Chereads / Tempat tertinggi / Chapter 24 - Ch 3 : Desa Di Tengah Gurun, Bagian Akhir

Chapter 24 - Ch 3 : Desa Di Tengah Gurun, Bagian Akhir

Siang ini Rudy sedang duduk di atas batu sambil membelakangi sebuah kolam kecil. Yang mana di Kolam kecil tersebut Inara sedang membersihkan dirinya.

Sembari menjaga Inara yang sedang mandi, Rudy merenungkan semua hal yang telah dia saksikan semenjak dia tiba di sisi dunia yang ini. Dia juga memikirkan tentang banyak nya hal yang menggangu pikiran nya tersebut. Karna sejak dia tiba di sisi dunia ini, dia tidak menemukan perbedaan apa pun selain tentang jumlah Mana yang lebih berlimpah jika dibandingkan dengan dunia pusat..

Yah, hanya itu saja.

Rudy merasa janggal dengan situasi di sini, karna semua yang telah dia lihat sampai sekarang jelas jauh dari harapan nya.

"Di mana Monster nya? Terus di mana para Peri? Hhmmmm, sampai sekarang Saya belum melihat satu pun dari mereka! Oh Dewa, tempat ini tidak ada bedanya dengan gurun yang ada di dunia saya sebelumnya, kan? Haaaaaaaaaaaa!" keluh Rudy.

"Berpetualang di sini tidak ada bedanya dengan saat Saya sedang melakukan survey ke lokasi tambang yang baru. Hhhmmmmmmm!" keluh Rudy lagi.

Rudy terus mengeluhkan situasinya saat ini.

Karna menurut apa yang dikatakan oleh Dewa Ildraiz sebelumnya, di sisi dunia yang ini terdapat banyak ManaBeast dan Demon hingga itu bertebaran bebas di Daratan, Lautan, dan juga di Udara! Tapi jelas fakta yang Rudy saksikan sekarang tidak sesuai dengan apa yang telah di katakan Dewa Ildraiz.

Sayangnya Rudy tidak tahu bahwa memang tidak ada ManaBeast dan Demon yang akan menghuni area gurun tanpa kehidupan ini.

Lanjut...

Inara telah selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, tapi entah kenapa dia masih saja berdiri di tepi kolam kecil tersebut. Dia terlihat sibuk melakukan hal-hal yang entah apalah itu.

Tak lama kemudian Inara memanggil-manggil Rudy dari tepian kolam kecil tersebut dengan suara gemercik air yang menjadi latarnya.

"Rud, Rud, lihat ini? Rud?"(Inara)

"Kamu!"(Rudy)

Rudy ingin memarahi Inara, tapi dia segera menghentikan nya dan tetap duduk di atas batu, tidak berani berbalik ke belakang.

Rudy bersimulasi di dalam pikirannya.

"Apakah bocah ini sudah gila? Apa sih yang dia pikirkan menyuruh seorang pria normal seperti Saya untuk melihat dia yang sedang mandi. Ohhhh, tenang Rudy, tenang!"(Isi Pikiran Rudy)

Rudy yang terlalu sibuk dengan renungan nya itu, tidak tahu bahwa Inara sudah menyelesaikan mandinya tersebut.

Jadi nya Rudy mengira kalau Inara sedang menyuruh dia untuk melihatnya mandi. Hal ini jelas membuat Rudy kaget dan tidak mengerti dengan prilaku Inara ini.

"Rud, lihat dulu ke sini. Ini adalah hal yang sangat-sangat menakjubkan!"(Inara)

Inara masih memanggil-manggil Rudy agar dia melihat ke arahnya. Dan tentunya masih dengan suara gemercik air yang menjadi latar.

Tetapi karna Rudy tidak juga merespon nya, Inara pun akhirnya mengambil tindakan.

Kemudian?

"Byurrrrrr..."

Karna guyuran air yang mendadak tersebut, Rudy akhirnya tersadar dari simulasi pikirannya. Kemudian dia pun segera melompat dan berbalik ke arah Inara.

"Hey! Apakah sekarang Kamu seorang Avatar? Apa-apaan ini, hey!"(Rudy)

Rudy yang basah kuyup pun komplain kepada Inara karna telah mengguyur nya dengan air kolam.

"Xixixixiixi, habisnya Kamu tidak menanggapi panggilan Saya. Bagaimana? hebat bukan? Hhhuuu, lihat, sekarang Saya sudah bisa menggunakan Kekuatan psikis Saya. Hemmmm . . . lagian Kamu juga belum mandi, kan? Xixixixixixixi."(Inara)

Yah, sebenarnya saat ini Inara sedang melatih kekuatan psikisnya agar bisa menggerakkan benda-benda lain yang ada disekitarnya. Dan begitulah yang terjadi. Saat ini dia sedang menggerakkan air yang ada di kolam kecil tersebut dan mengarahkannya ke tempat Rudy duduk.

"Pok pok pok pok pok pok pok"

Melihat Inara yang malah bangga dengan apa yang baru saja dilakukannya tersebut, Rudy yang sudah basah kuyup pun bertepuk tangan.

"Oh? Horeeeee. Selamat karna telah berhasil. Selamat."(Rudy)

Lalu Rudy lanjut mengucapkan kata selamat dengan gaya yang canggung untuk merayakan keberhasilan Inara tersebut.

"Ah, sudahlah. Hemmmm!"(Inara)

Inara hanya merespon datar setelah mendengar ucapan selamat yang seadanya dari Rudy. Dia kemudian pergi meninggalkan Rudy dan juga Kolam kecil yang malang itu!

Dan seperti itulah, siang pun berakhir tenang dengan Rudy yang tidak jadi mandi karna kolam kecil yang malang tersebut telah mengering.

=======================

Lanjut ke cerita.

Rudy yang berniat untuk pergi dengan berjalan kaki pun memulai perjalanan lebih awal dari rencana mereka sebelumnya.

"Tut . . . tut . . . tut . . . tut..."(suara panggilan telpon terputus)

"Apa sih yang Kamu lakukan, Rud?"(Inara)

"Ah, ini Saya sedang mencoba apakah ponsel dapat berfungsi juga di sini. Hemmmm?"(Rudy)

"Tentu tidak bisa, kan sekarang kita sedang berada di sisi lain dunia. Huuuuuu, bodoh."(Inara)

"Hehehehe, yah, siapa tahu, kan? Fufufufu."(Rudy)

"Hemmmmmmm."(Inara)

"Sepertinya sebentar lagi kita akan sampai ke pemukiman bob, ehem, pemukiman penduduk yang ada di sini maksudnya. Ehem."(Rudy)

"Eh? Oh, Yaaa."(Inara)

Rudy dan Inara sedang berjalan di area hutan dari Oasis kecil tempat mereka berada saat ini.

Sambil terus berjalan, Rudy masih juga sibuk mengotak-atik ponselnya untuk mencoba apakah itu bisa berfungsi atau tidak, tapi sama seperti sebelumnya, tentu itu tidak akan berfungsi.

Setelah berjalan santai sekitar 2 jam, mereka pun keluar dari hutan dan tiba di area terbuka di mana di sana terdapat reruntuhan bangunan yang setengah hancur yang memenuhi area tersebut.

Setelah mengamati reruntuhan itu sejenak, mereka melanjutkan perjalanan menyusuri area ini dan setelah beberapa menit kemudian, Rudy dan Inara melihat ada dua tumpukan batu yang diletakan sejajar kanan dan kiri seolah itu adalah sebuah gerbang desa.

"Rud, Rud, Lihat itu? Sepertinya ada penjaga di sana."(inara)

Melihat gerbang itu ternyata dijaga oleh dua orang pria bertubuh kekar, Inara pun menarik-narik lengan Rudy, berusaha mengingatkannya.

"Tenang. Ayo kita menyapa Mereka."(Rudy)

Setelah menenangkan Inara, Rudy menggandeng tangan nya, lalu mereka berjalan mendekati kedua penjaga itu.

Ketika kedua penjaga melihat kedatangan Rudy dan Inara dari kejauhan, salah satu dari mereka dengan panik berlari masuk ke dalam area pemukiman sambil berteriak.

"Kepala Suku? Kepala Suku? Uhuk . . . uhuk . . . Utusan Dari Surga datang, Utusan Dari Surga datang. ada 2 orang sekaligus!"(Penjaga)

"Oooooh, ada dua? Puji Dewa! . . . Puji Dewa! Cepat kumpulkan semua orang ke gerbang Desa, sekarang! Kita akan menyambut kedatangan mereka."(Kepala Suku)

"Iya, Kepala Suku. Ayo cepat segera berkumpul, cepat! cepat!"(Penjaga)

Karma teriakan dari si penjaga, sekarang sudah banyak anggota suku yang telah berkumpul karna rasa penasaran.

Lalu setelah penjelasan singkat tentang apa yang terjadi, mereka semua pun pergi berbondong-bondong menuju ke gerbang desa berada.

Di depan gerbang.

Rudy dan Inara telah mendekati penjaga tersebut dan menyapanya.

"Halo? Kami berdua merupakan petualang yang kebetulan melewati daerah ini. Oleh karna itu Kami bermaksud untuk beristirahat di desa ini sejenak."(Rudy)

Rudy berbicara dengan ramah menggunakan bahasa umum.

Yah, karna Rudy sudah tahu bahwa orang-orang di sini juga menggunakan bahasa umum yang sama dengan dia, maka dia pun tanpa ragu langsung menyapa penjaga tersebut.

"Tolong Tuan dan Nona tunggu di sini sebentar, Kepala Suku sebentar lagi akan datang untuk menyambut kalian berdua."(Penjaga-2)

Penjaga itu menjawab sambil membungkuk dengan sangat sopan.

"Eeeh? Yaaa, terima kasih."(Rudy)

Rudy menanggapi penjaga tersebut, kemudian dia dan Inara menunggu di gerbang desa dengan perasaan janggal di hati.

Yah, karna perilaku penjaga ini terhadap mereka berdua terlihat terlalu berlebihan.

Dan tepat saja, tak lama setelah itu, sebuah kerumunan besar orang datang dari dalam Desa!

Berjalan di paling depan ada seorang pria tua dengan tongkatnya, kemudian sedikit dibelakangnya ada juga beberapa pria kekar yang sedikit agak tua juga. Lalu ada juga ibu-ibu, gadis-gadis muda, pria-pria muda, bahkan juga anak-anak berjalan ber-iringan menuju ke arah Rudy dan Inara berada, sekarang.

Rudy yang melihat ini merasa semakin khawatir dengan situasi ini.

Dan setelah kerumunan orang tersebut sampai di depan Rudy dan Inara, mereka semua berlutut secara bersamaan, termasuk si penjaga yang berbicara dengan nya barusan pun ikut berlutut.

Setelag mereka semua berlutut, dengan serentak mereka pun menyambut kedatangan Rudy dan Inara.

"Selamat datang Utusan Dari Surga, maaf atas sambutan kami yang tidak layak ini."(Semua Penduduk)

Karena kejadian ini Rudy pun langsung menganalisis situasi.

"Sudah cukup. Semuanya, silahkan berdiri?"(Rudy)

Rudy menjawab sapaan para penduduk tersebut, seolah ini adalah hal yang biasa.

".....?"(Inara)

Inara yang masih terkejut, menoleh ke arah Rudy, dia bingung bagaimana Rudy bisa dalam sekejap merubah sikapnya seperti sekarang.

Inara hanya bisa diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya, berusaha mengikuti ritme nya Rudy.

Lanjut...

Setelah melihat kerumunan itu sudah berdiri semua, Rudy kembali melanjutkan perkataan nya tersebut.

"Tolong bawa Kami masuk. Dan Siapa yang menjadi pimpinan di sini?"(Rudy)

" Saya, Tuan."(Kepala Suku)

"Oh, tolong Kamu temani Saya dan jelaskan secara perlahan mengenai semua situasi yang ada di sini."(Rudy)

Mendengar perintah Rudy, Kepala Suku maju dan membungkuk, kemudian barulah dia menjawab.

" Ya, Tuan."(Kepala Suku)

Setelah mendengar jawaban dari kepala suku, Rudy pun menganggukkan kepalanya, lalu kepala suku pun membimbing dia dan inara untuk memasuki pemukiman bobrok ini bersamaan dengan semua anggota suku yang mengikuti dari belakang.

Bersambung...