Chereads / Tempat tertinggi / Chapter 28 - Ch 7 : Serangan Bangsa Binatang, Bagian 2

Chapter 28 - Ch 7 : Serangan Bangsa Binatang, Bagian 2

Saat ini Inara masih mengunci pergerakan dari Pria Kepala Banteng di udara. Dia mengerahkan Kekuatan psikisnya hingga urat-urat dikepalanya itu bermunculan dan keringat pun mulai membasahi dahi Inara saat ini.

"Dasar Manusia Hina. Cepat Lepaskan Saya!"

Pria Kepala Banteng itu masih meronta di udara, dia berteriak, mengecam Inara untuk segera melepaskannya.

Tapi Inara tidak memperdulikannya sama-sekali.

Akhirnya Pria Kepala Banteng itu menguatkan lengan kanannya dengan Mana, dia berusaha mengambil kalung yang ada dilehernya. Setelah kalung itu berhasil dia genggam, Pria Kepala Banteng itu segera merapalkan mantra, mengaktifkan Item Sihir tersebut. Lalu seketika tubuhnya mulai terbungkus oleh perisai transparan berbentuk bola, yag mana prisai tersebut melindungi dirinya dari pengaruh kekuatan psikis milik Inara.

Setelah berhasil membebaskan diri, dengan sambil tetap melayang di udara, Pria Kepala Banteng itu tertawa dan mengejek Inara.

"GAHAHAHAHA. Kamu pikir hal seperti itu bisa menghentikan Saya? GAHAHAHAHA, dasar manusia bodoh! Kami juga bisa menggunakan kekuatan dari para Dewa itu, GAHAHAHA."

Pria Kepala Banteng itu terus tertawa mengejek, sambil berkata dengan bangga. Dia sekarang sedang berdiri di udara dengan berpijak pada perisai psikis yang telah melindunginya tersebut.

"Oh? Jadi perisai sebelumnya memanglah kekuatan psikis. Ya, ya, Saya paham sekarang."

Inara yang melihat hal ini hanya berkata dan menganggukkan kepalanya dengan santai. Dia telah mengerti mengenai apa yang telah dilakukan oleh Pria Kepala Banteng. Kemudian Inara mengangkat kedua tangannya, lalu dia mengulurkan tangannya ke arah Pria Kepala banteng itu berada.

Inara kemudian mengancam Pria Kepala Banteng tersebut, tapi kali ini dengan nada yang lebih tenang.

"Kamu pikir dengan perisai psikis itu, Kamu sudah aman?"

"Apa maksud dari perkataan Kamu?"

Pria Kepala Banteng bertanya, karna dia sedikit khawatir setelah melihat kepercayaan diri Inara.

"DASAR BODOH! ITULAH MENGAPA SAPI TETAPLAH SAPI"

Setelah mengatakan kata-kata pelecehan itu, Inara mulai memfokuskan pikirannya. Dia berniat untuk mengerahkan lebih banyak lagi energi psikis yang masih dia tahan sempai sekarang. Kemudian dia mulai membentuk dua buah telapak tangan raksasa dengan kekuatan psikisnya itu. Inara berniat untuk menghancurkan bola perisai yang melindungi Pria Kepala Banteng tersebut.

Kemudian seketika kedua telapak tangan Raksasa itu muncul di samping kanan dan kiri dari Pria Kepala Banteng.

"Benda Apa ini? Hey Manusia? Apa yang mau Kamu lakukan?"

Melihat penampakan dari telapak tangan raksasa itu, Pria Kepala Banteng menjadi panik dan berteriak takut.

Tapi Inara tidak menanggapinya. Dia akan segera menghancurkan bola perisai tersebut. Dan akhirnya kedua telapak tangan raksasa itu mencengkram bola perisai itu dengan keras!

Seketika retakan pun mulai bermunculan pada bola perisai itu.

"Krak . . . Krakkk . . . Krakk..."

"TIDAK! HENTIKAN ITU MANUSIA! Arrghhhhhh Kecurangan macam apa ini?"

Pria Kepala Banteng berteriak panik berusaha untuk menahan cengkraman dari tangan raksasa buatan Inara itu.

Tapi sayangnya, Inara malah semakin mempererat cengkramannya!

"Tash...."

Bola perisai itu pun pecah berkeping-keping dan menghilang. Bahkan permata pada kalung milik Pria Kepala Banteng tersebut pun ikut hancur bersamaan dengan bola perisai tersebut.

Kini kedua telapak tangan raksasa itu mulai mencengkram tubuh milik Pria Kepala Banteng dengan kuat sehingga Pria Kepala Banteng itu kesakitan, dia meronta-ronta berusaha untuk melepaskan dirinya.

"KAMU AKAN MENYESALINYA MANUSIA. CEPAT LEPASKAN SAYA! KALAU TIDAK, TUAN SAYA AKAN DATANG KESINI DAN MENGHANCURKAN KALIAN SEMUA!"

Pria Kepala Banteng itu berteriak dan mengancam Inara. Dia mencoba untuk menakut-nakuti Inara, tapi sayangnya Inara tidak takut dengan ancamannya tersebut.

"Hooooh . . . Mari Kita lihat bagaimana Tuan Kamu akan menolong Kamu."

Inara sudah muak dengan tingkah sombong Pria Kepala Banteng ini. Inara balik mengancam untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

"RASAKAN KEMARAHAN DARI PARA PENDUDUK YANG TELAH KAMU BUNUH!"

Inara yang sudah sangat marah, sekali lagi mengecam Pria Kepala Banteng atas apa yang telah mereka perbuat.

Kemudian Inara mulai merapalkan mantra Level 4 andalannya, bermaksud untuk segera melenyapkan Pria Kepala Banteng ini.

"Dhuh Geni lan Angin nyawiji ing karepku banjur bakal ngobong lan ngobong kabeh perkara sing nyebabake pati. (FireTornado). Dhuh Geni lan Angin nyawiji ing karepku banjur bakal ngobong lan ngobong kabeh perkara sing nyebabake pati. (FireTornado). Dhuh Geni lan Angin nyawiji ing karepku banjur bakal ngobong lan ngobong kabeh perkara sing nyebabake pati. FireTornado..."

"Ding . . . Ding . . . Ding"

"Zzzzziiiiiing"

Dan Seketika, tiga lingkaran sihir besar muncul hampir secara bersamaan di depan Inara. Tiga lingkaran sihir itu saling terpaut satu sama lain dan membentuk sebuah pola baru yang lebih besar, kemudian pola itu bersinar dengan terang dan dari dalamnya muncul sebuah tornado api raksasa yang itu jauh lebih besar dari tornado api miliknya Lucasto.

Yah, karna saat ini Inara juga melakukan TripleCasting Mantra. Dia meniru apa yang pernah Rudy lakukan sehingga ke tiga mantra sihir Level Ke 4 miliknya bergabung menjadi satu, dan itu menciptakan sebuah mantra sihir gabungan yang setara dengan mantra Level Ke 5.

Lucas yang berada di belakang Inara hanya bisa melihatnya dengan mata takjub!

Kemudian tornado api besar itu meluncur deras ke arah Pria Kepala Banteng, dan dengan segera Inara menghapus kedua telapak tangan raksasa yang sedang mencengkram tubuh Pria Kepala Banteng tersebut.

Dan sekarang tornado api itu akan segera melumat habis tubuh dari Pria Kepala Banteng, tapi?

"Amukan Naga Air"

Satu Sosok muncul secara tiba-tiba di depan Pria Kepala Banteng dan langsung merilis Mantra miliknya tepat sebelum tornado api mencapai mereka berdua.

Sosok itu langsung melakukan rapalan yang sangat singkat, dan seketika Lingkaran sihir besar telah bersinar terang di depan mereka, kemudian dari dalam lingkaran sihur itu munculah seekor Naga Air yang langsung saja memblokir Tornado Api milik Inara, dan bentrokan antar dua tipe element sihir pun terjadi.

"Puuuussssssshhhhhhhh"

Bentrokan sihir mereka berdua menyebabkan gelombang uap panas yang menyebar dengan sangat cepat, menyapu ke segala penjuru area dengan cakupan yang luas!

Bahkan uap panas ini hampir saja meliputi keseluruhan dari area pemukiman saat ini.

Siapa sebenarnya Sosok yang muncul secara tiba-tiba ini?

Dan apa yang akan terjadi selanjutnya?

Bersambung...