Memang beberapa tahun lalu Mami meminta agar Arka segera mengakhiri masa lajangnya. Meminta Arka agar menikah, karena dia berharap mendapat cucu dari anak semata wayangnya.
Tapi Arka tidak kunjung mengabulkan permintaan Mami, hingga perceraian terjadi kepada kedua orangtuanya. Padahal Mami sudah sangat berharap untuk diberikan cucu secepatnya dari anak semata wayangnya.
Mami sangat sedih atas penolakan anaknya, untuk segera berumah tangga karena keinginan besarnya meminang cucu dari Arka. Takdir tidak mengizinkan itu semua. Arka kembali sedih mengingat permintaan Mami, dia sungguh merasa bersalah sampai sekarang.
"Papi Arka tidak menyukai gadis itu, dan Arka tidak mengenalnya." sanggah Arka.
"Menikahlah Arka, ini permintaan terakhir Papi, Papi ingin sekali melihatmu bahagia sebelum Papi pergi meninggalkan dunia selamanya." suara lemah Pak Anderson semakin lirih.
Dia berpikir tidak akan menemukan jalan lain selain memaksa Arka dengan cara seperti ini.
"Papi Arka mohon jangan meminta hal yang tidak bisa Arka kabulkan sekarang." ucap Arka.
"Kabulkan permintaan terakhir Papi Arka, ini semua untuk kebaikanmu." kata Pak Anderson penuh antusias.
Seketika Arka langsung memijit pelipisnya mencoba menjawab permintaan Papi, dia sangat menyayangi Papi dan takut kalau permintaan Mami dulu terulang kembali dan dia akan menyesal seumur hidupnya.
"Baik Papi, Arka akan mencoba mencari keberadaan gadis itu dan menikahinya." ucap Arka terpaksa.
Senyum Papi menghiasi wajah pucat dan lemahnya, namun wajah itu tidak kalah tampan dari wajah anaknya.
"Menikahlah besok Arka!" kali ini suatu perintah bukan permintaan, kontan Arka tersentak mendengar kata-kata Papi.
"Bagaimana bisa Arka harus menikahinya secepat itu Papi? Arka tidak tahu di mana tempat tinggal gadis itu." ucap Arka.
"Arka." panggil Papi.
"Baiklah Papi Arka akan mencoba mencarinya dan besok menikahinya." sambil mengangguk kepala tanda menjawab.
"Terima kasih Arka kamu mengabulkan permintaan Papi, Mami pasti senang mendengar semua ini bila suatu hari nanti kamu bertemu." ucap Pak Anderson dengan berbinar senang.
"Sekarang Papi istirahat, Arka keluar sebentar." ucap Arka bangkit meninggalkan ruangan Papi.
"Gadis itu bekerja di salah satu restoran dekat dari rumah sakit ini, cari dia sampai ketemu." jelas Papi, Arka hanya mengangguk dan berlalu pergi.
Papi merasa bersalah pada Arka, tidak seharusnya dia meminta hal yang tidak masuk akal ini, apalagi Arka tidak menyukai hal tersebut, tapi dia tidak mempunyai pilihan lain.
Papi berdoa semoga ini yang terbaik untuk Arka, dia ingin kehidupan Arka yang sekarang ada yang mengurusnya, apalagi Arka sangat sibuk. Seorang CEO mempunyai perusahaan, dan beberapa cabang perusahaan yang tersebar sejabodetabek, Arka tentu saja membutuhkan pendamping hidup yang bisa mengurusnya.
Akhirnya Arka sudah menemukan gadis yang menolong Papi, dan mengajaknya untuk bertemu Papi di rumah sakit. Begitu Arka masuk di ruang inap di depan pintu terlihat berdiri sosok pria tampan, beralis tebal, dan bermata tajam dengan seorang gadis cantik.
Papi tersenyum melihatnya dan menyapa gadis itu, "siapa namamu nak?" tanya Pak Anderson langsung kepada gadis manis bermata sendu.
"Kimberly Alexandria Minha, biasa dipanggil Kimmy, Pak." dengan ramah dan tersenyum manis Kimmy menjawab pertanyaan yang diberikannya.
"Bagaimana keadaan Bapak?" tanya Kimmy.
"Sudah mulai membaik, terima kasih sudah menyelamatkan nyawa saya." ucap Pak Anderson berterima kasih.
"Bagaimana saya membalas kebaikan kamu Kimmy?" tanya Pak Anderson kembali.
"Ah, tidak perlu Pak, saya ikhlas menolong Bapak, syukurlah keadaan Bapak sudah mulai pulih kembali." ucap Kimmy sambil terus tersenyum manis.
"Apakah kamu sudah mempunyai kekasih?" tanya Pak Anderson sangat hati-hati.
Kimmy Menggelengkan kepala sebagai jawaban ke Pak Anderson.
"Di mana orang tuamu nak?" tanya Pak Anderson dengan penuh penasaran.
Wajah Kimmy seketika sedih, Pak Anderson memahami dan mengerti akan keadaan gadis manis berhati malaikat yang ada di depannya.
"Maaf jika pertanyaan Bapak salah." ucap Pak Anderson dengan perasaan bersalah, Kimmy memberikan senyuman sebagai jawaban.
"Oh, iya perkenalkan dia putra Bapak namanya Arkana Andrew Smith." ucap Pak Anderson memperkenalkan Arka putra semata wayangnya yang hanya berdiri diam di samping brankarnya.
Kimmy melirik pria tampan yang berdiri tepat di sebelahnya, dia hanya tersenyum pada Pak Anderson.
Dalam hati Kimmy sangat kesal pada pria tampan dan angkuh di sebelahnya. Bagaimana tidak, tadi saja pria tampan mengajaknya ke rumah sakit dengan paksa tanpa memberitahu alasannya.
"Kamu sudah tahu Nak, apa maksud saya memanggil kamu ke sini?" tanya Pak Anderson pada Kimmy.
Yang di tanya hanya
menggeleng kepala sambil mengeryitkan kening Kimmy tidak mengetahui apa maksud pria tampan itu mengajaknya ke rumah sakit, Pak Anderson mengatur napas pelan.
"Kimmy, mau kah kamu menikah dengan anak semata wayang saya, Arkana Andrew Smith?" tanya Pak Anderson dengan penuh percaya.
Seketika jantung Kimmy berdebar kencang, mendengar tawaran dari Pak Anderson. "astaga apakah suatu lamaran?" batin Kimmy.
"A-apa maksudnya Pak?" tanya Kimmy dengan terbata-bata.
Pak Anderson tersenyum dan mengulangi perkataannya lagi.
"Saya Anderson Willy Smith Papi dari Arkana Andrew Smith melamar kamu untuk di jadikan istri sah dari putra saya seorang CEO dan menjadikan kamu menantu saya, mau kah kamu menerima lamaran ini nak Kimmy?" ucap Pak Anderson mantap tanpa ragu.
Kontan Kimmy terkejut bukan main, jantung Kimmy sudah berdetak tidak normal lagi.
"ma-maksud saya bagaimana mungkin saya harus menikah dengan anak Bapak, sedang saya hanya gadis sederhana yang hanya tamatan SMA, saya hanya seorang pegawai restoran, dan saya juga tidak mengenal anak Bapak." jelas Kimmy masih tidak mempercayai, bagi Kimmy semua ini hanya mimpi seperti cerita dongeng.
Kimmy sadar akan statusnya, karena tidak mungkin seorang pria tampan yang memiliki kehidupan mewah, apalagi seorang CEO di perusahaannya sendiri, pria yang sangat di dambakan kaum hawa di luar sana kaya raya, akan menikah dengan dirinya yang notabennya tidak mampu.
Pak Anderson tersenyum "tidak apa-apa Nak Kimmy, kamu pantas menjadi menantu saya, semua kebutuhan kamu akan terpenuhi." jelas Pak Anderson sambil menatap Kimmy dan Arka bergantian.
Kimmy melirik pada Arka, jantung Kimmy berdetak lebih kencang lagi, mata Elang si pemilik mata itu tidak lepas menatapnya tajam, Kimmy langsung berpaling.
"astaga, tidak mungkin aku akan menikah dengan pria angkuh, dari tatapan dan cara memandang Kimmy seperti ingin membunuh dirinya detik ini juga." batin Kimmy takut.
Pak Anderson mengerti dengan raut wajah Kimmy, bagaimana Arka, kamu bersedia Menikah dengan Kimmy?" tanya Pak Anderson pada Arka yang hanya terdiam.
"YA." jawab Arka ketus.
Kimmy sudah menduga, bahwa Arka juga tidak menginginkan pernikahan ini.
Knop pintu berputar, beberapa orang masuk ke ruang inap. Sebelum Arka pergi menjemput Kimmy, dia sudah terlebih dulu menelpon Isabella untuk membawa penghulu ke rumah sakit
juga beberapa orang untuk dijadikan saksi. Isabella sendiri kaget mendengar perintah sepupunya, begitu Arka menjelaskan semuanya barulah Isabella paham.
Pak Anderson tersenyum melihat beberapa orang yang masuk ke ruang inap di mana dia di rawat insentive di sana. Kimmy masih syok dengan kejadian yang tidak pernah sama sekali dia harapkan, membayangkannya saja tidak pernah semua seperti mimpi bagi dirinya, matanya tidak berkedip sedikit pun, dua orang perawat, Dokter Arga juga Pak RT dan,
"Astaga siapa pria paruh baya yang berpakaian layaknya imam masjid, apakah dia penghulu?" batin Kimmy dengan penuh tanda tanya.