Emily? Katanya dalam hati. Dia belum siap untuk bertemu wanita itu pada saat kondisi yang seperti ini. Maka ia mencoba menyembunyikan wajahnya agar tak terlihat oleh Emily.
________________
_______________
_____________
__________
________
Lift ini berhenti di lantai dua, semua orang-orang yang berada di dalam lift mulai keluar termasuk Emily. Padahal pria itu juga menuju lantai ini. Tapi demi menghindari Emily, dia urungkan niatnya. Dia dengan cepat menekan tombol agar pintu lift ini segera tertutup. Jadi dia bergeser mendekati pintu lift. Sebelum pintunya tertutup secara sempurna, Emily dan pria ini sempat saling bertatapan. Lalu secara perlahan pintu lift ini tertutup secara sempurna.
EMILY POV
" Bye, Eva." Kata ku saat hendak keluar dari butik ini.
Dan hanya di balas anggukan olehnya, karena Eva sedang melayani pelanggan. Sebelum pulang, aku berniat untuk singgah ke sebuah swalayan di dalam mall ini. Aku ingin membeli beberapa perlengkapan mandi di sana. Ku lihat pintu lift sudah terbuka. Seorang wanita paruh baya baru saja keluar dari lift itu. Lalu aku masuk ke dalam lift ini sambil menekan tombol dua pada sisi lift ini. Setelah itu aku bergeser kearah dalam lift. Karena ada banyak orang di dalam lift ini. Mungkin saja nanti, ada beberapa orang dari mereka yang akan turun di lantai yang terlebih dahulu di tuju lift ini. Ting, bunyi yang di hasilkan dari lift ini terdengar oleh ku. Secara otomatis aku melihat ke atas pintu lift ini. Tertulis angka dua disana, maka aku akan segera keluar dari sini. Tapi orang-orang yang berdiri di depan pintu lift terlebih dahulu keluar. Saat melangkah untuk keluar dari lift, seorang pria berpakaian rapi berdiri sudut lift ini sambil menunduk. Pria itu hanya sendirian, karena semua orang di dalam lift sudah keluar. Apakah dia baik-baik saja? Dari luar pintu lift ku lihat dia mulai bergeser ke arah sisi lift. Sepertinya dia sedang menekankan sesuatu pada sisi lift. Sebelum pintu lift tertutup dengan sempurna, aku dapat melihat wajah pria itu. Sepertinya aku mengenalnya. Tapi siapa? Aku gagal mengenalinya, mungkin karena dia terlihat berbeda dari penampilan biasanya. Mungkin pria itu hanya kebetulan mirip saja. Aku mulai berjalan menuju pasar swalayan. Kemudian aku mengambil sebuah keranjang kosong untuk menaruh barang-barang belanjaan ku nanti. Tempat ini di padati para pengunjung. Aku berjalan menuju ke tempat yang menjual barang-barang perlengkapan mandi. Dapat ku lihat banyak berbagai macam merk Shampoo yang tersusun rapi pada wall rak. Aku bergeser sedikit untuk mencari merk Shampoo yang biasa aku gunakan. Seorang anak laki-laki tidak sengaja mendorong wall rak, itu karena dia sedang berlari bersama seorang anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya. Dan itu membuat beberapa shampoo berantakan di dalam wall rak yang dia dorong tadi. Kedua anak-anak itu pergi berlari begitu saja tanpa merapikan kembali.
"Dasar anak-anak, untung saja hanya shampo yang jatuh. Bagaimana kalau mereka tadi menabrak wall rak yang memajang parfum? Pasti itu semua akan pecah." Aku mengomentari tentang kelakuan mereka, sambil ku kutip beberapa shampoo yang berjatuhan di lantai.
Setelah merasa sudah tidak ada shampoo lagi di lantai, aku mulai menata kembali ke tempatnya.
"Permisi. Maaf, apakah anda ada melihat dua orang anak lelaki lewat kesini?" Seorang wanita muda bertanya kepada ku.
Raut wajah gadis ini terlihat panik. Sebelum aku sempat berbicara gadis ini menoleh ke kanan dan ke kiri. Mungkin, kedua anak tadi pergi darinya saat dia sedang asik berbelanja. Lalu datang datang lagi seorang wanita yang lebih dewasa dari gadis ini. Wanita ini sangat cantik. Mungkin dia adalah ibu dari anak-anak tadi.
"Bagaimana, kau sudah menemukan mereka?" Tanya wanita cantik yang baru saja tiba.
"Tadi aku melihat mereka berlari ke arah sana." Ucapku, sambil menunjuk ke arah terakhir kali aku melihat mereka.
"Kau ini sungguh tidak becus! Bagaimana bisa kau membiarkan mereka berdua berkeliaran di tempat yang seramai ini? Ha!!!" Sang wanita cantik mulai membentak gadis ini.
"Maaf kan saya, nyonya." Ucap gadis ini sambil menahan air matanya.
"Kalau saja mereka berdua tidak ketemu, maka aku a.." Sebelum wanita ini menyelesaikan ucapannya, aku berbicara lagi.
"Maaf, kalau saya terlihat ikut campur." Wanita yang merupakan ibu dari anak-anak itu menoleh pada ku.
"Apa tidak sebaiknya kalian berdua secepatnya pergi mencari mereka berdua. Saya khawatir, kalau mereka akan pergi terlalu jauh kalau kalian tidak segera mengejar mereka sekarang juga." Seketika mereka berdua saling memandang.
Kemudian mereka berdua segera berjalan setelah aku menunjuk kembali ke arah perginya anak-anak tadi. Aku tahu pasti sang ibu juga panik, tapi bukankah sebaiknya dia mencari kedua putranya dahulu. Setelah kepergian mereka aku mengambil shampoo yang aku cari tadi. Lalu aku berjalan ke sisi sebelah wall rak. Berbagai merek pasta gigi terpampang di sini. Sebenarnya aku memerlukan shampoo dan body wash. Tapi karena aku sudah sampai disini, maka aku memutuskan untuk mengambil satu buah pasta gigi ini. Entah mengapa, aku merasakan ada seseorang yang sedang memperhatikan ku. Saat aku melihat ke seberang wall rak ini, ada seorang pria berjalan memunggungi ku. karena aku berada di antara rak yang tinggi, yang terlihat hanya bagian kepalanya saja. Aku juga tidak dapat melihat seperti apa rupanya. Karena merasa gelisah, maka aku buru-buru menyambar body wash yang terletak di balik rak ini. Maka aku bergegas berjalan menuju kasir.
"Maaf." Aku menabrak punggung seorang pria yang tiba-tiba berhenti berjalan di hadapan ku.
Pria itu berbalik lalu melihat ke arah ku. Dapat kulihat ada banyak barang di dalam troli yang di bawanya.
"Tidak apa-apa." Pria itu berbicara dan masih menatap ku.
"Sekali lagi aku minta maaf." Kataku, lalu aku berjalan meninggalkan pria ini.
Beruntungnya aku berada di antrian kedua. Setelah sampai di kasir aku mulai mengeluarkan isi dari keranjang ku. Hanya ada sebotol shampoo, pasta gigi, dan body wash yang mulai di scan oleh kasir. Aku mengeluarkan dua lembar uang kertas dari dompet ku. Setelah kasir menyerahkan kembalian uang ku, aku mulai berjalan keluar sambil menenteng tas belanjaan ku. Karena aku hanya perlu untuk turun satu tingkat, maka aku memilih turun menggunakan eskalator. Setelah sampai di lantai satu, aku berjalan menuju pintu keluar dari mall ini.
"Aduh, rambutku jadi berantakan." Suara seorang gadis berbicara kepada temannya saat aku berpapasan dengan mereka.
Gadis remaja ini menata rambutnya menggunakan jari-jari tangannya. Mereka menggunakan seragam sekolah. Dan seragam mereka terlihat sedikit basah. Setelah sampai di luar mall, ternyata hujan sudah turun begitu lebat. Bagaimana caranya aku bisa pulang? Pagi hari tadi cuaca sangat cerah, jadi aku tidak membawa payung ku. Kalau aku berjalan menerobos hujan ini sampai rumah pasti dingin sekali. Tapi sepertinya hujan ini akan lama redanya. ku masukkan kantong plastik ini ke dalam tasku. Lebih baik aku berlari sambil memeluk tas ku, karena di dalamnya ada dompet dan handphone ku. Saat aku sudah bersiap untuk menerobos hujan ini, tiba-tiba ada seseorang yang memayungi kepala ku.
*ToBeContinued*