Chapter 38 - KITTY PO 34

Pagi harinya, Apo pun membuka ponsel kembali. Remaja itu lega karena Mile yang minta dirinya aktif. Bukan karena si manis mengganggu pekerjaan Mile. Sang suami menelponnya 36 kali, me-video call-nya 17 kali, chat tidak terhitung, tapi intinya Mile khawatir Apo kenapa-napa dan mengeluh susah dihubungi. Di bagian akhir Mile justru overthinking dia punya salah. Sang suami pun minta maaf dan berharap Apo segera menghubunginya.

[Phi Mile: Sayang, ada apa? Phi sudah sampai di London. Tapi kok diam terus-terusan. Lagi marah ya sama Phi? Gara-gara ditinggal ke sini? Maaf, ya. Bukan ingin langsung berangkat begitu ]

[Phi Mile: Sayang, Apo ... Apo ....]

[Phi Mile: Istriku, bisa diangkat teleponnya sekali saja? Phi Mile mau bicara denganmu]

[Phi Mile: Apo Nattawin Romsaithong ....]

[Phi Mile: :|]

[Phi Mile: Kurang uang jajan kah? Sebentar phi kirimkan lagi ya, buat jalan-jalan. Ajak temanmu juga kalau perlu]

___ Transaksi telah berhasil, pengisian saldo 695.841,50 baht masuk ke rekening Anda___

[Phi Mile: Kalau masih kurang, bilang ya. Jatah minggu kemarin masih atau sudah habis? ]

[Phi Mile: Po, Baby ... sakit, ya?]

[Phi Mile: Po, bisa tidak ponselmu diaktifkan dulu? Pelayan bilang kau menolak panggilan Phi. Serius ini ada apa?]

[Phi Mile: Berangkat kerja dulu, nanti Phi hubungi lagi]

Chat berikutnya datang 7 jam kemudian.

[Phi Mile: Sayang, sudah makan siang belum? Di Thailand pasti jam 2 lebih]

[Phi Mile: Masih centang satu rupanya]

Tiga yang terakhir datang lagi 6 jam kemudian.

[Phi Mile: Po, Phi kangen ya ....]

[Phi Mile: Lihat di sini masih siang hari. Inginnya video call sebentar sambil makan bareng]

[Phi Mile: -sending a picture-]

[Phi Mile: Po, angkat Phi sebentar]

[Phi Mile: Sayang, jauh begini jangan buat Phi khawatir. Kau dan bayi kita baik-baik saja? Perutnya sakit tidak gara-gara yang kemarin? Maaf ya]

[Phi Mile: Po, bilang Phi Mile salah apa. Tapi apapun itu benar-benar minta maaf]

[Phi Mile: Phi Mile harus apa biar dimaafkan?]

[Phi Mile: Sebentar, berangkat lagi. Kalau ada waktu tolong hubungi Phi sini]

[Phi Mile: Sayang ....]

___ Transaksi telah berhasil, pengisian saldo 1.621.566,32 baht masuk ke rekening Anda____

"Oh, astaga, Phi ...." gumam Apo melihat notifikasi terakhir. Itu adalah jumlah uang terbesar yang pernah Mile kirimkan. Sehari dia diam, sudah menghasilkan 2 miliyar baht sendiri.

Ehem, Apo jadi tidak enak.

Si manis segera mandi selagi yakin Mile tidur lelap. Mungkin London bahkan masih tengah malam. Dia pun dandan rapi dan menata rambut. Wajah dia bubuhi toner serta essens agar semakin cerah berseri. Apo juga mengompres matanya agar tak parah. Bengkak di bagian itu perlahan mengempis, tapi masih tampak sehabis menangis.

Hmm, alright. Siap bertempur. Padahal jam beker Apo masih menunjukkan pukul 6, tapi si manis sudah paripurna dengan pesona ranumnya.

Apo pun selfie beberapa kali di balkon kamar agar pencahayaan lebih stabil. Dia tersenyum tipis dan meringis, padahal hati belum lega.

[Apo: --sending you a picture--]

[Apo: Kangen Phi Mile juga ]

[Apo: Pulang, Phi ....]

[Apo: Aku juga minta maaf]

Namun, Inggris malam harus menunggu hingga pagi dulu. Jika dikira-kira, Apo mungkin dibalas Mile jika Thailand sudah siang. Si manis pun mengantungi ponsel lagi, dia belum sanggup berkicau di GC anak-anak BT sejak menikah karena banyak hal. Entah berapa ribu chat yang dia lewatkan hingga sekarang. Bahkan tag pun rasanya begitu hambar. Apo hanya tidak ingin melakukan apa-apa. Dia memilih membunuh waktu dengan jalan-jalan menggunakan sepeda. Cukup Newyear yang dipamiti karena masih terlalu pagi.

Jalanan lengang. Sepi orang. Nyaris tak ada seorang pun lewat karena Keluarga Romsaithong tinggal di perumahan elit. Seseorang harus berputar dulu untuk pergi ke jalan raya lebih besar, tak perlu khawatir orang jahat di sini, namun hatinya semakin terasa sepi.

Saat itu tiba-tiba Apo ingin nostalgia, dia pun mendatangi kafe dimana Mile menemukannya pertama kali. Di sana sang suami menyapanya, lari-lari. Lalu lelaki itu menenteng skateboard demi meminta waktu sebentar.

"TUNGGU! Hahh ... hahh ... hahh ... tolong tunggu aku sebentar ... hhh ... hhh .... Apo ...."

"Aku?"

"Ya ... hhh ... hhh ... hh ...."

"Om kok tahu namaku? Dari mana? Ah, maksudku ... memang kita kenal, ya? kapan?"

Jujur Apo kangen masa-masa itu. Masa dimana Mile memperhatikannya meski keduanya terpisah jauh (sekarang juga), tapi perbedaan level cinta di dadanya membuat hubungan ini sulit ditahan.

Dulu Apo santai saja menghadapi Mile. Dia bahkan sering slow respon jika gugup didekati Om-Om. Namun sekarang Apo mengakui dia candu dengan lelaki bernama Mile Phakphum. Padahal jaman sekolah Apo biasa chat ke Mile tanpa pernah memikirkan kesibukan lelaki itu. Lantas kenapa dia makin sensitif sekali? Apa menjadi istri membuat Apo mengerti Mile lebih dalam? Apa menjadi istri membuat Apo lebih konservatif dan tegas kepada diri sendiri?

Harusnya tidak perlu ada yang berubah.

Apo pun memesan sarapan sendirian di kafe tersebut, memotretnya. Lalu mengirimkan hasil fotonya ke nomor Mile. Dia juga pergi ke tempat-tempat kencan mereka. Senyum sendiri. Sesekali Apo menyentuh perutnya dimana tumbuh mini Kitty si bayi pertama.

[Apo: Sorry, Phi. Aku berubah pikiran. Tidak pulang tidak apa-apa kok. Teruskan saja kerjaannya Sorry aku rewel sekali kemarin. Aku cuma kangen banget sama Phi Mile. Aku juga cinta Phi Mile. Cinta, cinta, cinta. Semangat terus ya, Phi suami]

[Apo: Phi Mile pasti capek ya di sana Kalasin sudah jam 9 Phi. Sangat cerah. It's okay bobo yang nyenyak, Sayangnya Apo. Kapan-kapan ayo keliling bareng kalau Phi Mile bisa libur. Nak belajar skateboard juga biar keren]

[Apo: Phi pasti pusing ya, punya istri aku yang sabar, ya Phi. Kadang aku juga kumat nakalnya]

[Apo: Sayang Phi Mile Sayang level 3000, ily ily ily]

[Apo: Janji pulang jalan-jalan aku belajar bikin Tom Yum lagi biar enak. Akan kubuktikan kalau baliknya Phi Mile bisa makan Tom Yum enak juara 1 di dunia]

[Apo: Oh iya, Phi. Lupa nanya, Phi Mile punya akun sosmed yang bisa ku-follow? Mungkin instagram, atau Twitter? Ya ampun, Phi. Jadi istrimu hampir sebulan, aku baru kepikiran soal ini Kok bisa ya. Dulu-dulu aku kenapa sih?]

[Apo: Nak lihat postingan Phi Mile isinya apa saja ....]

[Apo: Oh, iya. Soal gambaran Phi Mile boleh tidak ya, di-upload di stagram punyaku? Soalnya keren. Kepingin pamer aku pernah digambar Phi Suami ]

[Apo: Tapi yang paling penting bukan itu Muka Phi Mile ikut diposting sama aku boleh juga kan? Soalnya selama ini aku cuma ngonten sama Mommy, Pappy. Teman-teman satu sekolah yang dengar aku menikah penasaran banget suamiku. Kan dulu yang diundang cuma anak-anak BT]

[Apo: Phi Mile, kalau sudah bangun nanti selamat pagi dariku . Di London sekarang baru jam 4 ya. Uuu, andaikan tidak beda 6 jam. Pasti sekarang sudah video call-an]

[Apo: Sayang Phi Mile ]

[Apo: Apo dan mini Kitty pulang dulu ke rumah Jangan lupa oleh-oleh ya Phi. Jajan ala London enak juga thu]

[Apo: Liha, Phi. Kalasin sudah ramai sekali sekarang. Tapi happy kok. Kami berdua ketemu gajah]

[Apo: --sending you a picture--]

Sampai di rumah Apo pun berkeringat banyak. Dia memutuskan mandi lagi mumpung masih jam 10 pagi.

Hmm, si manis jadi curiga bobot tubuhnya turun beberapa kilo. Dia boleh hamil, tapi anehnya semakin ringan. Mungkin baru naik lagi kalau mini Kitty nanti tumbuh besar.

Usai ganti baju dan lain-lain Apo bersantai di tepi kolam. Kursi kayu panjang dia pakai berbaring dengan Snowwy melompat ke pangkuannya.

"Miawwww."

"Halo, Snowwy ...."

Keduanya pun bersantai hingga Apo mendengar panggilan pada ponselnya. Dia segera mengangkat karena itu sang suami tercinta.

"Halo, Sayang?"

Apo berkaca-kaca mendengar suara berat favoritnya. "Halo, Phi. Pagi ...."

"Pagi, aku baru saja bangun. Sorry baru membaca pesanmu."

"Iya, tidak apa-apa. Sayang Phi Mile."

Mile Phakphum nyaris kena serangan jantung di seberang sana. Lelaki itu terdiam lama karena tidak menyangka, seorang Apo Nattawin bisa jujur sekali mengekspresikan cintanya. "Ha ha ha, Sayang juga ... dan soal sosmed-sosmed itu, boleh kok. Go on. Upload saja yang pantas dilihat orang. Tapi jangan terlalu sering, ya? Biar kesannya tidak flexing ke teman-teman sekolahmu. Untuk gambar terserah mau diapakan. Kalau diambil sendiri juga tak masalah. Ada di ruang seni-ku, Po. Satu lagi, Phi tidak punya sosmed pribadi. Hhh ... hhh ... itu pakai username @__ mp15.15, dan Twitter-nya @__ mileromsaithong dipegang admin perusahaan semua. So postingan, tag, caption, hastag, pembalas komentar, dan DM bukan Phi sendiri. Phi cuma pegang WA yang kau pakai sekarang. It's okay?"

Apo benar-benar tak menyangka soal ini. Dia pun menelan ludah kesulitan. Jangan-jangan akun Mile juga centang biru seperti tokoh masyarakat pada umumnya? The hell! Apo selama ini mimpi apa ya, dinikahi orang penting? Mini Kitty bahkan sudah jadi di perutnya! Astaga naga ... berarti dia mengandung anak pewaris, dong? Kenapa Apo tidak sadar?

"Oh, begitu. Tidak apa-apa kok, Phi. Mau follow saja, walau takkan paham postingannya tentang apa. Ha ha ...." tawa Apo yang merinding sendiri. "Umn, thank you sebelumnya. Jangan lupa sarapan yang enak-enak. Happy working ...." katanya dengan tangan terkepal. "Cinta Phi Mile sampai juara 1. Xixixixixi ...."

Mile dan Apo pun mengobrol lebih banyak hingga Mile berangkat kerja. Namun si manis tidak tahan untuk solo usai sambungan terputus. Dia mengunci kamar dan menenggelamkan diri di balik selimut. Untuk pertama kalinya dia berhasil ereksi saat menyentuh diri sendiri. "Ahhhh, Phi Mile ...." desahnya usai melepas celana luaran. Benda itu Apo lempar ke lantai begitu saja. Termasuk celana dalam yang masih bersih karena baru mandi tadi. Penis kecil itu dia genggam naik turun sebagaimana Apo biasa dimanjakan sang suami. Rambut si manis mengintip kala selimutnya melorot perlahan. Rintihannya amat merdu usai melumuri telapak tangan dengan saliva. "Ngh, nnnhh ... mau Phi Mile ...." bisiknya. "Apo benar-benar sayang sama Phi Mile, hiks ... mmh ... nnggh--hhh ... Phi makasih sudah memilih Apo ...."

Bersambung ....