetahui opini kita, lalu dikaitkan dengan teori yang ada. Kalau dari segi teori harusnya sudah bener, lah ini kenapa gue disalahin. Kan gaada yang salah sama opini", ucap Alexa bersemangat. Sejak kapan Alexa betul-betul berubah menjadi anak yang kompetitif seperti sekarang.

"Yaudah yuk gue temenin ke dia, sebelum itu dosen ke ruangannya", ucap Aldiansyah seraya merangkul bahu Alexa. Gerald benar-benar merasa harus menjauhkan Alexa dengan laki-laki yang entah siapa ini. Sebetulnya Gerald sempat menanyakan terkait Aldiansyah ke Mamah Alexa, dan mamah Alexa sudah mengkonfirmasi Aldiansyah adalah sahabat Alexa ketika waktu bersekolah dahulu. Namun, Gerald tetap saja tidak terima jika Alexa dekat dengan laki-laki lain. Terlebih lagi harus ada sentuhan fisiknya. "Itu bisa kali gakusah rangkul-rangkul gitu. Ini di kampus bukan di tempat wisata bisa nunjukin pacaran dimana aja,"ketus Gerald.

Tanpa mikir panjang Gerald langsung menambahkan "Jangan lupa hari ini kamu ke rumah saya, Mamah mau ketemu kamu. Kemarin kan gajadi" Gerald berbicara dengan santai seolah seperti hanya tinggal mereka berdua disana. Alexa buru-buru memberikan klarifikasi "Oh iya Al, ini tadi yang gue bilang mau jelasin ke elo. Jadi semalam itu, yang gue bilang mau bantu keluarga yang di Malang karena ada acara, yaa itu keluarganya Pak Gerald. Jadi mamah gue sama mamah Pak Gerald itu sahabatan dari dulu banget dan udah kayak keluarga. Almarhum bokap gue juga sama papahnya Pak Gerald sahabatan. Jadi kebetulan juga, Mamah titipin gue selama di Malang yaa ke Tante Ira", tutur Alexa. Alexa sangat tidak ingin Aldiansyah salah paham dengannya "Oh I see, xa, buat urusan semalam, gue sangat fine kok gapapah. Wah, Pak Gerald, saya harus akrab-akrab dong yah sama Bapak, secara kan pasti Mamah Ana udah anggep Pak Gerald seperti Kakaknya Alexa,"tutup Aldiansyah.

"Sialan bisa-bisanya ini anak bilang Tante Ana mikirnya hubungan dia dengan Alexa hanya kakak-adik. Lalu, yang boleh punya hubungan lebih dari itu ke Alexa siapa? Dia?!", batin Gerald. "Harusnya Mamah Ana titipin lo ke gue juga kali Xa. Kayak dulu, kalau ada apa-apa sama lo kan Mamah Ana nyariinnya ke gue,"Aldiansyah melanjutkan ucapannya tadi.

"Mamah kayaknya gatau lo kuliah di Malang juga deh Al sebelumnya, bahkan baru tahu kemarin gara-gara ada orang yang kerjaanya pengaduan", sindir Alexa seraya menatap Gerald dengan bete. "Oiya pak tadi saya mau nanya soal kuis, ini kenapa saya disalahin ya?" tanya Alexa. "Pikir aja sendiri kenapa salah", tutup Gerald ketus sambil meninggalkan ruangan.

"Yeh dasar dosen kerjaannya PMS, berubah-ubah terus moodnya gajelas," maki Alexa ketika Gerald sudah meninggalkan ruangan. Aldiansyah yang melihat kekesalan temennya tersebut mencoba menenangkannya dan mengajaknya untuk mengisi perut dahulu sebelum kelas selanjutnya.

Pembicaraan di kantin pada siang hari itu terkesan cukup vulgar. Mulai dari Aldiansyah yang meledek Deon karena akhirnya sudah punya pacar, hingga permainan Truth or Dare yang mereka mainkan. Dari permainan tersebut diketahui jika Sarah dan Deon bahkan sudah memutuskan untuk tinggal di satu kostan yang sama. Aldiansyah, Angga dan Alexa yang mendengar hal tersebut sepontan tertawa dan meledek dua sejoli tersebut. Angga yang diam-diam memperhatikan Alexa yang sedang tertawa karena pembahasan ini kegep oleh Aldiansyah. Aldiansyah yang memang super jahil langsung berceletuk "Cie Angga, terkesima ya sama senyuman maut Alexa, dari tadi fokusnya ke Alexa terus nih,"ucap Aldiansyah jahil. Sebetulnya di dalam hati Aldiansyah, Ia merasa sedikit kesal dengan gerak-gerik Angga yang menggambil kesempatan untuk duduk di samping Alexa. Sedangkan Aldiansyah sendiri duduk di samping Angga.

Angga hanya bisa senyum-senyum berpura-pura bodoh. Alexa yang mendengar ocehan temannya hanya bisa senyum malu. Makan siang hari ini terlewati dengan menyenangkan. Dari makan siang ini, Alexa akhirnya menyadari bahwa betul saja, Aldiansyah walaupun statusnya saat ini Jomblo, tapi ada saja wanita yang Ia dekati. Mungkin hanya sebagai teman jalang, travelling atau mungkin teman tidur. Huf.. batin Alexa.

***

Alexa sudah selesai bersiap-siap untuk ke rumah Tante Ira. Ia memperhatikan pantulan dirinya di cermin seraya berkata dalam hati cantik juga aku yang sekarang. Tatapan itu lalu teralih, ke bagian bibir. Deg.. hati Alexa kembali berdetak cepat. Ia kembali membayangkan kejadian sebelumnya. Ciuman pertamanya.

Kringgg..Kringgg...

Lamunan Alexa terhenti, ketika nada dering ponselnya terdengar. Buru-buru Alexa mengecek, siapa yang telah menghubungi. Tertera di layarnya "Si Patung Liberty". Sudah tahu, siapa yang menghubunginya tersebut, Alexa kemudian mengangkat telfonnya.

"Ya,, kenapa?" ucap Alexa malas. "Ini aku sebentar lagi sudah mau sampai di kostan. Kamu udh siap kan? Tadi mamah nelfon suruh aku pulang dari rumah sakit jemput kamu. Jangan GR ya," terdengar Gerald menjelaskan alasan kedatangannya.

"Siapa yang GR sama kamu, ga sudi,"timpal Alexa. Siapa juga yang mau dijemput dia. Sok kegantengan. Aku naik ojek online juga bisa kali, Alexa membatin.

"Yaudah ke gerbang, udah sampai nih,"ucap Gerald langsung menutup telfonnya. Alexa kemudian kembali merapikan bajunya. Memakai parfume dengan wangi red vanilla kesukaannya, memakai sepatu sandal dan menarik tasnya yang berada di atas meja.

"Wangi banget, udah kaya bunga kuburan", celetuk Gerald ketika baru saja Alexa masuk ke mobil dan memasang sabuk pengamannya.

"Yee.. dasar norak lo. Jelas-jelas ini bukan wangi bebungaan. Ini aja wangi Vanilla. Idung lo norak, wangi enak gini dibilang wangi kuburuan", Alexa membalas ledekan Gerald dengan sewot.

Ha..Ha..Ha.. Gerald tertawa dengan keusilannya sendiri. Alexa cuek, sebal.

I hung up the phone tonight, something happened for the first time. Deep inside, it was rush. What a rush.....

Terdengar lantunan lagu dari radio mobil Gerald. "Aaaa.. David Archuleta my love", histeris lagu dan penyanyi kesukaanya sedang di putar di radio, membuat Alexa sontak bernyanyi. Gerald tersenyum, menikmati perjalanan menuju ke rumahnya.

Melihat gerbang besar di hadapannya, Alexa sudah tidak setakjub seperti dahulu pertama kali melihat. Rasanya rumah ini sudah sangat akrab dengan dirinya. Mobil sedan Gerald telah terparkir dengan rapih. Alexa turun duluan, diikuti Gerald di belakangnya. Terlihat Mbok Iyem sudah membukakan pintu dan menyapa. Tante Ira yang sedang menonton seketika beranjak ketika melihat sosok anak perempuan kesayangannya itu.

"Eh anak tante udah dateng, yuk sini sayang masuk.. Tante dari tadi udah nungguin kamu ini buat makan malem bareng-bareng. Sebentar tante panggil om dulu ya ke kamar. Biasa om lagi semedi dari tadi di kamar. Lagi banyak kerjaanya," ucap Tante Ira berjalan menuju ke kamar. Terlihat jika kamar Tante Ira dan Om Setyono sangat luas.

"Aku, bersih-bersih dulu ya sebentar, gaenak pakai kemeja lama-lama. Mau santai pakai kaos. Kamu langsung ke ruang makan aja, Minta Mbok Iyem untuk buatin yang seger-seger", tutur Gerald lembut sambil memperhatikan Alexa. Alexa terpatung. "Kok dia jadi super perhatian dan lembut gini", batinnya. "Loh.. kok malah bengong liatin aku si. Apa kamu mau ikut ke atas? ke kamar aku?" ledek Gerald.

"Yee.. ogah, nanti gue diapa-apain abis itu ditinggalin lagi," ucap Alexa keceplosan. Mengingatkan kejadian akan malam itu, dimana setelah ciuman panas mereka, Alexa ditinggal sendiri dalam kondisi mematung.

"Kali ini enggak, janji", ucap Gerald berusaha meyakinkan. "Apaan si lo bercanda aja", jawab Alexa untuk mengakhiri pembicaraan yang entah kemana arahnya.

Sesampai Alexa di ruang makan, tidak lama Tante Ira dan Om Setyono duduk juga. Tidak lupa Alexa menyapa dan menyalimi tangan Om Setyono.

"Eh, Anak cantik om, udah nyemil apa nak? Lama ya om keluarnya?" tanya Om Setyono. "Udah makanin kerupuk ikan nih om, enakk banget, sampai gasadar udh tinggal dikit. hehehehe", Alexa menimpali dengan polos. Tidak lama Gerald yang sudah selesai berganti baju menghampiri Alexa. Gerald sengaja menarik kursi yang berada tepat di samping Alexa. Tidak lama, Mbok Iyem mulai membantu keluarga Setyono untuk makan malam bersama. Kehangatan dan keceriaan terbangun disela-sela pembicaraan malam ini.

"Pah, kita ke Bali yuk berempat. Alexa, izin aja sehari di hari Jumat. Hari itu kamu, Gerald izin juga. Kita berempat ke Bali. Mbok Iyem ikut deh biar makin rame. Mobilan aja. Kan Bali dari Malang deket tuh, nanti kita disupirin sama si Pak Udin ," ungkap Tante Ira bersemangat.

"Boleh Mah", jawab Gerald santai tanpa bantahan. Tante Ira shock mendengar anak semata wayangnya tersebut tumben-tumbenan langsung setuju dengan ide yang Ia lontarkan. "Nah.. seru nih, Gerald langsung setuju. Pokoknya Papa juga harus ikut!" renggek Tante Ira ke suaminya. Alexa tertawa melihat tingkah lucu Tante Ira. Seketika Alexa rindu dengan sosok ayahnya ketika melihat kehangatan Om Setyono. "Alexa, kamu ikut ya.. nanti tante yang izinin ke mamah. Udah tenang, dia mah pasti oke kalau udah tante yang ngomong."

"Oke Tante, Siap Gerak. Asik.. jadi udah gasabar hari Jum'at besok", imbuh Alexa ikut antusias. Gerald menoleh dan tersenyum bahagia. Kesempatan untuk berduaan dengan Alexa. Yaa walaupun memang masih ada orangtuanya, tapi setidaknya tidak ada laki-laki lain yang berada di dekatnya untuk tiga hari mendatang